Tersengat listrik atau yang biasa disebut kesetrum adalah peristiwa dimana terdapat aliran
listrik yang mengalir pada tubuh kita. Hal ini dapat terjadi karena pada dasarnya tubuh manusia
merupakan konduktor yang baik, dimana tubuh manusia sebagian besar merupakan cairan sehingga
mampu menghantarkan listrik dengan baik. Arus listrik dapat mengalir karena adanya beda
potensial antara kedua titik hubung, dimana arus listrik akan mengalir dari titik yang memiliki
tegangan tingggi ke tegangan yang lebih rendah. Pada kasus kesetrum, tubuh kita menjadi
penghubung antara peralatan elektronik (tegangan tinggi) dengan tanah/ground (tegangan
rendah). Oleh karena itulah arus listrik akan mengalir melalui tubuh kita, hal ini sesuai dengan
sifat alami listrik yang akan mancari jalan terdekat menuju bumi (dalam hal ini merupakan tubuh
kita). Sebagai contoh saat terjadi petir dimana petir akan menyambar pohon atau bangunan yang
lebih tinggi karena itu merupakan jalan terdekat bagi arus listrik untuk sampai ke bumi.
Mengapa burung yang bertengger pada kabel tiang listrik tidak kesetrum?? Karena mereka
bukanlah jalur terdekat menuju bumi (ground). Mereka diibaratkan sebagai jalur buntu karena
tubuh mereka (kaki-kaki burung) tidak terhubung secara langsung ke bumi sehingga tidak ada
perbedaan potensial yang dapat mengalirkan arus listrik.
Bagaimana mencegah agar tidak kesetrum?? Untuk mencegah agar kita tidak tersetrum caranya
sangat mudah yaitu dengan “memotong” jalur arus listrik dengan menggunakan sandal karet atau
alas kaki lainnya yang bersifat isolator saat sedang memegang peralatan listrik/elektronik
sehingga tubuh kita tidak akan tehubung langsung dengan tanah (gound).
Aliran listrik yang mengalir pada tubuh kita dapat menyebabkan cedera dengan 3 cara, yaitu :
Henti jantung (cardiac arrest), terjadi akibat efek listrik terhadap jantung.
Perusakan otot, saraf, dan jaringan oleh arus listrik yang melewati tubuh.
Luka bakar termal akibat kontak dengan arus listrik.
Berikut ini akan diberikan tips menangani korban kesetrum, mungkin saja anda akan manjadi
pahlawa yang dapat menyelamatkan nyawa seseorang. Langkah-langkah yang seharusnya anda
lakukan saat menangani korban kesetrum antara lain:
1. Jika tubuh korban masih kontak dengan arus listrik, jangan menyentuhnya dengan tangan
telanjang! Bisa-bisa anda ikut kesetrum, segera matikan sumber listrik atau memotong
kabelnya, jika tidak berhasil gunakan benda yang tidak dapat mengalirkan listrik
(isolator) seperti kayu, karet, atau plastic. Atau kalau anda tidak dapat menemukan
benda-benda tersebut segera tendang saja tubuh korban dengan sol sepatu anda.
2. Segera periksa tubuh korban. pastikan sumber listrik sudah tidak menempel di tubuh
korban, rebahkan tubuh korban hingga terlentang dan angkat dagunya, segera hubungi
ambulans jika memang kondisinya parah.
3. Sambil menunggu datangnya ambulans segera lakukan pertolongan pertama pada korban
dengan cara lihat dan dengar nafasnya, jika korban dalam keadaan tidak bernafas, segera
beri nafas bantuan. Coba tekan hidungnya dengan jari anda dan tiupkan udara ke dalam
mulutnya dua kali hingga dadanya mengembang. kemudian periksa denyut nadi di
lehernya, jika dalam waktu 5 detik tidak ada tanda-tanda, tekan dadanya sebanyak 5 kali
dengan kedua telapak tangan anda (telapak tangan kiri berada di atas dada dan tangan
kanan berada di atas punggung tangan kiri, posisi tangan anda berada satu garis dengan
putingnya) periksa lagi denyut nadinya, jita tetap tidak ada, ulangi dari awal.
4. Jika ada luka terbuka di tubuh korban akibat sengatan listrik, segera tutupi dengan
benda yang tidak menghantarkan panas seperti kain atau perban.
Berikut ini akan diberikan tabel batas arus dan pengaruhnya terhadap tubuh manusia serta tabel
besar dan lamanya tegangan sentuh maksimum,
Apa bedanya kesetrum arus AC dan DC?
Seperti kita ketahui arus listrik berdasarkan sumbernya dapat dibedakan menjadi 2, yaitu arus
listrik searah (DC, direct current) dan arus bolak balik (AC, alternating current). Sumber arus
DC adalah batre dan aki sedangkan sumber arus Ac adalah PLN. Efek yang ditimbulkan karena
kesetrum arus listrik AC dan DC juga berbeda. Mana yang lebih berbahaya? Secara umum efek
yang ditimbulkan oleh arus bolak-balik (AC) lebih bahaya jika dibandingkan oleh arus searah (DC).
Efek kesetrum arus AC tergantung dari besarnya frekuensi arus, arus yang berfrekuensi rendah
lebih berbahaya dibandingkan arus yang frekuensinya tinggi.
Saat tersetrum arus DC, pada tubuh terjadi konstraksi otot yang kuat sehingga menyebabkan
korban terdorong/terpental dari sumber arus. Sedangkan jika tersetrum arus AC, saraf korban
akan terganggu yang menyebabkan otot terpaku pada posisinya sehingga korban tidak dapat
melepaskan genggamannya dari sumber listrik, hal
ini menyebabkan korban terkena sengatan listrik lebih lama sehingga cedera yang dialami pun
lebih berat.
https://rezadonadoni.wordpress.com/2009/02/18/kesetrum-dan-bahayanya-bagi-manusia/
https://mastermepengineering.wordpress.com/2015/01/19/perbedaan-efek-tersengat-listrik-ac-
dan-dc/
Kesetrum ??
Sebenarnya baik kesetrum listrik AC maupun listrik DC di atas batas aman bagi
manusia itu sama-sama berbahaya. Berdasarkan PUIL 2000, tegangan yang aman
bagi manusia untuk listrik AC adalah kurang dari 50 volt, sedangkan untuk listrik
DC adalah kurang dari 120 volt. Meskipun sama-sama kesetrum listrik, efek yang
ditimbulkan akibat kesetrum listrik AC berbeda dengan efek yang ditimbulkan
akibat kesetrum DC.
Gambar 1.
Ilustrasi orang yang tersengat arus listrik.
Kesetrum listrik AC yang tinggi akan mempengaruhi kinerja detak jantung. Seperti
yang telah kita ketahui, listrik AC yang kita dapat dari PLN berfrekuensi 50 Hz.
Sedangkan detak jantung normal manusia frekuensinya yaitu 1,5 Hz. Dari kedua
frekuensi tersebut bisa dibayangkan bagaiman bila listrik AC dengan tegangan >
50 V frekuensi 50 Hz mengganggu detak jantung yang berfrekuensi 1.5 Hz.
Jantung dapat mengalami fibrillation, yaitu bergetar/berdetak dengan irama yang
tidak teratur. Inilah salah satu akibat mengapa kesetrum AC menjadi begitu
berbahaya.
Sedangkan kesetrum listrik DC memiliki efek yang berlainan. Berbeda dengan
listrik AC yang memiliki frekuensi, listrik DC tidak memiliki frekuensi. Listrik DC
bergerak konstan maka energi yang dihasilkan lebih terpusat dan fokus. Akibatnya
daya hancur listrik DC jauh lebih besar dari pada AC. Bila pada listrik AC,
manusia yang kesetrum masih memiliki kesempatan “melepaskan” diri saat
gelombang AC si titik 0, pada listrik DC tidak bisa. Pada kondisi tersengat arus
DC, kita akan cenderung mengalami kejang otot, atau “froze on the circuit”.