Isi Makalahendo Rematik
Isi Makalahendo Rematik
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
KAJIAN TEORI
1. Stadium I
2. Stadium II
3. Stadium III
Yang dimaksud dengan stadium III ini ialah fase akut demam reumatik,
saat ini timbulnya berbagai manifestasi klinis demam reumatik /penyakit jantung
reumatik.Manifestasi klinis tersebut dapat digolongkan dalam gejala peradangan
umum dan menifesrasi spesifik demam reumatik /penyakit jantung reumatik.
4. Stadium IV
Pada penderita penyakit jantung reumatik dengan gejala sisa kelainan katup
jantung, gejala yang timbul sesuai dengan jenis serta beratnya kelainan.Pasa fase
ini baik penderita demam reumatik maupun penyakit jantung reumatik sewaktu-
waktu dapat mengalami reaktivasi penyakitnya.
2.2 Etiologi
3. Faktor genetik
5. Umur
8. Jenis kelamin
9. Reaksi autoimun
2.3 Patofisiologis
Terjadinya endokarditis rematik disebabkan langsung oleh demam
rematik, suatu penyakit sistemis yang disebabkan oleh infeksi sterptokokus
grup A. Demam rematik mempengaruhi semua persendian, menyebabkan
poliartritis. Jantung juga merupakan organ sasaran dan merupakan bagian
yang kerusakannya paling serius.
Kerusakan jantung dan lesi sendi bukan akibat infeksi, artinya
jaringan tersebut tidak mengalami infeksi atau secara langsung dirusak oleh
organisme tersebut, namun hal ini merupakan fenomena sensitivitas atau
reaksi, yang terjadi sebagai respons terhadap streptokokus hemolitikus.
Leukosit darah akan tertimbun pada jaringan yang terkena dan membentuk
noul, yang kemudian akan diganti dengan jaringan parut.
Pada klien lain, tepi bilah katup yang meradang menjadi lengket
satu sama lain, mengakibatkan stenosis katup, yaitu penyempitan lumen
katup. Sebagian kecil klien dengan demam rematik menjadi sakit berat
dengan gagal jantung yang berat, distrima serius, dan pneumonia rematik.
Klien ini harus dirawat di ruang perawatan intensif.
Gejala jantung yang muncul tergantung pada bagian jantung yang terkena. Katup
mitral adalah yang paling sering terkena, menimbulkan gejala gagal jantung kiri :
sesak nafas dengan krekel dan wheezing pada paru. Beratnya gejala tergantung
pada ukuran dan lokasi nyeri. Gejala sistemik yang terjadi akan sesuai dengan
virulensi organisme yang menyerang. Bila ditemukan murmur pada seseorang
yang menderita infeksi sistematik, maka harus dicurigai adanya infeksi
endokarditis. Untuk menegakkan diagnosis RHD dengan melihat tanda dan gejala
maka digunakan kriteria Jones yang terdiri dari kriteria mayor dan kriteria minor.
a. Kriteria Mayor
1) Carditis
Yaitu terjadi peradangan pada jantung ( miokarditis dan atau endokarditis ) yang
menyebabkan terjadinya gangguan pada katup mitral dan aorta dengan manifestasi
terjadi penurunan curah jantung ( seperti hipotensi, pucat, sianosis, berdebar-debar
dan heart rate meningkat ), bunyi jantung melemah, dan terdengar suara bising
katup pada auskultasi akibat stenosis dari katup terutama mitral ( bising sistolik ),
Friction rub.
2) Polyarthritis
Klien yang menderita RHD biasanya datang dengan keluhan nyeri pada sendi
yang berpindah-pindah, radang sendi-sendi besar, lutut, pergelangan kaki,
pergelangan tangan, siku ( polyarthritis migrans ), gangguan fungsi sendi.
3) Khorea Syndenham
Merupakan gerakan yang tidak disengaja / gerakan abnormal , bilateral,tanpa
tujuan dan involunter, serta sering kali disertai dengan kelemahan otot ,sebagai
manifestasi peradangan pada sistem saraf pusat.
4) Eritema Marginatum
Eritema marginatum merupakan manifestasi RHD pada kulit, berupa bercak-
bercak merah dengan bagian tengah berwarna pucat sedangkan tepinya berbatas
tegas , berbentuk bulat dan bergelombang tanpa indurasi dan tidak gatal. Biasanya
terjadi pada batang tubuh dan telapak tangan.
5) Nodul Subcutan
Nodul subcutan ini terlihat sebagai tonjolan-tonjolan keras dibawah kulit tanpa
adanya perubahan warna atau rasa nyeri. Biasanya timbul pada minggu pertama
serangan dan menghilang setelah 1-2 minggu. Ini jarang ditemukan pada orang
dewasa.Nodul ini terutama muncul pada permukaan ekstensor sendi terutama
siku,ruas jari,lutut,persendian kaki. Nodul ini lunak dan bergerak bebas.
b. Kriteria Minor
1) Memang mempunyai riwayat RHD
2) Artralgia atau nyeri sendi tanpa adanya tanda obyektif pada sendi, klien
kadang-kadang sulit menggerakkan tungkainya
3) Demam namun tidak lebih dari 39 derajat celcius dan pola tidak tentu
4) Leukositosis
5) Peningkatan laju endap darah ( LED )
6) C- reaktif Protein ( CRP ) positif
7) P-R interval memanjang
8) Peningkatan pulse/denyut jantung saat tidur ( sleeping pulse )
9) Peningkatan Anti Streptolisin O ( ASTO )
Selain kriteria mayor dan minor tersebut, terjadi juga gejala-gejala umum seperti ,
akral dingin, lesu,terlihat pucat dan anemia akibat gangguan eritropoesis.gejala
lain yang dapat muncul juga gangguan pada GI tract dengan manifestasi
peningkatan HCL dengan gejala mual dan anoreksia
Diagnosis RHD ditegakkan apabila ada dua kriteria mayor dan satu kriteria minor,
atau dua kriteria minor dan satu kriteria mayor.
2.5 Pemeriksaan Penyakit Jantung Reumatik
a. Pemeriksaan darah
2. Leukositosis
b. Pemeriksaan bakteriologi
c. Pemeriksaan serologi.
d. Pemeriksaan EKG
e. Pemeriksaan radiologi
1. Identitas Data : Nama klien, tempat tanggal lahir, umur, alamat, orang tua,
dan diagnosa medis
2. Riwayat kesehatan :
a. Keluhan utama: Penyebab utama klien di bawa kerumah sakit, biasanya
klien mengeluh tentang sakit persendian dan demam.
b. Riwayat penyakit sekarang : Tanda dan gejala klinis dari endokarditis
rematik, tanda dan gejala yang mudah diamati biasanya berupa demam,
sakit persendian, karditis, nodu subkutan timbul di minggu pertama,
cloera.
c. Riwayat penyakit dahulu: Untuk mengidentifikasi adanya faktor-faktor
penyulit atau faktor yang membuat kondisi pasien menjadi lebih parah
kondisinya. Seperti Fonsilitis, faringitis, autitis media.
d. Riwayat penyakit keluarga: Ada keluarga yang menderita penyakit jantung
3. Pola kesehatan fungsional Gordon
a) Pola persepsi dan penanganan kesehatan
Keluhan tentang badan terasa lemah dan merasakan nyeri atau
kram pada daerah sekitar persendian dan demam. Berisi tanggapan dan
persepsi klien terhadap penyakit yang diidapnya.
b) Pola aktifitas-latihan
Adanya kesukaran terhadap aktivitas karena kelemahan, demam dan rasa
nyeri pada sendi. Malaise, keterbatasan rentang gerak atropi otot,
kontraktur/ kelainan pada sendi otot.
c) Pola nutrisi-metabolik.
Kehilangan nafsu makan. Pada awal kejadian adanya mual atau muntah
(adanya peningkatan intra kranial) kehilangan sensasi pada lidah, dagu,
tenggorokan dan gangguan menelan. Berisi tentang pola makan dan
asupan nutrisi klien baik sebelum maupun saat sakit. Penurunan berat
badan kekeringan pada membran mukosa, dehidrasi, kesulitan mengunyah,
dan, anoreksia.
d) Pola eliminasi
Adanya perubahan pola eliminasi, oliguri.
e) Pola tidur dan istirahat
Kesukaran untuk istirahat karena kelemahan secara umum dan
gangguan kenyamanan.
f) Pola konseptual - persepsi
Menjelaskan tentang pengetahuan klien dan kluarga terhadap penyakit
yang diderita serta perasaan dan psikologis klien slama sakit. Misalnya
kurang pengetahuannya keluarga terhadap penyakit yang di derita.
g) Pola toleransi – koping stres
Membicarakan masalah kesehatan dengan orang terdekat ataupun
keluarga, serta menjelaskan tentang ada atau tidaknya faktor pemicu
kestabilan psikologis.
h) Pola persepsi diri – konsep diri
Perasaan cemas terhadap penyakit, masalah kesehatan dan
pesimis terhadap kesembuhan, isolasi. Adanya penurunan kesadaran.
i) Pola peran hubungan
Hubungan klien terhadap keluarga, terganggunya peran dalam
keluarga dan status pekerjaan, serta kehilangan peran.
j) Pola nilai kepercayaan
Pemenuhan aspek spiritual, seperti ibadah atau kepercayaan terhadap
tuhan.
4. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan Umum
b. Pemeriksaan fisik
3.4 Evaluasi
1. Interview dengan keluarga pasien tentang pengetahuan dalam menghindari
faktor pencetus terjadinya jantung reumatik.
2. Observasi gejala dan serangan kelemahan kontrktilitas jantung..
3. Observasi klien dan bicarakan dengan keluarga tentang macam –macam
permasalahan yang dihadapi dan komplikasi lain.
4. Interview dengan klien tentang kegiatan sehari-dari.
5. Tentukan persetujuan dimana keluarga dan klien mengerti kondisi klien
dan perpanjangan terapi yang dilaksanakan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 kesimpulan
Rheumatic Heart Disease (RHD) adalah suatu proses peradangan yang
mengenai jaringan-jaringan penyokong tubuh, terutama persendian, jantung dan
pembuluh darah oleh organisme streptococcus hemolitic-b grup A.
Demam reumatik adalah suatu sindroma penyakit radang yang biasanya
timbul setelah suatu infeksi tenggorok oleh steptokokus beta hemolitikus
golongan A, mempunyai kecenderungan untuk kambuh dan dapat menyebabkan
gejala sisa pada jantung khususnya katub.
Demam reumatik akut biasanya didahului oleh radang saluran nafas bagian
atas yang disebabkan oleh infeksi streptokokus beta-hemolitikus golongan A,
sehingga kuman termasuk dianggap sebagai penyebab demam reumatik akut.
Infeksi tenggorokan yang terjadi bisa berat, sedang, ringan, atau asimtomatik,m
diikuti fase laten (asimtomatik) selama 1 sampai 3 minggu. Baru setelah itu
timbul gejala-gejala demam reumatik akut.
Seseorang yang mengalami demam rematik apabila tidak ditangani secara
adekuat, Maka sangat mungkin sekali mengalami serangan penyakit jantung
rematik. Infeksi oleh kuman Streptococcus Beta Hemolyticus group A yang
menyebabkan seseorang mengalami demam rematik dimana diawali terjadinya
peradangan pada saluran tenggorokan, dikarenakan penatalaksanaan dan
pengobatannya yang kurah terarah menyebabkan racun/toxin dari kuman ini
menyebar melalui sirkulasi darah dan mengakibatkan peradangan katup jantung.
Akibatnya daun-daun katup mengalami perlengketan sehingga menyempit, atau
menebal dan mengkerut sehingga kalau menutup tidak sempurna lagi dan terjadi
kebocoran.
Apabila diagnosa penyakit jantung rematik sudah ditegakkan dan masih
adanya infeksi oleh kuman Streptococcus tersebut, maka hal utama yang terlintas
dari Tim Dokter adalah pemberian antibiotika dan anti radang. Misalnya
pemberian obat antibiotika penicillin secara oral atau benzathine penicillin G.
Pada penderita yang allergi terhadap kedua obat tersebut, alternatif lain adalah
pemberian erythromycin atau golongan cephalosporin. Sedangkan antiradang
yang biasanya diberikan adalah Cortisone and Aspirin.
Penderita dianjurkan untuk tirah baring dirumah sakit, selain itu Tim Medis
akan terpikir tentang penanganan kemungkinan terjadinya komplikasi seperti
gagal jantung, endokarditis bakteri atau trombo-emboli. Pasien akan diberikan diet
bergizi tinggi yang mengandung cukup vitamin.
Seseorang yang terinfeksi kuman Streptococcus beta hemolyticus dan
mengalami demam rematik, harus diberikan therapy yang maksimal dengan
antibiotiknya. Hal ini untuk menghindarkan kemungkinan serangan kedua kalinya
atau bahkan menyebabkan Penyakit Jantung Rematik
4.2 Saran
Seseorang yag terinfeksi kuman streptococcus hemoliticus dan mengalami
demam reumatik, harus diberikan terapi yang maksimal dengan antibiotika, hal ini
untuk menghindari kemungkinanserangan kedua kalinya bahkan menyebabkan
penyakit jantung reumatik.
DAFTAR PUSTAKA
Bulechek, G.M., Butcher, H.W. & Dochterman, J.M. (2008). Nursing Intervention
Classification (NIC). (5th edition). St Louis : Mosby Elsevier.
Morrhead, S., Johnson, M., Maas, M.L. & Swanson, E. (2008). Nursing Outcomes
Classification (NOC). (4th edition). St. Louis : Mosby Elsevier.
Potter, P.A. & Perry, A.G. (2009). Fundamentals of nursing. (7th edition). St.
Louis : Mosby elsevier.