Anda di halaman 1dari 6

Dunia Keperawatan, Volume 5, Nomor 1, Maret 2017: 37-42

EVALUASI CARA PENGGUNAAN INJEKSI INSULIN PEN PADA


PENDERITA DIABETES MELLITUS DI RSUD ULIN
BANJARMASIN
Meta Adiwinata Atmaja, Noor Diani, Devi Rahmayanti

Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Lambung


Mangkurat, Jl. A. Yani KM. 36 Banjarbaru, 70714

Email korespondensi: winatamaja007@gmail.com

ABSTRAK
Diabetes mellitus merupakan penyakit yang tidak bisa disembuhkan tapi bisa di dikendalikan
dengan penggunaan insulin namun, dalam memberikan pengobatan injeksi insulin yang benar
adalah benar dosis, benar cara, benar waktu dan benar lokasi. Penelitian ini bertujuan untuk
menilai penggunaan injeksi insulin pen pada penderita diabetes mellitus di RSUD Ulin
Banjarmasin. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif untuk mendeskripsikan peristiwa-
peristiwa penting yang terjadi. Responden berjumlah 30 orang. Teknik pengambilan sampel
menggunakan accedental sampling. Waktu penelitian bulan Desember 2016-Januari 2017.
Instrumen yang digunakan berupa kuesioner demografi dan format penilaian untuk mengevaluasi
cara penggunaan injeksi insulin pen. Hasil penelitian menunjukan data 20 (66,7%) responden
sudah tepat dan benar dalam menggunakan injeksi insulin pen dan 10 (33,3%) responden yang
belum tepat dan benar dalam menggunakan injeksi insulin pen. Perlu dilakukan program untuk
mengevaluasi tentang cara penggunaan injeksi insuin pen sehingga mampu mengoptimalkan
penerapan penggunaan injeksi insulin pen yang baik dan tepat.

Kata-kata kunci: diabetes mellitus, evaluasi insulin, insulin.

ABSTRACT
Diabetes mellitus is one of a disease that can not be cured but can be control with insulin
treatment. However, in providing treatment of insulin injections also with right dose, right lane,
right time and right location. This study aims to Assessed the use of insulin pen injection on
diabetes mellitus patients in hospital Ulin Banjarmasin. This study was used a descriptive method
to described the important events that occurred. Respondents were 30 people. The sampling
technique used accidental sampling. Study scheduled in December 2016-January 2017. The
instruments used were a questionnaire on demographic and format of assessment to evaluate how
to use insulin pen injection. The results showed the data of 20 (66.7%) of respondents were
corrected and in the proper used of insulin injection pen and 10 (33.3%) of respondents were not
precised and corrected in using insulin pen injection. It should be carried out to evaluate the
program on how to use Insulin pen injection so as to optimised the use of the application insulin
injection pen that is good and right.

Keywords : diabetes mellitus, evaluation of insulin, insulin.

37
Meta Adiwinata A dkk, Cara Penggunaan Injeksi Insulin...

PENDAHULUAN gestasional yang membutuhkan insulin


bila perencanaan makan saja tidak dapat
Diabetes mellitus merupakan mengendalikan kadar glukosa darah dan
suatu penyakit kelainan metabolik yang pada pengobatan sindroma hiperglikemi
dikarakteristikkan dengan hiperglikemia hiperosmolar non-ketotik (5). Dalam
kronis serta kelainan metabolisme memberikan pengobatan injeksi insulin
karbohidrat, lemak dan protein yang benar adalah benar dosis, benar
diakibatkan oleh kelainan sekresi insulin, cara, benar waktu dan benar lokasi,
kerja insulin maupun keduanya (1). Data kesalahan dalam penyuntikan insulin oleh
global menunjukkan bahwa 8,8% dari petugas medis ataupun oleh penderita itu
orang dewasa berusia 20-79 (415 juta sendiri seringkali dijumpai, studi
orang) hidup dengan diabetes, mencatat kesalahan tersebut sebanyak 12-
dibandingkan dengan 387 juta orang 34% (6,7).
penderita pada tahun 2014, dan jumlah
penderita penyakit itu diproyeksikan naik METODE PENELITIAN
melampaui 642 juta pada 2040 (2).
Pengelolaan diabetes mellitus Penelitian menggunakan rancangan
bertujuan mengembalikan konsentrasi “deskriptif” untuk menggambarkan
glukosa darah menjadi senormal mungkin peristiwa-peristiwa penting yang terjadi.
agar penyandang diabetes mellitus Sampel dalam penelitian ini
merasa nyaman dan sehat, mencegah atau menggunakan accidental sampling
menghambat timbulnya komplikasi, kepada 30 pasien rawat jalan di Poli
mendidik penderita dalam pengetahuan Subspesialis Endokrin RSUD Ulin
dan motivasi agar dapat merawat sendiri Banjarmasin pada bulan Desember 2016-
penyakitnya sehingga mampu mandiri Januari 2017.
dengan pokok pengobatannya mengenai
edukasi penyandang diabetes mellitus, HASIL DAN PEMBAHASAN
mengatur makan, latihan jasmani, obat-
obatan dan pemantauan (3). Salah satu Karakteristik Responden
upaya yang bisa dilakukan untuk menjaga
gula darah tetap normal adalah dengan Tabel 1. Distribusi Usia Responden
menggunakan obat diabetes atau sering Variabel Mean Min-Maks
disebut Obat Hipoglikemik Oral (OHO) Usia (Tahun) 54,27 37-63
dan insulin, insulin merupakan hormon
yang diproduksi oleh sel beta dari pulau Tabel 1 menjelaskan distribusi usia
langerhans di dalam kelenjar pankreas responden, responden memiliki usia rata-
dan digunakan untuk mengontrol kadar rata 54,27 tahun dengan usia termuda
glukosa dalam darah, insulin yang adalah 37 tahun dan tertua adalah 63
dikeluarkan sel beta tadi dapat tahun. Usia yang telah mencapai lebih
diibaratkan sebagai anak kunci yang dari 30 tahun akan mengalami perubahan
dapat membuka pintu masuknya glukosa anatomis, fisiologis dan biokimia didalam
ke dalam sel, untuk kemudian di dalam tubuh (8). Hal ini sejalan dengan data
sel glukosa itu dimetabolismekan menjadi hasil penelitian yang dilakukan Malinda
tenaga (4). (2014) terdapat 97 pasien dengan usia
Indikasi pemberian insulin adalah minimal 33 tahun dan maksimal 82
semua orang dengan diabetes mellitus tahun(9).
tipe 1, pada diabetes mellitus tipe 2 Peningkatan diabetes risiko diabetes
apabila terapi dengan jenis lain tidak seiring dengan umur, khususnya pada
dapat mencapai target pengendalian kadar usia lebih dari 40 tahun, disebabkan
glukosa darah, pada diabetes mellitus karena pada usia tersebut mulai terjadi

38
Dunia Keperawatan, Volume 5, Nomor 1, Maret 2017: 37-42

peningkatan intoleransi glukosa. Adanya Tabel 2 menjelaskan tentang


proses penuaan menyebabkan karakteristik resonden dalam penelitian
berkurangnya kemampuan sel β pancreas yang sebagian besar berjenis kelamin
dalam memproduksi insulin (Sunjaya, wanita dengan sebanyak 17 responden
2009 10). Sesuai dengan penelitian yang (56,7%). Berdasarkan teori Irawan (2010)
dilakukan oleh Adnan (2011) yang wanita lebih berisiko mengidap diabetes
menunjukkan sebagian besar responden karena secara fisik wanita memiliki
diabetes mellitus berada pada kelompok peluang peningkatan indeks masa tubuh
usia 46-60 tahun (11). yang lebih besar, membuat distribusi
lemak tubuh menjadi mudah
Tabel 2. Karakteristik Responden Penelitian terakumulasi akibat proses hormonal
Berdasarkan Jenis Kelamin, tersebut sehingga wanita berisiko
Pendidikan Terakhir, Pekerjaan, menderita diabetes mellitus (12). Sejalan
Tipe Insulin, Frekuensi dengan mc wright timbunan lemak bebas
Penggunaan, Lama Penggunaan, yang tinggi dapat menyebabkan
dan Gejala (N=30).
meningkatnya up-take sel terhadap asam
Karakteristik
(N=30) (100%) lemak bebas dan memacu oksidasi lemak
Responden
Jenis Kelamin yang pada akhirnya akan menghambat
Pria 13 43,3% penggunaan glukosa dalam otot (13).
Wanita 17 56,7% Dalam penelitian ini didapatkan
Pendidikan Terakhir gambaran latar belakang pendidikan SD
SD 11 36,7% (36,7%). Menurut Notoatmodjo (2010)
SMP 6 20% seseorang yang berpendidikan lebih
SMA 7 23,3% tinggi akan mempunyai pengetahuan
Perguruan Tinggi 6 20% yang lebih luas dibandingkan dengan
Pekerjaan seseorangan yang tingkat pendidikan
PNS 5 16,7% lebih rendah (14). Penelitian ini sejalan
Guru 1 3,3%
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Wiraswasta 8 26,7%
Ibu Rumah Tangga 9 30%
Trisnawati (2012) yang menunjukkan
Tidak Bekerja 7 23,3% sebagian besar responden adalah SD (15).
Tipe Insulin Pada penelitian ini sebagian besar
Aksi Cepat 13 43,3% responden bekerja sebagai ibu rumah
Aksi Pendek 6 20% tangga 30%. Suyono (2015) bahwa
Aksi Menengah 0 0% diabetes mellitus banyak terjadi pada
Aksi Lama 3 10% wanita terutama kelompok ibu rumah
Aksi Campuran 8 26,7% tangga karena sedikit memerlukan tenaga
Frekuensi dan sedikit melakukan aktivitas fisik
Penggunaan sehingga dapat menimbulkan
1 Kali 3 10% penimbunan lemak dalam tubuh yang
2 Kali 16 53,3%
dapat mengakibatkan resistensi insulin
3 Kali 11 36,7%
dan terjadi peningkatan kadar gula darah
Lama Penggunaan
>1 Bulan 3 10% penderita diabetes mellitus (16). Sejalan
>3 Bulan 7 23,3% dengan penelitian yang dilakukan oleh
>5 Bulan 4 13,3% Mona (2012) yang menunjukkan
>1 Tahun 16 53,3% sebanyak 70,6% responden bekerja
Gejala sebagai ibu rumah tangga (17).
Gatal 4 13,3% Kebanyakan responden menggunakan
Nyeri 8 26,7% tipe insulin aksi cepat 43,3%, beberapa
Kemerahan 2 6,7% responden mengatakan mereka
Tidak Ada 16 53,3% menggunakan insulin saat akan makan,

39
Meta Adiwinata A dkk, Cara Penggunaan Injeksi Insulin...

karena pada saat makan akan terjadi diberikan, sehingga ada beberapa tahap
peningkatan glukosa sehingga diperlukan yang mereka lupakan. Menurut Soegondo
insulin untuk menurunkan kadar glukosa (2015) gelembung udara yang terdapat
tersebut hal ini sesuai dengan teori dalam insulin pen sebenarnya tidaklah
Soegondo (2015) insulin aksi cepat dapat terlalu berbahaya namun dapat
diberikan 0-10 menit sebelum makan dan mengurangi dosis insulin (4).
dapat juga diberikan selama atau sesudah
makan (4). Tabel 3. Hasil Format Penilaian Injeksi
Frekuensi penggunaan insulin oleh Insulin Pen (N=30).
responden adalah 2 kali sehari 53,3%, Keterangan Dilakukan Persentase
sesuai dengan teori oleh Soegondo (2015) Mencuci tangan
27 90%
sebagian individu dapat dikelola dengan terlebih dahulu
pemberian insulin 2 kali sehari (4). Lama Membersihkan
tempat yang akan
penggunaan insulin oleh responden
diinjeksi dengan 29 96,7%
adalah >1 tahun 53,3%, hal ini sesuai kapas alkohol dan
dengan teori Soegondo (2015) insulin keringkan
eksogen diperlukan apabila produksi Membuang
insulin oleh sel beta tidak ada atau gelembung udara
hampir tidak ada (4). Hermanns dikutip 24 80%
yang terdapat
dalam Lestari (2013) menjelaskan bahwa dalam pen insulin
pasien diabetes mellitus dengan periode Memutar berapa
sakit yang lebih pendek yaitu rata-rata unit insulin pada
menderita diabetes mellitus selama 6,8 pen insulin sesuai 30 100%
tahun justru lebih menolak insulin dengan jumlah
dibandingkan pasien yang memiliki rata- yang dibutuhkan
Mencubit kulit
rata lama sakit 12,7 tahun (18). Sebagian
(lapisan lemak)
besar responden 53,3% tidak merasakan 30 100%
menggunakan 2
adanya gejala yang muncul. jari
Mendorong jarum
Format Penilaian ke dalam kulit
dengan sudut 900
Tabel 3 menjelaskan tentang format (tegak lurus
30 100%
penilaian cara penggunaan injeksi insulin dengan bagian
pen. Terlihat bahwa pada tahap mencuci tubuh yang
tangan hanya 90% responden yang diinjeksi) dan
melakukan, beberapa responden menekan plunger
beranggapan bahwa tangan mereka Menahan pen
insulin selama 5 29 96,7%
bersih. Menurut Soegondo (2015)
detik
sebelum menyuntikkan insulin, kedua
tangan dan daerah yang akan disuntik
Pada tahap memutar berapa unit
haruslah bersih (4).
insulin pen, tahap mencubit lapisan
Kemudian pada tahap membersihkan
lemak, dan tahap mendorong jarum
tempat yang akan diinjeksi dengan kapas
dengan sudut 900 seluruh atau 100%
alkohol dan keringkan 96,7% responden
responden melakukan dengan baik.
sudah melakukan, kemudian tahap
Kemudian pada tahap menahan pen
membuang gelembung udara yang
insulin selama 5 detik 96,7% sudah
terdapat pada insulin pen hanya 80%
melakukan dengan baik.
responden yang melakukan, Responden
mengatakan mereka terkadang lupa dan
tidak memahami instruksi yang

40
Dunia Keperawatan, Volume 5, Nomor 1, Maret 2017: 37-42

Evaluasi Penggunaan Injeksi Insulin tahap membuang gelembung udara, yang


Pen dapat menyebabkan berkurangnya dosis
yang masuk kedalam tubuh responden.
Tabel 4. Evaluasi Penggunaan Injeksi Insulin Bagi peneliti selanjutnya agar lebih
Pen (N=30). mendalam dalam pengkajian karakteristik
Cara Penggunaan (N=30) Persentase responden, seperti lama menderita, tipe
Benar 20 66,7%
insulin, riwayat keluarga dan lain-lain
Salah 10 33,3%
pada penderita diabetes mellitus.
Tabel 4 menunjukkan hasil dari 30
KEPUSTAKAAN
responden, 20 orang atau 66,7%
responden sudah melakukan dengan tepat
1. World Health Organisation,
dan benar. Ini dapat dikatakan bahwa
Diabetes mellitus : report of a WHO
mayoritas penderita diabetes mellitus
study group, Geneva: World Health
yang mengggunakan injeksi insulin pen
Organisation; 2006.
sudah baik dan benar. Hasil dalam
penelitian ini sejalan dengan penelitian
2. International Diabetes Federation,
yang dilakukan oleh Samodra (2013)
IDF diabetes atlas. 7th ed.
yang menunjukkan 80% responden sudah
International Diabetes Federation;
benar dalam penggunaan injeksi insulin
2015.
pen (19). Dari tabel 4 dapat dikatakan
penggunaan injeksi insulin pen pada
3. Subekti, I, Apa itu diabetes:
penderita diabetes mellitus di RSUD Ulin
patofisiologi, gejala dan tanda dalam
Banjarmasin sudah baik dan benar.
Soegondo, S., Soewondo, P.,
Subekti, I. Penatalaksanaan diabetes
PENUTUP
mellitus terpadu. Jakarta: Balai
Penerbit FK UI; 2015.
Simpulan dari hasil penelitian terkait
evaluasi cara penggunaan injeksi insulin
4. Soegondo, S. Prinsip penanganan
pen. Karakteristik responden pada
diabetes, insulin dan obat
penelitian ini memiliki usia rata-rata
hipoglikemik oral dalam Soegondo,
54,27 tahun, untuk jenis kelamin
S., Soewondo, P., Subekti, I.
kebanyakan berjenis kelamin wanita
Penatalaksanaan Diabetes Mellitus
sebesar 56,7%. Pendidikan responden
Terpadu. Jakarta: Balai Penerbit FK
adalah SD 36,7%. Responden banyak
UI; 2015.
bekerja sebagai ibu rumah tangga 30%,
tipe insulin yang digunakan adalah aksi
5. Soewondo, P., Subekti, I. &
cepat 43,3%, frekuensi penggunaan
Soegondo, S. Penatalaksanaan
insulin adalah 2 kali sehari 53,3%, lama
diabetes mellitus. Edisi 2. Jakarta:
penggunaan insulin >1 tahun 53,3%,
Balai Penerbit FK UI; 2015.
sebagianbesar responden 53,3% tidak
merasakan gejala, dengan hasil evaluasi
6. Hendrata, M.I. Injection technique
cara penggunaan injeksi insulin pen pada
workshop on the 19th Jakarta
penderita diabetes mellitus di RSUD Ulin
diabetes meeting. Jakarta; 2010
Banjarmasin cenderung baik dengan
66,7%.
7. Thahir, M.R. pompa insulin, alat
Saran dalam penelitian ini adalah
mutakhir untuk penderita diabetes
agar ditingkatkan upaya dalam
mellitus. Jakarta: Demedia; 2008.
meningkatkan evaluasi dalam
penggunaan insulin pen yaitu dalam

41
Meta Adiwinata A dkk, Cara Penggunaan Injeksi Insulin...

8. Sudoyo, A. Buku ajar ilmu penyakit Terpadu. Jakarta: Balai Penerbit FK


dalam. V ed. Jakarta: Pusat UI; 2015.
Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam;
2009. 17. Mona, E., Bintanah S., Astuti, R.
Hubungan frekuensi pemberian
9. Malinda, H., Rahmawati.,& Herman, konsultasi gizi dengan kepatuhan diit
H. Gambaran penggunaan obat serta kadar gula darah penderita
antidiabetik pada pengobatan pasien diabetes mellitus tipe II rawat jalan
diabetes mellitus tipe II rawat jalan di RS Tugu Rejo Semarang; 2012.
di RSUP dr Wahidin Sudirohusodo Volume 1
Makassar; 2015. Volume 07 (01).
Hal 93-102. 18. Lestari, D. Faktor-faktor yang
mempengaruhi inisiasi insulin pada
10. Sunjaya, I Nyoman. “Pola konsumsi pasien diabetes mellitus tipe 2 di
makanan tradisional bali sebagai rumah sakit umum daerah Kabupaten
faktor risiko diabetes melitus tipe 2 Kudus. Depok : Universitas
di Tabanan.” Jurnal Skala Husada; Indonesia; 2013.
2009. Vol. 6 No.1 hal: 75-81.
19. Samodra, A. Evaluasi cara
11. Adnan, M., Mulyati, T., Isworo, J. penggunaan injeksi insulin pen pada
Hubungan indeks massa tubuh (IMT) pasien diabetes mellitus di RSUD
dengan kadar gula darah penderita Dr. Moewardi Surakarta, Naskah
diabetes mellitus (DM) tipe 2 rawat Publikasi,
jalan di RS Tugu Rejo Semarang; http://eprints.ums.ac.id/24259/8/NAS
2011. Volume 2. pp. 18-24 KAH_PUBLIKASI.pdf; 2013.

12. Irawan, Dedi. Prevalensi dan faktor


risiko kejadian diabetes melitus Tipe
2 di daerah urban Indonesia (analisa
data sekunder riskesdas 2007).
Thesis Universitas Indonesia; 2010.

13. Mc.wright, Bogdan. Panduan bagi


penderita diabetes. Jakarta: Prestasi
Pustaka; 2008.

14. Notoatmodjo, S. Ilmu perilaku


kesehatan, Jakarta:PT Rineka Cipta;
2010.

15. Trisnawati, S., Setyorogo, S., Faktor


resiko kejadian diabetes mellitus tipe
II di puskesmas kecamatan
Cengkareng Jakarta Barat Tahun
2012; 2012. Volume 5 (1).

16. Suyono, S. Patofisiologi diabetes


mellitus dalam Soegondo, S.,
Soewondo, P., Subekti, I.
Penatalaksanaan Diabetes Mellitus

42

Anda mungkin juga menyukai