Dunia Laporan - Laporan Medan Ligan

29/4/2018 Dunia Laporan: Laporan medan ligan
Lainnya Blog Berikut» noermanyusuf@gmail.com Dasbor Logout
Dunia Laporan
Minggu, 23 Februari 2014 Mengenai Saya
Eva Zulviana
Laporan medan ligan Ikuti 0
Lihat profil lengkapku
PERCOBAAN III
KEKUATAN MEDAN LIGAN Arsip Blog
I. Tujuan
▼ 2014 (4)
Mempelajari perbedaan kekuatan medan ligan antara ligan ammonia ▼ Februari (4)
dan air. RUMUS DAN KOMPOSISI DARI
SEBUAH (SUATU) HIDRAT
II. Waktu dan Tempat
Percobaan I Pembuatan Larutan
Waktu : 11.00-selesai
Laporan medan ligan
Hari/tgl : kamis,07 November 2013
Rekristalisasi
Tempat : Lab Pend. Kimia FKIP UNTAD
III. Alat Dan Bahan
a. Alat
1. Labu ukur 50 ml 3 buah
2. Pipet tetes
3. Botol semprot
4. Tissue
5. Gelas ukur 25ml dan 50ml
6. Kuvet 4 buah
7. Rak tabung
8. Gelas kimia 100 ml
9. Spectronik 20
b. Bahan
1. Aquades
2. Larutan Cu2+ 0,1 M
3. Larutan NH3 1 M
IV. Hasil Pengamatan

Tabel hubungan antara absorbans (T%) dengan panjang gelombang.
Transmitan (T%)
Larutan A Larutan B Larutan C
510 100 50 75
520 100 43 71
530 100 38 68
540 100 33 64
550 100 29 60
560 100 25 57
570 99 22 55
580 100 21 53
590 98 19 51
600 97 19 50
610 96 18 49
http://alvasta.blogspot.co.id/2014/02/laporan-medan-ligan.html 1/13
620 95 19 48
630 94 19 48
640 93 20 47
650 92 21 48
660 90 21 47
670 91 21 47
680 88 21 46
690 90 21 42
700 91 20 42
Tabel hubungan antara absorbans (A) dengan panjang gelombang.

Absorbans (A)
Larutan A Larutan B Larutan C
510 0 0,031 0,125
520 0 0,366 0,1409
530 0 0,420 0,168
540 0 0,481 0,194
550 0 0,538 0,0222
560 0 0,602 0,218
570 0,004 0,658 0,259
580 0 0,678 0,276
590 0,009 0,721 0,292
600 0,013 0,721 0,301
610 0,018 0,745 0,309
620 0,022 0,721 0,319
630 0,027 0,721 0,319

640 0,032 0,699 0,328
650 0,036 0,678 0,319
660 0,046 0,678 0,328
670 0,041 0,678 0,328

680 0,056 0,678 0.337
690 0,046 0,678 0,337
700 0,041 0,699 0,337
V. Persamaan reaksi
Adapun reaksi pada percobaan ini yaitu sebagai berikut :
a. Cu2+(aq) + 4H2O(l) [Cu(H2O)4]2+(aq)
b. [Cu(H2O)4]2+(aq) + 4NH3(aq) [Cu(NH3)4]2+(aq) + 4H2O(aq)
VI. Perhitungan
1. Larutan A (Cu + H2O)
a. Untuk 510 nm
T = 100 % = =1
A = - log T = - log 1 = 0
b. Untuk 520 nm
T = 100 % = =1
A = - log T = - log 1 = 0
c. Untuk 530 nm
T = 100 % = =1
A = - log T = - log 1 = 0
d. Untuk 540 nm
T = 100 % = =1
A = - log T = - log 1 = 0
e. Untuk 550 nm
T = 100 % = =1
A = - log T = - log 1 = 0
f. Untuk 560 nm
T = 100 % = =1
A = - log T = - log 1 = 0
g. Untuk 570 nm
T = 99 % = = 0,99
A = - log T = - log 0,99 = -log 9,9x10-1 = 1-log 9,9 = 0,004
h. Untuk 580 nm
T = 100 % = =1
A = - log T = - log 1 = 0
i. Untuk 590 nm
T = 98 % = = 0,98
j. Untuk 600 nm
T = 97 % = = 0,97
k. Untuk 610 nm
T = 96 % = = 0,96
l. Untuk 620 nm
T = 95 % = = 0,95
m. Untuk 630
T = 94 % = = 0,94
n. Untuk 640 nm
T = 93 % = = 0,93
o. Untuk 650 nm
T = 92 % = = 0,92
p. Untuk 660 nm
T = 90 % = = 0,90
q. Untuk 670 nm
T = 91 % = = 0,91
r. Untuk 680
T = 88 % = = 0,88
s. Untuk 690 nm
T = 90 % = = 0,90
t. Untuk 700 nm
T = 91 % = = 0,91
2. Larutan B (Cu + NH3, 20:50)
a. Untuk 510 nm
T = 50 % = = 0,5
A = - log T = - log 0,5 = -(-0,301) = 0,301
b. Untuk 520 nm
T = 43 % = = 0,43
A = - log T = - log 0,43 =-(-0,366) = 0,366
c. Untuk 530 nm
T = 38 % = = 0,38
A = - log T = - log 0,38 = -(- 0,420 )= 0,420
d. Untuk 540 nm
T = 33 % = = 0,33
A = - log T = - log 0,33 = -(- 0,481 ) = 0,481
e. Untuk 550 nm
T = 29 % = = 0,29
A = - log T = - log 0,29 = -(- 0,538 ) = 0,538
f. Untuk 560 nm
T = 25 % = = 0,25
A = - log T = - log 0,25 = -(-0,602) = 0,602
g. Untuk 570 nm
T = 22 % = = 0,22
A = - log T = - log 0,22 = -(-0,658) = 0,658
h. Untuk 580 nm
T = 21 % = = 0,21
A = - log T = - log 0,21 = -(-0,678) = 0,678
i. Untuk 590 nm
T = 19 % = = 0,19
A = - log T = - log 0,19 = -(-0,721) = 0,721
j. Untuk 600 nm
T = 19 % = = 0,19
A = - log T = - log 0,19 = -(-0,721) = 0,721
k. Untuk nm
T = 18 % = = 0,18
A = - log T = - log 0,18 = -(-0,745) = 0,745
l. Untuk nm
T = 19 % = = 0,19
A = - log T = - log 0,19 = -(-0,721) = 0,721
m. Untuk nm
T = 19 % = = 0,19
A = - log T = - log 0,19 = -(-0,721) = 0,721
n. Untuk nm
T = 20 % = = 0,20
A = - log T = - log 0,20 = -(-0,699) = 0,699
o. Untuk nm
T = 21 % = = 0,21
A = - log T = - log 0,21 = -(-0,678 ) = 0,678
p. Untuk nm
T = 21 % = = 0,21
A = - log T = - log 0,21 = -(-0,678 ) = 0,678
q. Untuk nm
T = 21 % = = 0,21
A = - log T = - log 0,21 = -(-0,678 ) = 0,678
r. Untuk nm
T = 21 % = = 0,21
A = - log T = - log 0,21 = -(-0,678 ) = 0,678
s. Untuk nm
T = 21 % = = 0,21
A = - log T = - log 0,21 = -(-0,678 ) = 0,678
t. Untuk nm
T = 20 % = = 0,2
A = - log T = - log 0,20 = -(-0,699) = 0,699
3. Larutan B (Cu + NH3, 20 : 25)
a. Untuk 510 nm
T = 75 % = = 0,75
A = - log T = - log 0,75=-(-0,125) = 0,125
b. Untuk 520 nm
T = 71 % = = 0, 71
A = - log T = - log 0, 71 =-(-0,149) = 0,149
c. Untuk 530 nm
T = 68 % = = 0,68
A = - log T = - log 0,68 = -(- 0,168 )= 0,168
d. Untuk 540 nm
T = 64 % = = 0,64
A = - log T = - log 0, 64 = -(-0,194) = 0,194
e. Untuk 550 nm
T = 60 % = = 0,60
A = - log T = - log 0,60 = -(- 0,222 ) = 0,222
f. Untuk 560 nm
T = 57 % = = 0,57
A = - log T = - log 0,57 = -(-0,218) = 0,218
g. Untuk 570 nm
T = 55 % = = 0,55
A = - log T = - log 0,55 = -(-0,259) = 0,259
h. Untuk 580 nm
T = 53 % = = 0,53
A = - log T = - log 0,53 = -(-0,276) = 0,276
i. Untuk 590 nm
T = 51 % = = 0,51
A = - log T = - log 0,51 = -(-0,292) = 0,292
j. Untuk 600 nm
T = 50 % = = 0,50
A = - log T = - log 0,50 = -(-0,301) = 0,301
k. Untuk nm
T = 49 % = = 0,49
A = - log T = - log 0,49 = -(-0,309) = 0,309
l. Untuk nm
T = 48 % = = 0,48
A = - log T = - log 0,48 = -(-0,319) = 0,319
m. Untuk nm
T = 48 % = = 0,48
A = - log T = - log 0,48 = -(-0,319) = 0,319
n. Untuk nm
T = 47 % = = 0,47
A = - log T = - log 0,47 = -(-0,328) = 0,328
o. Untuk nm
T = 48 % = = 0,48
A = - log T = - log 0,48 = -(-0,319 ) = 0,319
p. Untuk nm
T = 47 % = = 0,47
A = - log T = - log 0,47 = -(-0,328 ) = 0,328
q. Untuk nm
T = 47 % = = 0,47
A = - log T = - log 0,47 = -(-0,328 ) = 0,328
r. Untuk nm
T = 46 % = = 0,46
A = - log T = - log 0,46 = -(-0,337 ) = 0,337
s. Untuk nm
T = 42 % = = 0,42
A = - log T = - log 0,42 = -(-0,377 ) = 0,377
t. Untuk nm
T = 42 % = = 0,42
A = - log T = - log 0,42 = -(-0,377 ) = 0,377
VII. Grafik
Transmitan
a. Larutan A
b. Larutan B
c. Larutan C
Absorbans
a. Larutan A
b. Larutan B
c. Larutan C
VIII. Pembahasan
Ion unsur transisi dapat mengikat molekul-molekul atau ion-ion yang
memiliki pasangan elektron tak berikatan (ligan) dengan ikatan kovalen
koordinasi yang membentuk ion kompleks. Ion kompleks adalah gabungan
ion (atom pusat) dengan ion atau molekul lain (ligan) membentuk ion baru
(Vogel, 1990).
Berdasarkan ligan yang diikat oleh atom pusat dalam ion kompleks,
maka ada dua macam ion kompleks:
1. Ion kompleks positif : terbentuk apabila ion logam transisi (atom pusat)
berikatan dengan ligan yang merupakan molekul netral, sehingga ion
kompleks yang terbentuk bermuatan positif.
2. Ion kompleks negatif : terbentuk apabila ion logam transisi (atom pusat)
berikatan dengan ligan yang merupakan ion negatif(Vogel, 1990).
Teori medan kristal tentang senyawa koordinasi menjelaskan bahwa
dalam pembentukan kompleks terjadi interaksi elektrostatik antara ion logam
(atom pusat) dengan ligan. Jika ada empat ligan yang berasal dari arah yang
berbeda berinteraksi langsung dengan atom pusat/ion logam, maka akan
mendapatkan pengaruh medan ligan lebih besar dibandingkan dengan
orbital-orbital lainnya(Amaria, dkk. 2011).
Bila pada ion kompleks diberikan energi dalam bentuk cahaya, maka
elektron pada orbital yang lebih rendah energinya dapat tereksitasi ke orbital
yang lebih tinggi energinya. Dengan menyerap cahaya yang energinya
sama(Vogel, 1990).
Suatu larutan memiliki warna tertentu karena menyerap sebagian dari
komponen cahaya tampak. Makin kecil panjang gelombang cahaya yang
diserap (makin besar energinya) maka makin besar harga absorbansinya atau
makin kuat ikatan antara ion logam dan ligan. Ditinjau dari muatan ligannya,
maka ion logam dengan muatan yang lebih besar akan menghasilkan harga
absorbansi yang lebih besar pula karena lebih mudah mempolarisasikan
elektron yang terdapat dalam ligan (Nuryono, 2003).
Pada percobaan kekuatan medan ligan kali ini bertujuan untuk
mengetahui dan memahami teori medan kristal dan mampu membedakan
kekuatan medan antara ligan ammonia dan air. Pada percobaan kali ini
dilakukan 3 variasi larutan yang akan dianalisis dengan menggunakan
spectronik 20 dengan range panjang gelombang 510-700. Variasi yang
dibedakan adalah kadar ammonia (NH3) dalam larutan, untuk larutan A
terdiri dari larutan Cu2+ 0,02 M dan aquades hingga batas akhir labu ukur.
Larutan B terdiri dari larutan Cu2+ (20:50), terdiri dari 0,02 M dalam
campuran air ammonia, dan aquades hingga batas tnda labu ukur. Larutan C
terdiri dari larutan Cu2+ (75:25), terdiri dari campuran air dan ammona,
kemudian dilarutakan dengan aquades hingga batas tanda labu ukur. Larutan
ammonia (NH3) dan Cu2+ digunakan sebagai bahan utama percobaan karena
akan membentuk senyawa kompleks.
Setelah terbentuk variasi larutan, tiap-tiap larutan kemudian diukur
absorbansinya dengan spectronik 20 dan kemudian diperoleh data nilai
absorbansi untuk masing-masing interval. Dari data tersebut dibuat grafik
panjang gelombang dengan absorbansi dan diperoleh panjang gelombang
maksimum yang menghasilkan absorbansi maksimum.
Dari panjang gelombang maksimum nilai 10 Dq dapat diketahui
dengan rumus sebagai berikut:
Dari nilai dq tersebut dapat ditentukan kekuatan ligan dari air dan
ammonia.
Pada percobaan ini mengunakan kuvet lalu dikalibrasi, fungsi

pengkalibarsi dengan menggunakan aquades yakni untuk menormalkan atau
menstabilkan alat agar dalam pengukuran diperoleh hasil yang maksimal.
Sebelum memasukkan kuvet kedalam spektronik terlebih dahulu kita
membersihkan bagian dinding kuvet dengan menggunakan tissu, hal ini
bertujuan untuk membersihkan noda yang menempel pada bagian dinding
kuvet sehingga tidak menghambat jalannya sinar. Seain itu agar tidak
menghambat jalannya sinar sehingga diperoleh data yang akurat. Setelah itu,
aquades diambil kembali dan menggantinya dengan larutan yang akan diuji.
.
kuvet sebagai tempat sample untuk dianalisis dengan spectronik 20,
kuvet harus selalu dalam keadaan bersih sehingga harus selalu dibersihkan
dengan tissue pada lapisan luarnya, dan pada saat penggantian variasi
sample kuvet dicuci dengan aquades dan dibiarkan kering. Karena spctronik
20 sangat sensitif, bila kuvet dalam keadaan kotor maka penyerapan sinar
oleh sample tidak maksimal sehingga data yang diperoleh juga kurang baik.
Untuk larutan blanko, larutan blangko adalah larutan yang komposisinya
sama seperti larutan yang dianalisis namun tanpa sampel yang dianalisis.
Untuk percobaan ini larutan blankonya adalah air. Sebelum sampel diukur
absorbansinya, perlu diukur terlebih dahulu absorbansi larutan blanko.
Larutan blanko dengan absorbansi nol dan transmitansi 100% (tidak
menyerap radiasi), digunakan sebagai standar untuk mengukur absorbansi
kompleks.
1. Larutan A
Pada larutan A, langkah pertama adalah mengencerkan 2 mL
larutan Cu2+ 0,1 M dengan aquades pada labu ukur hingga batas tanda
sehingga terbentuk Cu2+ 0,02 M. Warna yang terbentuk dalam larutan
adalah biru muda (hampir semua kompleks besarnya harga Dq sama
dengan energi yang frekuensi terletak pada spectra daerah tampak, karena
ada kaitan antara warna dengan frekuensi maka warna suatu kompleks
bergantung pada frekuensi yang diserap. Warna kompleks adalah
komplemen warna cahaya yang diserap.
Sehingga terbentuk senyawa kompleks atau heksaquo tembaga(II)
dimana atom pusatnya adalah ion Cu2+ dan ligannya adalah air. Dari
nama senyawa tersebut dapat diketahui bahwa bilangan koordinasi untuk
Cu2+ adalah 6 sesuai dengan banyaknya ligan yang diikat. Maka di
dapatkan max adalah 0,055 nm, reaksinya adalah sebagai berkiut :

Cu2+(aq) + 4H2O(l) è [Cu(H2O)4]2+(aq)
2. Pada Larutan B
Pada larutan B, langkah pertama mencampurkan 2 mL Cu2+
larutan Cu2+ 0,1 M dengan aquades pada labu ukur hingga batas tanda
sehingga terbentuk Cu2+ 0,02 M. Larutan ini menghasilkan warna biru
(+), maka nilai max adalah 0,724 nm.

Pada larutan ini, ammonia dan air adalah ligannya. Senyawa
kompleks yang terbentuk adalah :
[Cu(H2O4)2+(aq)+4(NH3)(aq)è[Cu(NH3)4]2+(aq) + 4H2O(aq)
3. Larutan C
Larutan C dengan perbandingan antara ammonia dengan air
(20:25). Penambahan kadar ammonia yang berlebih ini akan
meningkatkan besarnya nilai absorbansi (dilihat pada hasil percobaan).
Pada larutan ini, ammonia dan air adalah ligannya. Senyawa
kompleks yang terbentuk adalah :
[Cu(H2O4)2+(aq)+4(NH3)(aq)è[Cu(NH3)4]2+(aq) + 4H2O(aq)
Oleh karena itu panjang gelombang antara larutan B dan larutan C

adalah sama yaitu 610 nm, jika dijelaskan melalui konfigurasi electron
dan hibridisasi maka ketika penambahan kadar ammonia sehingga terjadi
pengantian ligan pada senyawa kompleks. Karena pengantian adalah
sama-sama ligan netral (H2O dan NH3) maka tidak akan merubah sifat
dari senyawa kompleks, sehingga tidak akan mempengaruhi nilai panjang
gelombang maksimum, maka hasil yang diperoleh dari max adalah

0,377 nm.
Dari hasil tersebut maka dapat diperoleh bahwa setelah
penambahan NH3 pada larutan Cu2+terjadi perubahan warna larutan dari
biru muda menjadi biru tua. Hal ini terjadi karena adanya penggantian
ligan dari ligan yang lemah (H2O) digantikan oleh ligan yang kuat (NH3).
Selain itu terjadi peningkatan energi dari transisi elektron energi
terendah, ligan NH3 lebih besar dibandingkan dengan H2O sehingga
kekuatan medan ligan NH3 lebih besar dibandingkan H2O. Pada larutan
Cu2+(larutan A)terbentuk ion kompleks [Cu(H2O)4]2+ sedangkan pada

larutan B dan C terbentuk ion kompleks yang sama yaitu
[Cu(NH3)4]2+namun kadar NH3 lebihbanyak dan kadar Cu2+ sedikit pada
larutan B, sebaliknyakadar NH3 sedikit dan kadar Cu2+ lebih banyak. Hal
inilah yang menyebabkan warnanya berbeda dan parameter medan
ligannya juga berbeda.
IX. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa kekuatan medan ligan air lebih lemah dari pada medan ligan
ammonia karna ligan H2O sebagai ligan lemah. Hal ini ditunjukkan dari nilai
literaturnya. Dari literatur nilai kekuatan medan ligan air memiliki energi
40,85 kkal/mol, sedangkan ammonia memiliki kekuatan medan ligan lebih
besar daripada air yaitu 46,87 kkal/mol.
DAFTAR PUSTAKA
Vogel, 1990, Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro, Jilid 2, Cetakan ke
2, Kalman Media Pusaka, Jakarta
Amaria, dkk. 2011, Penuntun Praktikum Kimia Anorganik III, Unesa press:Surabaya.
Nuryono, 2003, Kimia Koordinasi, Lab Kimia Anorganik Jurusan Kimia
FMIPA UGM, Yogyakarta, 42-55;68-69;
Wahyuni, Endang Tri, 2007, Handout Analisis Instrumental I, “Spectrophotometer
UV-Vis”.
Penanggung Jawab Mata Kuliah. 2013. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik Fisik.
Palu : UNTAD-press.
Diposting oleh Eva Zulviana di 00.17
Tidak ada komentar:

Posting Komentar
Masukkan komentar Anda...
Beri komentar sebagai: Noerman Yusu Logout
Publikasikan Pratinjau Beri tahu saya
Posting Lebih Baru Beranda Posting Lama
Langganan: Posting Komentar (Atom)
Tema Sederhana. Diberdayakan oleh Blogger.

Dunia Laporan - Laporan Medan Ligan

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Dunia Laporan - Laporan Medan Ligan

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

29/4/2018 Dunia Laporan: Laporan medan ligan

Lainnya Blog Berikut» noermanyusuf@gmail.com Dasbor Logout

Lihat profil lengkapku

IV. Hasil Pengamatan

Tabel hubungan antara absorbans (A) dengan panjang gelombang.

630 0,027 0,721 0,319

670 0,041 0,678 0,328

b. [Cu(H2O)4]2+(aq) + 4NH3(aq) [Cu(NH3)4]2+(aq) + 4H2O(aq)

2. Larutan B (Cu + NH3, 20:50)

A = - log T = - log 0,19 = -(-0,721) = 0,721

3. Larutan B (Cu + NH3, 20 : 25)

A = - log T = - log 0,48 = -(-0,319) = 0,319

Pada percobaan ini mengunakan kuvet lalu dikalibrasi, fungsi

dapatkan max adalah 0,055 nm, reaksinya adalah sebagai berkiut :

(+), maka nilai max adalah 0,724 nm.

Oleh karena itu panjang gelombang antara larutan B dan larutan C

gelombang maksimum, maka hasil yang diperoleh dari max adalah

Cu2+(larutan A)terbentuk ion kompleks [Cu(H2O)4]2+ sedangkan pada

Diposting oleh Eva Zulviana di 00.17

Tidak ada komentar:

Masukkan komentar Anda...

Beri komentar sebagai: Noerman Yusu Logout

Publikasikan Pratinjau Beri tahu saya

Posting Lebih Baru Beranda Posting Lama

Langganan: Posting Komentar (Atom)

Tema Sederhana. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai