Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dijaman sekarang ini banyak yang menyebutkan zaman teknologi.


Manusia semakin mudah dalam menggapai keinginan-keinginan dengan
bantuan teknologi khususnya teknologi telekomunikasi, industri,
pertanian, dan lain-lain. Dengan kemajuan diberbagai bidang maka
berpengaruh juga kepada pola pikir masyarakat. Misalknya masalah
makanan dan minuman, banyak orang yang makan atau minum mengikuti
tren sekarang ini. Dan seringkali kita lalai tentang memikirkan halal atau
haram makanan yang kita makan.

Dalam pandangan Islam, makanan dipandang punya nilai ibadah. Islam


sangat memperhatikan persoalan makanan, dan menempatkannya sebagai
kebutuhan pokok yang sangat penting untuk kelangsungan kehidupan manusia.
Sehubungan dengan itu, manusia diperintahkan untuk memakan makanan yang
halal dan baik, dan meninggalkan makanan yang haram. Kita sebagai umat islam
harus berhati-hati memilih makanan, siapa tahu makanan yang kita makan adalah
makanan haram. Maka kita harus memperhatikan terlebih dahulu makanan yang
kita makan.

‫ام ِه‬ َ ‫ان ِإلَ ٰى‬


ِ ‫ط َع‬ ُ ‫س‬َ ‫اْل ْن‬ ُ ‫فَ ْل َي ْن‬
ِ ْ ‫ظ ِر‬
Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya.(QS. Abasa: 24)
Makalah ini akan memberikan penjelasan tentang makanan yang
halal dan yang haram berdasarkan dalil-dalil Al-Qur’an dan Al-Hadist.
Agar dapat mengetahui apakah itu makanan halal atau haram, dan
mengetahui apakah jenis-jenis makanan yang halal dan yang haram itu,
supaya dapat membedakan antara makanan halal dan haram.

1
B. Rumusan masalah
1. Apakah Pengertian Makanan dan Minuman Halal dan Haram itu?
2. Apa Dalil Makanan Halal dan Haram?
3. Bagaimanakah Jenis–Jenis Makanan dan Minuman yang Halal itu?
4. Apakah Manfaat yang Didapat bila Kita Mengkonsumsi Makanan yang Halal?
5. Apakah Bahaya atau Mudharat Mengkonsumsi Makanan dan Minuman yang
Haram?

C. Tujuan makalah
1. Memahami hukum Islam tentang makanan dan minuman.
2. Agar dapat mengetahui apa itu makanan yang halal dan haram beserta jenis-
jenisnya.
3. Agar mengetahui berbagai manfaat mengkonsumsi makanan dan minuman
yang halal.
4. Agar mengetahui dampak-dampak negatif dan bahanyanya makanan yang
haram.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Makanan Halal dan Haram

1. Pengertian makanan halal

Halal berasal dari bahasa arab ( ‫ )الح ال‬yang artinya membebaskan,


memecahkan, membubarkan dan membolehkan. Halal menurut istilah
ialah segala sesuatu yang menyebabkan seseorang tidak dihukum jika
menggunakannya, atau sesuatu yang boleh dikerjakan menurut hukum
syara’.

Jadi pada intinya makanan halal adalah makanan yang baik yang
dibolehkan memakannya menurut ajaran Islam yaitu sesuai dalam Al-
Qur’an dan Al-hadits. Sedangkan pengertian makanan yang baik yaitu
segala makanan yang dapat membawa kesehatan bagi tubuh, dapat
menimbulkan nafsu makan dan tidak ada larangan dalam Al Qur’an
maupun hadits.1

2. Pengertian haram

Kata haram berasal dari bahasa Arab ( ‫ ) حالالر‬yang berarti larangan


(dilarang oleh agama). Termasuk di antara keluasan dan kemudahan
dalam syari’at Islam, Allah Subhanahu wa Ta’ala menghalalkan semua
makanan yang mengandung maslahatdan manfaat, baik yang kembalinya
kepada ruh maupun jasad, baik kepada individu maupun masyarakat.

Demikian pula sebaliknya Allah mengharamkan semua makanan


yang memudhorotkan atau yang mudhorotnya lebih besar dari pada

1
Bahresy, Hussein. 1981, Pedoman Fiqh Islam, Al-Ikhlas, Surabaya, hlm. 303

3
manfaatnya. Hal ini tidak lain untuk menjaga kesucian dan kebaikan hati,
akal, ruh, dan jasad, yang mana baik atau buruknya keempat perkara ini
sangat ditentukan setelah hidayah dari Allah dengan makanan yang
masuk ke dalam tubuh manusia yang kemudian akan berubah menjadi
darah dan daging sebagai unsur penyusun hati dan jasadnya. Jadi
makanan yang haram adalah makanan yang dilarang oleh syara’ untuk
dimakan.

B. Dalil Makanan Halal dan Haram

ْ ‫طا ِع ٍم َي‬
ً‫ط َع ُمهُ ِإ ََّل أ َ ْن َي ُكونَ َم ْيتَة‬ َ ‫ي ُم َح َّر ًما َعلَ ٰى‬َّ َ‫ي ِإل‬
َ ‫وح‬ِ ُ ‫قُ ْل ََل أ َ ِجد ُ فِي َما أ‬
َّ ‫س أ َ ْو ِف ْسقًا أ ُ ِه َّل ِلغَي ِْر‬
‫َّللاِ ِب ِه ۚ فَ َم ِن‬ ٍ ‫أ َ ْو دَ ًما َم ْسفُو ًحا أ َ ْو لَ ْح َم ِخ ْن ِز‬
ٌ ‫ير فَإِنَّهُ ِر ْج‬
‫ور َر ِحي ٌم‬ ٌ ُ‫ط َّر َغي َْر َباغٍ َو ََل َعا ٍد فَإ ِ َّن َرب ََّك َغف‬ ُ ‫ض‬ ْ ‫ا‬
Katakanlah: "Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan
kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak
memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang
mengalir atau daging babi -- karena sesungguhnya semua itu kotor --
atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah. Barangsiapa yang
dalam keadaan terpaksa, sedang dia tidak menginginkannya dan tidak
(pula) melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang". (QS. Al- An’am: 145)

ٌ ‫اب َو ْاْل َ ْز ََل ُ ِر ْج‬


‫س ِم ْن‬ ُ ‫ص‬ َ ‫َيا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا ِإنَّ َما ْالخ َْم ُر َو ْال َم ْيس ُِر َو ْاْل َ ْن‬
َ‫اجت َ ِنبُوهُ لَ َعلَّ ُك ْم ت ُ ْف ِل ُحون‬
ْ َ‫ان ف‬
ِ ‫ط‬ َ ‫ش ْي‬
َّ ‫َع َم ِل ال‬
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar,
berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah,
adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan
itu agar kamu mendapat keberuntungan. (QS. Al-Maidah: 90)

4
ُ ‫ض‬
‫ط ِر ْرت ُ ْم ِإلَ ْي ِه‬ ْ ‫ص َل لَ ُك ْم َما َح َّر َ َعلَ ْي ُك ْم ِإ ََّل َما ا‬
َّ َ‫َوقَ ْد ف‬
“sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan-Nya
atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya”. (QS. Al-An’am:119)

‫ت‬ ُ ‫طيِبًا َو ََل تَت َّ ِبعُوا ُخ‬


ِ ‫ط َوا‬ َ ‫ض َح َ ًَل‬ ُ َّ‫َيا أَيُّ َها الن‬
ِ ‫اس ُكلُوا ِم َّما ِفي ْاْل َ ْر‬
َ ‫ان ۚ إِنَّهُ لَ ُك ْم‬
ٌ ِ‫عد ٌُّو ُمب‬
‫ين‬ َ ‫ش ْي‬
ِ ‫ط‬ َّ ‫ال‬
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah
syaitan. Karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata
bagimu.(QS. Al-Baqarah: 168) 2

C. Jenis-jenis Makanan Halal

Makanan yang halal ialah makanan yang dibolehkan untuk


dimakan menurut ketentuan syari’at Islam. Segala sesuatu baik berupa
tumbuhan, buah-buahan ataupun binatang pada dasarnya adalah hahal
dimakan, kecuali apabila ada nash Al-Quran atau Al-Hadits yang
mengharamkannya. Ada kemungkinan sesuatu itu menjadi haram karena
makanan tersebut mengandung mudharat atau bahaya bagi kehidupan
manusia.3

‫ت‬ ُ ‫طيِبًا َو ََل تَت َّ ِبعُوا ُخ‬


ِ ‫ط َوا‬ َ ‫ض َح َ ًَل‬ ُ َّ‫يَا أَيُّ َها الن‬
ِ ‫اس ُكلُوا ِم َّما فِي ْاْل َ ْر‬
َ ‫ان ۚ ِإنَّهُ لَ ُك ْم‬
ٌ ‫عد ٌُّو ُم ِب‬
‫ين‬ َ ‫ش ْي‬
ِ ‫ط‬ َّ ‫ال‬
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah
syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata
bagimu. (QS. Al-Baqarah: 168).

2
Al-Qur’an dan penerjemahnya, CV penerbit Diponegoro.
3 Qardhawi, Yusuf. 2000, Halal dan Haram, Rabbani Press, jakarta, hlm. 20

5
Dari dua ayat di atas maka jelaslah bahwa makanan yang dimakan oleh
seorang Muslim hendaknya memenuhi 2 syarat, yaitu:
1. Halal, artinya diperbolehkan untuk dimakan dan tidak dilarang oleh
hukum syara’.
2. Baik, artinya makanan itu bergizi dan bermanfaat untuk kesehatan.

Dengan demikian “halal” itu ditinjau dari Islam, sedangkan “baik”


ditinjau dari ilmu kesehatan.

1. Makanan dikatakan halal paling tidak harus memenuhi tiga kriteria:


a. Halal karena dzatnya. Artinya, makanan itu memang tidak dilarang oleh
hukum syara’, seperti nasi, susu, telor, dan lain-lain.
b. Halal cara mendapatkannya. Artinya sesuatu yang halal itu harus diperoleh
dengan cara yang halal pula. Sesuatu yang halal tetapi cara medapatkannya
tidak sesuatu dengan hukum syara’ maka menjadi haramlah ia.
Sebagaimana, mencuri, menipu, dan lain-lain.
c. Halal karena proses/cara pengolahannya. Artinya selain sesuatu yang halal
itu harus diperoleh dengan cara yang halal pula. Cara atau proses
pengolahannya juga harus benar. Hewan, seperti kambing, ayam, sapi, jika
disembelih dengan cara yang tidak sesuai dengan hukum Islam maka
dagingnya menjadi haram. 4

2. Makanan halal dari segi jenis ada tiga:


1. Berupa hewan yang ada di darat5 maupun di laut.
2. Berupa tumbuhan.
Makanan dari tumbuh-tumbuhan tidaklah haram, hanya ada
pengecualiannya, yaitu pada jenis tumbuh-tumbuhan yang bisa
menghilangkan akal/kesadaran, ini hukumnya haram. Misalnya tumbuh-
tumbuhan jenis ganja, dan yang didalamnya terdapat zat untuk
menghilangkan kesadaran.

4
Djakfar, Muhammad. 2009, Hukum Bisnis, UIN Malang Press, malang, hlm. 194
5
‘Hewan darat’ Kecuali hewan buas, hewan bertaring, hewan yang sudah menjadi bangkai, babi, dan sesuatu yang
menjijikkan

6
3. Berupa hasil bumi.
Barang-barang yang berupa hasil dari bumi hukumnya halal.
Seperti garam, tanah liat, dan lain sebagainya. hanya saja kadangkala dari
segi makanan membuat mudharat bagi yang memakannya. Namun
sebagian yang lainnya ada yang wajar-wajar saja. Misalnya garam,
seseorang yang memiliki tekanan darah tinggi tidak diperkenankan makan
yang mengandung garam, karena mengandung mudharat. Tapi untuk yang
sehat, tidak ada masalah.6

3. Makanan yang halal dari usaha yang diperolehnya, yaitu :


1. Halal makanan dari hasil bekerja yang diperoleh dari usaha yang lain
seperti bekerja sebagai buruh, petani, pegawai, tukang, sopir, dll.
2. Halal makanan dari mengemis atau meminta kepada orang lain yang
diberikan secara ikhlas. Namun pekerjaan itu halal, tetapi dibenci Allah.
3. Halal makanan dari hasil sedekah, zakat, infak, hadiah, tasyakuran,
walimah,warisan, wasiat, dll.
4. Halal makanan dari rampasan perang yaitu makanan yang didapat
dalam peperangan (ghoniyah).7

6
Marhijanto, Kholilah. 1994. Pandangan Imam Ghazali Tentang HALAL DAN HARAM, TIGA DUA, Surabaya. hlm. 24
7
Kurnia, Evi, Makanan dan minuman yang halal dan haram dalam Islam, http://www.academia.edu/10031952/

7
D. Jenis-jenis Makanan Haram

Haram artinya dilarang, jadi makanan yang haram adalah makanan yang
dilarang oleh syara’ untuk dimakan. Setiap makanan yang dilarang oleh syara’
pasti ada bahayanya dan meninggalkan yang dilarang syara’ pasti ada faidahnya
dan mendapat pahala.

 Berikut adalah jenis-jenis makanan yang termasuk diharamkan:

a. Berdasarkan dalil Al-Qur’an:

1. Semua makanan yang disebutkan dalam firman Allah surat Al-Maidah


ayat 3 dan Al-An’am ayat 145 :
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan)
yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh,
yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu
menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. (QS.
Al-Maidah: 3)

Katakanlah: “Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku,


sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau
makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi, karena
sesungguhnya semua itu kotor atau binatang yang disembelih atas nama selain
Allah. Barang siapa yang dalam keadaan terpaksa sedang dia tidak
menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka sesungguhnya
Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(QS. Al-An’am: 145)
Dari dua ayat diatas, terdapat beberapa jenis makanan yang diharamkan,
yaitu:
1. Bangkai (kecuali bangkai ikan dan belalang),
2. Darah (kecuali hati dan limpa),
3. Daging babi
4. Daging hewan yang disembelih atas nama selain Allah Swt),

8
5. Binatang yang mati tercekik, terpukul, terjatuh, karena ditanduk
binatang lain, diterkam oleh binatang buas, dan yang disembelih untuk
berhala.

2. Semua makanan yang keji, yaitu yang kotor, menjijikan:


....menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka
segala yang buruk..... (QS. Al-A’raf: 157)

3. Semua jenis makanan yang dapat mendatangkan mudharat terhadap jiwa,


raga, akal, moral dan aqidah. Firman Allah SWT:

‫ت‬ ُ ‫طيِبًا َو ََل تَتَّبِعُوا ُخ‬


ِ ‫ط َوا‬ َ ‫ض َح َ ًَل‬ ُ َّ‫يَا أَيُّ َها الن‬
ِ ‫اس ُكلُوا ِم َّما فِي ْاْل َ ْر‬
َ ‫ان ۚ ِإنَّهُ لَ ُك ْم‬
ٌ ِ‫عد ٌُّو ُمب‬
‫ين‬ َ ‫ش ْي‬
ِ ‫ط‬ َّ ‫ال‬
Hai manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi dan
janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaithan karena sesungguhnya
syaithan adalah musuh yang nyata bagimu. (Al-Baqarah: 168)

ِ ‫وء َو ْالفَ ْحش‬


َّ ‫َاء َوأ َ ْن تَقُولُوا َعلَى‬
َ‫َّللاِ َما ََل ت َ ْعلَ ُمون‬ ِ ‫س‬ُّ ‫إِنَّ َما يَأ ْ ُم ُر ُك ْم بِال‬
Sesungguhnya syaithan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, serta
mengatakan tentang Allah apa yang tidak kamu ketahui. (Al-Baqarah: 168)

4. Makanan yang didapat dengan cara yang tidak halal seperti


makanan hasil curian, rampasan, korupsi, riba dan cara-cara lain
yang dilarang agama:
Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di
antara kamu dengan jalan yang bathil....( QS. Al-Baqarah: 188)
Memakan harta atau milik orang lain secara bathit atau tidak benar
(dalam arti mengambil/mendapatkannya), maka hal itu hukumnya
haram.8

5. Setiap minuman yang memabukkan adalah khamer dan yang setiap


memabukkan adalah haram:

8
Marhijanto, Kholilah. 1994. Pandangan Imam Ghazali Tentang HALAL DAN HARAM, TIGA DUA, Surabaya. hlm. 8

9
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,
(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk
perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan.(QS. Al-Maidah: 90)

b. Bredasarkan dalil hadits

1. Setiap binatang buas, bertaring dan mempunyai cakar untuk


mencengkram:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam, beliau bersabda,

ٌ ‫ب ِم ْن ال ِسبَاعِ فَأ َ ْكلُهُ َح َرا‬


ٍ ‫ُك ُّل ذِي نَا‬
“Setiap binatang buas yang bertaring, maka memakannya adalah haram.” (HR.
Muslim no. 1933)

Dari Abi Tsa’labah, beliau berkata,


ٍ ‫َّللاِ – صلى هللا عليه وسلم – نَ َهى َع ْن أ َ ْك ِل ُك ِل ذِى نَا‬
َ‫ب ِمن‬ ُ ‫أ َ َّن َر‬
َّ َ ‫سو‬
. ِ‫سبَاع‬
ِ ‫ال‬
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang memakan setiap hewan buas
yang bertaring.” (HR. Bukhari no. 5530 dan Muslim no. 1932)

Dari Ibnu ‘Abbas, beliau berkata,


ٍ ‫سلَّ َم َع ْن ُك ِل ذِي نَا‬
‫ب ِم ْن ال ِسبَاعِ َو َع ْن‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َّ ُ ‫سو‬
َ ِ‫َّللا‬ ُ ‫نَ َهى َر‬
َّ ‫ب ِم ْن‬
‫الطي ِْر‬ ٍ َ‫ُك ِل ذِي ِم ْخل‬
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang memakan setiap binatang
buas yang bertaring, dan setiap jenis burung yang mempunyai kuku untuk
mencengkeram.” (HR. Muslim no. 1934)9

2. Bagian berupa daging, tulang atau apa saja yang dipotong dari binatang
yang masih hidup:

9
Fu’ad Abdul Baqi, Syaikh Muhammad. KUMPULAN HADITS SHAHIH BUKHARI MUSLIM-Al-Lu’lu’ wal Marjan,
Insan Kamil.

10
“Daging yang dipotong dari binatang yang masih hidup, maka yang terpotong itu
termasuk bangkai”. (HR. Ahmad)

3. Hewan pemakan kotoran atau najis:

‫ع ْبدَة ُ َع ْن ُم َح َّم ِد ب ِْن إِ ْس َحقَ َع ْن اب ِْن‬ َ ‫ش ْيبَةَ َحدَّثَنَا‬ ُ ‫عثْ َم‬


َ ‫ان ب ُْن أ َ ِبي‬ ُ ‫َحدَّثَنَا‬
َّ ‫صلَّى‬
ُ‫َّللا‬ َّ ُ ‫سو‬
َ ِ‫َّللا‬ ُ ‫ع َم َر قَا َ نَ َهى َر‬ ُ ‫أ َ ِبي ن َِجيحٍ َع ْن ُم َجا ِه ٍد َع ْن اب ِْن‬
‫سلَّ َم َع ْن أ َ ْك ِل ْال َج َّ لَ ِة َوأ َ ْل َبانِ َها‬
َ ‫َعلَ ْي ِه َو‬
“Telah menceritakan kepada kami Utsman bin Abu Syaibah telah menceritakan
kepada kami ‘Abdah dari Muhammad bin Ishaq dari Ibnu Abu Najih dari
Mujahid dari Ibnu Umar ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
melarang makan hewan Jallalah10 dan meminum susunya.” (HR. Abu Dawud no.
3291)11

E. Manfaat Makanan Halal

 Seseorang yang sudah terbiasa mengonsumsi makanan yang halal, maka


dirinya akan memperoleh manfaat, di antaranya adalah:
a. Membawa ketenangan hidup dalam kegiatan sehari-hari
b. Dapat menjaga kesehatan jasmani dan rohani.
c. Mendapat perlindungan dari Allah SWT.
d. Mendapatkan iman dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
e. Rezeki yang diperolehnya membawa barokah dunia akhirat
f. Mendapat ridha Allah SWT. Karena memilih jenis makanan dan minuman
yang halal dan di ridhai Allah SWT
g. Memiliki akhlaqul karimah karena telah menaati perintah Allah SWT
sekaligus terhindar dari akhlak madzmumah (tercela)

 Dampak makanan halal terhadap perilaku:

10
‘jallalah’. Menurut mayoritas ulama', Jallalah adalah jenis hewan pemakan benda najis, baik itu merupakan kebanyakan
makanannya atau tidak, sebab yang menjadi illat kenajisannya adalah bau busuk yang ditimbulkan dari najis yang dimakan.
Jadi, kalau tercium bau busuknya maka termasuk jallalah dan jika tidak terdapat baunya, maka tidak termasuk jallalah.
11
Al-Albani, Muhammad Nashiruddin. Shahih Sunan Abu Daud(jilid 2), Pustaka Azzam.

11
1. Menjaga keseimbangan suci (fitrah) manusia.

َ‫صا ِل ًحا ۚ ِإنِي ِب َما ت َ ْع َملُون‬


َ ‫ت َوا ْع َملُوا‬ َّ َ‫س ُل ُكلُوا ِمن‬
ِ ‫الط ِيبَا‬ ُّ ‫يَا أَيُّ َها‬
ُ ‫الر‬
‫َع ِلي ٌم‬
Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal
yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS.
Al-Mukminun: 51)
Ayat tersebut sangat menganjurkan manusia untuk selalu mencermati
dengan sungguh-sungguh terhadap konsumsinya sebelum ia melakukan
perbuatan-perbuatan yang segaris dengan nilai-nilai fitrah.

2. Tumbuh sikap juang tinggi dalam menegakkan ajaran Allah dan Rasul-
Nya. Bagi orang yang selalu mengusahakan untuk menjaga makanannya
dari yang haram berarti ia telah berjuang di jalan Allah dengan derajat
yang tinggi. Sabda Nabi SAW:
Barang siapa yang berusaha atas keluarganya dari barang halalnya, maka ia
seperti orang yang berjuang di jalan Allah. Dan barangsiapa menuntut dunia
akan barang halal dalam penjagaan, maka ia berada di dalam derajat orang-
orang yang mati syahit. (HR. Tharbrani dari Abu Hurairah)

3. Dapat membersihkan hati dan menjaga lisan dari pembicaraan yang tidak
perlu. Makanan halal yang dikonsumsi akan tumbuh dan berkembang
menjadi daging bersama meningkatnya kualitas kesalehan, baik lahir
maupun batin. Sebagaimana Nabi bersabdah:
Barangsiapa makan makanan halal empat puluh hari, maka Allah menerangi
hatinya dan Dia alirkan sumber-sumber hikmah dari hatinya dan lisannya. (HR.
Abu Nuaim dari Abu Ayub)

4. Menumbuhkan kepercayaan diri dihadapan Allah SWT. Orang yang


selalu mengkonsumsi makanan halal, maka dengan sendirinya akan

12
menambah keyakinan diri bahwa Allah dekat dengan kita yang selalu
mendengarkan permintaan do’a kita. Sabda Rasulullah SWA:
Bahwasannya Sa’ad mohon kepada Rasulullah SAW untuk memohonkan kepada
Allah SWT untuk menjadikannya (Sa’ad) diperkenankan do’anya. Lalu Beliau
bersabdah, “Baikkanlah makananmu maka do’amu diperkenankan.” (HR.
Thabrani dari Ibnu Abas)12

F. Mudharat Makanan Haram

Sebagai seorang mu'min harus lebih selektif memilih makanan agar


senantiasa yang masuk dalam konsumsi kita berasal dari hal-hal yang halal dan
baik, karena konsumsi makanan yang haram sangat merugikan seorang mu'min
bagi kehidupan di dunia dan di akhirat, sebagaimana sabda Rosulullah SAW :

ُ َّ‫ت ِمنَ ْال َح َرا ِ فَالن‬


(‫ار أ َ ْولَى بِ ِه (أخرجه الترمذي‬ َ َ‫ُك ُّل لَ ْح ٍم نَب‬
"Setiap daging yang tumbuh dari perkara yang haram, maka neraka lebih
pantas denganya". (H.R. Tirmidzi)

 Akibat dari makanan yang haram diantaranya:

1. Amal ibadahya tidak akan diterima


Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya,”Sesungguhnya
Allah Maha Baik dan Dia tidak menerima kecuali yang baik (halal)” (H.R.
Muslim)

2. Tidak terkabulnya do’a.

12
Al-Asyhar, Thobieb. 2003. BAHAYA MAKANAN HARAM Bagi Kesehatan Jasmani dan Kesucian Rohan. AL-
MAWARDI PRIMA, Jakarta. Hlm. 86

13
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menceritakan tentang seroang laki-laki yang telah
lama berjalan karena jauhnya jarak yang ditempuhnya. Sehingga rambutnya kusut,
masai dan berdebu. Orang itu mengangkat tangannya ke langit seraya berdo'a:
"Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku." Padahal, makanannya dari barang yang haram,
minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram dan diberi makan
dengan makanan yang haram, maka bagaimanakah Allah akan mengabulkan
do'anya?."

3. Mencampakkan Pelakunya ke Neraka


”Tidak akan masuk surga daging yang tumbuh dari (makanan) yang haram (dan)
neraka lebih layak baginya” (H.R. Ahmad)

4. Tidak diterimanya harta yang haram meskipun diinfakkan/dibelanjakan


dalam ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla.
“Sesungguhnya Allah Maha Baik dan Dia tidak menerima kecuali yang baik
(halal)”(H.R. Muslim)
Imam Sufyan ats-Tsauri rahimahullah berkata, ”Barangsiapa yang
menginfakkan (harta) yang haram dalam ketaatan (kepada Allah), maka
dia seperti orang yang membersihkan (mencuci) pakaian dengan air
kencing, padahal pakaian tidak dapat dibersihkan kecuali dengan air (yang
bersih dan suci), (sebagaimana) dosa tidak dihapuskan kecuali dengan
(harta) yang halal”13

5. Menimbulkan permusuhan dan kebencian.

‫ت‬ ُ ‫طيِبًا َو ََل تَت َّ ِبعُوا ُخ‬


ِ ‫ط َوا‬ َ ‫ض َح َ ًَل‬ ُ َّ‫َيا أَيُّ َها الن‬
ِ ‫اس ُكلُوا ِم َّما فِي ْاْل َ ْر‬
َ ‫ان ۚ ِإنَّهُ لَ ُك ْم‬
ٌ ‫عد ٌُّو ُم ِب‬
‫ين‬ َ ‫ش ْي‬
ِ ‫ط‬ َّ ‫ال‬
Hai manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi dan
janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaithan karena sesungguhnya
syaithan adalah musuh yang nyata bagimu. (Al-Baqarah: 168)

ِ ‫وء َو ْالفَ ْحش‬


َّ ‫َاء َوأ َ ْن تَقُولُوا َعلَى‬
َ‫َّللاِ َما ََل ت َ ْعلَ ُمون‬ ِ ‫س‬ُّ ‫ِإنَّ َما َيأ ْ ُم ُر ُك ْم ِبال‬

13
Imam adz-Dzahabi. AL-KABA’IR Dosa-dosa besar. Pustaka arafah. hlm. 118.

14
Sesungguhnya syaithan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, serta
mengatakan tentang Allah apa yang tidak kamu ketahui. (Al-Baqarah: 168)

6. Terhalangnya seseorang melakukan amal shaleh, sebagaimana mengkonsumsi


harta yang halal merupakan sebab yang memotivasi manusia untuk beramal
shaleh.

‫صا ِل ًحا ۚ ِإنِي ِب َما ت َ ْع َملُونَ َع ِلي ٌم‬


َ ‫ت َوا ْع َملُوا‬ َّ َ‫س ُل ُكلُوا ِمن‬
ِ ‫الط ِي َبا‬ ُّ ‫َيا أَيُّ َها‬
ُ ‫الر‬
Wahai rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik (halal), dan kerjakanlah
amal yang shaleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan. (QS. Al-Mu'minuun: 51)
Ayat ini menunjukkan bahwa mengkonsumsi makanan yang halal
merupakan sebab yang mendorong manusia untuk beramal shaleh dan
sebab diterimanya amal shaleh tersebut.

7. Makan yang haram dapat membahayakan kesehatan. Misalnya pada bangkai,


sudah jelas kalau bangkai itu banyak mudharat didalamnya karena bangkai
adalah media pertumbuhan kuman. Lalu ada juga daging babi yang
mengandung banyak cacing berbahaya bagi kesehatan. Dan banyak lagi yang
dapat membahayakan kesehatan.14

8. Makanan dan minuman haram bisa merusak jiwa (terutama minuman keras
yang mengandung alkohol), seperti:
a. Kecerdasan menurun.
b. Cenderung lupa dan melakukan hal-hal yang negatif.
c. Senang menyendiri dan melamun.
d. Semangat kerja berkurang. 15

14
Rumah sehat afiat’s blog, Bahaya makanan haram bagi kesehatan.
https://rumahsehatafiat.wordpress.com/2010/05/09/bahaya-makanan-haram-bagi-kesehatan/
15
Ali Hasan, Perbandingan Mahzab Fiqh.( Jakarta : PT Raja Grafindo,2000)hlm.173

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pemaparan makalah ini, maka kami dapat menyimpulkan diantaranya:


1. Makanan halal adalah makanan yang baik yang dibolehkan memakannya
menurut ajaran Islam yaitu sesuai dalam Al-Qur’an dan Al-hadits.
2. Makanan haram adalah makanan yang dilarang oleh syara’ untuk dimakan
menurut pandangan islam.
3. makanan yang dimakan oleh seorang Muslim hendaknya memenuhi 2 syarat,
yaitu: Halal dan Baik.
4. Makanan dikatakan halal paling tidak harus memenuhi tiga kriteria:
a. Halal karena dzatnya.
b. Halal cara mendapatkannya.
c. Halal karena proses/cara pengolahannya.
5. Makanan halal dari segi jenis ada tiga:
a. Berupa hewan
b. Berupa tumbuhan.
c. Berupa hasil bumi/tambang.
6. Makanan yang halal dari usaha yang diperolehnya, yaitu :
a. Halal makanan dari hasil bekerja.
b. Halal makanan dari mengemis atau meminta kepada orang lain.
c. Halal makanan dari hasil sedekah, zakat, infak, hadiah, dan lain-lain.
d. Halal makanan dari rampasan perang.
7. Jenis-jenis makanan haram berdasarkan dalil Al-Qur’an:
a. Semua makanan yang disebutkan dalam firman Allah surat Al-Maidah
ayat 3 dan Al-An’am ayat 145 :
b. Semua makanan yang keji, yaitu yang kotor, menjijikan.
c. Semua jenis makanan yang dapat mendatangkan mudharat terhadap jiwa,
raga, akal, moral dan aqidah. Firman Allah SWT:
d. Makanan yang didapat dengan cara yang tidak halal seperti makanan hasil
curian, rampasan, korupsi, riba dan cara-cara lain yang dilarang agama.
e. Setiap minuman yang memabukkan adalah khamer dan yang setiap
memabukkan adalah haram.

8. Jenis-jenis makanan haram berdasarkan dalil hadits

16
a. Setiap binatang buas, bertaring dan mempunyai cakar untuk
mencengkram.
b. Bagian berupa daging, tulang atau apa saja yang dipotong dari binatang
yang masih hidup.
c. Hewan pemakan kotoran atau najis.
9. Manfaat Makanan Halal.
a. Membawa ketenangan hidup dalam kegiatan sehari-hari.
b. Dapat menjaga kesehatan jasmani dan rohani.
c. Mendapat perlindungan dari Allah SWT.
d. Mendapatkan iman dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
e. Rezeki yang diperolehnya membawa barokah dunia akhirat.
f. Mendapat ridha Allah SWT. Karena memilih jenis makanan dan minuman
yang halal dan di ridhai Allah SWT.
g. Memiliki akhlaqul karimah karena telah menaati perintah Allah Swt
sekaligus terhindar dari akhlak madzmumah (tercela)
10. Akibat dari makanan yang haram diantaranya:
a. Amal ibadahya tidak akan diterima.
b. Tidak terkabulnya do’a.
c. Mencampakkan Pelakunya ke Neraka.
d. Tidak diterimanya harta yang haram meskipun diinfakkan/dibelanjakan
dalam ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla.
e. Menimbulkan permusuhan dan kebencian.
f. Terhalangnya seseorang melakukan amal shaleh, sebagaimana
mengkonsumsi harta yang halal merupakan sebab yang memotivasi
manusia untuk beramal shaleh.
g. Makan yang haram dapat membahayakan kesehatan.
h. Makanan dan minuman haram bisa merusak jiwa (terutama minuman
keras yang mengandung alkohol).

B. Saran

Demikianlah makalah yang dibuat ini, semoga bermanfaat dan menambah


pengetahuan para pembaca. Sebagai manusia biasa tak luput dari kesalahan, maka
dari pemaparan makalah ini, mohon kritikan dan masukannya, karena akan
membantu buat kedepannya nanti.

17
DAFTAR PUSTAKA

Al-Albani, Muhammad Nashiruddin. Shahih Sunan Abu Daud(jilid 2), Pustaka


Azzam
Al-Asyhar, Thobieb. 2003. BAHAYA MAKANAN HARAM Bagi Kesehatan
Jasmani dan Kesucian Rohan. AL-MAWARDI PRIMA, Jakarta.
Al-Qur’an dan penerjemahnya, CV penerbit Diponegoro.
Ali Hasan. 2000. Perbandingan Mahzab Fiqh. PT Raja Grafindo, Jakarta
Bahresy, Hussein. 1981. Pedoman Fiqh Islam. Al-Ikhlas, Surabaya
Djakfar, Muhammad. 2009. Hukum Bisnis. UIN Malang Press, malang
Fu’ad Abdul Baqi, Syaikh Muhammad. KUMPULAN HADITS SHAHIH
BUKHARI MUSLIM-Al-Lu’lu’ wal Marjan. Insan Kamil
Imam adz-Dzahabi. AL-KABA’IR Dosa-dosa besar. Pustaka arafah.
Marhijanto, Kholilah. 1994. Pandangan Imam Ghazali Tentang HALAL DAN
HARAM, TIGA DUA, Surabaya.
Qardhawi, Yusuf. 2000, Halal dan Haram, Rabbani Press, jakarta,

Rumah sehat afiat’s blog. Bahaya makanan haram bagi kesehatan.


https://rumahsehatafiat.wordpress.com/2010/05/09/bahaya-makanan-haram-
bagi-kesehatan/
Kurnia, Evi. Makanan dan minuman yang halal dan haram dalam Islam.
www.academia.edu/10031952/

18

Anda mungkin juga menyukai