Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN

DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

Pemenuhan Tugas Keperawatan Jiwa

Oleh :

Ayu Widya (16.1397/IIB)

Ferdinan Adi Nugroho (16. 1408/IIB)

Theodorus Yanuar W. P (16.1421/IIB)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN PANTI WALUYA MALANG
Jalan Yulius Usman No.62 Telp (0341) 369003
2018
LAPORAN PENDAHULUAN

I. KASUS (MASALAH UTAMA)


Defisit Perawatan Diri
II. PROSES TERJADINYA MASALAH
1. Definisi
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan
kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan
terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri
(Depkes 2000).
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas
perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting).Defisit perawatan diri adalah
suatu kondisi pada seseorang yang mengalami kelemahan kemampuan dalam
melakukan atau melengkapi aktifitas perawatan diri secara mandiri seperti
mandi (hygiene) , berpakaian / berhias, makan dan BAB atau BAK (toileting).

2. Rentang Respon

ADAPTIF MALADAPTIF

Pola perawatan Kadang perawatan diri Tidak melakukan


perawatan kadang tidak perawatan diri
diri seimbang pada saat stress

Pola perawatan diri seimbang : saat klien mendapatkan stresor dan mampu
untuk berprilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan klien
seimbang, klien masih melakukan perawatan diri.
Kadang perawatan diri kadang tidak: saat klien mendapatkan stresor
kadang – kadang klien tidak memperhatikan perawatan dirinya,
Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak peduli dan
tidak bisa melakukan perawatan saat stresor

3. Penyebab
Menurut Dep Kes (2000: 20), penyebab kurang perawatan diri adalah :

1. Faktor prediposisi
a. Perkembangan
terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif terganggu.
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
c. Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk
perawatan diri.
d. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan
dalam perawatan diri.
2. Faktor presipitasi
Menurut Depkes (2000: 59) Faktor – faktor yang mempengaruhi personal
hygiene adalah:
a. Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan
diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak
peduli dengan kebersihan dirinya.
b. Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
c. Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,
sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang
baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita
diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
e. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh
dimandikan.
f. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam
perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.
g. Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang
dan perlu bantuan untuk melakukannya.

4. Tanda dan Gejala


Menurut Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan
diri adalah:

a. Fisik

1. Badan bau, pakaian kotor


2. Rambut dan kulit kotor
3. Kuku panjang dan kotor
4. Gigi kotor disertai mulut bau
5. Penampilan tidak rapi.

b. Psikologis
1. Malas, tidak ada inisiatif.
2. Menarik diri, isolasi diri.
3. Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.

III. A. POHON MASALAH

Kebersihan diri tidak adekuat (BAB/BAK, Makan minum dan


berhias

Defisit perawatan diri

Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri

Isolasi sosial

HDR

B. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERU DIKAJI


DATA FOKUS
DATA SUBJEKTIF

1. Kurang perawatan diri Klien mengatakan dirinya malas mandi


2. Klien mengatakan malas makan
3. Klien mengatakan tidak tahu cara membersihkan WC setelah bab/bak

DATA OBJEKTIF

1. Ketidakmampuan mandi dan membersihkan diri ; kotor, berbau


2. Ketidakmampuan berpakaian; pakaian sembarangan
3. Ketidakmampuan bab/bak secara mandiri : bab/bak sembarangan

IV. MASALAH KEPERAWATAN

1. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri


2. Defisit perawatan diri
3. Isolasi sosial

V. RENCANA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan: Defisit Perawatan Diri

Tujuan Umum

Klien dapat meningkatkan minat dan motivasinya untuk


memperhatikan kebersihan diri.
Tujuan Khusus
TUK I : Klien dapat membina hubungan saling percaya
dengan perawat.
Kriteria hasil :
Dalam berinteraksi klien menunjukan tanda-tanda percaya pada
perawat.
Intervensi
a. Wajah cerah, tersenyum
b. Mau berkenalan
c. Ada kontak mata
d. Menerima kehadiran perawat
e. Bersedia menceritakan perasaannya Intervensi
f. Berikan salam setiap berinteraksi.
g. Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan
perawat berkenalan.
h. Tanyakan nama dan panggilan kesukaan klien.
i. Tunjukan sikap jujur dan menepati janji setiap kali
berinteraksi.
j. Tanyakan perasaan dan masalah yang dihadapi klien.
k. Buat kontrak interaksi yang jelas.
l. Dengarkan ungkapan perasaan klien dengan empati.
m. Penuhi kebutuhandasar klien.

TUK II : klien dapat mengenal tentang pentingnya kebersihan diri.


Kriteria hasil :
Klien dapat menyebutkan kebersihan diri pada waktu 2 kali pertemuan
Klien mampu menyebutkan kembali kebersihan untuk kesehatan
seperti mencegah penyakit
Klien dapat meningkatkan cara merawat diri.
Intervensi :
a. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip
komunikasi terapeutik.
b. Diskusikan bersama klien pentingnya kebersihan diri dengan
cara menjelaskan pengertian tentang arti bersih dan tanda-
tanda bersih.
c. Dorong klien untuk menyebutkan 3 dari 5 tanda kebersihan
diri.
d. Diskusikan fungsi kebersihan diri dengan menggali
pengetahuan klien terhadap hal yang berhubungan dengan
kebersihan diri.
e. Bantu klien mengungkapkan arti kebersihan diri dan tujuan
memelihara kebersihan diri.
f. Beri reinforcement positif setelah klien mampu
mengungkapkan arti kebersihan diri.
g. Ingatkan klien untuk memelihara kebersihan diri seperti:
mandi 2 kali pagi dan sore, sikat gigi minimal 2 kali sehari
(sesudah makan dan sebelum tidur), keramas dan menyisir
rambut, gunting kuku jika panjang.

TUK III : Klien dapat melakukan kebersihan diri dengan bantuan


perawat.
Kriteria Hasil :
Klien berusaha untuk memelihara kebersihan diri seperti mandi,
mengganti pakaian bersih, dan merapikan penampilan.
Intervensi
a. Motivasi klien untuk mandi.
b. Beri kesempatan untuk mandi, beri kesempatan klien untuk
mendemonstrasikan cara memelihara kebersihan diri yang
benar.
c. Anjurkan klien untuk mengganti baju setiap hari.
d. Kaji keinginan klien untuk memotong kuku dan merapikan
rambut.
e. Kolaborasi dengan perawat ruangan untuk pengelolaan
fasilitas perawatan kebersihan diri, seperti mandi dan
kebersihan kamar mandi.
f. Bekerjasama dengan keluarga untuk mengadakan fasilitas
kebersihan diri seperti odol, sikat gigi, shampoo, pakaian
ganti, handuk dan sandal.

TUK IV : Klien dapat melakukan kebersihan perawatan diri secara


mandiri.
Kriteria Hasil :
Setelah satu minggu klien dapat melakukan perawatan kebersihan diri
secara rutin dan teratur tanpa anjuran, seperti mandi pagi dan sore, ganti
baju setiap hari, penampilan bersih dan rapi.
Intervensi
a. Monitor klien dalam melakukan kebersihan diri secara teratur,
ingatkan untuk mencuci rambut, menyisir, gosok gigi, ganti
baju dan pakai sandal.

TUK V : Klien dapat mempertahankan kebersihan diri secara mandiri.


Kriteria Hasil :
Klien selalu tampak bersih dan rapi.
Intervensi
Beri penghargaan positif jika berhasil melakukan kebersihan
diri.

TUK VI : Klien dapat dukungan keluarga dalam meningkatkan


kebersihan diri.
Kriteria Hasil :
Keluarga selalu mengingatkan hal-hal yang berhubungan dengan
kebersihan diri, keluarga menyiapkan sarana untuk membantu klien
dalam menjaga kebersihan diri, dan keluarga membantu dan
membimbing klien dalam menjaga kebersihan diri.
Intervensi :
a. Jelaskan pada keluarga tentang penyebab kurang minatnya klien
menjaga kebersihan diri. Diskusikan bersama keluarga tentang
tindakanyang telah dilakukan klien selama di RS dalam
menjaga kebersihan dan kemajuan yang telah dialami di RS.
b. Anjurkan keluarga untuk memutuskan memberi stimulasi
terhadap kemajuan yang telah dialami di RS.
c. Jelaskan pada keluarga tentang manfaat sarana yang lengkap
dalam menjaga kebersihan diri klien.
d. Anjurkan keluarga untuk menyiapkan sarana dalam menjaga
kebersihan diri.
e. Diskusikan bersama keluarga cara membantu klien dalam
menjaga kebersihan diri.
f. Diskusikan dengan keluarga mengenai hal yang dilakukan
misalnya: mengingatkan pada waktu mandi, sikat gigi, mandi,
keramas, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA

Anna Budi.2012.Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.Jakarta;Kedokteran


EGC

Stuart gail.2012.Buku Saku Keperawatan Jiwa.Jakarta;Kedokteran EGC

Anna Budi.2005.Keperawatan Jiwa.Jakarta;Kedokteran EGC


STRATEGI PELAKSANAAN

STATEGI PELAKSANAAN (SP) 1 : PENGKAJIAN DAN MELATIH CARA


MENJAGA KEBERSIHAN DIRI : MANDI, MENCUCI RAMBUT, SIKAT GIGI,
POTONG KUKU.
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien.
Data subjektif :
Klien mengatakan malas mandi dan lebih enak tidak ganti baju.
Data objektif :
Klien terlihat kotor, rambut tidak disisir, baju agak kotor, bau dan menolak
diajak mandi.
2. Diagnosa Keperawatan.
Defisit Keperawatan Diri
3. Tujuan Tindakan Keperawatan.
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
b. Klien dapat menjelaskan pentingnya kebersihan diri.
c. Klien dapat menjelaskan cara menjaga kebersihan diri.
d. Klien dapat melaksanakan perawatan diri dengan bantuan perawat.
e. Klien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri.
4. Tindakan Keperawatan.
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
b. Menjelaskan kebersihan yang baik.
c. Membantu klien mempraktekkan cara kebersihan yang baik.
d. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

B. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Fase Orentasi.
a. Salam Terapeutik.
Selamat pagi mbak… perkenalkan nama saya Theo dan ini teman saya
Ferdinan. Saya mahasiswa praktek Keperawatan AKPER PANTI WALUYA
yang akan dinas di ruangan flamboyan ini selama 2 minggu. Hari ini saya
dinas pagi dari jam 07:00 pagi sampai jam 14:00 siang. Saya akan merawat
mbak selama di rumah sakit ini. Nama mbak siapa? Senangnya mbak di
panggil apa?
b. Evaluasi / Validasi.
Bagaimana perasaan mbak hari ini? apakah mbak sudah mandi?.
c. Kontrak.
Topik :
Baiklah mbak, bagaimana kalau kita mendiskusikan tentang kebersihan diri?
Waktu :
Berapa lama mbak mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit?
Tempat :
mbak mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di ruang tamu?.
2. Fase kerja.
a. Masalah kebersihan diri
Berapa kali mbak mandi dalam sehari? Menurut mbak apa kegunaan mandi?
Apa alasan mbak sehingga tidak bisa merawat diri? Menurut mbak apa
manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan diri? Kira-kira tanda-tanda orang
yang merawat diri dengan baik seperti apa? Kalau kita tidak teratur menjaga
kebersihan diri masalah apa menurut mbak yang bisa muncul? Sekarang apa
saja alat untuk menjaga kebersihan diri, seperti kalau kita mandi, cuci rambut,
gosok gigi apa saja yang disiapkan? Benar sekali, mbak perlu menyiapkan
pakaian ganti, handuk, sabun sikat gigi, odol, shampo serta sisir. Wah bagus
sekali, mbak bisa menyebutkan dengan benar.

b. Masalah berdandan
apa yang mbak lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan saja mbak
ayu menyisir rambut? Bagaimana dengan bedakan? Apa tujuan kita sisiran
dan bedandan? Jadi bisakah mbak sebutkan alat yang digunakan untuk
berdandan? Betul, bagus sekali sisir, bedak dan lipstikbu.

c. Masalah makan dan minum


Berapa kali mbak makan sehari? Iya bagus mbak makan 3 kali sehari. Kalau
minum sehari berapa gelas mbak? Betul, minum 10 gelas perhari. Apa saja
yang disiapkan untuk makan? Dimana mbak makan? Bagaimana cara makan
yang baik menurut mbak? Apa yang dilakukan sebelum makan? Apa pula
yang dilakukan setelah makan?

d. Masalah BAB dan BAK


Berapa kali mbak BAB sehari? Kalau BAK berapa kali? Dimana biasanya
mbak BAB/BAK? Bagaimana membersihkannya?
Kita sudah bicara tentang kebersihan diri, berdandan, berpakaian, makan dan
minum serta BAB dan BAK. sekarang bisakah mbak cerita bagaimana cara
melakuakn mandi, keramas dan gosok gigi. Ya benar
pertama mbak bisa siram seluruh tubuh mbak termasuk rambut lalu ambil
shampo gosokkan pada kepala mbak sampai berbusa lalu bilas sampai
bersih.selanjutnya mabil sabun, gosokkan diseluruh tubuh secara merata lalu
siram dengan air sampai bersih, jangan lupa sikat gigi pakai odol.. giginya
disikat mulai dari arah atas ke bawah. Gosok seluruh gigi mbak mulai dari
depan ke belakang. Bagus lalu kumur-kumur sampai bersih. Terakhir siram
lagi seluruh tubuh mbak sampai bersih lalu keringkan dengan handuk. Mbak
bagus sekali melakukannya. Selanjutnya mbak bisa pasang baju dan sisir
rambutnya dengan baik

3. Terminasi.
a. Evaluasi subjektif dan objektif :
Bagaimana perasaan mbak setelah kita mendiskusikan tentang pentingnya
kebersihan diri, manfaat dan alat serta cara melakuakan kebersihan diri?
Sekarang coba mbak ulangi lagi tanda-tanda bersih dan rapi? Apa saja alat
untuk menjaga kebersihan diri, bagaimana cara menjaga kebersihan diri?
Bagus sekali mbak sudah menjawabnya dengan benar. Bagaimana perasaan
mbak setelah mandi? Coba lihat dicermin, lebih bersih dan segar ya.
b. RTL
Baiklah mbak. Kalau mandi yang paling baik sehari berappa kali mbak? Ya
bagus mandi 2 kali sehari, sikat gigi 2 kali sehari, keramas 2 kali seminggu.
Nanti mbak kemasukan ke jadwal ya mbak. Jika mbak melakukanya secara
mandiri makan mbak menuliskan M, jika mbak melakukannya dibantu atau
diingatkan oleh keluarga atau teman maka mbak buat mbak, Jika mbak tidak
melakukanya maka mbak tulis T. apakah mbak mengerti? Coba mbak ulangi?
Naah bagus mbak.

c. Kontrak yang akan datang :


Topik :
Baik lah mbak bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang tentang cara
berdandan. apakah mbak bersedia?
Waktu :
Mbak mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00?
Tempat :
Mbak maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang
tamu?? Baiklah mbak besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok
mbak. saya permisi Assalamualaikum WR,WB.

Anda mungkin juga menyukai