Anda di halaman 1dari 11

GASTROENTERITIS

Nama kelompok :
1. Dziky arif s
2. Faishal fahmi m
3. Samsul bahri

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
2017/2018
Pengertian Gastroenteritis

Gastroenteritis adalah peradangan pada mucosa lambung dan usus halus


(lewis, 2000). Gastroenteritis adalah inflamasi mebran-membran mukosa lambung
dan usus halus yang ditandai dengan muntah-muntah dan diare yang berakibat
kehilangan cairan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gejala keseimbangan
elektrolit (Cecyly, 2002). Menurut (Ardiansah, 2012) gastroenteritis adalah radang
pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare, dengan atau tanpa disertai
muntah, dan sering kali disertai peningkatan suhu tubuh.

Etiologi

Etiologi menurut (Sudoyo, 2009)

1. Faktor infeksi
a) Infeksi internal : infeksi saluran pencernaan makanan akibat utama
penyebab diare pada anak. Meliputi infeksi internal sebagai berikut :
1. infeksi bakteri : vibrio, ecoly, salmonella, shigella dan aeromonas
2. infeksi virus : entero virus (virus echo, virus coxsakria,
poliomyelitis)
3. infeksi parasit:cacing ( ascaris, tricuris, yuris) protozoa, jamur
b) Infeksi parental : ialah infeksi diluar alat pencernaan seperti tongilitis,
dan ensefalitis
2. Faktor malabsorpsi
a) Malabsorpsi karbohidrat
b) Malabsorpsi lemak
c) Malabsorpsi protein
3. Faktor makanan, seperti makanan basi atau makanan beracun
4. Faktor psikologis, seperti rasa cemas dan takut yang berlebihan

Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis klien dengan gangguan gastroenteritis menurut
(Cecyly, 2002) adalah:
1. Diare yang berlangsung lama (bethari-hari atau berminggu-minggi) baik
secara menetap atau berulang-ulang penderita akan mengalami berat badan
2. BAB kadang bercampur dengan darah
3. Tinja yang berbuih
4. Konsistensi tinja tampak berlendir
5. Tinja dengan konsistensi encer bercampur dengan lemak
6. Penderita merasakan sakit perut
7. Rasa kembung
8. Mual, kadang-kadang sampe muntah
9. Kadang-kadang demam

Klasifikasi
Klasifikasi gastroenteritis menurut depkes RI 1999, diare diklasifikasikan menjadi
diare akut dan diare kronis.

1. Diare akut adalah diare yang serangannya tiba-tiba dan berlangsung kurang
dari 14 hari. Diare akut diklasifikasikan kembali secara klinis menjadi:
a) Diare non-inflamsi
Diare ini disebabkan oleh enterotoksin dan menyebabkan diare
menjadi cair dengan volume besar tanpa lendir dan darah. Keluhan
abdomen jarangn terjadi atau bahkan tidak sam sekali. Dehidrasi cepat
terjadi apabila tidak mendapatkan cairan yang sesuai dengan pengganti.
Tidak ditemukan leukosit pada pemeriksaan feses rutin.

b) Diare inflamasi
Disebabkan oleh invasi bakteri dan pengeluaran sitotoksin di
kolon. Gejala klinis ditandai dengan adanya mulas dengan sampai nyeri
kolik, mual, muntah, demam, tenesmus, tanda dan gejala dehidrasi.
Secara mikroskopis terdapat klendir dan darah pada pemeriksaan feses
rutin dan secara mikroskopis terdapat sel leukosit polimorphonuklear.
1. Diare kronis berlangsung lebih dari 14 hari dan diklasifikasikan
kembali secara klinis menjadi
a. Diare sekresi
Yaitu diare dengan volume feses banyak yang biasanya
disebabkan oleh gangguan transport elektrolit akibat
peningkatan produksi dan sekresi air dan elektrolit namun
kemampuan absorpsi mukosa kedalam usus menurun.
Penyebabnya adalah toksin bakteri seperti toksin kolera,
pengaruh garam empedu, asam lemak rantai pendek, laksatif
non osmotik dan hormon intestinal

b. Diare Osmotik
Terjadi bila terdapat partikel yang tidak dapat di
abrsopsi oleh usus sehingga osmoralitas lumen meningkat dan
air tertarik dari dalam plasma ke lumen usus sehingga terjadi
diare. Misalnya malabsorbsi karbohidrat akibat difisiensi
laptase atau akibat garam magnesium

c. Diare eks datif


Inflamasi akan mengakibatkan kerusakan mukosa baik
usus halus maupun usus besar. Inflamasi dan eksudat dapat
terjadi akibat infeksi bakteri atau bersifat non infeksi seperti
gluten sensitif, enteropathy inflammatory bowel disease atau
pengakibat radiasi. Kelompok lain akibat gangguan motilitas
yang mengakibatkan waktu transit makanan dan minuman di
usus menjadi lebih cepat.

Ptofisiologi
Gastroenteritis dapat terjadi akibat masuknya mikroorganisme hidup
ke dalam usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung.
Mikroorganisme tersebut berkembang baik, kemudian mengeluarkan toksin
dan akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan
menimbulkan diare. Mikroorganisme memproduksi toksin. Enterotoksin
yang diproduksi agen bakteri (seperti Ecoly dan Fibrio cholera) akan
memberikan efek langsung dalam peningkatan pengeluaran sekresi air ke
dalam lumen gastrointestinal. Beberapa agen bakteri bisa memproduksi
sitotoksin (seperti shigella dysenteriae, vibrio parahaemolitikus, clostridium
difficile, enterohemorrhagic E.coli) yang menghasilkan kerusakan sel-sel
mukosa, serta menyebabkan feses bercampur darah dan lendir bekas sisa
sel-sel yang terinflamasi. Invasi enterosit dilakukan beberapa mikroba
seperti Shigella, organisme campylobacter, dan enterovasif E.coly yang
menyebabkan terjadinya dekstruksi, sera inflamasi (Jones, 2003)
Pada manifestasi lanjut ari diare dan hilangnya cairan, elektrolit
memberikan manifestasi pada ketidakseimbangan asam basa (metabolit
asidosis). Hal ini terjadi karena kehilangan Na bikarbonat bersama feses.
Metabolisme lemak tidak sempurna sehingga benda kotor tertimbun dalam
tubuh dan terjadinya penimbunan asam laktat karena adanya anoreksia
jaringan. Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak
dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria atau anuria ) dan terjadinya
pemindahan ion Na dari cairan ekstra seluler ke dalam cairan intraseluler
(levine, 2009)
Respon patologis penting dari gastroenteritis dengan diare berat
adalah dehidrasi, yaitu gangguan dalam keseimbangan air yang disebabkan
output melebihi intake. Meskipun yang hilang adalah cairan tubuh, tetapi
dehidrasi juga disertai gangguan elektrolit (Prescilla, 2009)

Masukan makanan/minuman yang terkontaminasi


Infeksi pada mukosa usus

Makanan/zat tidak Menimbulkan


dapat diserat, mekanisme tubuh
Menimbulkan rangsangan
untuk mengeluarkan
Tekanan osmotik dalam tertentu yaitu:
toksin
rongga usus meninggi, menimbulkan mekanisme
tubuh untuk
Terjadi pergeseran air & mengeluarkan tosin
elektrolit ke dalam Peningkatan gerakan
rongga usus usus (hiperperistaltik)

Isi rongga usus yang Peningkatan sekresi air


berlebihan akan dan elektrolit ke dalam
merangsang usus untuk rongga usus Berkurangnya
kesempatan usus untuk
mengeluarkannya
menyerap makanan

Diare

Banyak kehilangan elektrolit dan cairan

Resiko kekurangan cairan & elektrolit Gangguan kenyamanan


Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratoorium penting artinya dalam menegakkan
diagnosa yang tepat sehingga tepat juga dalam memberi obat. Adapun
pemeriksaan yang perlu dikerjakan adalah :
1. Pemeriksaan feses
Tes tinja untuk mengetahui makroskopis dan
mikroskopis, biarkan kuman untuk mengetahui kuman
penyebab, tes resistensi terhadap berbagai antibiotik serta untuk
mengetahui PH dan kadar gula jika diduga ada intoleransi
glukosa.
2. Pemeriksaan darah
Darah parifer lengkap, analisa darah dan elektrolit
(terutama Na, Ca, K , dan P serum pada diare yang disertai
kejang), anemia dan dapat terjadi karena malnutrisi atau
malabsorpsi tekanan fungsi sumsum tulang (proses inflamasi
kronis) peningkatan sel-sel darah putih, pemeriksaan kadar
ureum dan creatinin darah untuk mengetahui faalginjal
3. Pemeriksaan elektrolit tubuh
Untuk mengetahu kadar natrium, kalium, kalsium dan
bikarbonat
4. Duodenal intubation
Untuk mengetahui penyebab secara kuantitatif dan
kualitatif terutama pada diare kronik.

Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan medis
Menurut supartini (2004) penatalaksanaan medis terhadap pasien
gastroenteristis meliputi:

a) pemberian cairan
Pemberi cairan pada pasien gastroenteristis dan memperhatikan derajat
dehidrasinya dan keadaan umum
1. Pemberian cairan
pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan yang diberikan
peroral berupa cairan yang berisikan NaCL dan Na HCO3, KCL dan
glukosa untuk diare akut
2. Cairan parenteral
Sebenarnya ada beberapa jenis cairan yang diperlukan sesuai
kebutuhan pasien, tetapi semuanya itu tergantung tersedianya cairan
setempat. Pada cairan pringer laktat diberikan tergantung berat atau
ringan dehidrasi, yang diperhitungkan dengan kehilangan cairan
sesuai dengan umur dan berat badanya
a) Dehidrasi ringan
1 jam pertama 25-50 ml/kg BB/hari, kemudian 125ml/kgBB/oral
b) dehidrasi sedang
1 jam pertama 50-100 ml/kgBB/oral kemudian
125ml/kgBB/hari
c) Dehidrasi berat
1 jam pertama 20 ml/kgBB/jam atau 5 tetes/kgBB/menit, 16 jam
berikutnya 105 ml/kgBB oralit peroral
3. Obat-obatan
Prinsip pengobatan diare adalah mengganti cairan yang hilang
melalui tinja dengan tanpa mutah dengan cairan yang mengandung
elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain.
a) Obat anti sekresi
Asetosal sosis 25 mg/ch dengan doosis minimum 30mg.
Klorpomozin dosis 0,5-1mg/kg/BB/har
b) Obat spasmolitik
Umumnya obat spasmolitik seperti papaverin estrak
deladora, opium loperamia tidak di gunakan untuk
mengatasu diare akut lagi , obat pengeras tinja seperti kaolin,
pectin, charcoal, tabonal, tidak ada manfaatnya untu
mengatasi diare sehingga tidak di berikan lagi
c) Antibiotik
Umumnya antibiotik diberikan bila tidak ada penyebab yang
jelas. Bila penyebabnya kolera, diberikan tetrasiklin 25-
50mg/kg/BB/hari. Antibiotik juga diberikan bila terdapat
penyakit seperti OMA, faringitis,
bronchitis/bronkopeneumenia
2. Penatalaksanaaan keperawatan
a) Rencanakan dan berikan asupan cairan sesuai kebutuhan
b) Monitor tanda-tanda dehidrasi: penurunan kesadaran, takikardi tensi
turun, anuriya, keadaan kulit atau turgor
c) Gantikan makanan padat
d) Monitor tanda-tanda vital
e) Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat

Pencegahan

Pencegahan flu perut atau gastroenteritis tidak dapat dilakukan dengan


mengonsumsi makanan tertentu, namun pencegahan gastroenteritis dapat dilakukan
dengan mempersiapkan makanan dengan baik sebelumnya. Pada umumnya, ada
beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah atau mengurangi kesempatan
tertular virus atau bakteri yang menyebabkan gastroenteritis.

1. Mencuci tangan khususnya sebelum makan dan setelah interaksi dengan


orang yang terinfeksi, atau dengan benda yang telah digunakan oleh orang
yang terinfeksi berupa handuk, pakaian, mainan dan lainnya.
2. Mencuci tangan dengan sering dan pastikan anak Anda juga mengetahui
kebiasaan mencuci tangan yang benar. Gunakan air hangat dan sabun, gosok
tangan selama 20 detik dengan menggosok diantara lutikula, diantara jari
dan kuku, juga lipatan tangan.

Sponsors Link

3. Mencuci barang – barang yang digunakan penderita sehari – hari terpisah


dengan barang orang yang sehat.
4. Hindari kontak langsung dengan orang yang terinfeksi jika memungkinkan.
5. Jangan mengonsumsi makanan yang tidak atau dimasak kurang matang,
khususnya daging untuk menghindari tanda – tanda keracunan makanan.
6. Jangan mengonsumsi makanan mentah atau meminum air kotor.
7. Jangan meminum cairan yang tidak steril khususnya susu, yang juga dapat
menyebabkan diare persisten.
8. Mencuci dengan seksama semua bahan makanan dan peralatan masak
sebelum memasak.
9. Jauhkan anak dari orang yang sedang sakit untuk pencegahan
gastroenteritis.
10. Pada beberapa negara, telah tersedia vaksin untuk rotavirus yang
menyebabkan gastroenteritis. Vaksin ini dapat mencegah beberapa gejala
terparah dari penyakit ini.
11. Menggunakan barang yang terpisah dengan orang yang sakit.
12. Mengelap permukaan barang dengan disinfektan di rumah.
13. Pastikan tempat makan yang Anda tuju memiliki higienitas yang layak.
14. Minumlah hanya dari botol bersegel jika Anda sedang melakukan
perjalanan.
15. Hindari es batu yang tidak jelas cara pembuatannya. Ketahuilah juga
perbedaan diare akut dan kronik.
16. Gunakan air bersih untuk menggosok gigi.

DAFTAR PUSTAKA

Sudoyo, A. W. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi ke lima jilid 1. Jakarta: Interna
Publishing.
Ardiansyah, M. (2012). Medical Bedah Untuk Mahasiswa. Yogyakarta: Diva Perss.

Cecily. (2009). Buku Saku Keperawatan Pediatrik Ed 5. Jakarta: EGC.

Kowalak, J. P. (2002). Buku Ajar PAtofisiologi. Jakarta: EGC.

http://dokterpencernaan.com/pencegahan-gastroenteritis

Anda mungkin juga menyukai