Anda di halaman 1dari 11

BAB IV

DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

A. Deskripsi Data
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu
pra siklus, siklus I dan siklus II. Pra siklus dilaksanakan pada tanggal 6
November 2014, siklus I pada tanggal 13 November 2014, dan siklus II
tanggal 20 November 2014.. Pra siklus proses pembelajaran dilakukan
dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, siklus I dan II
dilaksanakan dengan menggunakan metode tutor sebaya.

B. Analisis Data Per Siklus


1. Pra Siklus
Sebelum melakukan siklus, peneliti melakukan proses
pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab
dengan materi pecahan terkait menyatakan pecahan dalam persen dan
diakhiri dengan memberikan soal. Nilai pra siklus selanjutnya digunakan
untuk pembagian kelompok. Tindakan pra siklus ini dilakukan pada
tanggal 6 November 2014. Adapun nilai soal dari pra siklus sebagai
berikut:

Tabel 4.1
Hasil Belajar Siswa Pra Siklus
Pra Siklus
Nilai Kategori
Siswa %
90 -
Sangat Baik 3 11%
100
70 - 89 Baik 9 32%
50 - 69 Cukup 10 36%
30 - 49 Kurang 6 21%
Sangat
10 -29 0 0%
Kurang
Jumlah 28 100%
Tabel di atas terlihat bahwa pada pra tingkat keberhasilan siswa:
a. Nilai 90 – 100 ada 3 siswa atau 11% (dengan rata - rata nilai 61.1)
b. Nilai 70 – 89 ada 9 siswa atau 32% (dengan rata - rata nilai 61.1)
c. Nilai 50 – 69 ada 10 siswa atau 36% (dengan rata - rata nilai 61.1)
d. Nilai 30 – 49 ada 6 siswa atau 21% (dengan rata - rata nilai 61.1)
e. Nilai 10 – 29 ada 0 siswa atau 0% (dengan rata - rata nilai 61.1)
Dari nilai di atas ketuntasan belajar dari materi yang diajarkan
dengan KKM 70 hanya 12 siswa (43%) sedangkan yang tidak tuntas ada
17 siswa (57%).
2. Siklus I
Sesuai dengan hasil pra siklus di atas maka diadakan tindakan
kelas siklus I pada pembelajaran matematika materi pecahan di kelas V
MI Nahdlatussubban Ploso Karang Tengah Demak semester 1 tahun
pelajaran 2014/2015 dengan menggunakan metode tutor sebaya. Siklus I
ini dilaksanakan pada tanggal 13 November 2014, siklus ini dilakukan
dengan beberapa tahapan diantaranya:
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini, ada beberapa hal yang perlu
dipersiapkan oleh peneliti yaitu peneliti membuat:
1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (terlampir)
2) Merancang Kelompok
3) Menyusun Kuis (terlampir)
4) Pendokumentasian.
b. Tindakan
1) Proses pembelajaran ini dilakukan dimulai dengan mengucapkan
salam dan menyuruh siswa untuk membaca do‟a bersama-sama
agar proses pembelajaran berjalan hikmat, selanjutnya peneliti
mengabsensi siswa dan melakukan apersepsi terhadap materi
yang di ajarkan pada pertemuan sebelumnya.
2) Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran,
menerangkan materi dan mengajak siswa untuk menghitung
menyatakan pecahan dalam persen dan menentukan persentase
sederhana dari kuantitas atau banyak benda tertentu dengan
latihan menyelesaikan soal, selanjutnya guru memepersilahkan
siswa untuk bertanya.
3) Langkah selanjutnya Guru membagi siswa berkelompok secara
heterogen (di dalam kelompok terdapat siswa yang pandai dan
kurang), di mana setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa.
Kemudian guru membagikan LKS kepada setiap kelompok untuk
didiskusikan bersama anggota kelompok dengan bantuan tutor
siswa yang memiliki kemampuan lebih untuk untuk
menyelesaikan soal sesuai LKS yang di dapat, selama kerja
kelompok berlangsung guru memantau kerja masing-masing
kelompok dan membantu siswa yang mengalami kesulitan. Setiap
kelompok mendiskusikan dan menulis hasil diskusi kelompok
4) Kegiatan dilanjutkan guru memilih secara acak pada kelompok
untuk mempresentasikan hasil kelompoknya yang masing-masing
kelompok diwakili oleh perwakilan siswa dan guru membimbing
dan mengamati siswa dalam menyampaikan hasil diskusinya.
Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk
menanggapi bila merasa ada kesalahan dan guru bersama siswa
untuk membahas kembali hasil kelompok yang presentasi.
5) Selanjutnya guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan
mengenai materi yang telah dipelajari. Setelah proses
pembelajaran terjadi peneliti memberikan kuis berupa soal yang
harus diisi siswa secara pribadi setelah itu siswa disuruh
mengumpulkan kedepan dan peneliti mengajak siswa untuk
membaca hamdalah dan do‟a bersama.
6) Setelah proses pembelajaran selesai maka diberikan tes sebagai
evaluasi apakah materi telah terserap. Hasil tes diperoleh data
sebagai berikut:
Tabel 4.2
Hasil Belajar Siswa Siklus I

Siklus I
Nilai Kategori
Siswa %
90 - 100 Sangat Baik 6 21%
70 - 89 Baik 12 43%
50 - 69 Cukup 8 29%
30 - 49 Kurang 2 7%
10 -29 Sangat Kurang 0 0%
Jumlah 28 100%

Tabel di atas terlihat bahwa pada pra tingkat keberhasilan


siswa:
a. Nilai 90 – 100 ada 6 siswa atau 21%, (mengalami kenaikan dari
pra siklus) yaitu 3 siswa atau 11% (dengan rata-rata 70.36)
b. Nilai 70 – 89 ada 12 siswa atau 43%, (mengalami kenaikan dari
pra siklus) yaitu 9 siswa atau 32% (dengan rata - rata nilai 70.36)
c. Nilai 50 – 69 ada 8 siswa atau 29%, (mengalami penurunan dari
pra siklus) yaitu 10 siswa atau 36% (dengan rata - rata nilai
70.36)
d. Nilai 30 – 49 ada 2 siswa atau 7%, (mengalami penurunan dari
pra siklus) yaitu 6 siswa atau 21% (dengan rata - rata nilai 70.36)
e. Nilai 10 – 29 ada 0 siswa atau 0%,sama dengan pra siklus yaitu
(dengan rata - rata nilai 70.36)
Dari nilai di atas ketuntasan belajar dari materi yang diajarkan
dengan KKM 70 ada 18 siswa (64%) yang tuntas. Sedangkan yang
tidak tuntas ada 11 siswa (36%).
c. Observasi
Siswa kurang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran,
sehingga membutuhkan perbaikan pada siklus berikutnya.
d. Refleksi
Penilaian hasil pada siklus I terdapat beberapa catatan dari
proses pengajaran guru diantaranya:
1) Kekurangan
a) Cara guru menjelaskan kepada siswa kurang jelas, dengan
volume suara yang dikeluarkan terlalu pelan dan banyak di
depan kelas
b) Guru kurang jelas menerangkan metode tutor sebaya pada
siswa dengan hanya memberikan tugas seperti kerja
kelompok, tahapan-tahapan kerja tutor tidak diberikan oleh
guru
c) Guru kurang memotivasi siswa untuk belajar aktif dalam
pembelajaran dan hanya mengamati dari depan kelas ketika
siswa melakukan kerja kelompok tutor sebaya.
2) Kelebihan
a) Guru memberikan siswa untuk belajar kelompok
b) Guru mulai memberikan bimbingan secara langsung terhadap
siswa dengan cara berkeliling.
3) Perbaikan
a) Guru harus menciptakan suasana yang kondusif.
b) Guru memotivasi siswa untuk belajar dengan lebih banyak
lagi mengelilingi dan membimbing siswa dalam kerja tutor.
c) Guru menjelaskan skenario pembelajaran dengan baik
d) Menggunakan media gambar yang lebih mempermudah siswa
e) Guru membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 3 siswa
agar lebih kondusif
f) Membangun motivasi siswa dalam kelompok
g) Perubahan posisi guru yang tidak hanya berdiri di satu tempat
saja ketika memonitoring jalannya kegiatan pembelajaran,
tetapi juga dapat dilakukan berjalan keliling diantara siswa
secara kontinue.
h) Menyetting kelas agar lebih komunikatif
i) Mencatat kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama kegiatan
pembelajaran berlangsung.
Dari refleksi diatas didapatkan beberapa solusi terhadap
permasalahan proses pembelajaran dalam mengomentari simulasi
teman ini. Hasil refleksi kemudian dijadikan sebagai rumusan untuk
diterapkan pada siklus II sebagai upaya tindak perbaikan terhadap
upaya memotivasi siswa pada siklus I.
3. Siklus II
Sesuai dengan hasil refleksi siklus I di atas maka diadakan
perbaikan tindakan kelas siklus II pada matematika materi pecahan di
kelas V MI Nahdlatussubban Ploso Karang Tengah Demak semester 1
tahun pelajaran 2014/2015 dengan menggunakan metode tutor sebaya.
Siklus II ini dilakukan pada tanggal 20 November 2014, Siklus ini
dilakukan dengan beberapa tahapan diantaranya:
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini ada beberapa hal yang perlu
dipersiapkan oleh peneliti yaitu peneliti membuat :
1) Rencana pelaksanaan pembelajaran (terlampir)
2) Menyetting kelas dengan lingkaran
3) Merancang pembentukan kelompok
4) Menyusun kuis (terlampir)
5) Pendokumentasian.
b. Tindakan
1) Proses pembelajaran pada siklus II ini tidak jauh berbeda dengan
yang dilakukan pada siklus I, hanya saja lebih intensifkan
pembelajarannya. Dan menambahi media gambar yang digunakan
Pembelajaran dimulai guru mengucapkan salam dan mengajak
siswa untuk berdo‟a bersama-sama, dan dilanjutkan dengan
mengabsen siswa dan apersepsi tentang materi pada pertemuan
sebelumnya.
2) Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran,
menerangkan materi dengan media gambar dan mengajak siswa
untuk cara menghitung menyatakan pecahan biasa menjadi
pecahan desimal dan pecahan desimal menjadi pecahan biasa
tertentu dengan latihan menyelesaikan soal, selanjutnya guru
memepersilahkan siswa untuk bertanya.
3) Langkah selanjutnya Guru membagi siswa berkelompok secara
heterogen (di dalam kelompok terdapat siswa yang pandai dan
kurang), di mana setiap kelompok terdiri dari 2-3 siswa. Guru
membagikan LKS kepada tiap kelompok berbagai soal tentang
materi untuk didiskusikan dan dikerjakan bersama anggota
kelompok dengan bantuan tutor siswa yang memiliki kemampuan
lebih untuk menyelesaikan soal sesuai LKS yang di dapat. Setiap
siswa latihan mengerjakan soal dibawah bimbingan guru dan tutor
4) Guru berkeliling ke setiap kelompok pasangan untuk memotivasi
dengan ucapan “bagus”, “kamu bisa” dan “ayo berpendapat kamu
bisa kok” dan membimbing jika siswa kurang mengerti atau
bertanya.
5) Guru menyuruh setiap kelompok untuk mempraktekkannya dalam
kelas, dan kelompok lain mengomentari hasil kelompok yang
mempraktekkan.
6) Kegiatan dilanjutkan dengan guru mengklarifikasi dan
memberikan soal kepada setiap siswa untuk mengetahui
kemampuan siswalah melakukan proses pembelajaran.
7) Terakhir guru mengajak siswa untuk mengucap syukur atas segala
kegiatan yang telah dilaksanakan dengan do‟a bersama.
Setelah proses pembelajaran selesai maka diberikan tes
sebagai evaluasi apakah materi telah terserap, Hasil tes diperoleh data
sebagai berikut:
Tabel 4.4
Hasil Belajar Siswa Siklus II
Siklus II
Nilai Kategori
Siswa %
90 - 100 Sangat Baik 9 32%
70 - 89 Baik 16 57%
50 - 69 Cukup 3 11%
30 - 49 Kurang 0 0%
10 -29 Sangat Kurang 0 0%
Jumlah 28 100%
Tabel di atas terlihat bahwa pada siklus II tingkat keberhasilan
siswa:
a) Nilai 90 – 100 ada 9 siswa atau 32%, (mengalami kenaikan dari
pra siklus) yaitu 6 siswa atau 21%, (dengan rata - rata nilai
80.71)
b) Nilai 70 – 89 ada 16 siswa atau 57%, (mengalami kenaikan dari
pra siklus) yaitu 12 siswa atau 43%, (dengan rata - rata nilai
80.71)
c) Nilai 50 – 69 ada 3 siswa atau 11%, (mengalami penurunan dari
pra siklus) yaitu 8 siswa atau 29%, (dengan rata - rata nilai
80.71)
d) Nilai 30 – 49 ada 0 siswa atau 0%, (mengalami penurunan dari
pra siklus) yaitu 2 siswa atau 7%, (dengan rata - rata nilai 80.71)
e) Nilai 10 – 29 ada 0 siswa atau 0%, sama dengan siklus I yaitu
(dengan rata - rata nilai 80.71)
c. Pengamatan
Siswa antusias dalam mengikuti proses pembelajaran baik itu
berkaitan dengan siswa aktif mendengarkan penjelasan guru, peserta
didik aktif bertanya, siswa aktif dalam kerja tutor sebaya, aktif dalam
latihan dan siswa aktif dalam mengomentari kerja tutor lain.
d. Refleksi
Penilaian hasil pada siklus II menunjukkan guru sudah dapat
memberikan motivasi pada siswa, guru sudah dapat menerangkan
metode tutor sebaya pada siswa, guru sudah dapat mengelola kelas
dengan baik dan guru sudah dapat membuat setting kelas dengan baik
terutama yang dapat menjadikan siswa menjadi aktif.
Begitu juga hasil belajar siswa sudah mencapai indikator
dengan KKM 70 sebanyak yaitu 75% karena ketuntasan yang di
dapat 25 siswa atau 89%, begitu juga keaktifan siswa pada rata – rata
kelas 84% dengan indikator 80% karena mencapai 34 siswa atau
86%, itu artinya dalam siklus II tindakan sudah baik. Dari penilaian
hasil pada siklus II proses pelaksanaan. Maka penelitian tindakan
kelas ini peneliti hentikan.

C. Analisis Data (Akhir)


Melihat hasil tindakan pada siklus I dan II sebagaimana di jelaskan di
atas dapat peneliti gambarkan hasil per siklus. Hasil belajar siswa meningkat
tiap siklusnya dimana pada pra siklus yang menggunakan metode ceramah
dan tanya jawab ketuntasan hanya 12 siswa atau 43% dengan rata-rata nilai
61.1 setelah menggunakan metode tutor sebaya pada siklus I menjadi 18
siswa atau 64% dengan rata-rata nilai 71.1 dan diperbaiki lagi pada siklus II
ketuntasan sudah mencapai 25 siswa atau 89% dengan rata-rata nilai 80.71
lebih jelasnya dapat di lihat dalam tabel berikut:
Tabel 4.6
Perbandingan Hasil Belajar Siswa
Pra siklus, Siklus I dan Siklus II
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Nilai
Siswa % Siswa % Siswa %
90 - 100 3 11% 6 21% 9 32%
70 - 89 9 32% 12 43% 16 57%
50 - 69 10 36% 8 29% 3 11%
30 - 49 6 21% 2 7% 0 0%
10 -29 0 0% 0 0% 0 0%
Hasil ini menunjukkan apa yang dilakukan guru pada pelaksanaan
metode tutor sebaya pada mata pelajaran matematika materi pecahan di
kelas V MI Nahdlatussubban Ploso Karang Tengah Demak semester 1 tahun
pelajaran 2014/2015 telah meningkatkan hasil belajar siswa atau menjadikan
siswa mampu memahami materi yang diajarkan
Tabel di atas membuktikan dengan beberapa tindakan yang dilakukan
guru terutama dalam membimbing siswa dan memotivasi untuk aktif maka
terjadi peningkatan keaktifan belajar dan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran matematika materi pecahan di kelas V MI Nahdlatussubban Ploso
Karang Tengah Demak semester 1 tahun pelajaran 2014/2015 pada tingkat
ketuntasan yang diinginkan dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
sebagaimana yang telah direncanakan.
Hasil ini juga sesuai dengan pendapat Hamruni, yang menyatakan
bahwa Anak yang belajar dari anak-anak lain yang memiliki status dan umur
yang sama, kematangan / harga diri yang tidak jauh berbeda, maka dia tidak
akan merasa begitu terpaksa untuk menerima ide-ide dan sikap-sikap dari
„guru-guru‟nya tersebut. Sebab „guru-guru‟nya, yaitu teman sebayanya itu,
tidaklah begitu lebih bijaksana dan berpengalaman dari padanya. Anak
relatif bebas bersikap dan berpikir, anak relatif bebas memilih perilaku yang
dapat diterima / tidak diterima oleh teman-teman sebayanya. Anak bebas
mencari hubungan yang bersifat pribadi dan bebas pula menguji dirinya
dengan teman-teman lain.1
Pembelajaran hendaknya bersifat sosial (tutor sebaya), sebab kerja
sama diantara pembelajar melibatkan lebih banyak daya otak dan
meningkatkan kualitas dan kuantitas belajar. Ajaklah pembelajar untuk
sesekali bergerak dari tepat duduk mereka dan berisikan kesempatan untuk
melakukan gerakan dan aktivitas fisik sebagai bagian dari proses belajar pada
akhirnya meningkatkan hasil belajar 2
Berdasarkan teori dan hasil lapangan yang telah dilakukan peneliti
menunjukkan bahwa proses belajar mengajar yang dilakukan dengan

1
Hamruni, Konsep Edutainment dalam Pendidikan Islam, (Yogyakarta: SUKSES Offset,
2008), hlm. 190
2
Hamruni, Konsep …, hlm. 192
semangat yang tinggi dan saling membantu akan mampu menciptakan
keberhasilan dalam belajar, dan hipotesis dalam penelitian ini yang
menyatakan metode tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar mata
pelajaran matematika materi pecahan di kelas V MI Nahdlatussubban Ploso
Karang Tengah Demak semester 1 tahun ajaran 2014/2015 di terima dan
terbukti.

Anda mungkin juga menyukai