Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BLOK EMERGENCY
KELOMPOK A-6
Fakultas Kedokteran
Universitas Yarsi
2016
Pendahuluan
Tercantum di penelitian yang telah ada, dikatakan heroin menembus otak lebih cepat
dibandingkan morfin, dan memiliki target utama di mu opioid receptor (MOR), serta
menyebabkan eiforia dan ketergantungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
morfin. Tercantum pula, pada minggu ketujuh proses putus obat, ditemukan
penurunan kemampuan memori pada tikus yang menjadi sampel penelitian tersebut.
Pada penderita yang putus obat, sering ditemukan gejala seperti cemas, depresi,
suasana hati yang jelek dan anhedonia. Hal ini bisa mengarah pada penyakit klinis
tertentu dan menyebabkan kemampuan sosial yang akan menurun.. Ini menjadi
perhatian lebih untuk diteliti lebih lanjut agar mengetahui bagaimana tatalaksana yang
tepat dan baik.
2
Hasil
3
Menurut grafik, didapatkan hasil sosial, depresi, dan defisit memori kerja spasial
berkembang selama 7 minggu putus heroin.
Setelah empat minggu didapatkan:
Penurunan waktu bersosialisasi
Peningkatan self-grooming
Peningkatan durasi immobilisasi
Penurunan latens
Tidak ada perubahan dalam kecenderungan memilih sukrosa
Penurunan Y-maze: memori kerja
Reseptor opioid Delta (DOR) dan Kappa (KOR) keduanya meregulasi perilaku sosial
dan hedonis selama putus heroin. Pada penelitian didapatkan bahwa:
DOR berpengaruh terhadap hedonis
KOR berpengaruh terhadap kemampuan sosial dan pertahanan diri
4
dapat mencegah penurunan memori kerja spasial pada putus heroin. Ini
dikarenakan MOR berperan dalam jalur serotonin.
Diskusi
Studi ini menunjukkan contoh perilaku tikus dengan disfungsi emosional saat
putus heroin, sehingga memberikan hasil bagaimana hubungan adiksi dengan
depresi. Telah dibuktikan bahwa DRN MORs sebagai mediasi perkembangan dari
sosialisasi yang rendah pada hewan setelah empat minggu putus heroin. Terjadi
setelah empat minggu karena heroin menstimulasi MOR yang akan memicu otak
untuk beradaptasi terhadap heroin. Proses tersebuh akan berinkubasi selama
beberapa saat, lalu setelah empat minggu, proses adaptasi akhirnya berkembang
dan sindrom putus obat akan muncul, seperti kemampuan sosialisasi yang rendah.
Disfungsi emosional tersebut merupakan faktor yang mendukung terjadinya
proses kambuh. Putus heroin juga menyebabkan kerusakan memori kerja namun
tidak seperti perubahan emosional, kerusakan memori ini tidak dapat diterapi
dengan fluoxentine atau MOR cKO.
Kesimpulan
5
DAFTAR PUSTAKA
Lutz, Pierre- Eric, et al. 2014. Distinc Mu, Delta, and Kappa Opioid Receptor Mechanisms
Underlie Low Sociability and Depressive-Like Behaviors During Heroin Abtinence.
American College of Neuropsychopharmacology: 2694 – 2705.