Anda di halaman 1dari 3

Bedah Jurnal: Khasiat terapi perilaku kognitif untuk perbaikan tidur pada pasien

dengan delusi dan halusinasi yang terus-menerus (BEST): uji coba terkontrol acak

prospektif, assessor-blind

1. Latar belakan penelitian: Gangguan tidur terjadi pada sebagian pasien dengan

delusi/ halusinasi dan harus diperlakukan sebagai sebuah masalah klinis. Namun

terapi perilaku kognitif yang sudah teruji untuk pasien insomnia belum pernah

diterapkan pada pasien delusi/ halusinasi.

2. Tujuan penelitian untuk melakukan percontohan prosedur yang akan diujikan

secara acak kepada ps yang mengalami masalah tidur dengan pengalaman

psikotik serta untuk memberikan penilaian terhadap potensi dari manfaat terapi

tersebut.

3. Waktu dan tempat penelitian: antara 14 Desember 2012, dan 22 Mei 2013, dan 7

November 2013, dan 26 Agustus 2014. Bertempat di Oxford Health National

Health Service (NHS) dan Northamptonshire Healthcare NHS Foundation Trust.

4. Jumlah populasi: 1-2 juta orang di dua pusat UK.

5. Jumlah sampel: 50 orang ( 24 klien dengan mendapatkan intevensi perawatan

standar plus CBT dan 26 klien dengan mendapatkan intervensi perawatan standar

saja). Pemilihan secara acak dilakukan dengan cara sampel memilih intervensi

yang tersedia. Intervensi yang tersedia CBT plus perawatan standar dan

perawatan standar saja. Tujuan dilakukannya pengambilan sampel secara adalah

agar menyeimbangkan 3 variabel dengan algoritma minimisasi non deterministic.


6. Teknik pengambilan sampel: Random sampling. Klien di rekrut selama 4 bulan

dengan cara setiap klien yang ingin bergabung bisa mendaftar ,elalui situs web

yang telah dibuat.

7. Criteria sampel:

a. Inklusi:

1) pasien dengan riwayat penyakit delusi/ halusinasi minimal 3 bulan

2) skor PSYRATS paling rendah 2 dan ISI paling rendah 15

3) mengkonsumsi obat minimal 1 bulan kebelakang

4) usia dari 18-65 th

5) diagnose medis: skizofrenia, ganguan skizofrenia, kelainan delusi.

b. Eksklusi:

1) diagnose utama ; apnea tidur, alcohol, ketergantungan, sindrom organic.

8. Prosedur

Intervensi diberikan oleh seorang psikolog yang bisa berkunjung kerumah atau

memberikannya diklinik. Lama intervensi diberikan selama 12 minggu dengan 8

sesi. Intervensi yang diberikan ditulis secara manual untuk dibagikan kepada

pasien. Teknik terapeutik aktif yang digunakan yaitu pengaturan waktu tidur,

memastikan tempat tidur nyaman, mengurangi waktu tidur disiang hari,

pembentukan aktivitas disiang hari serta pengaturan irama sirkandia ( ex: teratur

makan, mendapat cahaya pada pagi hari, dll).

9. Hasil

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada tanggal 14 Desember 2014

sampai 22 Mai 2013 dan pada tanggal 7 November 2013 sampai 26 Agustus
2014, dari 50 pasien, 24 pasien dengan intervensi CBT plus perawatan standard

an 26 pasien dengan perawatan standar saja. 47 pasien berasal dari Oxford Health

dan 3 pasien dari Northamptonshire Healthcare. 48 (96%) pasien memberikan

melanjutkan untuk ukuran efisiensi utama. Kelompok dengan intervensi CBT

menghadiri 7 sesi pertemuan.

Pada saat pemberian intervensi, konsumsi obat tetap berjalan. Rata-rata

pasien yang mendapatkan intervensi dengan jenis kelmin laki-laki dan kisaran

umur 40 tahun. Sebagian besar peserta didapati memiliki diagnose skizofrenia.

Obat yang diberikan kepada pasien dengan pemberian intervensi perawatan

standar saja yaitu hipnotis, anxiolytik atau obat anti dpresan.

Pada hasil akhir penelitian, didapati CBT memiliki manfaat yang cukup

signifikan terhadap insomnia yang dimiliki pasien. Mannfat CBT terliahat pada

follow up ke 24 minggu. Selain itu terdapat penurunan skor ISI pada pasien

dengan intervensi CBT.

10. Kesimpulan

CBT merupakan terapi yang cocok untuk pasien yang mengalami insomnia pada

pasien yang terkena penyakit delusi maupun halusinasi. Ini dapat dilihat dari

penurunan skala ISI pada pasien yang diteliti.

Anda mungkin juga menyukai