Anda di halaman 1dari 13

Isolasi dan Identifikasi ....

(Wahyu Nuryadi H, Anna Rakhmawati, Istiana Prihatini) 15


ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KAPANG ENDOFIT DARI POHON SENGON
PROVENAN KEPULAUAN SOLOMON BERDASARKAN MORFOLOGI DAN
MOLEKULER (ANALISIS rDNA ITS (INTERNAL TRANSCRIBED SPACER)

Isolation and Identification of Endophytic Fungi of Sengon Trees Provenance Solomon Islands Based
On Morphological and Molecular (Analysis of rDNA ITS (Internal Transcribed Spacer))
1 2 3
Oleh: Wahyu Nuryadi H (12308144018) , Anna Rakhmawati , Istiana Prihatini
1
Mahasiswa Program Studi Biologi FMIPA UNY
2
Dosen Pembimbing Penelitian I
3
Dosen Pembimbing Penelitian II, Peneliti BBBPTH Yogyakarta
1
Email : Wahyubuatandroid@gmail.com
2
Anna_Rakhmawati@uny.ac.id
3
Istianaprihatini@biotifor.co.id

Abstrak
Kapang endofit merupakan organisme yang memiliki potensi sebagai agen hayati pengendali hama patogen
pada tanaman. Perlu adanya penelitian untuk mengisolasi dan mengidentifikasi kapang endofit dari jaringan
tanaman yang diketahui memiliki tingkat resistensi terhadap suatu penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk
mengisolasi dan mengidentifikasi kapang endofit dari pohon sengon provenan Kepulauan Solomon menggunakan
analisis rDNA ITS, serta mempelajari karakter morfologi isolat yang berhasil diisolasi. Isolasi kapang endofit
dilakukan dengan cara menanam bagian bagian daun, tangkai daun, ranting dan kulit batang pohon sengon pada
media MEA, kultur tunggal isolat kapang endofit diidentifikasi berdasarkan morfologi dan molekuler pada sekuen
rDNA ITS (ITS1-5.8S-ITS2). Hasil penelitian ini mendapatkan 28 isolat kapang endofit, namun hanya 26 isolat
yang menunjukkan hasil sequencing yang baik dan digunakan untuk proses analisis filogenetik. Hasil identifikasi
diperoleh sebanyak 4 isolat teridentifikasi sebagai genus Lasiodiplodia, 4 isolat sebagai famili Didymellaceae, 11
isolat teridentifikasi sebagai genus Phompopsis, 5 isolat sebagai genus Colletotrichum, 1 isolat sebagai genus
Nemania, dan 1 isolat sebagai genus Xylaria.

Kata kunci: Kapang Endofit, Morfologi Kapang, Analisis rDNA ITS, Sengon Provenan Kepulauan Solomon.

Abstract
Endophytic fungi were organisms that had potential as biocontrol agents pest pathogenic of plants. A
research to isolate and identify the endophytic fungi from plant tissue was known had high levels of resistance to a
disease is needed. The aim of this study was to isolate and identify morphology and moleculer (using ITS rDNA
analysis)characters of endophytic fungi Sengon provenance Solomon. Isolation of endophytic fungi carried by
planting part of the leaf, stalk leaves, twigs and tree bark sengon on MEA medium. Identification of isolates was
done based on morphological and molecular on ITS rDNA sequences (ITS1-5.8S-ITS2). The research yielded 28
isolates of endophytic fungi, but only 26 isolates showed good results sequencing and used for phylogenetic
analysis process. This identification shows there are 4 isolates as Lasiodiplodia genus, 4 isolates as Didymellaceae
family, 11 isolates were identified as Phompopsis genus, 5 isolates as Colletotrichum genus, 1 isolates as Nemania
genus, and 1 isolate as Xylaria genus.

Keywords: Endophytic Fungi, Morphological Characters Fungi, rDNA ITS Analysis, Sengon Provenance Solomon
Islands
16 Jurnal Biologi Vol 5 No 6 Tahun 2016

PENDAHULUAN lingkungan, karena memanfaatkan dari alam,


Sengon (Falcataria moluccana) yaitu organisme yang bersifat antagonis dari
merupakan tanaman hutan yang termasuk penyebab penyakit. Agen hayati yang memiliki
dalam famili Fabaceae dan memiliki nama lain potensi sebagai agen hayati yaitu kapang
(sinonim) dengan Paraserianthes falcataria., endofit. Kapang endofit merupakan fungi yang
Adenanthera alcate L., Adenanthera falcataria hidup didalam jaringan tanaman tanpa
menimbulkan kerugian pada tanaman inangnya.
L., Albizia falcate (L.) Fosb., dan Albizia
moluccana. Pohon sengon dikenal dengan nama Upaya yang dilakukan untuk mencari potensi
umum dalam Bahasa Inggris : albizia, batai, kapang endofit sebagai agen hayati, yaitu
Indonesian albizia, moluca, paraserianthes, dengan melakukan penelitian awal untuk
peacock plume, white albizia; dalam Bahasa mengisolasi dan mengidentifikasi kapang
Filipina: falcate, moluccan sau (Wiryadiputra, endofit dari bagian tanaman unggul atau
2007: 1). Sengon secara alami tersebar di memiliki resistensi terhadap suatu penyakit.
Indonesia, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, Isolasi kapang endofit dari bagian
dan Australia. Kayu sengon banyak tanaman dapat dilakukan dengan cara menanam
dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam bagian tanaman yang telah disterilisasi pada
produksi seperti mebel, triplex, rayon dan pulp media pertumbuhan, seperti yang telah
untuk membuat kertas (Soerianegara dan dilakukan oleh Safinah et al. (2014).
Lemmens, 1993). Identifikasi kapang endofit dapat dilakukan
dengan pengamatan ciri morfologi koloni
Kebutuhan akan kayu sengon baik dari
kapang, serta secara molekuler (Bayman, 2007).
dalam atau luar negeri setiap tahunnya
meningkat. Upaya budidaya pohon sengon
unggul perlu dilakukan untuk menjaga Teknik identifikasi molekuler yang
kelestariannya dialam, serta untuk memenuhi sudah populer untuk fungi yaitu menggunakan
permintaan pasar tersebut. Salah satu sengon analisis rDNA. DNA ribosoman (rDNA) adalah
unggul yang memiliki tingkat pertumbuhan daerah penyandi genom untuk komponen RNA
yang lebih cepat dibandingkan dengan sengon ribosom, memilki daerah konservatif yaitu gen
lokal serta memiliki resistensi terhadap penyandi rDNA 18S, 5.8S dan 28S yang
penyakit adalah sengon provenan Kepulauan diantaranya terdapat daerah ITS (Internal
Solomon (Setiadi et al., 2014: 1). Transcribed Spacer) (Gomes et al, 2002).
Sekuen rDNA region ITS memiliki variasi
Salah satu masalah budidaya tanaman
sekuen relatif tinggi pada gen rDNA tiap
sengon yaitu adanya penyakit karat tumor yang
spesies, sehingga sangat baik digunakan untuk
menyerang tanaman ini. Penyebab penyakit
karat tumor pada sengon ialah jenis fungi identifikasi tingkat genus hingga spesies
(Buchan et al., 2002).
Uromycladium falcatarium Sp. nov. (Doungsa-
ard et al., 2015: 1). Penyakit ini biasanya Penelitian ini bertujuan untuk
menyerang bagian batang tanaman, baik mengisolasi dan mengidentifikasi kapang
tanaman sengon muda di pembibitan atau di endofit dari pohon sengon provenan Kepulauan
lapangan, hingga tanaman tua atau tanaman Solomon berdasarkan morfologi dan molekuler
tegakan. (analisis rDNA ITS (Internal Transcribed
Spacer)).
Tingginya tingkat kerugian yang
disebabkan oleh serangan penyakit karat tumor
ini, sehingga membutuhkan upaya pengendalian METODE PENELITIAN
penyakit tersebut. Salah satu caranya adalah Tanaman sengon yang digunakan
dengan menggunakan agen hayati. Cara ini didalam penelitian ini didapatkan dari Kebun
merupakan cara paling efektif serta ramah Semai Benih Uji Keturunan (KSBUK)
Isolasi dan Identifikasi .... (Wahyu Nuryadi H, Anna Rakhmawati, Istiana Prihatini) 17

Lumajang dengan kode tanaman: 77,83, 98. mendapatkan preparat miselium kapang
Target penelitian ini adalah memperoleh isolate endofit.
yang sudah teridentifikasi secara morfologi dan 4. Ekstraksi dan purifikasi DNA
molekuler kapang endofit dari pohon sengon Isolat tunggal kapang endofit
Provenan Kepulauan Solomon. digunakan pada tahap ekstraksi DNA.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ekstraksi DNA dilakukan dengan
Genetika Molekuler Balai Besar Bioteknologi menggunakan buffer SDS (Sodium Deodecyl
dan Pemuliaan Tanaman Hutan (BBBPTH) Sulphate) (Raeder and Broda, 1985) sesuai
Yogyakarta dan di Laboratorium Mikrobiologi protokol yang digunakan pada Glen et al.
FMIPA UNY pada bulan Maret-Mei 2016. (2002)
1. Sterilisasi permukaan kulit kayu, 5. Dilusi DNA
Proses dilusi atau pengenceran dilakukan tiap
ranting, daun dan tangkai daun sampel yaitu pengenceran 10x. Dilusi dilakukan
Bagian tanaman (kulit kayu, ranting, dan dengan mengambil 10 µl sampel hasil purifikasi
ditambahkan dengan 90 µl buffer TE, kemudian
tangkai daun) dipotong-potong dengan panjang divortex hingga tercampur. Apabila belum dilanjutkan
0,5-1cm, sedangkan bagian daun tidak ke tahap PCR, maka DNA yang ada di dalam tube
hasil dilusi dapat disimpan dalam suhu - 200C.
dipotong-potong, kemudian bagian-bagian
6. Amplifikasi PCR dan
tanaman tersebut direndam untuk proses Elektroforesis Reaksi
sterilisasi permukaan dengan menggunakan Amplifikasi PCR daerah ITS-1 dan
larutan ethanol 90% selama 1 menit, dibilas
ITS-2 rDNA dilakukan dengan menggunakan
menggunakan air steril, dan dilanjutkan dengan pasangan primer ITS-1F (Gardes dan Bruns,
direndam menggunakan larutan hipoklorit
1993) dan ITS-4 (White et al., 1990). Total
(NaOCl2) selama 5 menit, dibilas kembali
volume untuk amplifikasi PCR adalah 50 µl,
menggunakan air steril, dan dikeringkan di atas
terdiri dari konsentrasi akhir : 25,1 µl akuades
kertas towel steril.
steril, 10 µl 5x buffer PCR Bioline, 2 µl
2. Isolasi kapang Mg2Cl, 1 µl BSA, 0,5 µl dNTP, 0,5 primer 1
Media yang digunakan yaitu media (ITS-1F), 0,5 primer 2 (ITS-4), dan 0,4 µl
MEA (Malt Ekstract Agar). Organ tanaman Magotaq Polymerase, 10 µl DNA isolat yang
diletakkan secara aseptik didalam media MEA, sudah diencerkan 10x menggunakan TE yang
sebanyak 3 potong organ tanaman dalam satu ditambahkan akuades steril.
petridish dan diinkubasi selama 10 hari. Koloni Visualisasi hasil PCR dilakukan
kultur campuran jamur yang tumbuh pada melalui elektroforesis pada gel agarose 1%.
media pertama ini selanjutnya di sub-kultur
7. DNA Sequencing dan Analisis data
untuk mendapatkan koloni tunggal jamur.
Hasil amplifikasi dari reaksi PCR
Pengamatan terhadap karakter morfologi isolat st
jamur dilakukan setelah koloni tunggal tersebut kemudian dikirim ke 1 Base,
berumur ±10 hari. Singapura, untuk dilakukan sekuensing
mengunakan primer ITS4. Gambar
3. Seleksi isolat berdasarkan karakter kromatogram hasil sekuensing yang diperoleh
morfologi st
Isolat tunggal yang telah ditumbuhkan, dari website 1 Base dianalisa dan bila
kemudian diseleksi berdasarkan karakter diperlukan dilakukan pengeditan menggunakan
program Bioedit yang dapat diunduh secara
morfologi koloni untuk memperoleh isolat yang
gratis (http://www.mbio.ncsu.edu). Sekuen
paling berbeda dan akan diidentifikasi secara
DNA jamur kemudian dicocokkan dengan
molekuler. Isolat dipilih berdasarkan karakter
sekuen DNA kapang yang tersedia pada
morfologi koloni seperti warna koloni, warna database Nukleotida National Center for
sebalik, tekstur koloni, permukaan koloni,
growing zone, zonasi, dan radial furrow. Untuk
memperoleh data ciri mikroskopis , dilakukan
dengan membuat slide culture untuk
18 Jurnal Biologi Vol 5 No 6 Tahun 2016

Biotechnology Information (NCBI) growing zone dan radial furrow. Sebagian


menggunakan program BLAST (Basic Local besar warna permukaan koloni dan sebalik
Alignment Search Tool) yang dikembangkan koloni menampilkan warna yang beragam,
oleh Altschul et al., (1997). Hasil pencocokan mulai dari warna coklat. Pengamatan tekstur
identitas jamur tersebut kemudian miselium pada masing-masing isolat
dikelompokkan sesuai dengan tingkat ditemukan bertekstur kapas (Cottony), kerak
kemiripannya. DNA jamur sampel dan DNA (Crustose), frustose, silky dan felty. Rata-rata
sekuen dari database yang telah diketahui kapang tumbuh pada media dengan tipe
jenisnya kemudian diolah menggunakan miselium tumbuh di atas agar media
program Clustal W pada program Bioedit untuk (appressed/raised), dengan masing-masing
membuat alignment terhadap semua sekuen. kapang ada yang tumbuh membentuk
DNA sekuens dari database yang memiliki elevations jenis convex, flat, raised, dan
tingkat kesamaan 98%-100% dari takson yang crateriform.
sama dengan DNA sampel akan dimasukkan Pengamatan mikroskopis dengan
dalam proses analisis menggunakan analisis menggunakan pewarnaan laktofenol
pendekatan Maximum Likelihood menggunakan mengamati bentuk hifa dan alat
program construct/Test Maximum Likelihood perkembangbiakan yang tampak. Bentuk hifa
Tree(s) dari software Mega 7 (Tamura et al., dalam pengamatan, yaitu jenis hifa bersepta
2007). (bersekat/monositik) dan juga hifa tak bersepta
(hifa senositik). Selain bentuk hifa dan
HASIL PENELITIAN konidia, sel konidiogenos juga ikut teramati
pada pengamatan ini. Menurut Gandjar et al.,
1. Karakterisasi Morfologi Isolat Kapang
(2006: 59): Sel konidiogenos merupakan sel
Endofit
pembentuk konidia, sel ini adalah sel aseksual
Isolasi kapang endofit dari bagian daun,
tunggal yang terbentuk langsung dari sel pada
tangkai daun, ranting dan kulit batang tanaman
hifa atau suatu sel hifa sendiri yang
sengon provenan Kepulauan Solomon yang
menghasilkan konidia. Bentuk sel
ditanam di Kebun Semai Benih Uji Keturunan
konidiogenos dan konidia yang teramati yaitu
(KSBUK) Lumajang menghasilkan 28 isolat
sel konidiogenos bentuk lencir, dengan fialid
murni jamur endofit dengan karakter
yang tumbuh selalu menjauhi hifa, dengan
morfologi koloni yang berbeda. Hasil isolasi
bentuk konidia bulat berwarna hialin
kapang endofit dari bagian kulit batang dan
diujungnya. Bentuk lainnya yaitu sel
ranting pohon sengon menunjukkan jumlah
konidiogenos bentuk botol dengan leher
kehadiran kapang endofit yang paling banyak
panjang atau pun pendek, konidia berbentuk
dibandingkan kapang endofit yang diisolasi
bulat berantai, pada pengamatan baik fialid,
dari bagian daun dan tangkai daun. Kapang
maupun konidia tercat berwarna biru. Bentuk
endofit pada tanaman kode 77 menghasilkan
konidia lainnya yang teramati yaitu ada yang
14 isolat yang berbeda, tanaman kode 83
berbentuk elips (pada pengamatan tercat
menghasilkan 5 isolat yang berbeda, tanaman
berwarna biru dan cokelat), dan ovoid yang
kode 98 menghasilkan 9 isolat yang berbeda.
berwarna hialin. Pada pengamatan juga
Isolat kapang endofit yang ditanam pada
ditemukan makrokonia yang tumbuh pada tepi
media MEA memiliki karakter morfologi
hifa dengan bentuk silindris seperti bentuk
koloni berbeda-beda. Pengamatan morfologi
cerutu dan berwarna hialin. Mikrokonia juga
koloni meliputi warna permukaan koloni,
ditemukan dengan bentuk elips dan berwarna
warna sebalik koloni, tekstur miselium,
hialin.
Permukaan/Elevations, ada tidak nya zonasi,
Isolasi dan Identifikasi .... (Wahyu Nuryadi H, Anna Rakhmawati, Istiana Prihatini) 19

Tabel 1. Presentasi dan Distribusi Kapang Endofit pada Masing-Masing Kode Pohon dan Bagian
Tanaman
Kode Kapang Endofit yang Ditemukan pada Tiap Organ Tanaman
Tanaman Daun Tangkai Daun Ranting Kulit Batang
77 Didymellaceae Phomopsis Sp. Didymellaceae Phomopsis Sp.
Phomopsis Sp. Phomopsis Sp.
Lasiodiplodia Sp. Phomopsis Sp.
Didymellaceae
Phomopsis Sp.
Phomopsis Sp.
Didymellaceae Sp.
Phomopsis Sp.
Lasiodiplodia Sp.
83 Colletotrichum Sp.
Xylaria Sp.
Nemania Sp.
Colletotrichum Sp.
Phomopsis Sp.
98 Lasiodiplodia Sp. Colletotrichum Sp.
Lasiodiplodia Sp. Colletotrichum Sp.
Colletotrichum Sp. Phomopsis Sp.

W1 W2 W3 W4 W5 W6

W7 W8 W9 W10 W11 W12

W13 W14 W15 W16 W17 W18

W21 W22 W23


W19 W20 W24

W25 W26 W27 W28

Gambar 1. Karakteristik Makroskpis 28 Isolat (W1-W28) Kapang Endofit Pohon Sengon Provenan
Kepulauan Solomon pada Media MEA. Bar = 1 cm
20 Jurnal Biologi Vol 5 No 6 Tahun 2016

W1 W2 W3 W4

W7

W5 W6 W8

W10

W9 W11 W12

W16

W13 W15
W14

W20

W17 W18 W19

W24
W21 W22 W23

W25 W26 W27 W28

Gambar 2. Karakteristik Mikroskpis 28 Isolat (W1-W28) Kapang Endofit Pohon Sengon Provenan
Kepulauan Solomon pada Media MEA.

2. Identifikasi Molekuler Isolat Kapang yaitu kelas Dothideomycetes dan


Endofit Sordariomycetes.
Data sekuens berupa text file hasil a. Identifikasi isolat yang termasuk kelas
tahap sekuensing digunakan untuk mencari taksa Dothideomycetes
identitas isolat dengan cara mencari homologi Delapan isolat dikelompokkan masuk
sequence spesies terdekatnya pada data kedalam kelas taksa Dothideomycetes, yaitu
sequens dalam database/Genebank NCBI isolat kode W1, W4, W5, W9, W12, W15,
(Hall, 2004). Maka dengan demikian dapat W22,W23. Setelah dikelompokkan sesuai
diketahui spesies-spesies yang memiliki kelas taksanya, 8 sekuens isolat sampel dan
kemiripan ataupun kesamaan dengan urutan 13 sekuens yang mirip dari Genebank NCBI
basa DNA isolat sampel (query). Analisis dianalis menggunakan metode maximum
BLAST database NCBI menunjukkan hasil likelihood dengan 1000 replikasi bootstrap
yaitu dari 26 isolat dapat dikelompokkan pada aplikasi MEGA 7, sekuens Xylaria
menjadi dua kelas taksa dari jamur berteri ikut dimasukkan dalam analisis
Ascomycotina, kedua kelas taksa tersebut sebagai outgroup.
Isolasi dan Identifikasi .... (Wahyu Nuryadi H, Anna Rakhmawati, Istiana Prihatini) 21

Hasilnya yaitu isolat kode W23, W22, teridentifikasi sebagai genus Phomopsis.
W4, dan W15, diketahui memiliki tingkat Isolat kode W16, W19, W25, W26, W27
kemiripan yang tinggi dengan genus teridentifikasi sebagai genus
Lasiodiplodia, ini ditunjukkan dengan nilai Colletotrichum. Isolat kode 18
bootstrap 100%. Genus Lasiodiplodia sendiri teridentifikasi sebagai genus Nemania.
merupakan genus dari taksa famili Isolat kode 17 teridentifikasi sebagai
Botryospaeriaceae, dan ordo genus Xylaria.
Botryospaeriales.
Isolat kode W9, W1, W5, dan W12
dari hasil analisis filogenentik, diketahui
memiliki tingkat kemiripan dengan famili
Didymellaceae dengan nilai boostrap 100%.

Gambar 4. Hasil analisis filogenetik dengan


skala genetik dan internal konfiden
1000 replikasi bootstrap
menggunakan metode Maximum
Gambar 3. Hasil analisis filogenetik dengan Likelihood model Tamura-Nei
skala genetik dan internal konfiden 1000 terhadap sekuen ITS jamur endofit
replikasi bootstrap menggunakan metode sengon genus Phomopsis sp. Sekuen
Maximum Likelihood model Tamura-Nei jamur Lasiodiplodia theobrome
terhadap sekuen ITS jamur endofit sengon digunakan sebagai outgroup dalam
kelompok Dothideomycetes. Sekuen jamur analisis ini.
Xylaria berteri digunakan sebagai
outgroup dalam analisis ini.

a. Identifikasi isolat yang termasuk kelas taksa


Sordariomycetes
Isolat yang masuk kedalam kelompok
kelas taksa Sordariomycetes ada sebanyak
18 isolat yang selanjutnya dianalis
menggunakan metode maximum
likelihood dengan 1000 replikasi bootstrap
pada aplikasi MEGA 7, sekuens
Lasiodiplodia theobrome digunakan
sebagai outgroup. Dari hasil filogenetik,
isolat kode W6, W21, W3, W14, W20,
W28, W7, W10, W2, W11, W8
22 Jurnal Biologi Vol 5 No 6 Tahun 2016

dari bagian daun dan tangkai daun. Menurut


Irmawan (2007: 15), kelimpahan dan
keragaman jamur endofit pada suatu tanaman
dipengaruhi oleh varietas inang tanaman,
sehingga keberadaan kapang endofit
berhubungan pula dengan metabolisme inang
tanaman.
Isolat kapang endofit yang berhasil
diisolasi dari bagian daun, tangkai daun,
ranting, dan kulit batang ada sebanyak 28
isolat, namun berdasarkan hasil sekuensing,
hanya 26 isolat yang digunakan untuk
dianalisis lebih lanjut menggunakan analisis
filogenetik. Hasilnya yaitu seluruh isolat
masuk kedalam anggota filum Asomycotina
dan terpisah menjadi 2 kelas, yaitu kelas
Dothideomycetes (31%) dan Sordariomycetes
(69%).
Gambar 5. Hasil analisis filogenetik dengan skala Anggota kelas Dothideomycetes sering
genetik dan internal konfiden 1000
ditemukan sebagai patogen, endofit atau epifit
replikasi bootstrap menggunakan
metode Maximum Likelihood model pada tanaman hidup, juga sebagai
Tamura-Nei terhadap sekuen ITS jamur pendegradasi selulosa dan karbohidrat
endofit sengon genus Colletotrichum, kompleks lainnya pada bagian tanaman yang
Nemania dan Xylaria. Sekuen jamur mati atau pada sampah daun (Conrad L.,
Lasiodiplodia theobrome digunakan Schoch et al. 2006).
sebagai outgroup dalam analisis ini.
Isolat kode W23, W22, W4 dan W15
teridentifikasi hingga tingkat genus, yaitu
PEMBAHASAN
genus Lasiodiplodia berdasarkan hasil analisis
Kapang endofit merupakan
rDNA ITS. Genus Lasiodiplodia dilaporkan
mikroorganisme yang hidup berkoloni didalam
dalam banyak penelitian sebagai kapang
jaringan tanaman, namun tidak menimbulkan
penyebab penyakit pada tanaman. Penelitian
kerugian pada tanaman inangnya. Mencari
Ani Widiastuti dkk (2015) mendapatkan
keberadaan kapang endofit pada jaringan
kapang Lasiodiplodia sp., menyebabkan gejala
tanaman dapat dilakukan dengan tahap isolasi.
busuk pangkal buah pada buah mangga pasca
Dalam penelitian ini kapang endofit berhasil
panen, bercak nekrotik hitam pada buah pisang
diisolasi dari pohon sengon provenan
dan sawo pasca panen. Secara makroskopis,
Kepulauan Solomon pada bagian daun, tangkai
Lasiodiplodia pada isolat memiliki miselium
daun, ranting dan kulit batang. Penelitian lain,
yang bertekstur seperti kapas atau wol, dengan
dilaporkan oleh Kumar dan Kevin D. Hyde
warna awal putih kemudian berubah menjadi
(2004) berhasil mengisolasi kapang endofit
kehitaman. Secara mikroskopis, terlihat
dari bagian daun, batang, kulit kayu, akar dan
kapang membentuk konida/phyalokonidia.
bunga pada tanaman Tripterygium wilfordii.
Konidia berbentuk elips dan berwarna cokelat,
Keberagaman dan jumlah kapang endofit yang
sedangkan phialokonidia berbentuk bulat
berhasil diisolasi dari bagian suatu tanaman
berwarna hialin, ciri yang ditemukan ini sesuai
tertentu mempunyai hasil yang berbeda.
dengan yang digambarkan Gandjar et al (2006:
Seperti dalam penelitian ini, kapang endofit
37). Keempat isolat pada penelitian ini yang
lebih banyak ditemukan dan diisolasi dari
termasuk kedalam genus taksa Lasiodiplodia
bagian ranting dan kulit batang, dibandingkan
berhasil diisolasi dari bagian ranting dan
Isolasi dan Identifikasi .... (Wahyu Nuryadi H, Anna Rakhmawati, Istiana Prihatini) 23

tangkai daun pada ketiga kode tanaman yang didapat dari database, isolat dengan kode
sengon provenan Kepulauan Solomon. W6, W21, W3, W14, W20, W28, W7, W10,
Isolat kode W9, W1, W5 dan W12 W2, W11, dan W8 teridentifikasi sebagai
hanya dapat teridentifikasi hingga famili genus Phomopsis. Berdasarkan hasil
Didymellaceae. Keempat isolat yang masuk pengamatan makroskopis koloni, isolat dari
kedalam famili Didymellaceae diisolasi dari kelompok ini memiliki tekstur seperti wol
pohon sengon provenan Kepulauan Solomon ataupun kapas, memiliki hifa udara, dengan
kode 77 pada bagian daun, ranting dan kulit miselium berwarna putih, atau putih
batang. Dari pengamatan makroskopis dan kekuningan. Seluruh isolat nampak memiliki
mikroskopis, isolat kode W1 dengan W5 konida/phialokonida, konidia berbentuk bulat
memiliki kemiripan yaitu warna koloni dan hingga elips, tunggal atau berkumpul,dengan
tekstur miselium, pengamatan mikroskopik warna coklat atau biru karena pewarnaan
pun terlihat kedua isolat sama-sama memiliki menggunakan laktofenol. Hal ini serupa
phialokonidia. Isolat W12 secara morfologi dengan hasil penelitian yang diungkapkan oleh
juga terlihat mirip dengan isolat kode W13, Svetlana et al. (2007) yaitu morfologi koloni
sayangnya isolat kode W13 menghasilkan Phomopsis memiliki warna putih, putih
hasil sekuensing yang kurang baik, sehingga keabuan hingga kecoklatan dengan tektur yang
tidak diikut sertakan pada analisis filogenetik. seperti wol. Konidia berbentuk bulat dengan
Kemiripan morfologi koloni antara isolat satu warna gelap. Isolat pada kelompok genus ini
dengan isolat yang lain tidak lantas dapat berhasil diisolasi dari bagian tangkai daun,
dikatakan bahwa isolat-isolat tersebut ranting, dan kulit batang pada ketiga kode
merupakan spesies yang sama, sehingga tanaman sengon provenan Kepulauan
diperlukan teknik identifikasi yang lain untuk Solomon. Phomopsis diketahui sebagai
memastikannya, yaitu dengan identifikasi pathogen dari tanaman kedelai dan bunga
secara molekuler. Didymellaceae merupakan matahari (Jurkovic et al., 2007). Namun ada
salah satu famili dari ordo Pleosporales. Dari juga hasil dari penelitian Haiyan Li et al
sekian banyak anggota famili Didymellaceae, (2011), menemukan bahwa kapang Phomopsis
genus Phoma mungkin yang paling terkenal yang diisolasi dari tanaman obat cina memiliki
sebagai jamur endofit. Beberapa jenis Phoma potensi menjadi agen hayati karena memiliki
sp., terkenal sebagai penyebab penyakit bercak kemampuan dapat menghambat pertumbuhan
daun di persemaian pada tanaman pinus (Edy Scopulariopsis dan Verticulum yang
Batara, 2005), namun ada pula Phoma merupakan organisme pathogen pada tanaman.
glomerata yang memiliki kemampuan untuk Isolat dengan kode W16, W 19, W25,
menjadi agen pengendalian hayati karena W26, dan W27 teridentifikasi sebagai genus
memiliki aktivitas biokontrol terhadap Colletotrichum. Karakteristik isolat yang
penyakit akar gada pada tanaman caisin dan masuk kedalam genus ini yaitu memiliki
turnip (Cicu, 2006). warna hifa putih hingga keabu-abuan, dengan
Kelas Sordariomycetes merupakan kelas tekstur seperti kapas (Cottony), dari seluruh
terbesar dalam filum Ascomycota, dengan isolat ditemukan konidia berwarna hialin
lebih dari 600 genus dan 3000 spesies yang berbentuk elips, dan dengan hifa bersepta.
telah diketahui (Kirk et al., 2001). Anggota Karakteristik koloni ini sama dengan yang
dari kelas ini hidup dihampir seluruh dilaporkan oleh Sudirga (2016), yaitu kapang
ekosistem sebagai pathogen, endofit pada Colletotrichum memiliki koloni berwarna
tanaman, arthropoda, mamalia, serta terlibat putih atau abu-abu dengan tekstur seperti
dalam proses dekomposisi (Zhang et al., 2006: kapas dan yang seperti yang dikatakan oleh
1). Dickman (1993), Colletotrichum memiliki hifa
Berdasarkan analisis filogenetik antara yang bersekat, serta menghasilkan konidia
11 sekuens isolat dengan 13 sekuens homolog yang berwarna hialin. Pada penelitian ini,
24 Jurnal Biologi Vol 5 No 6 Tahun 2016

isolat yang termasuk kelompok ini berhasil hayati, karena memiliki sifat antagonis
diisolasi dari bagian ranting dan kulit batang terhadap beberapa jenis organisme pathogen
pada pohon kode 83 dan 98, sengon provenan pada tanaman. Seperti yang dilakukan oleh
Kepulauan Solomon. Jamur dari genus Arnold et al (2003) yang menggunakan
Colletotrichum juga diketahui sebagai jamur Xylaria untuk melawan Phytophthora yang
yang bersifat pathogen yang menyerang menjadi penyebab busuk daun pada tanaman
banyak tanaman. Jamur ini dikenal sebagai kakao.
jamur yang menyebabkan banyak kasus
penyakit antraknosa, seperti pada tanaman KESIMPULAN DAN SARAN
jarak pagar di perkebunan Cirata, Kabupaten 1. Kesimpulan
Bandung (Dwi L. et al., 2010) dan cabai besar Kapang endofit yang berhasil
di Bali (Sudirga, 2016). Isolat kode W18 diisolasi dari bagian tanaman daun, tangkai
teridentifikasi sebagai dari genus Nemania. daun, ranting dan kulit batang pohon
Isolat ini memiliki tekstur miselium seperti sengon provenan Kepulauan Solomon
kapas halus (silky and cottony) dan berwarna adalah sebanyak 26 isolat.
putih, memiliki hifa yang tak bersepta dan Berdasarkan hasil analisis
konidia yang berwar hialin. Pada penelitian menggunakan penanda molekuler ITS,
ini, Nemania ditemukan pada bagian kulit sebanyak 4 isolat (isolat W4, W15, W22,
batang pada pohon sengon kode 83. Belum dan W23) teridentifikasi sebagai genus
terlalu banyak hasil penelitian yang dilaporkan Lasiodiplodia, 4 isolat (isolat W1, W5, W9,
mengenai isolasi atau peran anggota genus ini dan W12) teridentifikasi sebagai famili
dari suatu tanaman. Nemania pernah Didymellaceae. 10 isolat (isolat W3, W6,
dilaporkan berhasil diisolasi dari daun jarum W7, W8, W10, W11, W14, W20, W21, dan
Pinus radiata di Australia (Prihatini, 2015), W28) teridentifikasi sebagai genus
dari tanaman tradisional China Cephalotaxus Phomopsis. 5 isolat (isolat W16, W19,
hainensis. W25, W26,dan W27) teridentifikasi sebagai
Isolat kode W17 teridentifikasi sebagai genus Colletotrichum. 1 isolat (isolat W18)
genus Xylaria. Karakteristik koloni isolat ini teridentifikasi sebagai genus Nemania. 1
sekilas nampak seperti genus Nemania, dengan isolat yang terakhir (W17) teridentifikasi
tekstur kapas halus (silky and cottony) serta sebagai genus Xylaria.
berwarna putih. Pada pengamatan mikroskopik 2. Saran
telihat hifa tak bersepta, dan ditemukan Diperlukan penelitian lebih lanjut
konidiospor berwarna hialin. Karakteristik guna mengetahui peran isolat kapang
tersebut serupa dengan hasil penilitan endofit pada tanaman sengon, sekaligus
Rodrigues et al. (1993), yaitu koloni Xylaria menggali potensi isolat kapang endofit
memiliki warna koloni putih, dengan tekstur sebagai agen biologis untuk melawan
halus seperti kapas, konodiospor pendek, organisme yang bersifat patogen pada
dengan warna hialin. Dalam penelitian ini, tanaman.
kapang ini diisolasi dari bagian kulit batang Diperlukannya penelitian lebih lanjut
pohon sengon provenan Kepulauan Solomon, dengan menggunakan sekuen rDNA lain,
kode pohon 83. Genus Xylaria merupakan agar kegiatan identifikasi isolat jamur
anggota dari famili Xylariaceae. Anggota endofit dapat mencapai tingkat spesies.
genus ini, bukan hanya ditemukan sebagai
jamur endofit, jamur ini juga memiliki peran
penting dalam proses pengembalian hara
tanah, yaitu sebagai dekomposer (Achmad et
al., 2013: 1). Anggota genus ini juga diketahui
memiliki kemampuan sebagai agen
Isolasi dan Identifikasi .... (Wahyu Nuryadi H, Anna Rakhmawati, Istiana Prihatini) 25

DAFTAR PUSTAKA Mycorrhizae and Rusts. Molecular


ecology. 2:113-118.
Achmad, Ellis Nina H., Eti Artiningsih. 2013.
Pengaruh pH, Penggoyangan Media dan Gomes E.A et al. 2002. Polymorphism in The
Penambahan Serbuk Gergaji Terhadap Internal Transcribed Spacer (ITS) of
Pertumbuhan Jamur Xylaria sp. Bogor: The Ribosomal DNA of 26 Isolates of
Fakultas Kehutanan IPB. Ectomycorrhizal Fungi. Genet Mol Biol
25(4), 477-483.
Altschul, S.F, Gish W., Miller W., Myers
Eugene W., & Lipmanl David J. 1990. Hall, B. G. 2001. Phylogenentic Trees Made
Basic Local Alignment Search Tool. Easy: A How to Manual for Molecular
Journal Mol. Biol (1990) 215, 403-410. Biologist. Sunderland: Sinaeur
Associates.
Bayman P. 2007. Fungal endophytes. Verlag
Berlin Heidelberg: Springer. Irmawan, Deni E.. 2007. Kelimpahan dan
Keragaman Cendawan Endofit pada
Buchan, R and Newell. 2002. Analysis of
Beberapa Varietas Padi di Kuningan,
Internal Transribed Spacer (ITS) Region
Tasikmalaya dan Subang, Jawa Barat.
of rRNA Genes in Fungal Communities
Skripsi. Bogor : Fakultas Pertanian IPB.
in Southeastern U.S. Salt Marsh. Micro
Ecol 43:329-340. Istiana Prihatini. 2015. Sordariomycetes,
Kelompok Jamur yang Paling Banyak
Cicu. 2006. Penyakit Akar Gada
Terisolasi dari Daun Jarum Pinus
(Plasmodiophora brassicae WOR.) pada
radiate Di Australia. Yogyakarta:
Kubis- Kubisan dan Upaya
BBBPTH.
Pengendaliannya. Makassar : Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian K. F. Rodrigues, A. Leuchtmann and O.Petrini.
Sulawesi Selatan. 1993. Endophytic Species of Xylaria:
Cultural and Isozymic Studies. USA:
Conrad L., Schoch et al. 2006. A Multigene
Cornell University.
Phylogeny of The Dothideomycetes
Using Four Nuclear Loci. Journal Kirk PM, Cannon PF, David JC, Stalpers JA.
Mycologia. The mycological Society of 2001. Ainsworth & Bisby’s Dictionary
America. of the Fungi. 8th ed. Surrey, UK: CABI
Bioscience.
Dickman, M.W. 1993. The Fungi. New
York: Academic Press. Sang Ketut Sudirga. 2016. Isolasi dan
Doungsa-ard et al. 2015. Uromycladium Identifikasi Jamur Colletotrichum Spp.
Falcatarium Sp. Nov., The Cause of Isolat Pcs Penyebab Penyakit
Gall Rust on Paraserianthes Falcataria Antraknosa pada Buah Cabai Besar
In South-East Asia. Jurnal of Australian (Capsicum Annuum L.) Di Bali. Jurnal
Plant Pathology. Australia Metamorfosa. Bali: Fakultas MIPA
Universitas Udayana.
Drazenka Jurkovic, Karolina Vramdecic,
Jasenka Cosic, L. Riccioni, T. Duvnjak. Setiadi Dedi, Liliaana Baskorowati, Mudji
2007. Morphological Identification of Susanto. 2014. Pertumbuhan Sengon
Diaporthe/ Phomopsis Sp. Isolated From Solomon dan Responnya Terhadap
Penyakit Karat Tumor di Bondowoso,
Xanthium italicum. Origin Scientific
Jawa Timur. Yogyakarta : BBBPTH.
Paper. University Of Osijek.
Edy Batara. 2005. Penyakit Tanaman Pinus. Soerianegara, I. dan Lemmens, R.H.M.J. 1993.
Sumatera Utara: Fakultas Pertanian Plantresources of South-East Asia 5(1):
Universitas Sumatera Utara. Timber trees: major commercial timbers.
Wageningen, Belanda: Pudoc Scientific
Gandjar, Indrawati et al. 2006. Pengenalan Publishers.
Kapang Tropik Umum. Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia. Hal: 37-59. Svetlana T. Zivkovic et al. Characteristics of
Phomopsis Sp. Isolates of Plum Trees
Gardes, M., Bruns, T.D. 1993. ITS Primer with Origin. Serbia: Institute for Plant
Enhanced Specificity for Basidiomycetes Protection and Environment, Teodora
Application to The Identification of Drajzera.
26 Jurnal Biologi Vol 5 No 6 Tahun 2016

White TJ, Bruns T, Lee S, Taylor J. 1990. Timur, Indonesia. Jurnal Ilmu
Amplification and direct sequencing of Kehutanan Volume 1. Jember: Pusat
fungal ribosomal RNA genes for Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia.
phylogenetics. In: PCR Protocols: a
Zhang, Ning et al. 2006. An Overview of the
guide to methods and applications.
Systematics of the Sordariomycetes
(Innis MA, Gelfand DH, Sninsky JJ,
Based on a Four-gene Phylogeny.
White TJ, eds). Academic Press, New America: The Mycological Soci
York, USA: 315–322.
Wiryadiputra, Soekadar. 2007. Epidemi
Penyakit Tumor pada Sengon di Jawa
Isolasi dan Identifikasi .... (Wahyu Nuryadi H, Anna Rakhmawati, Istiana Prihatini) 27

Anda mungkin juga menyukai