Anda di halaman 1dari 6

I.

Topik : Respon Sel Penutup Terhadap Tekanan Osmosis

II. Tujuan : Untuk mengetahui respon sel penutup terhadap tekanan osmosis

III. Dasar Teori :


Pada waktu daun suatu tumbuhan aktif melakukan fotosintesis dan tersedia
cukup banyak air, terjadi penimbunan gula di dalam sel-sel penutup dan air secara
osmosis mengalir ke dalam sel-sel penutup tadi, sehingga sel-sel tersebut membengkak.
Karena struktur anatomi dari sel-sel penutup, stomata terbuka pada sel-sel penutup dalam
turgid. Pada saat fotosintesis terhenti atau tidak tersedia cukup air, sel-sel penutup ini
menyusut menutup stomata.
Proses membuka dan menutupnya stomata baynak dipengaruhi oleh intensitas
cahaya di sekitarnya. Jika intensitas cahaya kuat maka stomata membuka. Sebaliknya
jika intensitas cahaya gelap stomata menutup. Gerakan membuka dan menutupnya
stomata disebabkan oleh mengembang dan mengerutnya sel pengawal yang terdapat di
sekeliling stomata. Pada saat cahaya kuat, sel pengawal menyerap air dari sel tetangga
yang mengakibatkan sel pengawal mengembang dan tegang. Pada saat cahaya lemah, sel
pengawal kehilangan air karena air dari sel pengawal kembali ke tetangga. Hal ini
mengakibatkan sel pengawal mengkerut dan lemas sehingga stomata tertutup.
Osmosis sangat ditentukan oleh potensial kimia air atau potensial air, yang
menggambarkan kemampuan molekul air untuk dapat melakukan difusi. Sejumlah besar
volume air akan memiliki kelebihan energi bebas daripada volume yang sedikit, di
bawah kondisi yang sama. Proses Osmosis akan berhenti jika konsentrasi zat di kedua
sisi membran tersebut telah mencapai keseimbangan. Struktur dinding sel dan membran
sel berbeda. Membran memungkinkan molekul air melintas lebih cepat dari pada unsur
terlarut dinding sel primer biasanya sangat permeabel terhadap keduanya. Memang
membran sel tumbuhan memungkinkan berlangsungnya osmosis, tetapi dinding sel
yang turgid itulah yang menimbulkan tekanan.
IV. Alat dan Bahan
a. Alat
No Nama Alat Jumlah
1 Mikroskop 1 buah
2 Kaca benda 2 buah
3 Kaca penutup 2 buah
4 Beaker glass 2 buah
5 Pipet tetes 1 buah
6 Silet 1 buah
7 Piring Plastik 1 buah
8 ATK 1 set
9 Kertas Label Secukupnya

b. Bahan
No Nama Bahan Jumlah
1 Sehelai daun Rhoe discolor Secukupnya
2 Aquades Secukupnya
3 Larutan garam 5%
4 Tissu Secukupnya

V. Prosedur Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum.
2. Membuat potongan sayatan membujur pada daun Rhoe discolor, kemudian mengamati
bentuk stomata sebelum diteteskan aquades dan larutan garam di bawah mikroskop.
Setelah itu memfoto hasil pengamatan untuk digambar pada laporan sementara.
3. Meneteskan setetes masing-masing aquades dan larutan garam pada potongan sayatan
daun Rhoe discolor diatas kaca benda satu sama lain. Kemudian mengamati dibawah
mikroskop untuk melihat perbedaan dari stomata sebelum ditetes dan sesudah
diteteskan larutan, setelah itu memfoto hasil pengamtan.
4. Menggambar hasil pengamtan dan memberi keterangan pada setiap gambar
pengamatan.
5. Membersihkan dan mengembalikan alat serta bahan yang telah digunakan pada saat
praktikum.
VI. Hasil Pengamatan
No Gambar pengamatan Foto pengamatan Foto pembanding
1 Sebelum diteteskan aquades
dan larutan garam

2
3
1

Perbesaran 40 x 10
Keterangan :
1. Sel penjaga
2. Sel tetangga
3. Celah stomata
2 Setelah diteteskan aquades

1
2

Perbesaran 40 x 10
Keterangan :
1. Stomata membuka
2. Pigmen antosianin
3 Setelah diteteskan larutan
garam

Perbesaran 40 x 10

Keterangan :
1. Stomata tertutup

VII. Pembahasan
Praktikum kali ini mengamati tentang respon sel penutup terhadap tekanan
osmosis, yang bertujuan untuk mengetahui respon sel penutup terhadap tekanan.
Adapun bahan yang digunakan yaitu daun tanaman Rhoe discolor dengan membuat
berupa potongan sayatan untuk diamati dibawah mikroskop.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada daun Rhoe discolor sebelum
ditetesi aquades dan larutan garam 5 % warna nampak ungu karena memiliki pigmen
antosianin, merata, stomata terbuka dan sel penutup mengembang. Pada saat diteteskan
aquades kondisi sel daun Rhoe discolor dalam keadaan normal, terlihat bagian-bagian
sel berbentuk rongga segi enam dengan sitoplasma berwarna ungu memenuhi dinding
sel. Aquades yang diteteskan membentuk lingkungan isotonik baik di dalam maupun di
luar sel, sehingga bentuk sel normal.
Pada saat larutan garam diteteskan di atas sayatan daun Rhoeo discolor,
lingkungan yang terbentuk di luar sel-sel daun adalah hipertonik, dan hipotonik pada
bagian dalam sel. Sesuai dengan prinsip osmosis, yakni perpindahan pelarut melalui
selaput semi-permeabel dari konsentrasi pelarut tinggi (hipotonik) menuju konsentrasi
rendah (hipertonik), air akan mengalir keluar dari vakuola menuju luar sel karena
adanya tekanan osmosis. Akibatnya sel daun Rhoeo discolor kehilangan air sehingga
sitoplasma yang berwarna ungu mengkerut dan menjauhi dinding sel seolah-olah keluar
dan pecah dari sel. Lama-kelamaan sitoplasma memudar menjadi bercak-bercak
berwarna ungu. Hal ini terjadi karena larutan garam yang diteteskan berperan sebagai
larutan hipertonik, yakni larutan yang konsentrasinya lebih rendah dari pada cairan di
dalam sel.
Sel daun Rhoeo discolor yang bersentuhan dengan air garam stomata menutup
dan sel penutup mengempis, hal ini dipengaruhi oleh kandungan air dan ion kalium di
dalam sel penjaga. Ketika sel penjaga memiliki banyak ion kalium, air dari sel tetangga
akan masuk ke dalam sel penjaga secara osmosis. Akibatnya, dinding sel penjaga yang
berhadapan dengan celah stomata akan tertarik ke belakang, sehingga stomata menjadi
terbuka. Sebaliknya, ketika ion kalium keluar dari sel penjaga, air dari sel penjaga akan
berpindah secara osmosis ke sel tetangga. Akibatnya, sel tetangga mengembang dan
mendorong sel penjaga ke arah celah sehingga stomata menutup.
VIII. Kesimpulan dan Saran
a. Kesimpulan
Respon sel penutup terhadap tekanan osmosis terlihat setelah ditetesi larutan
garam 5 % yaitu stomata menutup dan sel penutup mengempis, hal ini dipengaruhi
oleh kandungan air dan ion kalium di dalam sel penjaga. Ketika sel penjaga
memiliki banyak ion kalium, air dari sel tetangga akan masuk ke dalam sel penjaga
secara osmosis.

b. Saran
Setiap pengamatan harus dilakukan dengan teliti untuk mendapatkan hasil
yang maksimal dalam proses pengamatan objek dengan menggunakan mikroskop
pengaturan fokus sebaiknya dilakukan dengan pelan-pelan.

Anda mungkin juga menyukai