MAKALAH
Oleh
BANDUNG
2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai sistem orgam tubuh yang paling luas, kulit tidak bisa terpisahkan dari
kehidupan manusia. Kulit membangun sebuah barier yang memisahkan oragan-organ internal
dengan lingkungan luar dan turut berpatisipasi dalam banyak fungsi tubuh yang vital. Kulit
tersambung pada membran mukosa pada ostium eksterna sistem gastrointestinal, respiratorius
, dan urogenetalis. Oleh karena kelainan mudah terlihat, keluhan sistem integumen dapat
menjadi alasan utama mengapa pasien mencari pelayanan kesehatan.
Salah satu gangguan integumen yaitu terjadi akibat jamur dan parasit. Terdapat
bermacam-macam penyakit yang disebabkan oleh gangguan sistem ini, yaitu tinea pedis,
tinea corporis, tinea capitis, tinea curis, dan scabies. Dalam makalah ini penulis akan
membahas mengenai asuhan keperawatan scabies. Scabies sering dijumpai pada orang-orang
miskin yang hidup dengan kondisi higiene dibawah standar, walaupun juga sering terdapat
diantara oarang-orang yang sangat bersih. Kutu scabies sering mejangkiti jari-jari tangan, dan
sentuhan tangan yang dapat menimbulkan infeksi. Gejala yang sering terjadi adalah gatal-
gatal yang akan terasa pada malam hari.
Lokasi lainnya adalah permukaan ekstensor siku, lutut, pinggir kaki, ujung-ujung
sendi siku, daerah disekitar puting susu, lipatan axilla, dibawah payudara yang menggantung,
dan pada atau didekat lipat paha atau lipat gluteus, serta penis atau skrotum.
B. Tujuan Penulisan
C. Manfaat Penulisan
D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisna makalah ini, yaitu studi pustaka,
mencari bahan di perpustakaan dan internet, serta konsultasi dengan dosen
pembimbing.
BAB II
TINJAUAN TEORETIS
Kulit adalah Lapisan atau jaringan yang menutupi seluruh tubuh dan melindungi
tubuh dari bahaya yang datang dari luar dan berfungsi untuk menutupi dan melindungi
permukaan tubuh. Lapisan kulit terdiri dari tiga lapisan, yaitu epidermis, dermis, dan
subkutis.
Lapisan dermis, yaitu lapisan di bawah epidermis. Terdiri dari 2 lapisan yaitu:
1. Lapisan Papilla
Dikenal dengan lapisan subepitel karena di bawah lapisan epidermis dan tersusun dari
sel-sel fibroblast yang dapat menghasilkan salah satu bentuk kolagen.
2. Lapisan Retikulosa
Terdiri dari jaringan ikat. Memiliki serabut kolagen yang kasar dan berkas serabut
yang saling bersilangan membentuk seperti jaring. Terletak di bawah lapisan papilaris
dan tersusun dari pembuluh darah serta limfe, serabut saraf, kelenjar keringat, serta
sebasea dan akar rambut.
Lapisan subkutis, yaitu Lapisan kulit yang paling dalam yang terdiri dari jaringan
adipose yang memberikan bantalan antara lapisan kulit dan struktur internal seperti otot
dan tulang. Banyak mengandung pembuluh darah, pembuluh limfe, dan saraf, serta
terdapat gulungan kelenjar keringat dan dasar dari folikel rambut yang memungkinkan
mobilitas kulit, perubahan kontur tubuh dan penyekatan panas tubuh.
1. Tinea capitis
Merupakan infeksi jamur yang menyerang stratum corneum kulit kepala dan
rambut kepala, yang disebabkan oleh jamur Mycrosporum dan Trichophyton.
Gejalnya adalah rambut yang terkena tampak kusam, mudah patah dan tinggal
rambut yang pendek-pendek pada daerah yang botak. Pada infeksi yang berat dapat
menyebabkan edematous dan bernanah.
2. Tinea favosa
Merupakan infeksi pada kulit kepala, kulit badan yang tidak berambut dan kuku.
Penyebabnya adalah Trichophyton schoenleinii. Gejalnya berupa bintik-bintik
putih pada kulit kepala kemudian membesar membentuk kerak yang berwarna
kuning kotor. Kerak ini sangat lengket daln bila diangkat akan meninggalkan luka
basah atau bernanah.
3. Tinea barbae
Merupakan infeksi jamur yang menyerang daerah yang berjanggut dan kulit leher,
rambut dan folikel rambut. Penyebabnya adalah Trichophyton mentagrophytes,
Trichophyton violaceum, Microsporum cranis.
4. Dermatophytosis (Tinea pedis, Athele foot)
Merupakan infeksi jamur superfisial yang kronis mengenai kulit terutama kulit di
sela-sela jari kaki. Dalam kondisi berat dapat bernanah. Penyebabnya adalah
Trichophyton sp.
5. Tinea cruris
Merupakan infeksi mikosis superfisial yang mengenai paha bagian atas sebelah
dalam. Pada kasus yang berat dapat pula mengenai kulit sekitarnya. Penyebabnya
adalah Epidermophyton floccosum atau Trichophyton sp.
6. Tinea versicolor (panu)
Merupakan mikosis superfisial dengan gejala berupa bercak putih kekuning-
kuningan disertai rasa gatal, biasanya pada kulit dada, bahu punggung, axilla, leher
dan perut bagian atas. Penyebabnya adalah Malassezia furtur.
malassezia furfur
1. Definisi
Menurut Handoko (2007), scabies adalah penyakit kulit menular yang
disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap tungau (mite) Sarcoptes scabei.
Penyakit ini dikenal juga dengan nama the itch, gudik, atau gatal agogo.
Penyakit scabies ini merupakan penyakit menular oleh kutu tuma gatal
sarcoptes scabei tersebut, kutu tersebut memasuki kulit stratum korneum, membentuk
kanalikuli atau terowongan lurus atau berkelok sepanjang 0,6 sampai 1,2 centimeter.
Klasifikasi Scabies
Terdapat beberapa bentuk skabies atipik yang jarang ditemukan dan sulit dikenal,
sehingga dapat menimbulkan kesalahan diagnosis. Beberapa bentuk tersebut antara
lain (Sungkar, S, 1995):
b. Skabies incognito.
Bentuk ini timbul pada scabies yang diobati dengan kortikosteroid sehingga
gejala dan tanda klinis membaik, tetapi tungau tetap ada dan penularan masih bisa
terjadi. Skabies incognito sering juga menunjukkan gejala klinis yang tidak biasa,
distribusi atipik, lesi luas dan mirip penyakit lain.
c. Skabies nodular
Pada bentuk ini lesi berupa nodus coklat kemerahan yang gatal. Nodus
biasanya terdapat didaerah tertutup, terutama pada genitalia laki-laki, inguinal
dan aksila. Nodus ini timbul sebagai reaksi hipersensetivitas terhadap tungau
scabies.
Pada nodus yang berumur lebih dari satu bulan tungau jarang ditemukan.
Nodus mungkin dapat menetap selama beberapa bulan sampai satu tahun
meskipun telah diberi pengobatan anti scabies dan kortikosteroid.
e. Skabies Norwegia.
Skabies Norwegia atau skabies krustosa ditandai oleh lesi yang luas dengan
krusta, skuama generalisata dan hyperkeratosis yang tebal. Tempat predileksi
biasanya kulit kepala yang berambut, telinga bokong, siku, lutut, telapak tangan
dan kaki yang dapat disertai distrofi kuku. Berbeda dengan skabies biasa, rasa
gatal pada penderita skabies Norwegia tidak menonjol tetapi bentuk ini sangat
menular karena jumlah tungau yang menginfestasi sangat banyak (ribuan).
Skabies Norwegia terjadi akibat defisiensi imunologik sehingga sistem imun
tubuh gagal membatasi proliferasi tungau dapat berkembangbiak dengan mudah.
2. Etiologi
Scabies dapat disebabkan oleh kutu atau kuman sercoptes scabei varian
hominis. Sarcoptes scabieiini termasuk filum Arthopoda, kelas Arachnida, ordo
Ackarina, superfamili Sarcoptes. Pada manusia disebut Sarcoptes scabiei var. hominis.
Kecuali itu terdapat S. scabiei yang lainnya pada kambing dan babi. Secara morfologik
merupakan tungau kecil, berbentuk oval, punggungnya cembung dan bagian perutnya
rata. Tungau ini transient, berwarna putih kotor, dan tidak bermata.
3. Manifestasi Klinik
Pada pasien yang selalu menjaga higiene, lesi yang timbul hanya sedikit
sehingga diagnosis kadang kala sulit ditegakkan. Jika penyakit berlangsung lama,
dapat timbul likenifikasi, impetigo, dan furunkulsis.
4. Patofisiologi
Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya dari tungau scabies, akan tetapi
juga oleh penderita sendiri akibat garukan. Dan karena bersalaman atau bergandengan
sehingga terjadi kontak kulit yang kuat,menyebabkan lesi timbul pada pergelangan
tangan. Gatal yang terjadi disebabkan leh sensitisasi terhadap secret dan ekskret
tungau yang memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah infestasi. Pada saat it
kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan ditemuannya papul, vesikel, dan urtika.
Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta, dan infeksi sekunder. Kelainan
kulit dan gatal yang terjadi dapat lebih luas dari lokasi tungau.
Ansietas Sensitivitas
Waktu 1 bulan
pasien cemas terhadap proses
penyakitnya Timbul papul, vesikel, urtika, erosi, krusta
Kerusakan integritas
Syarat obat yang ideal adalah efektif terhadap semua stadium tungau, tidak
menimbulkan iritasi dan toksik, tidak berbau atau kotor, tidak merusak atau mewarnai
pakaian, mudah diperoleh dan harganya murah.
a.Belerang endap (sulfur presipitatum) 4-20% dalam bentuk salep atau krim. Pada
bayi dan orang dewasa sulfur presipitatum 5% dalam minyak sangat aman dan
efektif. Kekurangannya adalah pemakaian tidak boleh kurang dari 3 hari karena
tidak efektif terhadap stadium telur, berbau, mengotori pakaian dan dapat
menimbulkan iritasi.
c.Gama benzena heksa klorida (gameksan) 1% dalam bentuk krim atau losio,
termasuk obat pilihan arena efektif terhadap semua stadium, mudah digunakan,
dan jarang memberi iritasi. Obat ini tidak dianurkan pada pasien dibawah umur 6
tahun dan wanta hamil karena toksi terhadap susunan saraf pusat. Pemberiannya
cukup sekali dalam 8 jam. Jika masihada gejala, diulangi seminggu kemudian.
Biodata
a. Identitas pasien
b. Identitas penanggungjawab
Riwyat kesehatan
a. Keluhan utama
Pada pasien scabies terdapat lesi dikulit bagian punggung dan merasakan
gatal terutama pada malam hari.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien mulai merasakan gatal yang memanas dan kemudian menjadi edema
karena garukan akibat rasa gatal yang sangat hebat.
c. Riwayat kesehatan dahulu
Pasien pernah masuk RS karena alergi
d. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga pasien ada yang menderita penyakit seperti yang klien
alami yaitu kurap, kudis.
e. Pola eliminasi
Klien BAB 1x sehari, dengan konsitensi lembek, warna kuning bau khas dan BAK
4-5x sehari, dengan bau khas warna kuning jernih.
i. Pola koping
F Masalah utama yang terjadi selama klien sakit, klien selalu merasa gatal, dan
pasien menjadi malas untuk bekerja.
F Kehilangan atau perubahan yang terjadi klien malas untuk melakukan aktivitas
sehari-hari.
F Takut terhadap kekerasan : tidak
F Pandangan terhadap masa depan
F Klien optimis untuk sembuh
Analisa Data
Nyeri akut
DO: Terdapat lesi, Tungau scabies penderita sendiri dan digaruk Gangguan pola tidur
papul, vesikel, urtika,
erosi, krusta. Kontak kulit kuat
DO: Timbul papul, Tungau scabies penderita sendiri dan digaruk Gangguan citra tubuh
vesikel, urtika, erosi,
krusta pada Kontak kulit kuat
pergelangan tangan
klien Timbul lesi di pergelangan tangan
Ansietas
DO: Timbul papul, Tungau scabies penderita sendiri dan digaruk Kerusakan intregitas kulit
vesikel, urtika, erosi,
krusta dipergelangan Kontak kulit kuat
tangan klien
Timbul lesi di pergelangan tangan
DS: klien mengeluh
gatal-gatal pada Gatal-gatal
pergelengan tangan
klien Sensitivitas terhadap secret
Resiko infeksi
b. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologi ditandai dengan pasien mengungkapkan secara verbal.
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan sering terbangun pada malam hari akibat rasa ketidaknyamanan nyeri dan gatal pada
malam hari
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dalam penampilan
4. Ansietas berhubungan dengan ancaman konsep diri
5. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya edema
6. Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan dan peningkatan pajanan dengan lingkungan
PENUTUP
Kesimpulan
Scabies sering dijumpai pada orang-orang miskin yang hidup dengan kondisi higiene
dibawah standar, walaupun juga sering terdapat diantara oarang-orang yang sangat bersih.
Kutu scabies sering mejangkiti jari-jari tangan, dan sentuhan tangan yang dapat menimbulkan
infeksi. Gejala yang sering terjadi adalah gatal-gatal yang akan terasa pada malam hari.
Lokasi lainnya adalah permukaan ekstensor siku, lutut, pinggir kaki, ujung-ujung
sendi siku, daerah disekitar puting susu, lipatan axilla, dibawah payudara yang menggantung,
dan pada atau didekat lipat paha atau lipat gluteus, serta penis atau skrotum.
Arief, M, Suproharta, Wahyu J.K. Wlewik S. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, ED : 3 jilid :
1. Jakarta : Media Aesculapius FKUI.