Anda di halaman 1dari 14

Pembangkit Listrik Tenaga Gas

Muhammad Haris Pratama


2017-11-308
H

S1 TEKNIK ELEKTRO
SEKOLAH TINGGI TEKNIK-PLN
JAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejalan dengan berlangsungnya waktu, sumber daya manusia yang terus


bertambah ini akan menyebabkan suatu peristiwa kebutuhan sumber daya
alam yang semakin meningkat. Salah satu dari kebutuhan yang sangat penting
di dunia ini adalah sumber energi listrik, Di mana pada jaman modern ini bisa
dikatakan bahwa segala sesuatu selalu berhubungan dengan yang namanya
listrik. Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin sulitnya menyalurkan energi
listrik ini dalam jumlah banyak, terbukti adanya jadwal pemadaman listrik
secara bergilir untuk beberapa wilayah guna mengurangi pemakaian listrik. Di
negara Indonesia sedang dalam proses pemenuhan kebutuhan dari pasokan
listrik, sehingga para ilmuwan dan pihak pemerintah sedang menjalankan
suatu solusi dimana akan membangun Pembangkit Listrik dengan bahan baku
yang tidak hanya minyak melainkan Pembangkit Listrik Tenaga Gas.

1.2 Rumusan Masalah


Hal-hal yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu:

1. Sejarah awal mula PLTG?


2. Seperti apakah instalasi PLTG
3. Bagaimana pemanfaatan gas alam untuk bahan baku PLTG ini?
4. Jelaskan proses kerja dari PLTG
5. Sebutkan kelebihan dan kekurangan PLTG dibandingkan dengan
pembangkit lain!
1.3 Batasan Masalah
1. Membahas sejarah PLTG

2. Membahas proses kerja dari PLTG

3. Membahas kelebihan dan kekurangan PLTG


BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Sejarah Awal Mula Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)

Teknologi transmisi dan distribusi jaringan listrik hampir tidak


mengalami perubahan selama 100 tahun. Sementara teknologi lain seperti
media digital pribadi dan energi yang terdistribusi sudah sangat berkembang,
dan perkembangan tersebut gagal diikuti oleh teknologi jaringan listrik. Pada
sisi transmisi, yang menjadi permasalahan adalah cukupkah transmisi yang
ada untuk mengalirkan listrik yang bersumber dari energi terbarukan ke dalam
jaringan transmisi dan distribusi. Karena banyak sumber energi terbarukan
yang terletak di lokasi yang sangat jauh dari pusat beban. Untuk saat ini, ada
beberapa teknologi jaringan listrik yang bisa dipertimbangkan para
pengembang jaringan, yaitu HVDC dan kabel berteknologi nano. High
Voltage Direct Current (HVDC), meski bukan merupakan konsep baru, tetapi
di Amerika Serikat menjadi perhatian seiring dengan banyaknya energi listrik
yang bersumber dari energi terbarukan yang harus dikirimkan kepada beban.

2.2 Instalasi PLTG

Di dalam tanah banyak terkandung gas bumi (Petrolgas) atau sering


pula disebut Gas alam, yang timbul pada saat proses pembentukan minyak
bumi, gas tambang dan gas rawa (CH₄ atau methan). Seperti halnya dengan
minyak bumi, gas alam tersebut diperoleh dengan jalan pengeboran dari
dalam tanah, baik di daratan maupun di lepas pantai terhadap lokasi-lokasi
yang diduga terdapat kandungan gas alam.

Kemudian PLN berupaya untuk membangun PLTG dengan simulasi


proses utamanya ialah terdapat pada generator hingga menghasilkan tenaga
listrik yang kemudian dialirkan kepada konsumen. PLN memiliki beberapa
pembangkit listrik raksasa PLTG yang mestinya dijalankan dengan gas,
namun kini ada yang diberi bahan baku solar. Bahan baku solar yang
digunakan ini mengakibatkan dampak yang buruk bagi lingkungan, yaitu
terdapat cerobong yang mengeluarkan asap hitam. Karena asap ini sebetulnya
dapat mencemari udara, dengan kata lain akan menyebabkan berkurangnya
udara yeng bersih. Padahal kita ketahui, PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga
Gas) itu tentu didesain untuk diberi bahan baku gas. Oleh karena itu, di
Indonesia sedang berupaya menyediakan gas alam untuk bahan baku PLTG
tersebut sehingga tidak menggunakan solar, supaya tidak terjadi hal yang
diinginkan.

2.3 Gas Alam Untuk Bahan Baku PLTG


Pemanfaatan gas alam di Indonesia dimulai pada tahun 1960-an
dimana produksi gas alam dari ladang gas alam PT Stanvac Indonesia di
Pendopo, Sumatera Selatan dikirim melalui pipa gas ke pabrik pupuk Pusri
IA, PT Pupuk Sriwidjaja di Palembang. Perkembangan pemanfaatan gas alam
di Indonesia meningkat pesat sejak tahun 1974, dimana PERTAMINA mulai
memasok gas alam melalui pipa gas dari ladang gas alam di Prabumulih,
Sumatera Selatan ke pabrik pupuk Pusri II, Pusri III dan Pusri IV di
Palembang.

Karena sudah terlalu tua dan tidak efisien, pada tahun 1993 Pusri IA
ditutup,dan digantikan oleh Pusri IB yang dibangun oleh putera-puteri bangsa
Indonesia sendiri. Pada masa itu Pusri IB merupakan pabrik pupuk paling
modern di kawasan Asia, karena menggunakan teknologi karena
menggunakan teknologi tinggi. Di Jawa Barat, pada waktu yang bersamaan,
1974, PERTAMINA juga memasok gas alam melalui pipa gas dari ladang gas
alam di lepas pantai (off shore) laut Jawa dan kawasan Cirebon untuk pabrik
pupuk dan industri menengah dan berat di kawasan Jawa Barat dan Cilegon
Banten.
Sementara itu pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar gas
banyak digunakan di pabrik (peleburan besi dan tekstil) dan hotel. Berarti
energi panas yang dibutuhkan di kedua tempat itu bisa diambil dari panas gas
buang dengan menggunakan teknologi gas fired cogeneration. Berdasarkan
sumber panasnya,cogeneration dibagi menjadi dua yaitu:

1. Siklus Topping

Terjadi apabila bahan bakar dipakai langsung untuk memproduksi


enrgy listrik, kemudian gas panasnya digunakan untuk panas/uap proses. Jadi
energi listriknya terlebih dahulu diproduksi kemudian baru panas buangnya
dimanfaatkan. Bila cogeneration siklus topping digunakan pada PLTG, maka
gas panas yang digunakan untuk menghasilkan energi listrik pada turbin harus
mempunyai suhu 1600-1700 oF. Hal ini karena akan menghasilkan gas buang
dengan suhu 800-900 oF dan gas buang itu akan dimanfaatkan dengan
menggunakan Heat Recovery Steam Generation atau panas proses dengan
exchenger yang berfungsi untuk membangkitkan uap proses.

2. Siklus Bottoming

Yaitu pemanfaatan gas buang melalui heart recovery sehingga


menghasilkan panas/uap proses. Selanjutnya digunakan untuk menggerakan
turbin uap sehingga dihasilkan energi listrik. Bila PLTG menggunakan bahan
bakar bermutu tinggi seperti bahan bakar sulfur rendah, maka gas buang yang
dihasilkannya bersih sehingga bisa digunakan langsung untuk panas proses.
Bila pada pengolahan gas buang ditambah bahan bakar, sementara bila
kapasitas terpasang PLTG turun maka efisiensinya juga turun dengan
demikian volume gas buang meningkatkan hal ini berarti banyak gas buang
tak terpakai.
Macam-macam Gas Alam

Selain untuk kebutuhan dalam negeri, gas alam di Indonesia juga di


ekspor dalam bentuk LNG (Liquefied Natural Gas) Salah satu daerah
penghasil gas alam terbesar di Indonesia adalah Nanggröe Aceh Darussalam.
Sumber gas alam yang terdapat di daerah Kota Lhokseumawe dikelola oleh
PT Arun NGL Company. Gas alam yang terdapat pada Tabel 1 di atas
tersebut telah diproduksi sejak tahun 1979 dan diekspor ke Jepang dan Korea
Selatan. Selain itu di Krueng Geukuh, Nanggröe Aceh Barôh (kabupaten
Aceh Utara) juga terdapat PT Pupuk Iskandar Muda pabrik pupuk urea,
dengan bahan baku utama dari gas alam.

2.4 Proses kerja dari PLTG


Apabila kita berbicara tentang PLTG maka kita harus berpikir tentang
open cycle. Pada open cycle dimulai dari pemompaan bahan bakar dan
pemasukan udara dari intake air filter menuju combuster. Di combuster
campuran bahan bakar dan udara disemprotkan oleh nozzle sehingga di ruang
bakar terjadi pembakaran. Pembakaran tadi akan memutar turbin gas yang
selanjutnya akan memutar generator yang akan menghasilkan energi listrik.

Pusat listrik tenaga gas (PLTG) mempunyai aliran generator yang di


dalamnya terdiri dari beberapa peralatan utama seperti:

1 2 3
1) Kompresor (Compressor)
2) Ruang Bakar (Combustor)
3) Turbin Gas (Turbine)

Mula-mula udara dari atmosfir ditekan di dalam kompresor hingga


temperature dan tekanannya naik dan proses ini biasa disebut dengan proses
kompresi dimana sebagian udara yang dihasilkan ini digunakan sebagai udara
pembakaran dan sebagiannya digunakan untuk mendinginkan bagian-bagian
turbin gas. Didalam ruang bakar sebagian udara pembakaran tersebut akan
bercampur dengan bahan bakar yang diinjeksikan kedalamnya dan dipicu
dengan spark plug akan menghasilkan proses pembakaran hingga
menghasilkan gas panas (energi panas) dengan temperature dan tekanan yang
tinggi, dari energi panas yang dihasilkan inilah kemudian akan dimanfaatkan
untuk memutar turbin dimana didalam sudu-sudu gerak dan sudu-sudu diam
turbin, gas panas tersebut temperature dan tekanan mengalami penurunan dan
proses ini biasa disebut dengan proses ekspansi. Selanjutnya energi mekanis
yang dihasilkan oleh turbin digunakan untuk memutar generator hingga
menghasilkan energi listrik.

Ada beberapa macam siklus kerja turbin gas sebagai berikut:

1. Turbin gas siklus terbuka (open cycle)

Seperti pada proses kerja turbin gas diatas, dimana gas panas yang
diekspansi didalam turbin akan menghasilkan gas bekas (flue gas) dengan
temperature yang masih cukup tinggi dan tekanan diatas sedikit dari
tekanan atmosfir, selanjutnya gas bekas ini dibuang atau dialirkan ke
udara luar.

2. Turbin gas siklus tertutup (closed cycle)

Seperti pada proses kerja turbin gas diatas, dimana gas panas yang
diekspansi didalam turbin akan menghasilkan gas bekas (flue gas) dengan
temperature yang masih cukup tinggi dan tekanan diatas sedikit dari
tekanan atmosfir, selanjutnya gas bekas ini dialirkan ke kedalam penukar
panas (heat rejected) untuk didinginkan dengan menggunakan media
pendingin air atau udara hingga temperaturnya turun dan dialirkan lagi
kedalam sisi masuk (suction) kompresor untuk dikompresi lagi.
3. Turbin gas siklus terbuka dilengkapi dengan regenerator

Seperti pada kedua proses kerja turbin gas diatas, dimana gas panas
yang diekspansi didalam turbin akan menghasilkan gas bekas (flue gas)
dengan temperature yang masih cukup tinggi dan tekanan diatas sedikit
dari tekanan atmosfir, selanjutnya gas bekas (flue gas) ini dialirkan
kedalam heat exchanger yang dikenal dengan istilah regenerator dimana
didalamnya gas bekas ini digunakan untuk memanaskan udara keluar
kompresor sebelum digunakan sebagai udara pembakaran didalam ruang
bakar (combustion chamber).

4. Turbin gas siklus terbuka dilengkapi intercooler, regenerator dan


reheater

Pada siklus ini baik kompresor maupun turbin gas masing-masing


terdiri dari 2 (dua) bagian yang terpisah dan biasa disebut dengan
kompresor tekanan rendah dan kompresor tekanan tinggi serta turbin gas
tekanan rendah dan turbin gas tekanan tinggi. Aliran udara dan gas-gas
yang dihasilkan dapat dijelaskan sebagai berikut, mula-mula udara
atmosfir masuk kedalam kompresor tekanan rendah untuk dikompresi,
dari udara tekan yang dihasilkan dialirkan kedalam intercooler untuk
didinginkan hingga menghasilkan temperature dan kelembaban serta
tekanan yang diinginkan dengan menggunakan media pendingin air atau
media pendingin lainnya, dari sini udara tersebut dialirkan ke dalam
kompresor tekanan tinggi untuk dikompresi lagi hingga menghasilkan
temperature yang tinggi dan tekanan dengan kepadatan yang lebih tinggi.

Dari keluaran kompresor tekanan tinggi udara tersebut dialirkan


kedalam regenerator untuk mendapatkan temperature yang lebih tinggi
lagi yang bertujuan untuk memudahkan terjadinya proses pembakaran
dengan melalui media pemanas gas bekas/buang (flue gas) yang
memanfaatkan gas bekas hasil dari turbin tekanan rendah. Selanjutnya
udara keluaran dari regenerator dialirkan kedalam ruang bakar utama
(primary combustionchamber) yang menghasilkan proses pembakaran dan
dari proses ini dihasilkan gas panas yang digunakan untuk memutar turbin
tekanan tinggi, hasil ekspansi gas panas dari turbin tekanan tinggi ini
berupa gas bekas (flue gas) dialirkan kedalam ruang bakar kedua
(secondary combustion chamber) dan biasa disebut juga dengan reheater
chamber yang selanjutnya gas bekas tersebut digunakan untuk udara
pembakaran didalamnya yang mampu menghasilkan gas panas lagi dan
digunakan untuk memutar turbin tekanan rendah.
Regenerator dan Reheater

Dari ketiga terakhir siklus turbin gas diatas secara keseluruhan


dimaksudkan untuk menghasilkan sebuah pusat listrik tenaga gas (PLTG)
dengan tingkat efisiensi yang diharapkan lebih tinggi dari turbin gas siklus
terbuka. Adapun sebagai pendukung pusat listrik tenaga gas ini digunakan
untuk beberapa alat bantu (auxiliary equipments) untuk membantu proses
siklus turbin gas berjalan dengan baik, seperti:

a) Sistem pelumas (lube oil system).


b) Sistem bahan bakar (fuel system).
c) Sistem pendingin (cooler system).
d) Sistem udara kontrol (air control system).
e) Sistem hidrolik (hydraulic system).
f) Sistem udara tekan (air pressure system).
g) Sistem udara pengkabutan (atomizing air system).
2.5 Keuntungan dan kerugian penggunaan PLTG

1) Keutungan

1. Pembakaran dengan gas alam akan berlangsung lebih sempurna


dibanding dengan minyak bakar ataupun bahan bakar padat.

2. Peralatan pembakar yang lebih sederhana, sehingga pelayanan dan


perawatan menjadi lebih sederhana.

3. Gas alam diperkirakan tidak mengandung belerang maka temperatur


cerobong dapat diturunkan, sehingga pembakaran tidak menyebabkan
asap hitam yang dapat mencemari lingungan sekitar.

4. Peralatan pembakaran untuk gas alam jauh lebih sederhana


dibandingkan dengan peralatan pembakar dari minyak bakar ataupun
bahan bakar padat lainnya, yang tidak memerlukan pengabut dan tidak
memerlukan pemanasan, sehingga akan lebih ringan biaya
investasinya.

5. Harga bahan baku gas alam rata-rata lebih murah dibanding dengan
minyak bakar.

6. Menggunakan bahan bakar dengan gas alam akan lebih awet, karena
gas alam tidak mengandung belerang (S), natrium (Na) dan Vanadium
(Va), serta tidak berjelaga, sehingga tidak membawa banyak
kesukaran-kesukaran.
2) Kerugian

1. Akan didapatkan tingkat efisiensi rendah. Dengan tingkat efisiensi


yang rendah hal ini merupakan salah satu dari kekurangan sebuah
turbin gas dan perkembangannya.

2. Diperlukan investasi yang lebih besar untuk peralatan pengaturan


dan instalsi pengamanannya karena gas alam jauh lebih berbahaya
dibanding dengan minyak bakar.

3. Terkadang sukar untuk mendapatkan air pengisian yang baik


kualitasnya.

4. Jaringan setelah keluar dari gardu induk biasa disebut jaringan


distribusi, sedangkan jaringan antara pusat listrik dan gardu induk
biasa disebut jaringan transmisi, baik saluran transmisi atau pun
saluran distribusi ada yang berupa saluran udara dan ada yang berupa
kabel tanah. Sehingga terdapat kerugian saluran transmisi
menggunakan kabel udara adalah adanya gangguan petir, mengenai
pohon dan habitat lain menyebabkan kerusakan ekosistem.

5. Sulitnya mencari lokasi penambangan gas alam, atau setidak-


tidaknya dalam jangkauan ekonomis untuk transmisi pipa-pipa gas
alam.
BAB III

PENUTUP
3.1. Simpulan

1. Pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) merupakan salah satu dari instansi
pembangkit listrik oleh PLN dengan bahan baku gas alam.

2. PLTG adalah sebuah pembangkit energi listrik yang menggunakan


peralatan/mesin turbin gas sebagai penggerak generatornya.

3. Generator utamanya terdiri dari Turbin gas (Gas Turbine), Kompresor


(Compressor), dan Ruang Bakar (Combustor).

4. PLTG menggunakan prinsip kerja dengan siklus Brayton.

5. Terdapat 4 jenis Turbin yang digunakan pada PLTG, yaitu Turbin Gas
siklus terbuka, Turbin gas siklus tertutup, Turbin gas siklus terbuka dengan
regenerator, serta Turbin gas siklus terbuka dengan intercooler, regenerator,
dan reheater.

3.2. Saran

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat diberikan saran yaitu


sebaiknya PLTG di Indonesia dimanfaatkan sebaik-baiknya dengan melihat
konsekuensi kelebihan dan kekurangan yang ada, sehingga diperkirakan
pembangunan PLTG tidak sia-sia.
DAFTAR PUSTAKA

Giles, R. V. 1996. Mekanika Fluida dan Hidraulika edisi kedua. Erlangga. Jakarta

http://choalialmu89.blogspot.co.id/2011/06/pembangkit-listrik-tenaga-gas-pltg.html

Anda mungkin juga menyukai