Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan penduduk di Indonesia cukup tinggi yaitu 1,38% per tahun. Salah satu
faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk adalah tingginya angka
kelahiran yang berkaitan erat dengan usia kawin pertama sebagai salah satu sasaran
program Keluarga Berencana (KB) dan sebagian kelompok masyarakat dan keluarga
belum menerima dan menghayati norma keluarga kecil sebagai landasan untuk
mewujudkan keluarga yang berkualitas. Keadaan ini merupakan salah satu masalah
kependudukan Indonesia sehingga memerlukan kebijakan kependudukan, yaitu dengan
menurunkan tingkat pertumbuhan serendah-rendahnya. Cara efektif untuk menurunkan
angka pertumbuhan penduduk dengan jalan mengikuti program KB.(putri setia)
Indonesia adalah negara yang memiliki banyak masalah kependudukan yang hingga
saat ini belum bisa teratasi misalnya laju pertumbuhan penduduk yang semakin
meningkat yang menyebabkan kepadatan penduduk. Permasalahan lain yang dihadapi
pembangunan bidang kependudukan dan keluarga berencana adalah prevalensi
pemakaian kontrasepsi, dan kebutuhan ber-KB yang tidak/belum terpenuhi (unmet need),
masih rendahnya pria yang menggunakan kontrasepsi,rendahnya pengetahuan pasangan
usia subur tentang KB dan kesehatan reproduksi, belum optimalnya pembinaan dan
kemandirian peserta KB, masih terbatasnya kapasitas kelembagaan Program KB, masih
belum sinergisnya kebijakan pengendalian penduduk. Alternatif untuk pemecahan
masalah tersebut dengan cara yaitu pengendalian angka kelahiran melalui keluarga
berencana (KB), peningkatan masa pendidikan, penundaaan usia perkawinan.(erna
listyani)
Di Indonesia khususnya di Jawa Tengah peserta KB aktif tahun 2007 sekita
4.4861.221 jiwa. Peserta KB yang menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang
(MJKP) meliputi IUD 480.359, MOP/MOW 360.311, Implant 446.687, sedangkan
peserta KB Non MJKP meliputi Suntik 2,65 juta, pil 860.759, kondom 61.204. Di
Kabupaten Klaten tercatat jumlah peserta KB aktif 153.594 dengan persentase
penggunaan alat KB terbesar adalah suntik(50,99 %), MOP/MOW (14,87 %), implant
(13,02 %), IUD (10,26 %), pil (7,96 %), kondom (2,89 %).(putri setia)
Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2007
tingkat pemakaian alat kontrasepsi di Indonesia mencapai 61,4 persen. Tingkat kelahiran
nasional pada tahun 2007 mencapai 2,6 juta anak, masih jauh dari target pemerintah
untuk menurunkan menjadi 2,1 juta anak pada tahun 2009. Menurut Direktur
Peningkatan Partisipasi Pria BKKBN Muhammad Tri Tjahjadi, dari total jumlah
akseptor KB di Indonesia, sekitar 97 persen adalah perempuan. Sedangkan partisipasi
pria baru 2,1 persen dan kebanyakan memakai kondom. Persentase tersebut lebih rendah
dibandingkan dengan negara lain, seperti Iran (12 persen), Tunisia (16 persen), Malaysia
(9-11 persen), bahkan di Amerika Serikat mencapai 32 persen.(devi irene)

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalah dalam
penelitian ini adalah :”Hubungan tingkat pengetahuan program KB dengan angka
kelahiran bayi pada ibu dipuskesmas Kec. Mane Kabupaten Pidie”.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan program KB dengan angka
kelahiran bayi pada ibu di xxxxx.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Untuk mengetahui pengetahuan ibu dalam program KB

1.3.2.2 Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program KB

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Bagi Peneliti
1.4.2 Bagi Responden
1.4.3 Bagi Tempat Penelitia
1.4.4 Bagi Peneletian Selanjutnya

1.5 Ruang Lingkup

Anda mungkin juga menyukai