Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENDAHULUAN FISIKA INTI

“Tetapan Peluruhan”

Oleh :
Kelompok II

Nirwana
Yurmianti
Wahyu aprianto
Sri Harmintin
Masriani

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Tetapan
Peluruhan”
Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Majene, 12 Maret 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN ..............................................................................
A...Latar Belakang......................................................................................
B...Rumusan Masalah ................................................................................
C...Tujuan pembahasan .............................................................................

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................
A...Peluruhan Radioaktif............................................................................
a....Aktivitas bahan radioaktif dan hukum peluruhan.....................
b....Waktu paro................................................................................
B...Peluruhan inti........................................................................................
a....Peluruhan alpha........................................................................
b....Peluruhan beta..........................................................................
c....Peluruhan gamma.....................................................................
BAB III PENUTUP.........................................................................................
A...Kesimpulan...........................................................................................
B...Saran ....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Radioaktivitas pertama kali ditemukan pada tahun 1896 oleh
ilmuwan Perancis Henri Becquerel ketika sedang bekerja dengan material
fosforen. Material semacam ini akan berpendar di tempat gelap setelah
sebelumnya mendapat paparan cahaya, dan dia berfikir pendaran yang
dihasilkan tabung katoda oleh sinar-X mungkin berhubungan dengan
fosforesensi. Karenanya ia membungkus sebuah pelat foto dengan kertas
hitam dan menempatkan beragam material fosforen diatasnya.
Kesemuanya tidak menunjukkan hasil sampai ketika ia menggunakan
garam uranium. Terjadi bintik hitam pekat pada pelat foto ketika ia
menggunakan garam uranium tesebut.
Pada tahun 1895, W.C. Rontgen menemukan bahwa tabung sinar
katode mengahasilkan suatu radiasi berdaya tembus tinggi yang dapat
menghitamkan film potret, walupun film tersebut terbungkus kertas hitam.
Karena belum mengenal hakekatnya, sinar ini dinamai sinar X. Ternyata
sinar X adalah suatu radiasi elektromagnetik yang timbul karena benturan
berkecepatan tinggi (yaitu sinar katode dengan suatu materi (anode).
Sekarang sinar X disebut juga sinar rontgen dan digunakan untuk rongent
yaitu untuk mengetahui keadaan organ tubuh bagian dalam.
Zat radioaktif yang pertama ditemukan adalah uranium. Pada tahun
1898, Marie Curie bersama-sama dengan suaminya Pierre Curie
menemukan dua unsur lain dari batuan uranium yang jauh lebih aktif dari
uranium. Kedua unsur itu mereka namakan masing-masing polonium
(berdasarkan nama Polonia, negara asal dari Marie Curie), dan radium
(berasal dari kata Latin radiare yang berarti bersinar).
Ternyata, banyak unsur yang secara alami bersifat radioaktif.
Semua isotop yang bernomor atom diatas 83 bersifat radioaktif. Unsur
yang bernomor atom 83 atau kurang mempunyai isotop yang stabil kecuali
teknesium dan promesium. Isotop yang bersifat radioaktif disebut isotop
radioaktif atau radioi isotop, sedangkan isotop yang tidak radiaktif disebut
isotop stabil. Dewasa ini, radioisotop dapat juga dibuat dari isotop stabil.
Jadi disamping radioisotop alami juga ada radioisotop buatan.
B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan peluruhan radioaktif?
2. Bagaimana proses peluruhan inti ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan peluruhan radioaktif
2. Untuk mengetahui proses peluruhan inti

BAB II
PEBAHASAN

A. Peluruhan Radioaktif
Peluruhan radioaktif adalah kumpulan beragam proses di mana
sebuah inti atom yang tidak stabil memancarkan partikel subatomik
(partikel radiasi). Peluruhan terjadi pada sebuah nukleus induk dan
menghasilkan sebuah nukleus anak. Ini adalah sebuah proses acak
sehingga sulit untuk memprediksi peluruhan sebuah atom.
Satuan internasional (SI) untuk pengukuran peluruhan radioaktif
adalah becquerel (Bq). Jika sebuah material radioaktif menghasilkan 1
buah kejadian peluruhan tiap 1 detik, maka dikatakan material tersebut
mempunyai aktivitas 1 Bq. Karena biasanya sebuah sampel material
radiaktif mengandung banyak atom,1 becquerel akan tampak sebagai
tingkat aktivitas yang rendah; satuan yang biasa digunakan adalah dalam
orde gigabecquerels. Inti yang tidak stabil akan mengalami peluruhan
yaitu proses perubahan dari inti yang tidak stabil menjadi inti yang lebih
stabil.
Jenis radiasi yang dipancarkan dari peluruhan zat radioaktif dapat
dilihat dalam tabel berikut.
Tabel Sifat radiasi dan partikel dasar penyusun inti
Partikel Dasar Massa Relatif Muatan Simbol Jenis
Alfa 4 +2 α, Partikel
Beta 0 -1 β- , Partikel
Positron 0 +1 β+ , Partikel
Gamma 0 0 Gelombang
electromagnet
Proton 1 +1 , Partikel
Neutron 1 0 Partikel
Sumber: General Chemistry, Petrucci R. H, 2007

Inti atom yang tidak stabil akan mengalami peluruhan menjadi inti
yang lebih stabil dengan cara:
a. Inti yang terletak di atas pita kestabilan n/p > 1 (kelebihan neutron)
stabil dengan cara:
 Pemancaran sinar beta (elektron). Pada proses ini terjadi perubahan
neutron menjadi proton.
 Memancarkan neutron. Proses ini jarang terjadi di alam, hanya
beberapa inti radioaktif yang mengalami proses ini.
b. Inti yang terletak di bawah pita kestabilan n/p < 1 (kelebihan proton),
stabil dengan cara:
 Memancarkan positron. Pada proses ini terjadi perubahan proton
menjadi netron.
 Memancarkan proton (proses ini jarang terjadi)
 Menangkap elektron. Elektron terdekat dengan inti (elektron di
kulit K) ditangkap oleh inti atom sehingga terjadi perubahan
c. Inti yang terletak di seberang pita kestabilan (Z > 83) stabil dengan
mengurangi massanya dengan cara memancarkan sinar α.

Masing-masing inti radioaktif meluruh dengan laju yang berbeda,


masing-masing mempunyai konstanta peluruhan sendiri (λ). Tanda negatif
pada persamaan menunjukkan bahwa jumlah N berkurang seiring dengan
peluruhan. Inti-inti yang tidak stabil akan meluruh (bertransformasi)
menuju konfigurasi yang baru yang mantap (stabil). Dalam proses
peluruhan akan terpancar sinar alfa, sinar beta, atau sinar gamma dan
energy peluruhan. Jika inti radioaktif meluruh, akan menjadi inti baru yang
beda sifat kimianya.
1. Aktivitas Bahan Radioaktif dan Hukum Peluruhan
Laju peluruhan radioaktif dalam suatu bahan radioaktif disebut
aktivitas (lambang A). Aktivitas hanya ditentukan oleh banyaknya inti 16
yang meluruh per sekon. Jika peluang untuk meluruh disebut tetapan
peluruhan (lambang λ), maka aktivitas bahan bergantung pada banyak inti
radioaktif dalam bahan (N) dan λ. Secara matematis ditulis
A= λN
Tetapan peluruhan β memiliki harga berbeda untuk inti yang
berbeda tetapi konstan terhadap waktu.Makin banyak inti yang meluruh
per satuan waktu,makin besar A. Secara matematis pernyataan ini
dinyatakan oleh

A=-

Tanda negative kita berikan karena Neutron berkurang terhadap waktu,


sedang kita menginginkan Atom berharga positif.

Hukum Peluruhan

Dimana : A0 = aktivitas awal pada t=0 (satuan Becquerel atau Bq)


A = aktivitas setelah selang waktu t (dalam Bq)

Dalam SI, satuan aktivitas radiasi dinyatakan dalam Becquerel (disingkat


Bq) sesuai dengan nama penemu radioaktivitas, dimana,
1 Bq = 1 peluruhan/sekon
Satuan yang paling sering digunakan oleh alat pengukur aktivitas radiasi
adalah curie (disingkat Ci). Satu Curie didefinisikan sebagai banyaknya
peluruhan yang dilakukan oleh satu gram radium dalam waktu satu sekon.
Ternyata diperoleh 3,7 x 1010 peluruhan dalam waktu satu sekon,sehingga
didapat hubungan:
1 curie = 3,7 x 1010 peluruhan/s = 3,7 x 1010 Bq
Satu curie adalah satuan aktivitas yang cukup besar, sehingga
didalam praktek kita lebih sering menggunakan satuan-satuan milicurie
(mCi) dan mikrocurie (_Ci).
1 mCi = 10-3 Ci
1 μCi = 10-6 Ci
2. Waktu Paroh
Waktu Paro dari suatu isotop radioaktif adalah selang waktu yang
dibutuhkan agar aktivitas radiasi berkurang setengah dari aktivitas
semula. Waktu paro juga dapatdidefinisikan sebagai selang waktu ysng
dibutuhksn agar setengah dari inti radioaktif yang ada meluruh. Ketika
t = T1/2 maka A = A0/2 sehingga kita peroleh
ln
T1/2 =

Karena ln 2 = 0,693 maka


0,693
T1/2 =

Rumus peluruhan
Aktivitas radioaktif tergantung pada banyaknya atom radioaktif
yang masih ada. Misalkan mula-mula ada sebanyak N0 radioaktif dan
waktu paro dilambangkan dengan T1/2, maka.

setelah selang waktu 1 x T 1/2, banyak atom tinggal N0 = N0

setelah selang waktu 2 x T1/2, banyak atom tinggal N0 = N0

setelah selang waktu n x T1/2, banyak atom tinggal N0

Jadi, bila mula-mula ada sebanyak N0 atom radioaktif, maka setelah


selang t = n x
T1/2 ,banyaknya atom radioaktif yang tersisa adalah

N= N0

n= h

dengan : t = lama penyimpanan atau umur bahan radioaktif


N0 = banyaknya atom radiokatif mula-mula
N(t) = banyaknya atom radioaktif yang tersisa pada saat t.

B. Peluruhan Inti
Untuk mempertahankan kekekalan muatan (muatan total sebelum
dan sesudah peluruhann adalah sama),peruahan muatan seperti ini berarti
bahwa sebuah electron negative harus dipancarkan.Dengan demikian,
Pemancaran elektron +−
Elektron meninggalkan inti dan dikenal dengan “partikel beta”.
Pemancaran positron
Peristiwa disini juga disebut sebagai peluruhan beta,karena mirip dengan
pancaran elektron negative.Proses pengkapan elektron oleh proton untuk
menjadi neutron dapat dinyatakan sebagai
Penangkapan electron −

Semua inti berat (Z>83) tidak stabil karena intinya kelebihan


proton maupun neutron. Untuk mencapai stabil, inti ini memencarkan
partikel alfa , sehingga jumlah proton dan jumlah neutron dalam
intinya masing-masing berkurang 2.
1. Peluruhan Alpha
Telah diketahui bahwa sinar alfa tidak lain adalah inti atom
( ),yang mengandung 4 nukleon,yaitu 2 proton dan dua
neutron.Ketika sebuah inti memancarkan sinar alfa. Inti tersebut
kehilangan empat nkleon,2 diantaranya adalah proton.Sesuai dengan
hokum kekekalan nomor massa dan hukum kekekalan nomor
atom,maka
i. Nomor massa (A) berkurang 4 ,dan
ii. Nomor atom (Z) berkurang 2
jadi,jika sebuah inti induk X berubah menjadi inti anak Yang sambil
memancarkan sinar alfa ,maka peluruhannya dapat ditulis sebagai.



h ࠊ

Hukum kekekalan energi juga berlaku pada reaksi inti pemancaran


sinar alfa. Jika massa inti induk adalah massax ,massa inti anak adalah
my ,dan massa sinar alfa adalah m ,semuanya dinyatakan dalam u,
maka kita dapat menyatakan energi disintegrasi,Q,(dalam satuan MeV)
sebagai:
Q = (mX - my - m ) x 931 MeV/u
Hampir semua energi kinetic dimiliki oleh sinar _ seab massa
partikel alfa jauh lebih kecil dari massa inti anak, Rn-222. Karena
momentum juga harus kekal ,maka sinar alfa akan memiliki kecepatan
yang jauh lebih tinggi daripada inti anak. Dapat ditunjukkan bahwa
98% dari energi disintegrasi Q dibawa sebagai energi kinetic sinar
alfa.Sisanya 2% adalah energi kinetic inti anak.

2. Peluruhan Beta
Sebuah inti yang meluruh dengan memeancarkan sinar beta tidak
akan berkurang nomor massanya tetapi nomor atomnya akan
bertambah satu. Jadi, jika sebuah inti induk X berubah menjadi inti
anak Yang sambil memancarkan sinar beta reaksi intinya diberikan
oleh:

Pada peluruhan sinar beta ini bukanlah suatu electron orbital (electron
yang bergerak mengitari inti atom pada suatu orbit tertentu) melainkan
electron yang diciptakan didalam inti itu sendiri. Sebagai contoh
peluruhan partikel beta dari ,sebagai berikut.

Perhatikan bahwa nomor massa adalah kekal (14 → 14+


0),demikian juga dengan muatan inti (6 → 7-1).Tampaknya hokum
kekekalan energi tidak dipenuhi oleh peluruhan partikel. Percobaan
yang teliti juga menunjukkan bahwa momentum tidak kekal.Pada
tahun 1930, Wolfgang Pauli mengusulkan suatu solusi bahwa
kemungkinan selain partikel beta muncul suatu partikel baru yang
sangat sukar dideteksi selama peluruhan partikel beta. Partikel baru ini
dinamai neutrino (diberi lambang v) oleh fisikawan esar Italia, Enrico
Fermi (1901-1954),yang pada tahun 1934 mengerjakan suatu teori
terinci mengenai peluruhan partikel beta. Neutrino memiliki muatan
nol dan massa diam nol.
3. Peluruhan Gamma
Sinar gamma adalah foton-foton (kuanta atau paket energi)
yang memiliki energi sangan tinggi. Seperti hal nya sebuah atom, inti
atom itu sendiri dapat berada dalam keadaan tereksitasi. Ketika inti ini
melompat ke keadaan yang lebih rendah atau keadaan dasarnya, inti ini
memancarkan sebuah foton.Karena sinar gamma tidak memiliki nomor
massa dan nomor atom nol, maka pemancaran sinar gamma tidak
menyebabkan perubahan nomor massa dan nomor atom pada inti
induk. Dengan kata lain, inti anak sama dengan inti induk,atau tidak
terjadi inti baru pada pemancaran sinar gamma. Dalam beberapa kasus,
inti dapat tinggal dalam keadaan tereksitasi selama beberapa saat
sebelum inti ini memancarkan sinar gamma. Inti ini disebut dalam
keadaan metastabil, dan inti ini disebut suatu isomer.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

http://lulukhandayani68.blogspot.co.id/2014/12/fisika-modern-radioaktivitas.html
https://www.slideshare.net/Youaviq/fisika-inti-dan-radioaktif
https://id.wikipedia.org/wiki/Peluruhan_radioaktif
https://www.nagrak.com/search/makalah-fisika-modern-dan-radioaktivitas/page/2
http://www.johanakhmadin.web.id/2015/11/materi-dan-pembahasan-soal-
fisikainti.html

Anda mungkin juga menyukai