PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian beton prategang.
2. Mengetahui prinsi dasar dimiliki oleh beton prategang.
3. Mengetahui kehilangan gaya prategang pada beton dan solusinya.
2
BAB II
ISI
3
2.2 Prinsip Dasar dan Metode Beton Prategang
Beton pratekan dapat didefinisikan sebagai beton yang diberikan tegangan
tekan internal sedemikian rupa sehingga dapat meng-eliminir tegangan tarik
yang terjadi akibat beban ekternal sampai suatu batas tertentu.
Ada 3 ( tiga ) konsep yang dapat di pergunakan untuk menjelaskan dan
menganalisa sifat-sifat dasar dari beton pratekan atau prategang :
Konsep Pertama :
Sistem pratekan/prategang untuk mengubah beton yang getas menjadi bahan
yang elastis. Eugene Freyssiinett menggambarkan dengan memberikan
tekanan terlebih dahulu ( pratekan ) pada bahan beton yang pada dasarnya getas
akan menjadi bahan yang elastis. Dengan memberikan tekanan ( dengan
menarik baja mutu tinggi ), beton yang bersifat getas dan kuat memikul tekanan,
akibat adanya tekanan internal ini dapat memikul tegangan tarik akibat beban
eksternal.
Hal ini dapat dijelaskan dengan gambar dibawah ini :
Akibat diberi gaya tekan ( gaya prategang ) F yang bekerja pada pusat berat
penampang beton akan memberikan tegangan tekan yang merata diseluruh
penampang beton sebesar F/A, dimana A adalah luas penampang beton tsb.
Akibat beban merata ( termasuk berat sendiri beton ) akan memberikan
4
tegangan tarik dibawah garis netral dan tegangan tekan diatas garis netral yang
besarnya pada serat terluar penampang adalah :
𝑀. 𝑐
Tegangan lentur : 𝑓= 𝐼
Jadi dengan adanya gaya internal tekan ini, maka beton akan dapat memikul
beban tarik.
Konsep Kedua :
Sistem Prategang untuk Kombinasi Baja Mutu Tinggi dengan Beton Mutu
Tinggi.
Konsep ini hampir sama dengan konsep beton bertulang biasa, yaitu beton
prategang merupakan kombinasi kerja sama antara baja prategang dan beton,
dimana beton menahan betan tekan dan baja prategang menahan beban tarik.
Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
5
penulangan menahan gaya tarik T akibat beban luar, yang juga membentuk
kopel momen dengan gaya tekan pada beton C untuk melawan momen luar
akibat beban luar.
Konsep Ketiga :
Sistem Prategang untuk Mencapai Keseimbangan Beban.
Disini menggunakan prategang sebagai suatu usaha untuk membuat
keseimbangan gaya-gaya pada suatu balok. Pada design struktur beton
prategang, pengaruh dari prategang dipandang sebagai keseimbangan berat
sendiri, sehingga batang yang mengalami lendutan seperti plat, balok dan
gelagar tidak akan mengalami tegangan lentur pada kondisi pembebanan yang
terjadi. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
6
h : tinggi parabola lintasan kabel prategang
L : bentangan balok
F : gaya prategang
Jadi beban merata akibat beban ( mengarah kebawah ) diimbangi oleh
gaya merata akibat prategang wb yang mengarah keatas.
Inilah tiga konsep dari beton prategang ( pratekan ), yang nantinya
dipergunakan untuk menganalisa suatu struktur beton prategang.
7
- Kelengkungan tendon/kabel prategang, untuk itu digunakan koefisien
geseran μ .
Untuk tendon type 7 wire strand pada selongsong yang fleksibel, harga
koefisien wobble K = 0,0016 ~ 0.0066 dan koefisien kelengkungan μ = 0,15
- 0,25.
Kita tinjau gambar dibawah ini.
Gambar 2.5
Kehilangan Gaya Prategang total akibat geseran disepanjang tendon yang
dipasang melengkang sepanjang titik 1 dan 2 adalah :
𝐿
𝑃1 − 𝑃2 = −μ P1 α --- 𝛼 = (7.2.1)
𝑅
𝐿
Jadi : 𝑃1 − 𝑃2 = −μ P1 𝑅
8
𝑃1−𝑃2
= −𝐾 𝐿 − μ α ( 7.2.3)
𝑃2
Jika nilai ( K Lx + μ _ ) < 0,3 maka kehilangan gaya prategang akibat geseran
pada tendon dapat dihitung dengan persamaan dibawah ini :
9
μ = Koefisien geseran akibat kelengkungan
2. Time dependent Losses
Ini adalah kehilangan gaya prategang akibat dari pengaruh waktu, yang
mana hal ini disebabkan oleh :
a) Rangkak ( creep ) dan Susut pada beton.
Kehilangan Gaya Prategang yang diakibatkan oleh Creep ( Rangkak )
dari beton ini merupakan salah satu kehilangan gaya prategang yang
tergantung pada waktu ( time dependent loss of stress ) yang diakibatkan
oleh proses penuaan dari beton selama pemakaian.
Ada 2 cara dalam menghitung kehilangan gaya prategang akibat creep
( rangkak ) beton ini, yaitu :
1) Dengan methode regangan rangkak batas.
Besarnya kehilangan tegangan pada baja prategang akibat creep
( rangkak ) dapat ditentukan dengan persamaan :
10
Dimana : 𝜀 : koefisien rangkak
𝜀cr : regangan akibat rangkak
𝜀ce : regangan elastis
Ec : modulus elastisitas beton
Es : modulus elastisitas baja prategang
fc : tegangan beton pada posisi/level baja prategang
n : angka ratio modular
Dimana : fcp : tegangan tekan beton rata-rata pada pusat berat tendon
11
b) Kehilangan Gaya Prategang Akibat Penyusutan Beton
Seperti telah dipelajari dalam Beton Teknologi, penyusutan beton
dipengaruhi oleh :
Rasio antara voluma beton dan luas permukaan beton.
Kelembaban relatif waktu antara akhir pengecoran dan pemberian
gaya prategang.
Kehilangan tegangan akibat penyusutan beton dapat dihitung dengan
persamaan :
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Beton prategang (reinforced concrete) adalah beton yang dikombinasikan
dengan baja dengan tujuan yang baik, yaitu agar dapat menahan tekanan dan
tarikan.
Beton prategang memiliki prinsip dasar 3 konsep , yaitu (1) Sistem
pratekan/prategang untuk mengubah beton yang getas menjadi bahan yang
elastis. (2) Sistem Prategang untuk Kombinasi Baja Mutu Tinggi dengan Beton
Mutu Tinggi. (3) Sistem Prategang untuk Mencapai Keseimbangan Beban.
Beton mengalami kehilangan gaya prategang yang terbagi menjadi 2, yaitu
(1) Immediate Elastic Losses, terdiri dari Perpendekan Elastic Beton ;
Kehilangan akibat friksi atau geseran sepanjang kelengkungan dari tendon, ini
terjadi pada beton prategang dengan sistem post tension. (2) Time dependent
Losses, terdiri dari Rangkak ( creep ) dan Susut pada beton.
3.2 Saran
- Gambar yang ditampilkan kurang jelas sehingga perlu adanya penjelasan.
- Untuk materinya kurang sehingga perlu adanya tambahan (peninjauan
kembali)
13
DAFTAR PUSTAKA
14