Istiqomah Parameter Fisik Udara
Istiqomah Parameter Fisik Udara
PENYEHATAN UDARA – A
“Pengukuran parameter fisik udara ( Pencahayaan, Kecepatan angin,
Suhu, Kelembapan, Tekanan Udara) pada rumah tidur”
Dosen pembimbing
Tri Cahyono, SKM.,M.Si
Disusun oleh :
ISTIQOMAH TRI WARDANI
P1337433215015
A. Latar belakang
C. Metode
A. Lokasi pengukuran
Gambar 1.1
A B
UTARA
1
C
E
F
D
1
B. Hasil pengukuran
A. Lokasi pengukuran
B. Hasil pengukuran
1. Suhu
Berdasarkan tabel 1.1 menunjukan hasil pengukuran suhu adalah
23°C dan pada persyaratan PMK No.1077 mesyaratkan suhu
ruangan kamar tidur/rumah bersikar antara 18°C - 30°C. Dari hasil
pengukuran tersebut sudah memenuhi persyaratan yang ada.
Hasil pengukuran tersebut dipengaruhi dari beberapa faktor
anatara lain, cuaca pada saat pengukuran yang berawan namun
sebelumnya panas. Hal ini bisa saja mempengaruhi hasil
pengukuran suhu kamar tidur tersebut dan yang dibuktikan
dengan tidak terlalu tingginya hasil pengukuran yang didapatkan.
2. Kelembapan
Berdasarkan tabel 1.1 menunjukan hasil pengukuran dengan
hygrometer yaitu 78 %. Hasil tersebut belum memenuhi
persyarratan yaitu seharusnya berkisar antara 40%-60% menurut
PMK No.1077.
Dari hasil pengukuran yang tidak sesuai tersebut dapat dianalisis
faktor-faktor apa saja yang mungkin mempengaruhi hasil
pengukuran kelembapan di lokasi tersebut.
Berdasarkan keadaan lokasi yang ada pada gambar 1.1
memperliatkan bahwa posisi kamar kurang terkena sinar matahari
karena keadaan jendela yang menghadap halaman namun
halaman yang sempit serta tertutup atap halaman. Lalu juga pada
saat pengukuran cuaca dalam keadaan berawan. Namun yang
sangat berpengaruh adalah kurangnya cahaya matahari yang
masuk ke dalam kamar tersebut dan kurangnya ventilasi atau
minimnya laju ventilasi di lokasi pengukuran.
3. Pencahayaan
Berdasarkan tabel 1.1 menunjukan hasil dengan alat lux meter
sebesar 35 lux. Hasil tersebut masih belum memenuhi
persyaratan yang seharusnya >60 lux menurut PMK No.1077.
Dari hasil pengukuran dan keadaan serta posisi ruangan kamar
tidur yang dijabarkan pada gambar 1.1 dapat dianalisis beberapa
faktor yang mempengaruhi nilai tersebut. Dilihat dari keadaan
kamar yang pada saat pengukuran terlihat gelap. Lalu dilihat dari
bentuk sketsa kamar pada gambar 1.1 yang memperlihatkan
posisi jendela menghadap ke halaman dan posisi pintu yang
berhadap-hadapan dengan kamar kos lainnya. Hal ini tentu
memungkinkan mengurangi intensitas cahaya yang masuk ke
dalam kamar, ditambah lagi keadaan halaman kamar yang
tertutup atap serta ada motor dan barang-barang yang
menghalangi cahaya. Tidak adanya tambahan pencahayaan
seperti atap dari kaca juga membuat kamar terlihat gelap. Adapula
keadaan bentuk bangunan kamar yang mebuat kamar terlihat
gelap. Adanya pencahayaan buatan seperti lampu dapat
menambah pencahayaan namun saja cahaya lampu juga kurang
membantu karena lampu juga berpijar kurang terang.
4. Laju ventilasi/kecepatan angin
Berdasarkan tabel 1.1 menunjukan hasil pengukuran kecepatan
angin dikamar tersebut tidak terdeteksi, sedangkan pada
pengukuran penentuan arah angin menunjukan adanya
pergerakan udara dengan bukti bergeraknya benang kearah. hal
ini menunjukan bahwa ada pergerakan angin namun sangat kecil
yang kemungkinan tidak dapat terbaca oleh alat. Untuk nilai
kecepatan angin berdasarkan regulasi yang ada yaitu PMK
No.1077 menyatakan berkisar 0,15 m/det – 0,25 m/det.
Beberapa faktor yang dapat dianalisis antara lain keadaan pintu,
jendela dan ventilasi di kamar tersebut serta faktor lingkungan.
Dilihat dari posisi pintu yang berhadapan dengan kamar yang lain
serta sempit dapat dijadikan faktor terhadap hasil pengukuran, lalu
keadaan jendela tanpa adanya lubang ventilasi juga dapat
mempengaruhi, keadaan jendela yang tidak dapat dibuka total
melainkan hanya memberika celah 5 % dari keseluruhan luas
kamar juga dapat berperan penting dalam penentuan hasil
pengukuran tersebut.
5. Tekanan udara
Berdasarkan hasil pengukuran pada tabel 1.1 menunjukan nilai
tekanan udara pada lokasi pengukuran sebesar 1,98 atm. Nilai ini
melebihi persyaratan yang ada. Hal ini dipengaruhi oleh
ketinggian lokasi ataupun juga dipengaruhi oleh radiasi matahari,
suhu, serta ketinggian suatu tempat.
Tekanan udara yang cukup tinggi ini dipengaruhi oleh keadaan
kamar yang jarang terkena radiasi matahari dan juga cuaca
maupun iklim pada saat pengukuran dilakukan.
BAB IV
A. Kesimpulan
B. Saran
Buku referensi
Cahyono, Tri. 2017. Penyehatan Udara. Yogyakarta. ANDI.
Regulasi
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor. 1077/MENKES/PER/V/2011.
Tentang Pedoman Penyehatan Udara Dalam Ruang Rumah.
Situs Internet
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/09/24/teknik-pengumpulan-
data-2/, diakses tanggal 28 oktober 2017
https://aristasefree.wordpress.com/tag/keputusan-menteri-kesehatan-ri-
nomor-829menkesskvii1999/, diakses tanggal 28 oktober 2017
https://faisolhezim1994.blogspot.co.id/2013/11/laporan-parameter-fisika-
dan-kimia.html, diakses tanggal 4 november 2017
http://odexyundo.blogspot.co.id/2009/08/pengertian-
permukiman.html,diakses tanggal 1 november 2017
https://resistdance.wordpress.com/tag/pengertian-pencahayaan-alami/,
diakses tanggal 28 oktober 2017
http://www.pengertianmenurutparaahli.net/pengertian-temperatur/, diakses
tanggal 4 november 2017
LAMPIRAN