dengan delusi dan halusinasi yang terus-menerus (BEST): uji coba terkontrol acak
prospektif, assessor-blind
1. Latar belakan penelitian: Gangguan tidur terjadi pada sebagian pasien dengan
delusi/ halusinasi dan harus diperlakukan sebagai sebuah masalah klinis. Namun
terapi perilaku kognitif yang sudah teruji untuk pasien insomnia belum pernah
psikotik serta untuk memberikan penilaian terhadap potensi dari manfaat terapi
tersebut.
3. Waktu dan tempat penelitian: antara 14 Desember 2012, dan 22 Mei 2013, dan 7
standar plus CBT dan 26 klien dengan mendapatkan intervensi perawatan standar
saja). Pemilihan secara acak dilakukan dengan cara sampel memilih intervensi
yang tersedia. Intervensi yang tersedia CBT plus perawatan standar dan
dengan cara setiap klien yang ingin bergabung bisa mendaftar ,elalui situs web
7. Criteria sampel:
a. Inklusi:
b. Eksklusi:
8. Prosedur
Intervensi diberikan oleh seorang psikolog yang bisa berkunjung kerumah atau
sesi. Intervensi yang diberikan ditulis secara manual untuk dibagikan kepada
pasien. Teknik terapeutik aktif yang digunakan yaitu pengaturan waktu tidur,
pembentukan aktivitas disiang hari serta pengaturan irama sirkandia ( ex: teratur
9. Hasil
sampai 22 Mai 2013 dan pada tanggal 7 November 2013 sampai 26 Agustus
2014, dari 50 pasien, 24 pasien dengan intervensi CBT plus perawatan standard
an 26 pasien dengan perawatan standar saja. 47 pasien berasal dari Oxford Health
pasien yang mendapatkan intervensi dengan jenis kelmin laki-laki dan kisaran
Pada hasil akhir penelitian, didapati CBT memiliki manfaat yang cukup
signifikan terhadap insomnia yang dimiliki pasien. Mannfat CBT terliahat pada
follow up ke 24 minggu. Selain itu terdapat penurunan skor ISI pada pasien
10. Kesimpulan
CBT merupakan terapi yang cocok untuk pasien yang mengalami insomnia pada
pasien yang terkena penyakit delusi maupun halusinasi. Ini dapat dilihat dari