Muhamad Rizauddin
102015201
Abstrak
Kaidah-kaidah dasar bioetik yang bisa digunakan dalam bidang perubatan dan ia wajib
dikuasai dan dilaksanakan oleh seseorang dokter itu dalam merawat pasiennya. Kaidah-
kaidah ini mesti diperhatikan dan diterapkan dalam dunia kedokteran. Kaidah dasar bioetik
ini adalah hal paling dasar yang harus dikuasai oleh seorang dokter karena seorang dokter itu
mesti belajar bagaimana berperilaku sesuai dengan etika kedokteran.
Abstrak
The basic principles of bioethics that can be used in the medical field and it must be
controlled and executed by a doctor in treating the patient. These rules must be observed and
applied in medical. The basic rules of bioethics is the most basic things that must be
controlled by a doctor because a doctor must learn how to behave and react in accordance
with medical ethics.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kemajuan teknologi yang semakin pesat membuat akses informasi yang beredar
seolah tak terbendung. Masyarakat semakin cerdas dalam menentukan pilihan, yang salah
satunya adalah pilihan dalam urusan kesehatan. Dengan akses informasi yang tak terbatas
inilah, masyarakat semakin diperdalam pengetahuannya dalam bidang kesehatan, terutama
tentang hak hak yang wajib mereka dapat dan bahkan tentang penyakit yang mereka derita.
Seorang dokter yang baik tentu harus memperhatikan hal tersebut, agar bisa
mengimbangi pasien yang datang untuk berobat padanya.
Penerapan kaidah bioetik merupakan sebuah keharusan bagi seorang dokter yang
berkecimpung didalam dunia medis, karena kaidah bioetik adalah sebuah panduan kebijakan
dan standar, tentang bagaimana seorang dokter harus bersikap atau bertindak terhadap suatu
persoalan atau kasus yang dihadapi oleh pasiennya.
Kaidah bioetik harus dipegang teguh oleh seorang dokter dalam proses pengobatan
pasien, sampai pada tingkat pasien tersebut tidak memiliki ikatan lagi dengan dokter yang
bersangkutan.
B. RUMUSAN MASALAH
Kasus pada skenario ini berkaitan seorang dokter yang telah menjalankan dan
mempraktekkan kaidah dasar bioetik dengan bagus sekali tetapi malangnya pasien itu
menolak untuk dioperasi sebagai satu rawatan atas penyakit kanker yang dihadapinya itu.
Dokter terpaksa mengikuti kehendak pasien walaupun keluarga pasien bersetuju untuk
dioperasi tetapi keadaan semasa pasien yang membolehkan dia membuat keputusan sendiri
mengatasi kehendak keluarga.
C. TUJUAN PENULISAN
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Bioetika dimengerti secara lebih luas dan tidak dipahami hanya sekadar bioteknologi
saja. Dan definisi ini berkisar secara kuat kepada pengertian da nisi dari “martabat manusia”.
Banyak tema yang dibahas dalam bioetika ini termasuklah aborsi, teknologi prokreasi,
cloning, etuanasia, bunuh diri dan lain-lain lagi.
Etika pada dasarnya berarti bahagian filsafat yang meliputi hidup baik, menjadi orang
yang baik, berbuat baik dan menginginkan hal yang baik dalam hidup. Etika adalah
perwujudan dari moral. Dapat dikatakan bahwa etika pada dasarnya adalah hal mengetahui
nilai-nilai moral tersebut dan melakukannya dalam kehidupan. Etika dapat dibedakan
menjadi 3 pengertian yaitu:
a) Etika sebagai nilai dan asas moral yang dipakai untuk pegangan tingkah laku.
b) Etika sebagai nilai dan asas yang berkenaan dengan moralitas atau apa saja yang
dianggap baik atau buruk.
c) Etika sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dari sudut norma dan
nilai norma.
Bioetika berasa dari bahasa latin yaitu bio dan etika. Bio adalah kata yang artinya
kehidupan. Jadi pada dasarnya, bioetika merupakan studi tentang masalah – masalah yang
ditimbulkan oleh perkembangan dibidang biologi dan ilmu kedokteran yang menyangkut
masalah etika dibidang kehidupan. Yang pertama kali memakai istilah “bio-etihcs” adalah
Van Rensselaer Potter, seorang ahli kanker dari Amerika. Pada tahun 1971 ia membahas
bioetika dalam bukunya “bio-etihcs, Bridge to the Future”. Kini bioetika telah terkenal
diseluruh dunia, termasuk Indonesia. Bioetika bukanlah suatu ilmu baru, tetapi suatu usaha
untuk melibatkan berbagai ilmu dalam merefleksikan problem – problem baru. Keempat
prinsip ini adalah:
1) Beneficence
2) Non – maleficence
3) Justice
4) Autonomy
Dalam hal pemakainnya keempat prinsip ini juga dibantu dengan kaidah prima facie,
sebagai penentu kaidah dasar mana yang dipilih jika berada dalam konteks tertentu.
C. KAIDAH DASAR BIOETIKA
1. Beneficence
Dalam erti kata lain bahawa seorang dokter itu menghormati martabat manusia
lain iaitu pasiennya, dokter tersebut harus berusaha semaksimalnya agar pasiennya
tetap dalam kondisi sehat. Perlakuan terbaik kepada pasien merupakan poin utama
dalam kaidah ini. Kaidah ini menegaskan peranan seorang dokter dalam
menyediakan kemudahan dan kesenangan serta rawatan yang terbaik kepada
pasien serta mengambil langkah positif untuk memaksimalisasi akibat baik
daripada akibat yang buruk.
3. Autonomy
Autonomy lebih mengarah kepada kebebasan yang diberikan untuk pasien dalam
memilih tindakan medis yang dilakukan. Namun, pasien tersebut haruslah orang
dewasa yang sudah kompeten dan memiliki pengetahuan yang kuat dalam tindakan
yang akan dilakukan. [4]
Autonomy merupakan tindakan menghormati keputusan rasional, tanpa paksaan,
untuk pasien tentang tindakan medisnya. Prinsip autonomy adalah dasar dari doktrin
infomed consent. Ia adalah satu tindakan medis terhadap pasien harus mendapat
persetujuan (otorisasi) dari pasien tersebut, setelah dia diberi informasi dan
memahaminya.
Prinsip dalam Autonomy:
Menghargai hak menetukan nasib sendiri, menghargai martbat pasien
Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan (pada kondisi elektif)
Sabar menunngu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non-
emergensi
Tidak berbohong kepada pasien meskipun demi kebaikan pasien
Menjaga hubungan atau kontrak
Berterus terang
Melaksanakan “informed consent”
Menghargai privasi
Menjaga rahsia pasien
Menghargai rasionalitas pasien
Membiarkan psien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri
4. Justice
Keadilan atau justice adalah satu prinsip yang di mana seorang dokter itu
wajib untuk memberikan perlakuan atau rawatan secara sama rata serta berlaku adil
untuk kebahagiaan dan kepuasan pasien tersebut. Perbedaan tingkat ekonomi,
pandangan politik, agama, kebangsaan dan kewarganegaraan tidak boleh mengubah
sikap layanan dokter terhadap pasiennya.
Pembahasan kasus
Pada kasus ini, dokter telah menjalankan dan mempraktekkan kaidah dasar
bioetik dengan bagus sekali. Dokter telah melakukan segala prosedur-prosedur
pemeriksaan ke atas pasien. Dokter juga sudah melakukan kaidah beneficence dan
juga kaidah autonomy. Misalnya, dokter itu menyuruh pasien untuk dioperasi agar
seluruh payudara kanannya bisa diangkat tetapi pasien itu menolak. dokter juga telah
memberikan kebebasan kepada psien untuk menentukan nasib dirinya untuk mau
dioperasi atau tidak dalam proses pengobatannya. Prinsip justice juga telah diamalkan
oleh dokter ini karena dokter ini telah menghargai hak sehat pasien apabila pasien itu
datang dalam keadaan sakit, teurs dokter itu melakukan pemeriksaan kepada pasien
itu. Tetapi ada sedikit kekurangannya di situ karena dokter itu harusnya lebih concern
kepada pasiennya, meminta pasiennya memakan obat pada kadar dan masa yang
betul. Dokter juga harus meminta pasien sentiasa datng untuk pemeriksaan berkala
tentang tahap-tahap kankernya itu.
Kesimpulan
Sebagai seorang dokter itu, seharusnya kita ini menguasai kaidah-kaidah serta
etika seorang doctor itu. Bagaimana caranya merawat pasien, cara berkomunikasi
dengan pasien serta cara untuk menyelesaikan masalah dengan pasien. Ini semua
perlu kepada kemahiran dalam diri seorang dokter itu supaya kita bisa untuk menjadi
seorang dokter yang bersifat holistic dari setiap sisi, dari sisi etika, moral, dan juga
agama. Tidak seharusnya seorang dokter melayani pasiennya seperti pasien itu hanya
satu objek yang bisa dimain-mainkan atau dipergunakan.
Daftar Pustaka:
1. Vukadinovich DM, Krinsky SL. Ethics and law in modern medicine:
hypothetical case studies.Amerika: Springer, 2001.h. 253-54.
2. Kanniyakonil S. The fundamentals of bioethics: legal perspectives and ethical
approaches. India : Oriental Institute of Religious Studies India, 2007.h.88-91
3. Stepke LS. Bioethics. Chile: Editorial Universitaria, 1999.h.55.
4. Hardjodisastro D. Menuju seni ilmu kedokteran: bagaimana dokter berpikir,
bekerja, dan menampilkan diri. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama,
2006.h.403-404.