Anda di halaman 1dari 4

Pengertian Dinding Sel

Dinding sel adalah struktur di luar membran plasma yang membatasi ruang bagi sel
untuk membesar. Dinding sel merupakan ciri khas yang dimiliki bakteri, fungi (jamur), dan
tumbuhan meskipun struktur penyusun dan kelengkapannya berbeda.

Perbedaan Dinding Sel Pada Bakteri Gram Positif dan Gram Negatif
1. Gram Positif

ü Memiliki lapisan peptidoglikan tebal berupa asam teikoat


ü Dinding sel yang tebal tersebut menyerap kristal violet saat pewarnaan Gram sehingga
berwarna ungu/biru
ü Mengandung lebih sedikit asam amino
ü Contoh : Bacillus thuringiensis

2. Gram Negatif
ü Memiliki lapisan peptidoglikan yang lebih tipis
ü Memiliki kandungan lipid lebih tinggi
ü Memiliki membran luar yang melindungi dari lingkungan yang tidak menguntungkan
ü Memiliki lipoposakarida (LPS) sebagai materi endotoksin yang banyak dimiliki bakteri
patogen
ü Terdapat ruang periplasma yang berisi air, nutrien, hasil sekresi (enzim pencerna dan protein
transport)
ü Contoh : Pseudomonads

Berikut ini adalah karakteristik dari dinding sel bakteri Gram positif dan negatif

Karakteristik Gram positif Gram negatif


Dinding sel Homogen dan tebal (20-80 Peptidoglikan (2-7 nm) di
nm) serta sebagian besar antara membran dam dan
tersusun dari peptidoglikan. luar, serta adanya membran
Polisakarida lain dan asam luar (7-8 nm tebalnya) yang
teikoat dapat ikut menyusun terdii dari lipid, protein, dan
dinding sel. lipopolisakarida

Dinding Sel Eukariota


1. Fungi
Struktur dinding sel fungi terdiri dari senyawa yang bermolekul besar seperti khitin
dan beta-glukan.khitin merupakan komponen utama dari diinding sel fungi yang berbentuk
filament. Komposisi khitin berupahomopolisakarida yang terdiri dari β-1,4 N-asetil
glukosamin. Struktur tersebut hamper mirip selulosa pada sel tumbuhan tinggi. Betaglukan
merupakan polimer D-glukosa dengan ikatan β-1,3 dan β-1,6 yang berfungsi sebagai skelet
sel pada fungi.

PERSYARATAN FISIK PERTUMBUHAN MIKROBA


Kontrol terhadap pertumbuhan mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara membunuh
mikroorganisme, atau menghambat pertumbuhannya. Kontrol terhadap pertumbuhan dapat
dilakukan secara :
1.Fisik
2.Kimia

Secara fisik, menggunakan uap air panas dan tekanan tinggi, diperoleh panas lembab, efektif
dengan menggunakan autoklaf. Sterilisasi dengan otoklaf memerlukan suhu 1210C, tekanan
15 psi/1,5 kg/cm2, selama 15 menit. Sterilisasi fisik dapat juga dengan panas kering
menggunakan oven 1600C, 2 jam. Sterilisasi dengan oven untuk alat-alat gelas dan bahan
yang tidak tembus air (Hamdiyati).

Aerob adalah keadaan dimana lingkungan media terdapat oksigen.Sehingga bakteri aerob adalah
bakteri yang membutuhkan oksigen untuk proses respirasi. Oksigen juga dibutuhkan bakteri untuk
pertumbuhan, kelangsungan hidup, dan bereproduksi.Bakteri aerob dapat diisolasi dengan mudah
dengan mengkultur bakteri pada media cair. Bakteri hasil kultur biasanya berkumpul di permukaan
media cair sehingga dapat menyerap oksigen secara maksimal. Media aerob merupakan media
untuk menumbuh kembangkan mikroba yang bersifat aerob. mikroba aerob adalah mikroba yang
membutuhkan O2 untuk pertumbuhannya sedangkan media anaerob merupakan media yang
digunakan untuk menumbuhkan bakteri yang bersifat anaerobik karena memberikan lingkungan
yang lebih memungkinkan untuk bakteri jenis tersebut untuk hidup (tidak membutuhkan O2).

medium kultur adalah suatu nutrien atau kombinasi dari nutrien yang disiapkan sedemikian
rupa sehingga dapat langsung digunakan bagi pertumbuhan dan perbanyakan
mikroorganisme
jenis kultur medium:
1. Berdasarkan fungsi dan komposisi kimia
a. Medium dasar. Contoh: agar-agar, nutrient/enriched medium, dan blood sugar.
b. Selective medium. Contoh: SSR agar-agar, differential medium-EMB agar-agar.
c. Anaerobic medium. Contoh: reducing agent added.
2. Berdasarkan bentuk fisik
a. Cairan : tanpa agar-agar
b. Padat : 1,5-2,5% agar-agar. Untuk keperluan isolasi dan identifikasi makanan.
c. Semipadat : 0,3-0,5% agar-agar. Untuk keperluan observasi motilitas bakteri dan
pengawetan bakteri (Winarno da Wida, 2017).
Media yang umum digunakan untuk menumbuhkan berbagai mikroba adalah Nutrient Agar
(NA untuk bakteri), dan Potato Dextrose Agar (PDA, untuk yeast dan kapang). Media yang
paling umum digunakan untuk menumbuhkan jamur/kapang/fungi adalah media PDA. Bahan
baku utama media PDA adalah ekstrak kentang dengan penambahan sumber karbon berupa
dekstrosa. Sedangkan komposisi media NA yaitu ekstract beef, pepton, NaCl, dan air. dan
agar (Setyaningrum dan Cahyo, 2014).

http://unsa-73.blogspot.co.id/2011/06/media-pertumbuhan-mikroba.html

Anda mungkin juga menyukai