Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MATA KULIAH

PENYEHATAN UDARA – A
“Pengukuran parameter fisik udara ( Pencahayaan, Kecepatan angin,
Suhu, Kelembapan, Tekanan Udara) pada rumah tidur”
Dosen pembimbing
Tri Cahyono, SKM.,M.Si

Disusun oleh :
ISTIQOMAH TRI WARDANI
P1337433215015

PRODI D-IV KESEHATAN LINGKUNGAN


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN AJARAN 2017/2018
BAB I
PENDAULUAN

A. Latar belakang

Rumah pada dasarnya merupakan tempat hunian yang sangat


penting bagi kehidupan setiap orang. Rumah tidak sekedar sebagai
tempat untuk melepas lelah setelah bekerja seharian, namun
didalamnya terkandung arti yang penting sebagai tempat untuk
membangun kehidupan keluarga sehat dan sejahtera. Rumah yang
sehat dan layak huni tidak harus berwujud rumah mewah dan besar
namun rumah yang sederhana dapat juga menjadi rumah yang sehat
dan layak dihuni Rumah sehat adalah kondisi fisik, kimia, biologi
didalam rumah dan perumahan sehingga memungkinkan penghuni
atau masyarakat memperoleh derajat kesehatan yang optimal(KMK
RI No. 829/Menkes/SK/VII/1999).

Banyak parameter yang mempengaruhi keadaan rumah baik


dari parameter fisika, kimia, biologis dan lain sebagainya. Parameter
fisika terdiri dari berbagai faktor, yaitu temperatur, kelembapan,
tekanan udara, kecepatan angin, pencahayaan serta yang lainnya.

Tinggi rendahnya suhu dipengaruhi oleh tinggi rendahnya


matahari terhadap bumi (sudut datang sinar matahari), beserta
lamanya sinar matahari. Di samping itu wujud permukaan bumi
(daratan, lautan, pengunungan) dan ketinggian suatu tempat, yaitu
semakin tinggi suatu tempat, maka semakin rendah suhu, dan
sebaliknya. Perubahan suhu umumnya dipengaruhi oleh waktu,
udara, tekanan udara, arus air pada geomoforlogi, latitude, altitude,
dan angin.( Haryanto, dkk., 2008)

Kelembapan berubah-rubah menurut suhu dan cuaca sehingga


pada musim hujan, kelempaban akan semakin tinggi dan pada
musim kemarau kelembapan semakin rendah.( Haryanto, dkk.,
2008)

Pentingnya faktor lain seperti pencahayaan dan juga tekanan


udara di suatu rumah dapat mempengaruhi kesehatan para
penghuni rumah. Hal ini sudah diatur pada PMK No. 1077 tentang
pedoman penyehatan udara dalamruang rumah.
B. Tujuan

a. Untuk mengetahi apakah hasil pengukuran parameter fisik yaitu


tekanan udara, kelembapan, suhu, pencahayaan, serta
kecepatan angin pada rumah tidur sudah memenuhi regulasi
yang ada.
b. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
hasil pengukuran parameter fisik yaitu kecepatan angin, tekanan
udara, suhu, pencahyaan, serta kecepatan angin di kamar tidur.
c. Untuk mengetahui solusi untuk mengatasi permasalahan fisik
udara yang ada pada lokasi pengukuran.

C. Metode

Metode yang dilakukan untuk mendapatkan hasil pengukuran


parameter fisik kamar tidur dengan metode observasi. Pada tahap
observasi yang pertama dilakukan adalah menentukan lokasi yang
akan dijadikan tempat pengukuran parameter. Sebelum benar-benar
ditetapkan sebagai lokasi pengukuran sebelumnya dilakukan
observasi ke tempat tersebut.
Setelah penetapan lokasi dan observasi telah dilakukan, maka
dilakukan penentuan titik pengukuran yang dilandaskan dari
beberapa persayaratan. Setelah dilakukan pengukuran dan sudah
mendapatkan hasil lalu dicocokan dengan regulasi yang berlaku.
Setelah itu analisis hasil dengan regulasi untuk mendapatkan
kesimpulan dari pengukuran tersebut.
BAB II
HASIL PENGUKURAN

A. Lokasi pengukuran

Pengukuran kelima parameter fisik udara dilakukan didalam


kamar tidur/kost didaerah RT 05 RW 01 Karangmangu, Baturaden,
Banyumas. Pengukuran dilakukan disalah satu kamar kost seperti
pada gambar 1.1 yaitu pada kode B yang tertera pada gambar.

(A-B-D) = Kamar kost


C = Kamar mandi
E = Teras
F = Halaman
= Jendela
= Pintu
1 = Rumah
= gerbang

Gambar 1.1

A B
UTARA

1
C

E
F
D

1
B. Hasil pengukuran

Hasil pengukuran ke-lima parameter fisik di kamar kost


Tabel 1.1
No Jenis parameter Kadar yang
dipersyaratkan
1 Suhu 23°C
2 Kelembapan 78%
3 Pencahayaan 35 lux
4 Laju ventilasi/kecepatan angin Tidak terdeteksi
5 Tekanan udara 1,98 atm

Kadar syarat yang ditentukan berdasarkan PMK No. 1077 tentang


pedoman penyehatan udara dalamruang rumah.
Tabel 1.2
No Jenis parameter Kadar yang
dipersyaratkan
1 Suhu 18°C-30°C
2 Kelembapan 40%-60%
3 Pencahayaan >60 lux
4 Laju ventilasi/kecepatan angin 0,15 m/det – 0,25
m/det
5 Tekanan udara 1 atm
BAB III
PEMBAHASAN

A. Lokasi pengukuran

Pada lokasi pengukuran yang berada di daerah RT 05 RW 01


desa karangmangu, kecamatan Baturaden, Kabupaten Banyumas
dengan denah titik pengukuran seperti pada gambar 1.1.
Berdasarkan denah lokasi pengukuran parameter fisik udara
pada gambar 1.1 tersebut bisa dianalisis faktor apa saja yang
mempengaruhi hasil pengukuran parameter fisik
(suhu,kelembapan,pencahayaan,laju ventilasi, tekanan udara).
Dilihat dari segi posisi ventilasi/jendela dan pintu pada kamar tidur
tersebut berasa pada posisi menghadap kearah halaman yang
memungkinkan mendapatkan udara lebih baik, namun pada
halaman itu sendiri yang memungkinkan untuk menjadi jalur
masuknya udara ke halaman hanya gerbang utama.
Kemudian untuk ketinggian rumah kos tersebut lebih rendah
dari rumah yang sebelah barat dan utara yang memungkinkan
mengurangi pencahayaan masuk ke dalam kamar kos lebih banyak.
Keadaan sekitar lingkungan kamar tidur yang dijadikan titik
pengukuran pada saat pengukuran tersebut antara lain:
1. Ada motor yang terparkir dihalaman rumah kos tersebut.
2. Adanya cucian yang terjermur dihalaman tersebut
Dengan demikian memungkinkan keadaan halaman yang
penuh dan menutupi udara masuk melalui jendela kamar tidur pun
dapat sebagai faktor yang mempengaruhi hasil pengukuran
parameter fisik (suhu,kelembapan,pencahayaan,laju
ventilasi,tekanan udara) tersebut.
Adapula keadaan atau desain kamar kos yang kurang tepat.
Seperti tanpa ventilasi dan juga model jendela yang tidak dapat
dibuka secara total.

B. Hasil pengukuran

1. Suhu
Berdasarkan tabel 1.1 menunjukan hasil pengukuran suhu adalah
23°C dan pada persyaratan PMK No.1077 mesyaratkan suhu
ruangan kamar tidur/rumah bersikar antara 18°C - 30°C. Dari hasil
pengukuran tersebut sudah memenuhi persyaratan yang ada.
Hasil pengukuran tersebut dipengaruhi dari beberapa faktor
anatara lain, cuaca pada saat pengukuran yang berawan namun
sebelumnya panas. Hal ini bisa saja mempengaruhi hasil
pengukuran suhu kamar tidur tersebut dan yang dibuktikan
dengan tidak terlalu tingginya hasil pengukuran yang didapatkan.

2. Kelembapan
Berdasarkan tabel 1.1 menunjukan hasil pengukuran dengan
hygrometer yaitu 78 %. Hasil tersebut belum memenuhi
persyarratan yaitu seharusnya berkisar antara 40%-60% menurut
PMK No.1077.
Dari hasil pengukuran yang tidak sesuai tersebut dapat dianalisis
faktor-faktor apa saja yang mungkin mempengaruhi hasil
pengukuran kelembapan di lokasi tersebut.
Berdasarkan keadaan lokasi yang ada pada gambar 1.1
memperliatkan bahwa posisi kamar kurang terkena sinar matahari
karena keadaan jendela yang menghadap halaman namun
halaman yang sempit serta tertutup atap halaman. Lalu juga pada
saat pengukuran cuaca dalam keadaan berawan. Namun yang
sangat berpengaruh adalah kurangnya cahaya matahari yang
masuk ke dalam kamar tersebut dan kurangnya ventilasi atau
minimnya laju ventilasi di lokasi pengukuran.

3. Pencahayaan
Berdasarkan tabel 1.1 menunjukan hasil dengan alat lux meter
sebesar 35 lux. Hasil tersebut masih belum memenuhi
persyaratan yang seharusnya >60 lux menurut PMK No.1077.
Dari hasil pengukuran dan keadaan serta posisi ruangan kamar
tidur yang dijabarkan pada gambar 1.1 dapat dianalisis beberapa
faktor yang mempengaruhi nilai tersebut. Dilihat dari keadaan
kamar yang pada saat pengukuran terlihat gelap. Lalu dilihat dari
bentuk sketsa kamar pada gambar 1.1 yang memperlihatkan
posisi jendela menghadap ke halaman dan posisi pintu yang
berhadap-hadapan dengan kamar kos lainnya. Hal ini tentu
memungkinkan mengurangi intensitas cahaya yang masuk ke
dalam kamar, ditambah lagi keadaan halaman kamar yang
tertutup atap serta ada motor dan barang-barang yang
menghalangi cahaya. Tidak adanya tambahan pencahayaan
seperti atap dari kaca juga membuat kamar terlihat gelap. Adapula
keadaan bentuk bangunan kamar yang mebuat kamar terlihat
gelap. Adanya pencahayaan buatan seperti lampu dapat
menambah pencahayaan namun saja cahaya lampu juga kurang
membantu karena lampu juga berpijar kurang terang.
4. Laju ventilasi/kecepatan angin
Berdasarkan tabel 1.1 menunjukan hasil pengukuran kecepatan
angin dikamar tersebut tidak terdeteksi, sedangkan pada
pengukuran penentuan arah angin menunjukan adanya
pergerakan udara dengan bukti bergeraknya benang kearah. hal
ini menunjukan bahwa ada pergerakan angin namun sangat kecil
yang kemungkinan tidak dapat terbaca oleh alat. Untuk nilai
kecepatan angin berdasarkan regulasi yang ada yaitu PMK
No.1077 menyatakan berkisar 0,15 m/det – 0,25 m/det.
Beberapa faktor yang dapat dianalisis antara lain keadaan pintu,
jendela dan ventilasi di kamar tersebut serta faktor lingkungan.
Dilihat dari posisi pintu yang berhadapan dengan kamar yang lain
serta sempit dapat dijadikan faktor terhadap hasil pengukuran, lalu
keadaan jendela tanpa adanya lubang ventilasi juga dapat
mempengaruhi, keadaan jendela yang tidak dapat dibuka total
melainkan hanya memberika celah 5 % dari keseluruhan luas
kamar juga dapat berperan penting dalam penentuan hasil
pengukuran tersebut.

5. Tekanan udara
Berdasarkan hasil pengukuran pada tabel 1.1 menunjukan nilai
tekanan udara pada lokasi pengukuran sebesar 1,98 atm. Nilai ini
melebihi persyaratan yang ada. Hal ini dipengaruhi oleh
ketinggian lokasi ataupun juga dipengaruhi oleh radiasi matahari,
suhu, serta ketinggian suatu tempat.
Tekanan udara yang cukup tinggi ini dipengaruhi oleh keadaan
kamar yang jarang terkena radiasi matahari dan juga cuaca
maupun iklim pada saat pengukuran dilakukan.
BAB IV

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengukuran parameter fisik udara


(suhu,kelembapan,pencahayaan,kecepatan angin,tekanan udara)
pada kamat tidur dirumah kos di daerah RT 01 RT 05, Karangmangu,
Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas mendapatkan hasil
yang memenuhi persyaratan PMK No.1077 tentang pedoman
penyehatan udara dalam ruang rumah antara lain suhu. Sedangkan
untuk hasil pengukuran kelembapan udara, pencahayaan dalam
ruang kamar, kecepatan angin serta tekanan udara masih belum
memenuhi persyaratan. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor,
baik faktor lingkungan, faktor posisi bangunan serta faktor cuaca
pada saat pengukuran. Faktor-faktor tersebut tentunya dapat diatasi
dengan berbagai manipulasi buatan agar kamar tetap sehat.

B. Saran

1. Untuk pemilik kos sebaiknya membuatkan atap halaman dengan


bahan yang transparan agar cahaya matahari tetap dapat masuk
ke dalam lingkungan kamar kos.
2. Pembuatan ventilasi pada setiap kamar juga diperlukan untuk
mengurangi kelembapan serta juga memberikan efek sejuk
didalam kamar.
3. Untuk pemilik kos sebaiknya mengganti lampu kamar yang lebih
terang agar pencahayaan pada kamar terpenuhi.
4. Untuk penghuni kos sebaiknya membuka jendela secara rutin
agar udara didalam kamar dapat tersirkulasi dengan baik.
Daftar Pustaka

Buku referensi
Cahyono, Tri. 2017. Penyehatan Udara. Yogyakarta. ANDI.
Regulasi
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor. 1077/MENKES/PER/V/2011.
Tentang Pedoman Penyehatan Udara Dalam Ruang Rumah.
Situs Internet
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/09/24/teknik-pengumpulan-
data-2/, diakses tanggal 28 oktober 2017
https://aristasefree.wordpress.com/tag/keputusan-menteri-kesehatan-ri-
nomor-829menkesskvii1999/, diakses tanggal 28 oktober 2017
https://faisolhezim1994.blogspot.co.id/2013/11/laporan-parameter-fisika-
dan-kimia.html, diakses tanggal 4 november 2017
http://odexyundo.blogspot.co.id/2009/08/pengertian-
permukiman.html,diakses tanggal 1 november 2017
https://resistdance.wordpress.com/tag/pengertian-pencahayaan-alami/,
diakses tanggal 28 oktober 2017
http://www.pengertianmenurutparaahli.net/pengertian-temperatur/, diakses
tanggal 4 november 2017
LAMPIRAN

NO Parameter Cara pengukuran Keterangan


fisik
1 Suhu Setelah
menentukan titik
pengukuran,
keluarkan alat
yaitu termometer
dari wadah tanpa
menyentuh
termometer
tersebut.
Lalu gantung
dititik yang akan
diukur/dapat juga
gantung dengan
tangan setinggi
1,5 meter dari
tanah dan 50 cm
dari badan.
setelah itu
biarkan selama
kurang lebih 5-10
menit dan catat
hasil pengukuran
yang tertera.
2 Kelembapan Setelah
menentukan titik
pengukuran lalu
keluarkan alat
dan taruh dititik
yang ditentukan.
Biarkan alat
hygrometer
tersebut selama
5-10 menit. Lalu
catat hasil yang
tertera pada
hygrometer
tersebut.
3 Pencahayaan Setelah
menentukan titik
pengukuran,
keluarkan alat
dengan keadaan
masih tertutup.
Setelah itu
hadapkan lux
meter keatas
dengan masih
dalam keadaan
tertutup.
Nyalakan lux
meter lalu buka
selama 5-10
menit. Keadaan
lux meter setinggi
kurang lebih 1,5
meter dan 50 cm
dari badan.
setelah itu catat
angka yang
sering muncul.
4 Kecepatan Setelah
angin menentukan titik
pengukuran,
keluarkan
anemometer dari
tempatnya.
Posisikan
anemometer
pada jarak 1,5
meter dari lantai.
Sebelumnya
tentukan arah
angin dengan
cara
menggantungkan
seuntai benang
sepanjang 50 cm.
Setelah itu
biarkan selama 5-
10 menit dan
catat hasil yang
tertera pada
anemometer
5 Tekanan Setelah
udara menentukan titik
pengukuran,
keluarkan alat
dan letakan pada
titik yang telah
ditetapkan.
Setelah itu
biarkan 5-10
menit dan catat
hasil.
Konverensikan
hasil ke dalam
satuan atm
dengan
menggunakan
bantuan aplikasi
atau internet

Anda mungkin juga menyukai