Anda di halaman 1dari 3

Pada praktikum ini dilakukan analisis sirup parasetamol dengan metode spektrofotometri

visibel. Preparasi sampel dilakukan dengan metode diazotasi parasetamol menggunakan fenol
aromatik sebagai senyawa pengkopling untuk menjadikan larutan menjadi berwarna dan dapat
dibaca pada rentang panjang gelombang400-700 nm (Gandjar dan Rohman, 2007).

Pembuatan larutan standar parasetamol mula-mula dilakukan dengan merefluks parasetamol


dengan HCL 4M kemudian di ad dengan aquades. Setelah di refluks, diambil cuplikan larutan tersebut
dan ditambah dengan HCL 4M dan natrium nitrit kemudian didiamkan di dalam es selama 3 menit.
Setelah itu larutan ditambahkan asam sulfamat dan didiamkan 5 menit, kemudian ditambahkan 0,5% 1
naftol dalam Naoh 4M lalu di ad aquades. Larutan standar parasetamol kemudian di analisis dengan
spektrofotometri visibel dan diperoleh panjang gelombang maksimumnya yaitu 580 nm.

Pembuatan larutan sampel dilakukan sama seperti pembuatan larutan standar kloramfenikol,
namun sampel yang digunakan yaitu sirup parasetamol. Sirup parasetamol diambil sebanyak 20 ml
kemudian dilakukan reaksi diazotasi seperti pada pembuatan larutan sampel pada panjang gelombang
580 nm.

Coupling menggunakan dan 1-Naphtol mengikuti mekanisme reaksi griess, yaitu


diazotasi suatu amina aromatis yang diikuti dengan pengkoplingan dengan suatu fenol atau
amina aromatic (Gandjar dan Rohman, 2007). Ditambahkan HCl dengan tujuan untuk memberi
suasana asam pada larutan, sebagaimana diketahui pembentukan garam diazonium berlangsung dalam
suasana asam dan juga diperlukan untuk mengubah NaNO2 menjadi HNO2 (Gambar 1). Digunakan pula
NaNO2 sebagai agen pendiazotasi, dan kemudian didiamkan didalam es. Reaksi yang terjadi tidak stabil
dalam suhu kamar, karena garam diazonium yang terbentu mudah tergedradasi membentuk senyawa fenol
dan gas nitrogen. Sehingga reaksi dilakukan pada suhu dibawah 15oC (Hamdani, 2013). Asam sulfamat
ditambahkan dalam reaksi diazotasi dengan tujuan untuk menhilangkan asam nitrat berlebih. Sedangkan 1
Naftol dalam NaOH yang ditambahkan berfungsi sebagai zat pengkopling (Gambar 2) (Dixit dan Patel,
2014).
Gambar 1. Reaksi diacetilisasi dan diazotasi parasetamol membentuk garam diazonium (Dixit dan Patel,
2014).

Gambar 2. Pengkoplingan garam diazonium oleh 1 naftol (Dixit dan Patel, 2014).

Sebelum sampel dianalisis dilakukan terlebih dahulu orientasi untuk memastikan apakah sampel
dapat dilakukan atupun tidak. Dari hasil optimasi yang dilakukan diperoleh bahwa sampel dapat
dianalisis dengan dilakukan pengenceran terlebih dahulu. Adapun faktor pengenceran yang dipeoleh
yaitu sebesar 2500.

Pada analisis sirup parasetamol ditentukan terlebih dahulu operating time. Operating time yang
diperoleh yaitu pada menit ke-40. Hal ini menunjukkan bahwa absorbansi maksimum akan diperoleh
pada menit ke-40. Adapun larutan standar kloramfenikol yang diukur absorbansinya yaitu konsentrasi 6
mcg/ml, 8 mcg/ml, 10 mcg/ml, 12 mcg/ml, dan 16 mcg/ml. dari konsentrasi standar tersebut diperoleh
persamaan regresi linear y= 0,046x – 0,045.

Dari perhitungan persentase kadar sirup kloramfenikol dipeproleh hasil sebesar 84,24%. Hasil
tersebut tidak sesuai literatur, dimana seharusnya kadar tidak kurang dari 90%-110% dari jumlah yag
tertera dalam kemasan (DepKes RI, 1995). Ketidak sesuaian dengan literatur tersebut dikarenakan
dalam proses masih belum sempurna, human eror, keterbatasan alat dan kesalahan kalibrasi (Sudjadi,
2008).
Dapus

Depkes RI. 2014. Farmakope Indonesia V. Depkes RI: Jakarta.

Dixit, R. B., dan Patel, J. A., 2014. Spectrophotometric Determination of Paracetamol Drug Using 8-
Hydroxyquinolone. International Journal of Pharmaceutical Science and Research. 5(6) : 2393-2397.

Gandjar, I. G., dan Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Cetakan II. Pustaka pelajar: Yogyakarta.

Hamdani.2013.Nitrimetri.Http://catatankimia.com/catatan/Nitrimetri.html(diakses pada tanggal 1


Desember 2015)

Sudjadi, 2008. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai