Anda di halaman 1dari 2

Waze bekerja berdasarkan dari dua jenis data yang berbeda.

Yang pertama adalah data


yang berdasarkan dari Map Community dan yang kedua adalah data yang berdasarkan
dari User Report..Map Community adalah para user yang aktif memberikan update terhadap
peta yang ada di daerahnya. Jadi, awalnya Waze memberikan data peta yang berdasarkan dari
Google Map, dan kemudian para Map Editor memberikan tambahan-tambahan ke dalam peta
dari Google Map tersebut. Bisa dibilang, jika awalnya Google Map itu ibarat kata seperti
sebuah peta buta yang masih kosong dan hanya berisikan data mentah saja, kemudian setelah
diolah oleh para Map Editor, peta tersebut menjadi peta kaya yang berisikan data-data yang
lebih detail. Misalnya, seperti info jalan yang diportal, atau info jalan tol, sampai ke informasi
jalan rusak.

Sedangkan User Report adalah informasi data yang diberikan oleh para pengguna Waze
atau sering disebut sebagai Wazer. Data ini bersifat real time, atau aktual berdasarkan dari data
langsung di lapangan. Data-data yang dikumpulkan dari para Wazer ini seperti informasi
kemacetan, posisi polisi, kondisi jalan, kecelakaan, hambatan cuaca, sampai dengan laporan
kendaraan mogok. Data-data inilah yang sangat diandalkan oleh Waze untuk memberikan
saran navigasi untuk menghindari kemacetan.Kedua hal tersebut di atas yang membuat Waze
menjadi lebih dapat diandalkan untuk memberikan navigasi yang akurat dibandingkan aplikasi
lain, bahkan Google Map sekalipun.Padahal, Google Map juga mengambil data lalu lintas dari
Waze, namun karena Waze selalu mengupdate data secara real time sedangkan Google Map
tidak, maka Waze lebih unggul.

Bagaimana cara Waze bekerja saat User Reporting? Selain data-data mengenai peta dan
lalu lintas yang didapat secara real time, Waze pada dasarnya adalah aplikasi yang
memanfaatkan teknologi GPS sebagai nyawanya. Waze menggunakan GPS untuk mengambil
lokasi dari seluruh Wazer dan kemudian memasukkannya ke dalam sistem otomatis yang
bekerja di balik layar. Setiap kali ada Wazer yang memberikan informasi data, maka data
tersebut akan dianalisa secara otomatis untuk menentukan tingkat akurasinya. Contohnya, ada
seorang Wazer yang memberikan laporan bahwa di posisinya terjadi kemacetan dengan tingkat
kemacetan Heavy. Maka sistem Waze akan segera melakukan ping lokasi GPS di posisi Wazer
tersebut untuk menandai lokasi yang dikatakan mengalami kemacetan. Reputasi si Wazer
tersebut juga kemudian akan diperiksa, apakah dia adalah Wazer yang kompeten atau tidak.
Semakin kompeten, maka semakin dipercaya pula data yang diberikan, sehingga proses
otomatisasi akan berjalan lebih cepat. Berdasar data GPS, Wazer tersebut kemudian 'diamati'
melalui satelit GPS untuk menentukan kecepatan pergerakannya di dalam kemacetan.

Dari sana maka juga bisa ditentukan sebenarnya Wazer tersebut berada di tingkat
kemacetan seperti apa, apakah benar berada di Heavy Traffic. Sementara Waze memantau
Wazer tersebut lewat GPS, apabila ada Wazer lain yang memberikan reportase yang sama,
maka sistem juga akan secara otomatis menyebarkan informasi tadi ke semua Wazer.Sehingga,
proses konfirmasi kemacetannya pun akan menjadi semakin cepat. Dengan kata lain, proses
pemberitahuan kemacetan akan menjadi lebih efektif jika ada 2 atau lebih Wazer yang berada
di lokasi yang sama. Apa yang terjadi setelah laporan Wazer diterima? Setelah laporan
kemacetan tersebut dikonfirmasi lewat sistem, maka informasi tersebut akan langsung
disebarkan ke seluruh Wazer di region tersebut. Jika Anda menggunakan Waze untuk navigasi
ke suatu tempat, maka sistem Waze akan mendeteksi bahwa Anda melalui kemacetan, maka
sistem Waze akan mencarikan alternatif jalan yang lain untuk menghindari macet tersebut.
Maka sistem Waze akan segera melakukan ping lokasi GPS di posisi Wazer tersebut untuk
menandai lokasi yang dikatakan mengalami kemacetan.
Reputasi si Wazer tersebut juga kemudian akan diperiksa, apakah dia adalah Wazer
yang kompeten atau tidak. Semakin kompeten, maka semakin dipercaya pula data yang
diberikan, sehingga proses otomatisasi akan berjalan lebih cepat. Berdasar data GPS jugalah,
si Wazer tersebut kemudian 'diamati' melalui satelit GPS untuk menentukan kecepatan
pergerakannya di dalam kemacetan. Dari sana maka juga bisa ditentukan sebenarnya Wazer
tersebut berada di tingkat kemacetan seperti apa, apakah benar berada di Heavy Traffic.
Sementara Waze memantau Wazer tersebut lewat GPS, apabila ada Wazer lain yang
memberikan reportase yang sama, maka sistem juga akan secara otomatis menyebarkan
informasi tadi ke semua Wazer.

Sehingga, proses konfirmasi kemacetannya pun akan menjadi semakin cepat. Dengan
kata lain, proses pemberitahuan kemacetan akan menjadi lebih efektif jika ada 2 atau lebih
Wazer yang berada di lokasi yang sama. Apa yang terjadi setelah laporan Wazer diterima?
Setelah laporan kemacetan tersebut dikonfirmasi lewat sistem, maka informasi tersebut akan
langsung disebarkan ke seluruh Wazer di region tersebut. Jika Anda menggunakan Waze untuk
navigasi ke suatu tempat, maka sistem Waze akan mendeteksi bahwa Anda melalui kemacetan,
maka sistem Waze akan mencarikan alternatif jalan yang lain untuk menghindari macet
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai