Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.

R DENGAN GLAUKOMA
Kasus
Ny. R (30 tahun) saat ini sedang dirawat dengan keluhan orbita dextra terasa sakit jika ditekan,
penglihatan kabur padahal Ny.R sudah menggunakan kaca minus 3 pada mata dextra dan sinistra,
dua bulan yang lalu Ny.R menderita kelainan Thyroid. Oleh dokter spesialis mata dilakukan
pemeriksaan Ofthalmoscope, Tonometri dan ukur lapang pandang. Hasil pemeriksaan teernyata
Ny.R menderita Glaukoma. Tanda-tanda vital saat ini TD : 150/100 mmHg, Nadi : 80x/menit,
Suhu : 37oC , Pernapasan : 20x/menit. Ny. R tidak tahu kenapa dia sampai mengalami Glaukoma
dan mendengar informasi dari orang-orang bahwa Glaukoma bisa buta, sehingga Ny.R takut
mengalami kebutaan.
1. PENGKAJIAN
1) Data Pasien :
Nama : Ny. R
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 23 Februari 1973
Umur : 40 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status perkawinan : Menikah
Status pendidikan : SLTA
Diagnosa medis : Glaukoma

2) Riwayat penyakit :
Keluhan Utama :
Klien datang ke Rumah Sakit hari Senin, 12Mei 2013 dengan keluhan orbita dextra terasa sakit
jika ditekan, penglihatan kabur padahal Ny.R sudah menggunakan kaca minus 3 pada mata dextra
dan sinistra, dua bulan yang lalu Ny.R menderita kelainan Thyroid
Riwayat Penyakit Sekarang :
KU lemah, hasil pemeriksaan TTV , Tanda-tanda vital saat ini TD : 150/100 mmHg, Nadi :
80x/menit, Suhu : 37oC , Pernapasan : 20x/menit.

Riwayat Penyakit Dahulu :


Klien tidak mempunyai riwayat penyakit atau riwayat masuk rumah sakit, tetapi dua bulan yang
lalu Ny.R menderita kelainan Thyroid.
Riwayat Kesehatan Keluarga :
Keluarga klien tidak ada yang mempunyai penyakit yang berhubungan dengan saraf persepsi
sensori

3) Pemeriksaan fisik
1. Aktivitas/Istirahat
Gejala : Perubahan aktivitas biasanya/hobi sehubungan dengan gangguan penglihatan
2. Makanan/Cairan
Gejala : Mual, muntah (glaukoma akut)
3. Neurosensori
Gejala : Gangguan penglihatan (kabur/tidak jelas), sinar terang menyebabkan silau dengan
kehilangan bertahap penglihatan perifer, kesulitan memfokuskan kerja dengan dekat/merasa di
ruang gelap (katarak).
Penglihatan berawan/kabur, tampak lingkaran cahaya/pelangi sekitar sinar, kehilangan
penglihatan perifer, fotofobia (glaukoma akut).
Perubahan kacamata/pengobatan tidak memperbaiki penglihatan
Tanda : Tampak kecoklatan atau putih susu pada pupil (katarak)
Pupil menyempit dan merah / mata keras dengan kornea berawan (glaukoma darurat)
Peningkatan air mata
4. Nyeri/Kenyamanan:
Gejala : Ketidaknyamanan ringan/mata berair (glaukoma kronis)
Nyeri tiba-tiba/berat menetap atau tekanan pada dan sekitar mata, sakit kepala (glaukoma akut).
5. Penyuluhan /pembelajaran
Gejala : riwayat keluarga glaukoma, diabetes, gangguan sistem vaskuler
Riwayat stres, alergi, gangguan vasomotor (contoh peningkatan tekaan vena), ketidakseimbangan
endokrin, diabetes (glaukoma)
Terpajan pada radiasi, steroid/ toksistas fenotiazin
Pertimbangan rencana pemulangan :
DRG menunjukkan rerata lama dirawat : 4,2 hati (biasanya dilakukan sebagai prosedur pasien
rawat jalan)
Memerlukan bantuan dengan transportasi, penyediaan maknaan, perawatan diri, perawatan /
pemeliharaan rumah
2. DATA FOKUS
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
1. Klien mengeluh orbita dextra terasa sakit
1. Tanda-tanda vital :
jika ditekan TD : 150/100 mmHg
2. Klien mengeluh penglihatan kabur Nadi : 80x/menit
padahal Ny.R sudah menggunakan kaca Suhu : 37oC
minus 3 pada mata dextra dan sinistra Pernapasan : 20x/menit.
3. Klien mengatakan dua bulan yang lalu 2. Skala nyeri : 6
Ny.R menderita kelainan Thyroid 3. Klien terlihat menggunakan kacamata
4. Klien mengatakan tidak tahu kenapa dia4. Klien tampak kecoklatan atau putih
sampai mengalami Glaukoma susu pada pupil (katarak)
5. Klien mengatakan bahwa mendengar 5. Klien terlihat pupil menyempit dan
informasi dari orang-orang bahwa merah / mata keras dengan kornea
Glaukoma bisa buta, sehingga Ny.R takut berawan (glaukoma darurat)
mengalami kebutaan. 6. Klien terlihat peningkatan produksi air
6. Klien mengatakan mengalami perubahan mata
aktivitas biasanya akibat gangguan 7. Klien terlihat mual dan muntah
penglihatan
7. Klien mengeluh mual dan muntah
3. ANALISA DATA
DATA PROBLEM ETIOLOGI
Pra Operasi
DS : Gangguan persepsi Gangguan penerimaan,
· Klien mengeluh keluhan orbita sensori penglihatan gangguan status organ
dextra terasa sakit jika ditekan ditandai dengan
· Klien mengeluh penglihatan kabur kehilangan lapang
padahal Ny.R sudah menggunakan pandang progresif.
kaca minus 3 pada mata dextra dan
sinistra
· Klien mengatakan dua bulan yang
lalu Ny.R menderita kelainan Thyroid
DO:
· Tanda-tanda vital :
TD : 150/100 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 37oC
Pernapasan : 20x/menit.
· Klien terlihat menggunakan
kacamata
· Skala nyeri : 6
· Klien tampak kecoklatan atau putih
susu pada pupil (katarak)
· Klien terlihat pupil menyempit dan
merah / mata keras dengan kornea
berawan (glaukoma darurat)
· Klien terlihat peningkatan produksi
air mata
· Klien terlihat memokuskan saat
meliat sesuatu benda
· Klien terlihat mengerutkan dahi
pada saat melihat
DS : Gangguan rasa Peningkatan tekanan
· Klien mengeluh keluhan orbita nyaman : Nyeri intra okuler (TIO)
dextra terasa sakit jika ditekan
· Klien mengeluh penglihatan kabur
padahal Ny.R sudah menggunakan
kaca minus 3 pada mata dextra dan
sinistra
· Klien mengatakan dua bulan yang
lalu Ny.R menderita kelainan Thyroid
DO:
· Tanda-tanda vital :
TD : 150/100 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 37oC
Pernapasan : 20x/menit.
· Skala nyeri : 6
· Klien terlihat menggunakan
kacamata
· Klien terlihat memegangi are kepala
dan sekitar mata
· Klien terlihat memokuskan saat
meliat sesuatu benda
· Klien terlihat mengerutkan dahi
pada saat melihat
DS : Ansietas Faktor fisilogis,
· Klien mengatakan bahwa perubahan status
mendengar informasi dari orang- kesehatan, adanya
orang bahwa Glaukoma bisa buta, nyeri,
sehingga Ny.R takut mengalami kemungkinan/kenyataan
kebutaan. kehilangan penglihatan
· Klien mengeluh keluhan orbita ditandai dengan
dextra terasa sakit jika ditekan ketakutan, ragu-ragu,
DO: menyatakan masalah
· Tanda-tanda vital : tentang perubahan
TD : 150/100 mmHg kejadian hidup
Nadi : 80x/menit
Suhu : 37oC
Pernapasan : 20x/menit.
· Klien terlihat menggunakan
kacamata
· Klien terlihat gelisah
· Klien tampak pucat
· Klien terlihat mencemaskan
keadaan dirinya
DS : Kurang Kurang terpajan/tak
· Klien mengatakan bahwa pengetahuan mengenal sumber,
mendengar informasi dari orang- (kebutuhan belajar) kurang mengingat,
orang bahwa Glaukoma bisa buta, tentang kondisi, salah interpretasi
sehingga Ny.R takut mengalami prognosis, dan ditandai dengan
kebutaan. pengobatan pertanyaan, pernyataan
· Klien mengeluh keluhan orbita salah
dextra terasa sakit jika ditekan
· Klien mengeluh penglihatan kabur
padahal Ny.R sudah menggunakan
kaca minus 3 pada mata dextra dan
sinistra
· Klien mengatakan dua bulan yang
lalu Ny.R menderita kelainan Thyroid
DO:
· Tanda-tanda vital :
TD : 150/100 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 37oC
Pernapasan : 20x/menit.
· Klien terlihat menggunakan
kacamata
· Klien terlihat gelisah
· Klien tampak pucat
· Klien terlihat mencemaskan
keadaan dirinya
Post Operasi
DS : Gangguan rasa Adanya insisi bedah
· Klien mengeluh juga nyeri sedang nyaman : Nyeri
pada area mata
· Klien mengatakan
ketidaknyamanan setelah operasi
DO:
· Tanda-tanda vital :
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 37oC
Pernapasan : 20x/menit.
· Klien terlihat gelisah
· Klien tampak pucat
· Klien memegangi area mata yang
dibedah
DS : Risiko tinggi Peningkatan TIO,
· Klien mengeluh juga nyeri area terhadap cedera kehilangan vitreous
mata yang di operasi
· Klien mengatakan kesulitan
melakukan aktivitas
· Klien mengeluh takut untuk
melakukan aktivitas
DO:
· Tanda-tanda vital :
TD : 130/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 37oC
Pernapasan : 20x/menit.
· Klien terlihat gelisah
· Klien tampak pucat
· Klien memegangi area mata yang
dibedah
DS : Risiko tinggi prosedur invasif
· Klien mengeluh juga nyeri sedang terhadap infeksi
pada area mata yang dibedah
· Klien mengatakan
ketidaknyamanan area mata setelah di
operasi
DO:
· Tanda-tanda vital :
TD : 130/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 37oC
Pernapasan : 20x/menit.
· Klien terlihat gelisah
· Klien tampak pucat
· Klien memegangi area mata yang
dibedah
· Kemungkinan terdapat pus pada
area setelah operasi
4. DIAGNOSA KEPERAWATAN
DIAGNOSA TANGGAL TANGGAL TERATASI
KEPERAWATAN DITEMUKAN
Pra Operasi
1. Gangguan persepsi 17– 04–2013 20– 04–2013
sensori penglihatan b.d
gangguan penerimaan
sensori, gangguan status
organ

2. Gangguan rasa nyaman : 17– 04–2013 20– 04–2013


Nyeri b/d peningkatan
tekanan intra okuler (TIO)
yang ditandai dengan mual
dan muntah

3. Ansietas b/d faktor


fisilogis, perubahan status 17– 04–2013 20– 04–2013
kesehatan, adanya nyeri,
kemungkinan/kenyataan
kehilangan penglihatan

4. Kurang pengetahuan
(kebutuhan belajar) tentang
kondisi, prognosis, dan
pengobatan b/d kurang 17– 04–2013 20– 04–2013
terpajan/tak mengenal
sumber, kurang mengingat,
salah interpretasi
Post Operasi
1. Gangguan rasa nyaman : 18– 04–2013 21– 04–2013
Nyeri b/d adanya insisi
bedah

18– 04–2013 21– 04–2013


2. Risiko tinggi terhadap
cedera b.d peningkatan
TIO, kehilangan vitreous

3. Risiko tinggi terhadap 18– 04–2013 21– 04–2013


infeksi b.d prosedur invasif

5. INTERVENSI
NO TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI
DX HASIL
Pra Operasi
1 Setelah dilakukan tindakan Mandiri :
keperawatan selama 3x24 jam1. Pastikan derajat / tipe kehilangan penglihatan
diharapkan masalah Rasional : mempengaruhi harapan masa depan
keperawatan Gangguan pasien dan pilihan intervensi
persepsi sensori penglihatan2. Dorong mengekspresikan perasaan tentang
teratasi dengan kriterria hasil : kehilangan / kemungkinan kehilangan
- Klien mengidentifikasi penglihatan
faktor-faktor yang Rasional : sementara intervensi dini mencegah
mempengaruhi fungsi kebutaan, pasien menghadapi kemungkinan
penglihatan. atau mengalami pengalaman kehilangan
- Klien mengindentifikasi penglihatan sebagian atau total. Meskipun
dan menunjukkan pola-pola kehilangan penglihatan telah terjadi tak dapat
alternatif untuk meningkatkan diperbaiki (meskipun dengan pengobatan),
penerimaan rangsang kehilangan lanjut dapat dicegah.
penglihatan 3. Tunjukkan pemberian tetes mata, contoh
menghitung tetesan, mengikuti jadwal, tidak
salah dosisi.
Rasional : mengontrol TIO, mencegah
kehilangan penglihatan lanjut.
4. Lakukan tindakan untuk membantu pasien
menangani keterbatasan penglihatan, contoh ,
krangi kekacauan, atur perabot, ingatkan
memutar kepala ke subjek yang terlihat,
perbaiki sinar suram dan masalah penglihatan
malam.
Rasional : menurunkan bahaya kemanan
sehubungan dengan perubahan lapang pandang
/ kehilangan penglihatan dan akomodasi pupil
terhdap sinar lingkungan
Kolaborasi :
5. Berikan obat sesuai indikasi :
- Kronis, sederhana, tipe sudut terbuka :
Pilokarpin hidroklorida (IsoptoCarpine,
OcuserPilo, Pilopine HS Gel)
Rasional : Obat miotik topikal ini menyebabkan
konstriksi pupil, memudahkan keluarnya
akueus humor.
- Timolol maleat (Timoptic); betaksalol
(Betopic)
Rasional : Menurunkan pembentukan akueus
humor tanpa mengubah ukuran pupil,
penglihatanm atau akomodasi, catatan :
Timoptic kontrainidikasi pada adanya
bradikardia atau asma
2 Setelah dilakukan tindakan Mandiri :
keperawatan selama 3x24 jam 1. Kaji derajat nyeri setiap hari atau sesering
diharapkan masalah mungkin
keperawatan Gangguan rasa Rasional : nyeri glaukoma umumnya sangat
nyaman : Nyeri teratasi parah
dengan kriterria hasil : 2. Jelaskan penyebab nyeri dan faktor tindakan
- Klien dapat yang dapat memicu timbulnya nyeri
mengidentifikasi penyebab Rasional : penyebab munculnya nyeri adalah
nyeri peningkatan tekanan intraokular yang dapat
- Klien menyebutkan faktor- dipicu oleh batuk, mengejan, mengangkat
faktor yang dapat benda berat, gerakan kepala tiba-tiba
meningkatkan nyeri 3. Anjurkan klien untuk menghindari perilaku
- Klien mampu melakukan yang dapat memprovokasi nyeri
tindakan untuk mengurangi Rasional : untuk mencegah peningkatan TIO
nyeri lebih lanjut
4. Ajarkan tindakan distraksi dan relaksasi
pada klien
Rasional : menurunkan sensasi nyeri dan
memblokir sensari nyeri menuju otak
Kolaborasi :
5. Berikan obat sesuai indikasi : relaksasi otot
misalnya dantren (antrium) alagesik,
antiansietas, misalnya diazepam (Valium)
Rasional : dibutuhkan menghilangkan
spasme/neyri otot atau untuk menghilangkan
ansietas dan meningkatkan istirahat
3 Setelah dilakukan tindakan Mandiri :
keperawatan selama 3x24 jam 1. Kaji tingkat ansietas, derajat pengalaman
diharapkan masalah nyeri/ timbulnya gejala tiba-tiba dan
keperawatan Ansietas teratasi pengetahuan kondisi saat ini
dengan kriterria hasil : Rasional : faktor ini mempengaruhi persepsi
- Klien tampak rileks dan pasin terhadap ancaman diri, potensial sikulus
melaporkan ansietas menurun ansietas dan dapat mempengaruhi upaya medik
sampai tingkat dapat diatasi untuk mengontrol TIO
- Klien menunjukkan 2. Berikan infromasi yang akurat dan jujur.
keterampilan pemecahan Diskusikan kemungkinan bahwa pengwasan
masalah dan pengubahan dapat mencegah kehilangan
- Klien menggunakan sumber penglihatan tambahan
secara efekti Rasional : menurunkan ansietas sehubungan
dengan ketidaktahuan/ haraan yang akan
datang dan memberikan dasar fakta untuk
membuat pilihan informasi tentang pengobatan
3. Dorong pasien untuk mengakui msalah dan
mengekspresikan persaan
Rasional : memberikan kesempatan untuk
pasien menerima situasi nyata, mengklarifikasi
salah konspesi dan pemecahan masalah.
4. Identifikasi sumber / orang yang menolong
Rasional : memberikan keyakinan bahwa
pasien tidak sendiri dalam menghadapi
masalah.
4 Setelah dilakukan tindakan Mandiri :
keperawatan selama 3x24 jam 1. Diskusikan perlunya menggunakn
diharapkan masalah identifikasi contoh gelang Waspada-Medik
keperawatan Kurang Rasional : vital untuk memberikan informasi
Pengetahuan teratasi dengan pada perawat kasus darurat untuk menurunkan
kriterria hasil : resiko menerima obat yang dikontraindikasikan
- Klien menyatakan (contoh atropin).
pemahaman kondisi,
2. Tunjukkan teknik yang benar untuk
prognosis dan pengobatan pemberian tetes mata. Izinkan pasien
- Klien mengidentifikasi mengulang tindakan
hubungan tanda/gejala dengan Rasional : meningkatkan keefektifan
proses penyakit pegobatan. Memberikan kesempatan untuk
- Klien melakukan prosedur pasien menunjukkan kompetensi untuk
dengan benar dan pasien menanyakan pertanyaan.
menjelaskan atasan tindakan3. Kaji pentingnya mempertahankan jadwal
obat, contoh tetes mata. Diskusikan obat yang
harus dihindari, contoh tetes midriatik
(atropin/ propantelin bromin), kelbihan
pemakaian steroid topika.
Rasional : penyakit ini dapat dikontrol, bukan
diobati, dan memeprtahankan konsistensi
program obat adalah kontrol vital. Beberapa
obat menyebabkan dilatasi pupil, peningkatan
TIO dan potensial kehilangan penglihatan
tambahan.
4. Identifikasi efek samping / reaksi merugikan
dari pengobatan, contoh penurunan selera
makan, mual/muntah, diare, kelemahan,
perasaan mabuk, penurunan libido, impoten,
jantung tak teratur, pingsan, GJK.
Rasional : efek samping obat/ merugikan
mempengaruhi rentang dari tak nyaman sampai
ancaman kesehatan berat. Kurang lebih 50%
pasien akan mengalami sensitifitas/ alergi
terhdap obat parasimpatis (contoh pilokarpin)
atau obat anti kolnestrase. Maslah ini
memrlukan evaluasi medik dan kemungkinan
perubahan program terapi.
5. Dorong pasien membuat peubahan yang
perlu untuk pola hidup.
Rasional : pola hidup tenang menurunakn
respons emosi terhadap stres, mencegah
perubahan ouler yang mendorong iris kedepan
yang dapat mencetuskan serangan akut.
6. Dorong menhndari aktivitas, seperti
mengangkat berat/mendorong, menyekop salju,
menggunakan baju ketat/sempit.
Rasional : dapat meningkatkan TIO
mencetuskan serangan akut. Catatan : bila
pasien tidak mengalami nyeri, kerja sama
dengan program pengobatan dan penerimaan
perubahan pola hidup sering sulit dilanjutkan.
7. Diskusikan pertimbangan diet, contoh
caiarn adekuat makanan berserat.
Rasioanl : tindakan untuk mempertahanka
konsistensi feses untuk mengidari
konstipasi/mengejan selama defekasi.
8. Tekankan pentingnya periksa rutin.
Rasional : penting untuk mengawasi kemajuan/
pemeliharaan penyakit untuk memungkinkan
intervensi dini dan mencegah kehilangan
penglihatan lajut.
9. Nasehatkan pasien untuk melaporkan
dengan cepat nyeri mata hebat, inflmasi,
peningkatan fotofobia, peningkatan lakrimasi,
perubahan lapang pandang, penglihatan kabur,
kilatan sinar/ partikel ditengah lapang pandang
Rasinal : upaya tindakan perlu untuk mencegah
kehilangan penglihatan lanjut / komplikasi lain,
contoh robek retina
10. Anjurkan anggota keluarga meeriksa secara
teratur tanda glaukoma.
Rasional : kecenderungan herediter dangkalnya
bilik anterior, menempatkan anggota keluarga
berisiko pada kondisi ini.
Post Operasi
1 Setelah dilakukan tindakan Mandiri :
keperawatan selama 3x24 jam 1. Kaji derajat nyeri setiap hari atau sesering
diharapkan masalah mungkin
keperawatan Gangguan rasa Rasional : nyeri glaukoma umumnya sangat
nyaman : nyeri teratasi dengan parah
kriterria hasil: 2. Jelaskan penyebab nyeri dan faktor tindakan
- Klien dapat yang dapat memicu timbulnya nyeri
mengidentifikasi penyebab Rasional : penyebab munculnya nyeri adalah
nyeri peningkatan tekanan intraokular yang dapat
- Klien menyebutkan faktor- dipicu oleh batuk, mengejan, mengangkat
faktor yang dapat benda berat, gerakan kepala tiba-tiba
meningkatkan nyeri 3. Anjurkan klien untuk menghindari perilaku
- Klien mampu melakukan yang dapat memprovokasi nyeri
tindakan untuk mengurangi Rasional : untuk mencegah peningkatan TIO
nyeri lebih lanjut
4. Ajarkan tindakan distraksi dan relaksasi
pada klien
Rasional : menurunkan sensasi nyeri dan
memblokir sensari nyeri menuju otak
Kolaborasi :
5. Berikan obat sesuai indikasi : relaksasi otot
misalnya dantren (antrium) alagesik,
antiansietas, misalnya diazepam (Valium)
Rasional : dibutuhkan menghilangkan
spasme/neyri otot atau untuk menghilangkan
ansietas dan meningkatkan istirahat
2 Setelah dilakukan tindakan Mandiri :
keperawatan selama 3x24 jam 1. Diskusikan apa yang terjadi padaa
diharapkan masalah pascaoperasi tentang nyeri, pembatasan
keperawatan risiko tinggi aktivitas, penampilan, balutan mata
terhadap cedera teratasi
dengan kriterria hasil :
- Klien menyatakan Rasional : membantu mengurangi rasa takut
pemahaman aktor yang dan meningkatkan kerja sama dalm pembatasan
terlibat dalam kemungkinan yang dilakukan.
cedera 2. Batasi pasien posisi bersandar, kepala tinggi
- Klien menunjukkan atau miring ke sisi yang tak sakit sesuai
perubahan perilaku, pola keinginan.
hidup untuk menurunkan Rasional : istirahat hanya beberapa menit
fakor risiko dan untuk sampai beberapa jam pada bedah rawat jalan
melindungi dari cedera atau menginap semalam bila terjadi
- Mengubah lingkungan komplikasi. Menurunkan tekanan pada mata
sesuai indikasi untuk yang sakit, meminimalkan risiko perdarahan
meningkatkan keamanan. atau stres pada jahitan/jahitan terbuka.
3. Ambulasi dengan bantuan; berikan kamar
mandi khusus bila sembuh dari anastesi
Rasional : menrunkan stres pada area
operasi/menurunkan TIO
4. Dorong napas dalam, bantuk untuk bersihan
paru.
Rasional : memerlukan sedikit regangan
daripada penggunakan pispot yang dapat
meningkatkan TIO
5. Dorong napas dalam, batuk untuk bersihan
paru.
Rasional : batuk meningkatkan TIO
6. Anjurkan menggunakan teknik manajemen
stres contoh bimbinganimajinasi, visualisasi,
napas dalam dan latihan relaksasi.
Rasional : meningkatkan relaksasi dan koping,
menurunkan TIO
Kolaborasi :
7. Berikan obat sesuai indikasi :
Antimetik contoh proklorperazin (Compazine)
Asetazolamid (Diamox)
Siklopegis contoh empirin
Rasional : diberikan untuk menurunkan TIO
bila terjadi peningkatan. Membatasi erja enzim
pada produkssi akueus humor.
3 Setelah dilakukan tindakan Mandiri :
keperawatan selama 3x24 jam 1. Diskusikan pentingnya mencuci tangan
diharapkan masalah sebelum menyentuh/ mengobati mata
keperawatan Risiko tinggi Rasional : menurnukan jumlah bakteri pada
terhadap infeksi teratasi tangan, mencegah kontaminasi area operasi
dengan kriterria hasil : 2. Gunakan/tunjukkan teknik yang tepat untuk
- Klien dapat meningkatkan membersihkan mata dari dalam ke luar dengan
penyembuhan luka tepat tisu basah/ bola kapas untuk tiap usapan, ganti
waktu, bebas drainase balutan dan masukan lensa ontak bila
purulen, eritema dan demam menggunakan.
- Klien dapat Rasional : teknik aseptik menurunkan risiko
mengidentifikasi intervensi penyebaran bakteri dan kontaminasi silang.
untuk mencegah/menurunkan 3. Tekankan pentingnya tidak
risiko infeksi menyentuh/menggaruk mata yang di operasi.
Rasional : mencegah kontaminasi dan
kerusakan sisi operasi
4. Observasi/diskusikan tanda terjadinya
infeksi contoh kemerahan, kelopak bengkak,
drainase purulen. Identifikasi tindakan
kewaspadaan bila terjadi ISK.
Rasional : infeksi mata terjadi 2-3 hari setelah
prosedur dan memerlkan upaya intervensi.
Adanya ISK meningkatkan risiko kontaminasi
silang.
Kolaborasi :
5. Berikan obat sesuai indikasi :
Antibiotik (topikal, parenteral atau
subkonjungtiva)
Steroid
Rasional : sediaan topikal digunakan secara
profilaksis, dimana terapi lebih agresif
diperlukan bila terjadi infeksi. Catatan : steroid
mungkin ditambahkan pada antibiotik topikal
bila pasien mengalami implantasi IOL.
Digunakan untuk menurunakn inflamasi.

5. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Hari/ Tanggal No.DX Implementasi dan Hasil Paraf


Pra Operasi
1 1. Memastikan derajat / tipe kehilangan
penglihatan
2. Mendorong mengekspresikan perasaan
tentang kehilangan / kemungkinan
kehilangan penglihatan
3. Menunjukkan pemberian tetes mata, contoh
menghitung tetesan, mengikuti jadwal, tidak
salah dosisi.
4. Melakukan tindakan untuk membantu
pasien menangani keterbatasan penglihatan,
contoh , krangi kekacauan, atur perabot,
ingatkan memutar kepala ke subjek yang
terlihat, perbaiki sinar suram dan masalah
penglihatan malam.
5. Memberikan obat sesuai indikasi :
- Kronis, sederhana, tipe sudut
terbuka:Pilokarpin hidroklorida
(IsoptoCarpine, OcuserPilo, Pilopine HS Gel)
- Timolol maleat (Timoptic); betaksalol
(Betopic)
2 1. Mengkaji derajat nyeri setiap hari atau
sesering mungkin
2. Menjelaskan penyebab nyeri dan faktor
tindakan yang dapat memicu timbulnya nyeri
3. Menganjurkan klien untuk menghindari
perilaku yang dapat memprovokasi nyeri
4. Mengajarkan tindakan distraksi dan
relaksasi pada klien
5. Memberikan obat sesuai indikasi :
relaksasi otot misalnya dantren (antrium)
alagesik, antiansietas, misalnya diazepam
(Valium)
3 1. Mengkaji tingkat ansietas, derajat
pengalaman nyeri/ timbulnya gejala tiba-tiba
dan pengetahuan kondisi saat ini
2. Memberikan infromasi yang akurat dan
jujur. Diskusikan kemungkinan bahwa
pengwasan dan pengubahan dapat mencegah
kehilangan penglihatan tambahan
3. Mendorong pasien untuk mengakui msalah
dan mengekspresikan persaan
4. Mengindetifikasi sumber / orang yang
menolong
4 1. Mendiskusikan perlunya menggunakn
identifikasi contoh gelang Waspada-Medik
2. Menunjukkan teknik yang benar untuk
pemberian tetes mata. Izinkan pasien
mengulang tindakan
3. Mengkaji pentingnya mempertahankan
jadwal obat, contoh tetes mata. Diskusikan
obat yang harus dihindari, contoh tetes
midriatik (atropin/ propantelin bromin),
kelbihan pemakaian steroid topika.
4. Mengidentifikasi efek samping / reaksi
merugikan dari pengobatan, contoh
penurunan selera makan, mual/muntah, diare,
kelemahan, perasaan mabuk, penurunan
libido, impoten, jantung tak teratur, pingsan,
GJK.
5. Mendorong pasien membuat peubahan
yang perlu untuk pola hidup.
6. Mendorong menhndari aktivitas, seperti
mengangkat berat/mendorong, menyekop
salju, menggunakan baju ketat/sempit.
7. Mendiskusikan pertimbangan diet, contoh
caiarn adekuat makanan berserat.
8. Menekankan pentingnya periksa rutin.
9. Menasehatkan pasien untuk melaporkan
dengan cepat nyeri mata hebat, inflmasi,
peningkatan fotofobia, peningkatan
lakrimasi, perubahan lapang pandang,
penglihatan kabur, kilatan sinar/ partikel
ditengah lapang pandang
10. Menganjurkan anggota keluarga
memeriksa secara teratur tanda glaukoma.
Post Operasi
1 1. Mengkaji derajat nyeri setiap hari atau
sesering mungkin
2. Menjelaskan penyebab nyeri dan faktor
tindakan yang dapat memicu timbulnya nyeri
3. Menganjurkan klien untuk menghindari
perilaku yang dapat memprovokasi nyeri
4. Mengajarkan tindakan distraksi dan
relaksasi pada klien
5. Memberikan obat sesuai indikasi :
relaksasi otot misalnya dantren (antrium)
alagesik, antiansietas, misalnya diazepam
(Valium)
2 1. Mendiskusikan apa yang terjadi padaa
pascaoperasi tentang nyeri, pembatasan
aktivitas, penampilan, balutan mata
2. Membatasi pasien posisi bersandar, kepala
tinggi atau miring ke sisi yang tak sakit sesuai
keinginan.
3. Mengambulasi dengan bantuan; berikan
kamar mandi khusus bila sembuh dari
anastesi
4. Mendorong napas dalam, bantuk untuk
bersihan paru.
5. Mendorong napas dalam, batuk untuk
bersihan paru.
6. Menganjurkan menggunakan teknik
manajemen stres contoh bimbinganimajinasi,
visualisasi, napas dalam dan latihan relaksasi.
7. Memberikan obat sesuai indikasi :
Antimetik contoh proklorperazin
(Compazine), Asetazolamid (Diamox),
Siklopegis contoh empirin
3 1. Mendiskusikan pentingnya mencucui
tangan sebelum menyentuh/ mengobati mata
2. Menggunakan / menunjukkan teknik yang
tepat untuk membersihkan mata dari dalam ke
luar dengan tisu basah/ bola kapas untuk tiap
usapan, ganti balutan dan masukan lensa
ontak bila menggunakan.
3. Menekankan pentingnya tidak
menyentuh/menggaruk mata yang di operasi.
4. Mengobservasi / mendiskusikan tanda
terjadinya infeksi contoh kemerahan, kelopak
bengkak, drainase purulen. Identifikasi
tindakan kewaspadaan bila terjadi ISK.
5. Memebrikan obat sesuai indikasi :
Antibiotik (topikal, parenteral atau
subkonjungtiva), Steroid

Anda mungkin juga menyukai