Anda di halaman 1dari 1

INTISARI

Percobaan ini bertujuan untuk menyelesaikan problem statement yaitu menghasilkan


5000 liter ekstrak buah nanas pada operasi batch dengan peralatan di laboratorium dan
mempelajari pengaruh temperatur pelarut pada ekstraksi mode batch untuk menghasilkan
ekstraksi maksimal dengan jumlah pelarut minimal.
Pada percobaan ini variabel yang digunakan untuk solid-liquid extraction adalah
temperatur solvent (zat pelarut) yaitu suhu ruang 40°C dan 60°C dengan waktu ekstraksi
selama 5 menit dan 10 menit untuk masing-masing suhu.
Untuk melakukan percobaan ini pertama kali yang dilakukan adalah memastikan
semua valve dalam keadaan tertutup, lalu mengisi solvent yaitu berupa aquadest ke dalam
boiler sampai penuh. Memasukkan bahan yaitu teh sebanyak 107,41 gram ke dalam
extraction vessel. Menyalakan heater dan diset ke suhu yang dibutuhkan lalu membuka valve
T1 dan mengaturnya untuk mengisi ekstraktor. Menyalakan pompa dan disetting hingga
pompa berada pada kecepatan maksimum. Ketika solvent mulai masuk ke dalam vessel
ekstraksi, langsung mulai melakukan perhitungan waktu pengisian. Matikan pompa saat
semua solid sudah tenggelam di dalam solvent, tutup valve T1 untuk mencegah lebih banyak
solvent memasuki extraction vessel. Menyalakan timer untuk memulai melakukan
perhitungan waktu ekstraksi selama 5 menit dan 10 menit. Setelah 5 menit dan 10 menit
mengambil 25 ml sampel effluent ke dalam piknometer dan ditimbang. Lalu, mengosongkan
extractor vessel dari air hasil ekstraksi dan teh. Langkah percobaan yang sama dilakukan
untuk variabel suhu lainnya.
Berdasarkan hasil perhitungan percobaan, dapat diketahui efisiensi pada saat
temperatur solvent 40oC dengan waktu ekstraksi 5 menit adalah 3,8 %, dan pada saat 60oC
efisiensi ekstraksi sebesar 4,9 %, sedangkan pada suhu 40oC dengan waktu ekstraksi 10 menit
efisiensi ekstraksi sebesar 4,2 % dan pada saat 60oC efisiensi ekstraksi sebesar 6,03 %. Hal
ini menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu dan semakin lama waktu ekstraksi, maka akan
semakin baik ekstraksi ditandai dengan nilai efisiensi yang meningkat.
Berdasarkan hasil analisa, diketahui bahwa alat ekstraksi pada laboratorium untuk
mengambil ekstrak teh belum bisa mencapai kapasitas produksi yang diinginkan pada
problem statement. Untuk itu direkomendasikan peningkatan kapasitas produksi metode batch
dengan peningkatan dimensi alat ekstraktor menjadi berukuran panjang 50 cm, diameter 30
cm, dan suhu proses 60°C, serta kebutuhan teh sebanyak 6,2119 𝑘𝑔.
i

Anda mungkin juga menyukai