Analisis Ayat Ctu Sem2 Arif
Analisis Ayat Ctu Sem2 Arif
ANALISIS AYAT:
(Sesungguhnya Allah menyuruh kamu untuk menyampaikan
amanat) artinya kewajiban-kewajiban yang dipercayakan dari
seseorang (kepada yang berhak menerimanya) ayat ini turun ketika
Ali r.a. hendak mengambil kunci Kakbah dari Usman bin Thalhah Al-
Hajabi penjaganya secara paksa yakni ketika Nabi saw. datang ke
Mekah pada tahun pembebasan. Usman ketika itu tidak mau
memberikannya lalu katanya, "Seandainya saya tahu bahwa ia
Rasulullah tentulah saya tidak akan menghalanginya." Maka
Rasulullah saw. pun menyuruh mengembalikan kunci itu padanya
seraya bersabda, "Terimalah ini untuk selama-lamanya tiada putus-
putusnya!" Usman merasa heran atas hal itu lalu dibacakannya ayat
tersebut sehingga Usman pun masuk Islamlah. Ketika akan
meninggal kunci itu diserahkan kepada saudaranya Syaibah lalu
tinggal pada anaknya. Ayat ini walaupun datang dengan sebab
khusus tetapi umumnya berlaku disebabkan persamaan di
antaranya (dan apabila kamu mengadili di antara manusia) maka
Allah menitahkanmu (agar menetapkan hukum dengan adil.
Sesungguhnya Allah amat baik sekali) pada ni`immaa diidgamkan
mim kepada ma, yakni nakirah maushufah artinya ni`ma syaian atau
sesuatu yang amat baik (nasihat yang diberikan-Nya kepadamu)
yakni menyampaikan amanat dan menjatuhkan putusan secara adil.
(Sesungguhnya Allah Maha Mendengar) akan semua perkataan (lagi
Maha Melihat) segala perbuatan.
ANALISIS AYAT:
(Maka berkat) merupakan tambahan (rahmat dari Allah kamu
menjadi lemah lembut) hai Muhammad (kepada mereka) sehingga
kamu hadapi pelanggaran mereka terhadap perintahmu itu dengan
sikap lunak (dan sekiranya kamu bersikap keras) artinya akhlakmu
jelek tidak terpuji (dan berhati kasar) hingga kamu mengambil
tindakan keras terhadap mereka (tentulah mereka akan
menjauhkan diri dari sekelilingmu, maka maafkanlah mereka) atas
kesalahan yang mereka perbuat (dan mintakanlah ampunan bagi
mereka) atas kesalahan-kesalahan itu hingga Kuampuni (serta
berundinglah dengan mereka) artinya mintalah pendapat atau buah
pikiran mereka (mengenai urusan itu) yakni urusan peperangan dan
lain-lain demi mengambil hati mereka, dan agar umat meniru sunah
dan jejak langkahmu, maka Rasulullah saw. banyak bermusyawarah
dengan mereka. (Kemudian apabila kamu telah berketetapan hati)
untuk melaksanakan apa yang kamu kehendaki setelah
bermusyawarah itu (maka bertawakallah kepada Allah) artinya
percayalah kepada-Nya. (Sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang bertawakal) kepada-Nya.
س ِط ْ ۞ ي َا أ َي ُّ َه ا ال َّ ِذ ي َن آ َم ن ُوا كُ ون ُوا ق َ َّو ا ِم ي َن بِالْ ِق
ع ل َ ٰى أ َنْ ف ُ ِس كُ ْم أ َ ِو الْ َو ا ِل د َي ِْن
َ شُ َه د َا َء ِ َّّلِل ِ َو ل َ ْو
اّلِل ُ أ َ ْو ل َ ٰى
َّ َ ير ا ف ً َو ْاْل َقْ َر بِي َن ۚ إِ ْن ي َكُ ْن غَ نِي ًّا أ َ ْو ف َ ِق
بِ ِه َم ا ۚ ف َ ََل ت َت َّبِع ُوا الْ َه َو ٰى أ َ ْن ت َعْ ِد ل ُوا ۚ َو إِ ْن
َّللا َ كَ ا َن بِ َم ا ت َعْ َم ل ُو َن َّ ض وا ف َإ ِ َّن ُ ت َلْ ُو وا أ َ ْو ت ُعْ ِر
ً َِخ ب
ير ا
AN-NISA’: 135
ANALISIS AYAT:
(Hai orang-orang yang beriman! Hendaklah kamu menjadi penegak)
atau benar-benar tegak dengan (keadilan) (menjadi saksi) terhadap
kebenaran (karena Allah walaupun) kesaksian itu (terhadap dirimu
sendiri) maka menjadi saksilah dengan mengakui kebenaran dan
janganlah kamu menyembunyikannya (atau) terhadap (kedua ibu
bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia) maksudnya orang yang
disaksikan itu (kaya atau miskin, maka Allah lebih utama bagi
keduanya) daripada kamu dan lebih tahu kemaslahatan mereka.
(Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu) dalam kesaksianmu
itu dengan jalan pilih kasih, misalnya dengan mengutamakan orang
yang kaya untuk mengambil muka atau si miskin karena merasa
kasihan kepadanya (agar) tidak (berlaku adil) atau menyeleweng
dari kebenaran. (Dan jika kamu mengubah) atau memutarbalikkan
kesaksian, menurut satu qiraat dengan membuang huruf wawu yang
pertama sebagai takhfif (atau berpaling) artinya enggan untuk
memenuhinya (maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan) hingga akan diberi-Nya balasannya.