PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
terutama pada golongan umur di bawah lima tahun. Diare hingga kini masih
penyakit diare dapat ditemukan pada seluruh daerah geografis dunia dan kasus
diare dapat terjadi pada semua kelompok umur, tetapi penyakit berat dengan
kematian yang tinggi terutama terjadi pada bayi dan anak balita.
air dibanding dewasa. Jika terjadi diare, balita lebih rentan mengalami
dehidrasi dan komplikasi lainnya yang dapat merujuk pada malnutrisi ataupun
kematian. Tingginya kasus diare dapat disebabkan oleh faktor lingkungan dan
yang berbasis lingkungan (Depkes RI, 2000). Selain itu faktor – faktor yang
1
2
itu, upaya pencegahan diare yang praktis adalah dengan memutus rantai
penularan tersebut.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Diare
dengan frekuensi yang tidak normal (meningkat) dan konsistensi tinja yang
lebih lembek atau cair. Menurut WHO (1999) secara klinis diare didefinisikan
sebagai bertambahnya defekasi (buang air besar) lebih dari biasanya/lebih dari
tiga kali sehari, disertai dengan perubahan konsisten tinja (menjadi cair)
dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja, yang
biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari. Menurut Simadibrata (2006) diare
adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah
cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari
Diare adalah buang air besar sedikitnya tiga kali atau lebih dalam
waktu 24 jam disertai salah satu gejala mual, muntah, kram perut atau demam
> 38˚C (Gallas, 2007). Diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan
menigkatnya frekuensi buang air besar lebih dari tiga kali sehari disertai
3
4
B. Klasifikasi Diare
1. Diare akut: yaitu diare yang berlangsung kurang dari empat belas hari
3. Diare persisten; yaitu diare yang berlangsung lebih dari empat belas
4. Diare dengan masalah lain: anak yang menderita diare (diare akut dan
b. Diare kronik, yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan
a. Diare osmotik
b. Diare sekretonik
5
C. Etiologi Diare
1. Faktor Infeksi
Campylobacter.
2. Faktor malabsorbsi
intoleransi laktosa.
b. Malabsorbsi lemak.
c. Malabsorbsi protein.
4. Faktor psikologis : rasa takut, cemas (jarang, tetapi dapat terjadi pada
D. Patofisiologis Diare
adalah
1. Gangguan osmotik
diserap oleh organ pencernaan. Hal ini disebabkan tekanan osmotik dalam
2. Gangguan Sekresi
toksin. Hal ini menyebabkan dinding usus meningkatkan sekresi air dan
Sebagai akibat diare baik akut maupun kronis akan terjadi: (a)
darah.
E. Gejala Diare
terutama natrium dan kalium dan sering disertai dengan asidosis metabolik.
Gejala diare atau mencret adalah tinja yang encer dengan frekuensi
empat kali atau lebih dalam sehari, yang kadang disertai: muntah, badan lesu
atau lemah, panas, tidak nafsu makan, darah dan lendir dalam kotoran, rasa
infeksi virus. Infeksi bisa secara tiba-tiba menyebabkan diare, muntah, tinja
berdarah, demam, penurunan nafsu makan atau kelesuan. Selain itu, dapat
pula mengalami sakit perut dan kejang perut, serta gejala- gejala lain seperti
flu misalnya agak demam, nyeri otot atau kejang, dan sakit kepala. Gangguan
demam tinggi.
8
mula pasien cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat, nafsu makan berkurang,
tinja mungkin disertai lendir atau darah, gejala muntah dapat timbul sebelum
dan sesudah diare. Bila penderita benyak kehilangan cairan dan elektrolit,
gejala dehidrasi mulai nampak, yaitu berat badan menurun, turgor berkurang,
mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung, selaput lendir bibir dan mulut
cairan tinja yang berulang-ulang. Dehidrasi terjadi akibat kehilangan air dan
akibat diare menyebabkan dehidrasi yang dapat bersifat ringan, sedang atau
berat.
F. Pencehana Diare
Kegiatan pencegahan penyakit diare yang benar dan efektif yang dapat
dilakukan adalah :
1. Perilaku Sehat
a. Pemberian ASI
makanan tersedia dalam bentuk yang ideal dan seimbang untuk dicerna
dan diserap secara optimal oleh bayi. ASI saja sudah cukup untuk
susu formula atau cairan lain yang disiapkan dengan air atau bahan-
saja, tanpa cairan atau makanan lain dan tanpa menggunakan botol,
menghindarkan anak dari bahaya bakteri dan organisme lain yang akan
menyapih).
besar terhadap diare dari pada pemberian ASI yang disertai dengan
susu botol. Flora normal usus bayi yang disusui mencegah tumbuhnya
diberikan.
10
kepada anak.
mandi anak-anak.
d. Mencuci Tangan
sebesar 47%).
12
e. Menggunakan Jamban
jamban harus membuat jamban dan keluarga harus buang air besar di
berbahaya. Hal ini tidak benar karena tinja bayi dapat pula menularkan
penyakit pada anak-anak dan orang tuanya. Tinja bayi harus dibuang
Bantu anak buang air besar di tempat yang bersih dan mudah di
jangkau olehnya.
mencegah agar bayi tidak terkena penyakit campak. Anak yang sakit
juga dapat mencegah diare. Oleh karena itu berilah imunisasi campak
2. Penyehatan Lingkungan
melalui air antara lain adalah diare, kolera, disentri, hepatitis, penyakit
air bersih baik secara kuantitas dan kualitas mutlak diperlukan dalam
dilaksanakan.
b. Pengelolaan Sampah
biaknya vektor penyakit seperti lalat, nyamuk, tikus, kecoa dsb. Selain
Air limbah baik limbah pabrik atau limbah rumah tangga harus
daerah yang endemis filaria. Bila ada saluran pembuangan air limbah
mengalir, sehingga tidak menimbulkan bau yang tidak sedap dan tidak
kesehatan melalui lima langkah tuntaskan diare ( LINTAS Diare) yang terdiri
dari :
1. Berikan Oralit
rumah tangga dengan memberikan oralit osmolaritas rendah, dan bila tidak
tersedia berikan cairan rumah tangga seperti air tajin, kuah sayur, air
15
matang. Oralit saat ini yang beredar di pasaran sudah oralit yang baru
dengan osmolaritas yang rendah, yang dapat mengurangi rasa mual dan
muntah. Oralit merupakan cairan yang terbaik bagi penderita diare untuk
mengganti cairan yang hilang. Bila penderita tidak bisa minum harus
melalui infus.
atau lebih :
Mata : Normal
berikut:
Mata : Cekung
16
dehidrasi.
lebih :
Mata : Cekung
2007). Berdasarkan bukti ini semua anak diare harus diberi Zinc segera
pada penderita terutama pada anak agar tetap kuat dan tumbuh serta
mencegah berkurangnya berat badan. Anak yang masih minum Asi harus
lebih sering di beri ASI. Anak yang minum susu formula juga diberikan
lebih sering dari biasanya. Anak usia 6 bulan atau lebih termasuk bayi
mudah dicerna dan diberikan sedikit lebih sedikit dan lebih sering. Setelah
kejadian diare pada balita yang disebabkan oleh bakteri. Antibiotika hanya
Obat-obatan Anti diare juga tidak boleh diberikan pada anak yang
menderita diare karena terbukti tidak bermanfaat. Obat anti muntah tidak
menimbulkan efek samping yang bebahaya dan bisa berakibat fatal. Obat
(amuba, giardia).
5. Pemberian Nasehat
Muntah berulang
Sangat haus
Makan/minum sedikit
Timbul demam
Tinja berdarah
Contoh Kasus !
Ana, 48 bulan MRS karena diare >5 x/hr, 2 hari sebelum MRS tidak mau
makan, demam, muntah dan lemas, saat ini BB 8,7 kg, TB 81 cm, BB bulan
lalu 8,9 kg. Hb 11,5 g/dl, Ht 36 %, Na 141 mEq/dl, K 3,8 mEq/dl, Suhu
37,5˚C. Keluhan mual muntah. Asupan sebelum sakit baik, setelah sakit E 80
a. Data Antropometri
bb = 8,7 kg
tb = 81 cm
b. Data Biokimia
Ht : 36 %
Na : 141 mEq/dl
K : 3,8 mEq/dl
Penilaian : Hb ↓, Na ↓, K ↓
21
c. Data Clinik
e. Riwayat Personal
Riwayat penyakit
Tidak ada
22
kelompok makanan
NB 3.2
3.1
80 %, P 60 %, L 32% dan KH 96 %.
b. Domain Clinik
c. Domain Behavior/Perilaku
Prinsip
197,4 gr
Syarat
dan sering
0,81) = 891,88
1128,2282 kkal.
d. Preskripsi Diet
Diet : ETPT
Bentuk Makanan : ML
Frekuensi : 3 x MP , 2 X Selingan
e. Implementasi
yang diberikan.
f. Rencana Edukasi
Metode : konseling
Waktu : ± 30 menit
A. Kesimpulan
1. Diare adalah buang air besar dengan frekuensi yang tidak normal
empat yaitu diare akut, disentri, diare persisten dan diare dengan
masalah lain.
bersih, cuci tangan pakai sabun dengan air bersih sebelum makan dan
sesudah buang air besar, rebus air minum terlebih dahulu, gunakan air
nasihat.
27
28
B. Saran