Anda di halaman 1dari 43

BAB III

TINJAUAN KHUSUS

A. Tinjauan Terhadap Kota Makassar

1. Kondisi fisik dan Sosial Kota Makassar

Kota Makasssar merupakan Ibukota Propinsi Sulawesi Selatan

yang terletak di pesisir pantai pulau Sulawesi. Kota Makassar mempunyai

posisi strategis karena berada di persimpangan jalur lalu lintas dari arah

selatan dan utara dalam propinsi di Sulawesi, dari wilayah kawasan Barat

ke wilayah kawasan Timur Indonesia dan dari wilayah utara ke wilayah

selatan Indonesia. Dengan kata lain, wilayah kota Makassar berada

koordinat 119° bujur timur dan 5,8° lintang selatan dengan ketinggian

yang bervariasi antara 1-25 meter dari permukaan laut. Kota Makassar

merupakan daerah pantai yang datar dengan kemiringan 0-5° ke arah barat,

diapit dua muara sungai yakni sungai. Tallo yang bermuara di bagian utara

kota dan sungai Jeneberang yang bermuara di selatan kota.

Luas wilayah kota Makassar seluruhnya berjumlah kurang lebih

175,77 Km² daratan dan termasuk 11 pulau di selat Makassar ditambah

luas wilayah perairan kurang lebih 100 Km².

Untuk menentukan posisi yang tepat sesuai dengan peruntukan

wilayah garis besar dituangkan dalam rencana pengembangan kota

Makassar yang berpedoman pada Rencana Umum Tata Ruang Kota

(RUTK) seperti yang terlihat dalam tabel berikut :

65
Tabel: 3.1
Rencan Fungsi Struktur Tata Ruang Bagian Wilayah Kota Makassar Tahun
2000 sampai 2017

LUAS FUNGSI
BWK KECAMATAN
(Ha) UTAMA PENUNJANG

A Ujung Pandang, Makassar, 1.331 Pusat Rekreasi, Perhotelan,


Wajo, Bontoala, Mariso, Perdagangan, Pemerintah Kota,
Mamajang Perniagaan Permukiman dan Hutan
dan Jasa Kota/Taman Kota
Sosial

B Ujung Tanah 594 Transportasi Pariwisata Tirta, Militer,


Laut Permukiman
(Pelabuhan)

C Tamalate 2.021 Rekreasi Perdagangan,


Pantai, Jasa Permukiman, Pendidikan
Pariwisata Tinggi, Terminal Darat,
Hutan Kota/ Taman Kota

D Rappocini 923 Jasa Perkantoran,


Pelayanan Perdagangan,
Sosial/Umum Permukiman

E Panakkukang 1.705 Pusat Pemukiman, Pendidikan


Tinggi, Perkantoran,
Perdagangan, Terminal Angkot, Ruang
Terbuka Hijau
Jasa sosial.

F Manggala 2.414 Pemukiman Pariwisata/rekreasi,Taman


Kota, Jasa Pelayanan
Sosial, Pendidikan Tinggi

G Tallo 583 Pariwiwsata, Jasa Sosial/umum,


Hutan/taman Pemukiman, Taman/hutan
Kota Kota

H Tamalanrea 3.184 Pendidikan Jasa Pelayanan


Tinggi, Kesehatan, Industri,
Pemukiman Perdagangan, Jasa
Pelayanan Sosial/umum

66
I Biringkanaya 4.822 Industri, Terminal Angk. Darat,
Pemukiman Militer, Ruang Terbuka
Hijau, Pekuburan

Jumlah 17.577
Sumber : Bappeda Kota Makassar 2017

Sebagai suatu sistem wilayah, maka kota oleh adanya interaksi antar

Bagian Wilayah Kota (BWK) yang mempunyai fungsi tertentu. Sehubungan

dengan perkembangan kebutuhan lahan untuk kegiatan-kegiatan perkotaan,

maka fungsi eksisting BWK - BWK di Kota Makassar di masa mendatang

dinilai tidak memadai lagi. Dengan demikian Rencana Tata Guna Lahan

(RTGL) Kota Makassar didekati melalui fungsi (primer dan sekunder) tiap-

tiap BWK, yang nantinya akan merupakan kerangka bagi pola tata guna

lahan kota.

B. Tinjauan Terhadap Dinas Pemadam Kebakaran Kota Makassar

Misi Pemadam Kebakaran merupakan langkah utama sesuai dengan

tugas pokok dan fungsi Dinas Pemadam Kebakaran Kota Makassar,

oleh karena itu, berdasarkan PERDA NO 3 Tahun 2009 pasal 27 tentang

tugas pokok, fungsi dan susunan organisasi dinas pemadam kebakaran kota

Makassar. Maka dinas pemadam kebakaran kota Makassar mempunyai tugas

Pokok : "Merumuskan, Membina dan mengendalikan kebijakan dibidang

pencegahan dan penanggulangan kebakaran, meliputi Operasi, sarana dan

prasarana, partisipasi masyarakat, penyuluhan dan pencegahan serta

pengembangan pendidikan /kesamaptaan dan latihan pemadam kebakaran

67
Adapun struktur organisasi Dinas Pemadam Kebakaran Kota

Makassar, sebagaimana yang dikutip dalam PERDA Kota Makassar No. 2

Tahun 2011 tentang perubahan atas peraturan daerah no 3 tahun 2009 tentang

Pembentukan dan Susunan perangkat daerah Kota Makassar sebagai berikut:

A. Kepala Dinas
B. Sekretariat terdiri atas
1. Subbagian Umum dan Kepegawaian
2. Subbagian Keuangan
3. Subbagian Perlengkapan
C. Bidang Operasi terdiri atas:
1. Seksi Rencana Operasi
2. Seksi Bantuan Operasi Penyelamatan
3. Seksi Pengendalian Operasi
D. Bidang sarana
1. Seksi Pengadaan
2. Seksi Pergudangan dan Distribusi
3. Seksi Pengendalian Sarana
E. Bidang Penyuluhan dan Latihan
1. Seksi Informasi dan Publikasi
2. Seksi Ketahanan
3. Seksi Pendidikan / Kesamaptaan
F. Bidang Pengawasan dan Pencegahan
1. Seksi Pembinaan Tenis Pencegahan
2. Seksi Laboratorium dan Pemeriksaan APK
3. Seksi Inspeksi dan Penindakan.

68
Dalam memenuhi tuntuntan pencapaian Respon Time, saat ini, Dinas

Pemadam Kebakaran memiliki 1 (satu) unit kantor induk yang didukung

dengan 3 (tiga) unit kantor sektor pembantu dimana masing-masing kantor

sektor pembantu tersebut yang pada awalnya hanya ditempatkan 2 (unit)

mobil penyemprotdengan 16 orang personil tiap pos perharinya., pada tahun

anggaran 2016 setelah Dinas Pemadam Kebakaran Kota Makassar

Mengadakan 28 Unit Armada baru Yakni 14 Buah Mobil penyemprot dan

14 mobil Tangki Supply, Seiring dengan itu Dinas Pemadam Kebakaran Juga

Melakukan Penambahan Porsenil Sehingga Pada saat ini masing masing

Kantor Sektor Pembantu terdapat 3 Unit Mobil Penyemprot dan 3 Unit Mobil

Tangki Dengan Jumlah Porseil Sebanyak 28 Sampai 30 Orang, Lokasi

Kantor Induk dan Kantor Sektor pembantu dapat dilihat pada peta berikut :

Gambar III.1
Letak Lokasi Kantor Induk dan Kantor Sektor Pemadam Kebakaran
(Sumber: http://www.googmaps.com, diakses tanggal 29/02/2018)

69
Tabel: 3.2
Lokasi Kantor Induk dan Sektor Pembantu

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Dinas Pemadam

Kebakaran Kota Makassar perlu didukung dengan ketersediaan sarana

prasarana yang memadai sehingga dapat lebih optimal, efektif dan efisien

sehingga struktur kelembagaan dapat berjalan optimal.

C. Tinjauan Lokasi Perencanaan

1. Lokasi perancangan

Memasuki abad 21, Pemerintah daerah melalui Revisi RUTRW Kota

Makassar 1999/2000, melakukan perluasan wilayah kota makassar dan

pemekaran wilayah kecamatan yang menyebabkan tejadinya perubahan fisik

terutama pada pola tata guna lahan. Untuk mengimbangi penduduk dan

kebutuhannya, Pemerintah Kota Makassar memamfaatkan perluasan

wilayah dengan membuat pengelompokan jenis-jenis kegiatan tertentu

yaitu :

70
Gambar III.2.
Peta Pembagian Wilayah jenis kegiatan Kota Makassar ( RTRW kota Makassar2017)

a. Zona perdagangan, diletakan pada Kota lama.

b. Zona pemukiman, sebagian diletakan pada kota lama, sebagian pada


Kecamatan Manggala dan Kecamatan Tamalanrea.

c. Zona Industri, diletakan pada sebagian wilayah Kecamatan


Biringkanaya.

d. Zona Rekreasi, diletakan pada sebagian Kecamatan Tamalate.

Dengan melihat tata guna lahan yang ada dan sehubungan dengan

potensi pertumbuhan penduduk, maka diharapkan tersedianya fasilitas

penunjang kota yang representatif baik dari segi sarana prasarananya sampai

pada pemenuhan kebutuhan konsumen dalam hal perdagangan yang

kesemuanya terorganisir dengan baik.

71
Mengacu pada peraturan menteri PU.No.29/PRT/M/2006, yaitu

bangunan gedung harus diselenggarakan sesuai dengan peruntukan lokasi

yang diatur dalam ketentuan tata ruang dan tata bangunan dari lokasi yang

bersangkutan.Pemilihan lokasi didasarkan pada pertimbangan sebagai

berikut:

a. Peruntukan lahan kota sesuai RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah)

Kota Makassar.

b. Kualitas lingkungan yang baik guna menunjang perancangan

c. Pencapaian yang mudah dari segi jarak, kualitas dan kuantitas

jaringan transportasi menuju lokasi..

d. Ketersediaan jaringan utilitas kota.

Lokasi perancangan Dinas


Pemadam Kebakaran di
Makassar berada di Jalan
Satando Kel. Tamalabba
Kec. Ujung Tanah

Gambar III. 3.
Lokasi perancangan di wilayah pengembangan IV Kota Makassar (RTRW kota
Makassar 2017)

72
Berdasarkan RTRW Kota Makassar, maka peruntukan lokasi yang

sesuai yaitu di wilayah pengembangan Kota Makassar. Tepatnya di Jalan

Satando kelurahan Tamalabba kecamatan Ujung Tanah. Terdapat

beberapa kawasan yang mendukung keberadaan bangunan, diantaranya

yaitu kawasan pelabuhan, kawasan pelayaanan jasa, terminal laut dan

akses jalan tol yang sangat dekat dengan lokasi.

2. Kondisi geografis

kriteria tapak perancangan yang terdapat di jalan Satando meliputi

a. Dimensi tapak memadai

b. Potensi visual yang menarik

c. Dijangkau oleh sarana transportasi

d. Pencapaian yang mudah

Gambar III.3
Letak Lokasi Perencanaan Gedung Pemadam Kebakaran
(Sumber: http://www.googlearth.com, diakses tanggal 01/09/2017)

73
Gedung Pemadam kebakaran merupakan suatu bangunan yang

berfungsi sebagai bangunan penanggulangan bencana sehingga lokasi dan

site yang terpilih diharapkan sesuai dengan fungsinya. Oleh karena itu,

penulis mengambil lokasi di kecamatan Ujung Tanah Site terletak di Jalan

Satando.

3. Rencana tata ruang wilayah (RTRW)

Kecamatan Ujung Tanah termasuk dalam bagian wilayah

kotadengan arah pengembangan berupa kawasan pelayanan transportasi

laut dan kawasan militer dan pariwisata laut, yang sekaligus menjadi sentra

primer baru bagian utara kota Makassar Sehingga mendukung

perancangan Gedung Pemadam Kebakaran.

4. Kondisi fisik lokasi

a. Topografi

Lokasi site merupakan lokasi yang terletak di jalan satando,

berdekatan dengan area pelabuhanyang mempunyai ketinggian 0-10

m diatas permukaan laut, makin ke arah dataran ketinggian semakin

besar posisi di tepi pantai relatif datar dengan kemiringan 0%-2%.

b. Klimatologi

Temperatur udara rata-rata 26.7 – 32.9oc dengan suhu

maksimum pada bulan Agustus, September, dan oktober.

1) Curah hujan rata-rata pertahun 2500-3000 mm, dimana bulan

basah (200 mm/bulan) antara Desember dan Maret ±3-4 bulan.

74
Bulan kering (100 mm/buln) antara bulan Juni sampai Oktober ±

5 bulan.

2) Kelembaban udara maksimum (Desember-Februari) adalah 91%-

92%. Kelembaban udara minimum (Agustus-Oktober) adalah

48%-54%. Kelembaban udara rata-rata adalah 73%.

3) Tekanan udara antara 1.007,6-1.010,5 milibar

4) Kecepatan angin

Angin Barat (Desember-Maret) adalah 5 mil/jam

Angin Timur (Juli-September) adalah 6 mil/jam

5) Penyinaran matahari

Maksimum (juli-oktober) adalah 74%-99%

Minimum (Desember-Februari) adalah 35 %-7%

c. Geologi

Keadaan geologi kecamatan Ujung Tanahterdiri atas dua

karakter batuan, antara lain:

1) Batuan Lempung, merupakan endapan rawa berwarna abu-abu

kehitaman yang terdiri dari lempung organic (OH), lahan Organik

(OL).

2) Batuan Pasir (P), merupakan endapan rawa yang terdiri dari pasir

bergradasi jelek, berwarna abu-abu, bersifat agak lepas, ukuran

halus sampai sedang.

d. Kondisi Arah dan Kecepatan Angin

75
Data angin yang diperoleh Badan Meteorologi makassar diolah

dengan menghitung persentase arah angin terbanyak pada saat

hembusan angin dalam kecepatan maksimum, yaitu dari arah barat

laut sebesar 29o sampai 37o mengarah ke daratan makassar.

5. Potensi lokasi perencanaan

a. Adapun potensi-potensi Lokasi Perencanaan adalah sebagai berikut:

1) Jalan Satandohanya ditempuh sekitar 15 menit dari Jalan Tol

Reformasi dari kota makassar

2) Lokasi dijangkau oleh utilitas kota, khususnya air bersih dan

jaringan listrik.

3) Kondisi topografi dan ruang yang memadai, memiliki dimensi

lahan yang memadai untuk perencanaan.

D. Pendekatan Tapak

1. Tata lingkungan

Lokasi tapak yang dipilih sebagai tempat perencanaan Gedung

Pemadam Kebakaran Makassar terletak di Kecamatan Ujung Tanah Kota

Makassar dengan arah pengembangan berupa kawasan Pelayanan jasa dan

kesehatan, industry, perdagangan dan pelayanan jasa social/ umum.

76
Gambar III.4
Kondisi Lingkungan sekitar Tapak
(Sumber: olah data penulis)

2. Ukuran dan tata wilayah

a. Dimensi tapak

Luas lahan pada tapak sebesar ± 1300.000 m². Tapak merupakan


lahan kosong yang diharapkan mampu menampung seluruh
perencanaan Gedung Pemadam Kebakaran serta fasilitas penunjang
lainnya.

77
Gambar III.5. Dimensi Tapak
(Sumber: olah data penulis)

Gambar III.6. Batas Tapak


(Sumber: olah data penulis)

78
b. Batas Tapak

Tapak merupakan lahan kosong dengan batas-batas sebagai berikut:

1) Sebelah utara: berbatasan dengan Laut

2) Sebelahselatan:berbatasan Jalan Tol Reformasi

3) Sebelah timur:berbatasan dengan Area Pelabuhan

4) Sebelah barat : berbatasan Jalan Satando

3. Analisis tapak

a. Sempadan dan tata guna lahan

Analisis sempadan yang ada pada tapak diuraikan, yaitu :

1) Kondisi

a) Jalan Satando merupakan jalan arteri primer dengan jarak garis

sempadan 30 m

b) jalan lokal sekunder dengan garis sempadan 10 m

2) Hasil analisis

a) Tidak melakukan pembangunan gedung di garis sempadan

bangunanyang telah ditentukan agar mengurangi kebisingan

pada perencanaan nantinya

b) Perbandingan Building Coverage (BH) adalah 40%:60%,

jumlah terbangun sebesar 30% dari ± 1300.000 m2 = 520.000 m2

untuk luas bangunan, sedangkan yang tidak terbangun 60% dari

±33.000 m2 = 780.000 m2 untuk luas ruang terbuka hijau

79
c) Ruang terbuka hijau yang cukup luas dapat mengurangi

kebisingan dari luar bangunan dan memperbaiki kualitas udara

lingkungan tapak

d) Rencana perletakan massa bangunan ditengah tapak bertujuan

agar setiap sisi bangunan memperoleh akses ke lingkungan

sekitar

b. Analisis kebisingan

1) Kondisi

a) Sumber kebisingan berasal dari suara kendaraan yang melewati

jalan yang ada di sekitar tapak

b) Adanya area pelabuhan di sekitar tapak sehingga terjadi tingkat

kebisingan di sekitar tapak.

c) Pemukiman padat penduduk juga memberikan dampak

kebisingan di sekitar tapak

d) tingkat kepadatan kendaraan di Jalan Satando sangatkurang dan

jalan sekunder yang berada di sebelah barat tapak.

80
Kebisingan tinggi

Kebisingan sedang

Kebisingan sedang

Kebisingan rendah

Gambar III.7. Kondisi kebisingan tapak


(Sumber:olah data penulis)

2) Hasil analisis

a) peninggian level tanah pada tapak dapat mengurangi kebisingan

yang terjadi.

Gedung

Kebisingan berkurang
Ke dalam tapak

Vegetasi

Peninggian level tapak Sumber Kebisingan


Gambar III.8. Hasil analisis kebisingan tapak
(Sumber: olah data penulis)

81
b) Penanaman vegetasi yang berfungsi sebagai barrier.

Vegetasi berdaun lebat/peneduh dapat dimanfaatkan

sebagai pelindung terhadap matahari, filter dari polusi udara dan

kondisi bising. Beberapa alternatif pohon pelindung yang dapat

di terapkan pada tapak adalah:

Tabel III.3. Vegetasi Peneduh


(Sumber : http://choiseumni.blogspot.com,28/02/2018)

Nama vegetasi Ciri-ciri


Tinggi: 10-40
meter
Berdaun lebat
Tumbuh baik di
tempat terbuka

PohonAngsana

Tinggi 20-30
meter
Tumbuh baik di
tempat terbuka
Daun rimbun
berwarna hijau

Pohon Trambesi

Tinggi 15-30
meter
Daun rimbun
Daun sangat cepat
gugur di musim
kemarau

Pohon Mahoni

82
Tabel III.3. Vegetasi Pengarah
(Sumber : http://choiseumni.blogspot.com,28/02/2018)

Nama vegetasi Ciri-ciri


Sosoknya
menyerupai
piramida yang dapat
mencapai tinggi 20
m. Daunnya
berwarna hijau
gelap dan hijau
kekuningan pada
bagian ujung,
tersusun menipis
serta menyirap
Pohon Cemara kipas mirip kipas.

Yang membedakan
beringin ini dengan
lainnya adalah
daunnya yang
berbelang-belang
hijau putih atau
kuning gading,
permukaannya
halus, mengkilap.
Daun berbentuk
Pohon beringin putih elips, berujung
lancip, panjangnya
6 – 8 m.
Tinggi 15-30 meter
Daun rimbun
Daun sangat cepat
gugur di musim
kemarau

Pohon Glodokan

83
Gedung Pemadam Kebakaran di Makassar menggunakan vegetasi

pohon angsana, dan glodokan karena pohon ini sangat cocok dengan kondisi

pada tapak perencanaan.

G. Perancangan Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang

1. Jenis dan Besaran Ruang

Kebutuhan ruang pada kantor Pusat Pemadam Kebakaran di Kota

Makassar disesuaikan dengan fasilitas yang harus dimiliki berdasarkan

kegiatan, jenis dan sifat kegiatan yang terjadi dengan fasilitas sebagai

berikut :

a) Kelompok ruang kegiatan operasional

Bersifat administrative dan didominasi oleh kegiatan pengontrolan

dan koordinasi kesiagaan terdiri atas:

(1) Ruang kepala dinas

(2) Ruang kerja kepala dinas

(a) Ruang tunggu

(b) Ruang Arsip

(c) Lavatory (wc, Urinoir dan wastafel)

(3) Kelompok Ruang Tata Usaha

(a) Ruang kepala sub bagian tatausaha

(b) Ruang urusan kepegawaian

(c) Ruang urusan keuangan

(d) Ruang urusan perlengkapan

(4) Kelompok Ruang Seksi-seksi

84
(a) Ruang kepala seksi program

- Ruang kepala seksi

- Ruang sub seksi pendataan

- Ruang sub seksi laboratorium

- Ruang arsip

(b) Ruang kepala seksi penyuluhan

- Ruang kepala seksi

- Ruang sub seksi penyuluhan

- Ruang sub seksi pendidikan, latihan, dan pembinaan

- Ruang sub seksi rekomentasi dan inspeksi

- Ruan garasi

(c) Ruang kepala seksi pelaksana

- Ruang kepala seksi

- Ruang sub seksi wilayah I

- Ruang sub seksi wilayah II

- Ruang kantor pusat

- Ruang arsip

(d) Ruang kepala seksi mobil unit

- Ruang kepala seksi

- Ruang sub seksi peralatan

- Ruang sub seksi montir

- Ruang arsip

(e) Ruang arsip khusus

85
(f) Gudang

(g) Hall/lobby

(h) Lavatory

(5) Kelompok Ruang Petugas Operasional Lapangan

Bersifat persiapan dan pelaksanaan tugas pelayanan, terdiri

atas :

(a) Kelopmpok ruang mobil unit parkir

(b) Kelompok peralatan

(c) Asrama petugas pemadam

- Ruang tidur

- Ruang duduk / santai

- Lavatory

- Gudang

(6) Kelompok Ruang Penunjang dan Pelayanan

Bersifat pelayanan sehari-hari untuk menunjang kegiatan

didalam wadah, terdiri atas :

(a) Ruang kantin

- Ruang santap

- Ruang saji

- Dapur

- Pantry

- Lavatory

(b) Laundry

86
(c) Ruang koperasi

(d) Ruang ibadah

- Ruang shalat

- Ruang imam

- Ruang wudhu

- Lavatory

(e) Ruang pelatihan

(f) Ruang rapat

(g) Ruang Dharma Wanita

(h) Ruang informasi

(i) Ruang Laboratorium

- Ruang Laboratorium

- Ruang staf laboratorium

- Ruang penyimpanan bahan/peralatanlaboratorium

- Gudang

(j) Ruang Serba Guna

- Ruang penonton

- Panggung

- Ruang persiapan

- Lavatory

- Gudang

(k) Ruang pemeliharaan / Bengkel

- Ruang kantor

87
- Ruang cuci mobil unit

- Ruang bekerja reparasi

- Gudang

- Lavatory

(l) RuangUtilitas

- Ruang pembangkit listrik / generator

- Ruang mesin pompa air

- Ruang bahan bakar

(m) Ruang Menara Pengawas dan Komunikasi

(n) Ruang Piket

(o) Ruang Parkir

- Parkir mobil

- Parkir motor

(p) Ruang fasilitas Olah Raga

- Tenis lapangan

- Bola volley

Berdasarkan uraian diatas, maka jenis-jenis ruang dan besaran ruang

dapat ditentukan sebagai berikut:

a. Kelompok ruang kegiatan operasional

1) Kelompok ruang kegiatan operasional

(a) Ruang kerja kepala dinas = 10 m²

(b) Ruang tamu / tunggu = 10 m²

(c) Lavatory (wc,urinoir dan westafel) = 5,18 m²

88
25,18 m²

2) Kelompok Ruang Tata Usaha

(a) Ruang kepala sub bagian tatausaha = 30 m²

(b) Ruang urusan umum

(1) Ruang kepala bagian = 20 m²

(2) Ruang staf (2 orang) = 12 m²

62 m²

(c) Ruang urusan ke pegawaian

(1) Ruang kepala bagian = 20 m²

(2) Ruang staf (2 orang) = 12 m²

32 m²

(d) Ruang keuangan

(1) Ruang kepala bagian = 20 m²

(2) Ruang staf (2 orang) = 12 m²

32 m²

(e) Ruang urusan perlengkapan

(f) Ruang kepala bagian = 20 m²

(g) Ruang staf (2 orang) = 12 m²

32 m²

3) Kelompok Ruang Seksi-seksi

(a) Ruang kepala seksi program = 20 m²

(b) Ruang sub seksi pendataan

(1) Ruang kepala sub seksi = 20 m²

89
(2) Ruang staf ( 1 orang) = 6 m²

46 m²

(c) Ruang kepala seksi penyuluhan = 20 m²

(d) Ruang sub seksi penyuluhan

- Ruang kepala sub seksi = 20 m²

- Ruang staf ( 2 orang) = 12 m²

52 m²

(e) Ruang sub seksi pendidikan, latihan dan pembinaan

- Ruang kepala sub seksi = 20 m²

- Ruang staf ( 2 orang) = 12 m²

32 m²

(f) Ruang sub seksi rekomendasi dan inspeksi

- Ruang kepala sub seksi = 20 m²

- Ruang staf ( 2 orang) = 12 m²

32 m²

(g) Ruang kepala seksi pelaksana = 20 m²

(h) Ruang sub seksi wilayah I

- Ruang kepala sub seksi = 20 m²

- Ruang staf ( 2 orang) = 12 m²

52 m²

(i) Ruang sub seksiwilayah II

- Ruang kepala sub seksi = 20 m²

- Ruang staf ( 2 orang) = 12 m²

90
32 m²

(j) Ruang sub seksi monitor

- Ruang kepala sub seksi = 20 m²

- Ruang staf ( 2 orang) = 12 m²

32 m²

4) Ruang Arsip Khusus = 20 m²

5) Gudang = 9 m²

6) Hall/Lobby = 40 m²

7) Lavatory

(a) 2 wcpria + 3 urinoir + 2westafel = 9,36 m²

(b) 2 wcwanita + 2 westafel = 6,36 m²

15,72 m²

Total Keseluruhan = 545,9 m

2. Kelompok Ruang Petugas Operasional Lapangan

Bersifat persiapan dan pelaksanaan tugas pelayanan, terdiri

atas :

a) Kelompok Ruang Mobil unit/parker

Standar kendaraan mobil unit pemadam kebakaran

= 2,74 x 9,74 = 26,298 m²

Sirkulasi 30% x 26,298 = 7,889m²

91
34,287 m²

Standarkendaraanmobiltangga= 2,7 x 14 = 38,61 m²

Sirkulasi 30% x 38,61 = 11,583 m²

50,198 m²

Standarkendaraanmobiltkomando= 1,8 x 4,8 = 8,64 m²

Sirkulasi 30% x 8,64 = 2,5992 m²

11,232 m²

- Luas mobil unit pemadam = 8 x 34,187 = 273,496 m²

- Luas mobil tangga = 8 x 50,193 = 401,544 m²

- Luas mobil komando = 4 x 11,232 = 44,92 m²

- Ruang luncuran/slidding pole = 1,5 x 1,5 x 4 = 108 m²

827,968 m²

b) Kelompok Ruang Peralatan

(a) 1 kendaraan ruang peralatan = 2,088m²

(sumber: http/safe.gq.nu/fire.html.2005)

(b) Ruang peralatan = 20 x 2,088 = 41,76 m²

c) Asrama petugas pemadam

(a) Kapasitas =144 orang

92
(b) Luas ruang tidur / orang terdiri dari :

(1) 1 buah ranjang = 1 x 2,60 = 2,6 m²

(2) 1 buah lemari = 0,5 x 1 = 0,5 m²

(3) 1 buah meja = 1,2 x 0,6 = 0,72 m²

3,82 m²

(4) Luas total ruang tidur (144 x 3,82 ) = 550,08 m²

(c) Ruang duduk / santai

Asumsi 15 - 20 % dari luas lantai = 82,512 m²

(d) Lavatory

Untuk 144 personil di butuhkan :

6 wc, 7 urinoirdan 6 westafel = 40,38 m²

(e) Gudang = 18 m²

140,892 m²

Total Keseluruhan = 1560,7 m²

d) Kelompok Ruang Penunjang dan Pelayanan

Bersifat pelayanan sehari-hari untuk menunjang kegiatan di dalam

wadah, terdiri atas :

1) Ruang Kantin

(a) Ruang santap, standar 1,5 m² / orang

L = 100 x 1,5 = 150 m²

(b) Dapur, standar 20 dari ruang santap

L = 20% x 150 = 30 m²

(c) Pantry, asumsi 15% dari ruang santap = 22,5 m²

93
(d) Ruang cuci = 12 m²

214,5 m²

2) Ruang koperasi, asumsi = 50 m²

3) Mushollah

Kapasitas yang diperkirakan untuk 30 orang dengan kebutuhan per

orang 1,2 m² maka di butuhkan :

(a) Ruang shalat ( 30 x 12 ) = 36 m²

(b) Ruang imam = 6m²

(c) Ruang wudhu, asumsi = 16m²

(d) Lavatory = 13,46 m²

71,46 m²

4) Ruang pelatihan

(a) Ruang kantor / panitia pelatihan = 20 m²

(b) Ruang peralatan = 20 m²

(c) Ruang kelas

1 orang membutuhkan 0,8m²

Kapasitas ruangan 50 orang

(d) L = 50 x 0,8 = 40 m²

80 m²

5) Ruang rapat

Kapasitas ruangan diasumsikan 40 orang dengan kebutuhan/orang

= 1,2m²

94
L= 1,2 x 40 = 48 m²

Sirkulasi( 30% x 40 ) = 14,4 m²

62,4m²

6) Ruang pemeliharaan / Bengkel

(a) Ruang kantor = 20 m²

(b) Ruang cuci mobil unit, asumsi 2 buah

Standar kendaraan 50,193 m² x 2 = 100,38m²

(c) Ruang bengkel reparasi, asumsi 4 buah

Standar mobil unit = 34,187 x 3 = 102,562 m²

Standar mobil tangga = 50,193 x 1 = 50,19m²

(d) Gudang asumsi = 10 m²

283,131 m²

7) Ruang Utilitas

(a) Ruang pembangkit listrik :

(1) Ruang generator = 12 m²

(2) Ruang bahan bakar, asumsi = 9 m²

(b) Ruang mesin pompa air = 10 m²

31m²

8) Ruang Menara Pengawas = 9 m²

9) Ruang komunikasi = 12 m²

10) Ruang Piket ( 2 buah ), asumsi = 8 m²

Total keseluruhan = 821,49m²

95
e) Ruang parkir ( staf dan tamu )

1) Parkir mobil pengelola

Diasumsikan 25% dari jumlah personil yang menggunakan

Kendaraan pribadi ( 25% x 124 ) = 31 orang

yang Menggunakan mobil pribadi( 20% x 62 ) = 13 mobil

L = 13 x 12 = 156 m²

2) Parkir motor pengelola

Diasumsikan 50 % menggunakan kendaraan bermotor

( 50% x 62 ) = 31 motor

L = 87 x 1,2 = 60 m²

3) Parkir mobil pengunjung

Diasumsikan 50 orang pengunjung setiap harinya dan 50% dari

jumlah pengunjung yang menggunakan kendaraan pribadi(

50%x50 ) = 25orang,

yang menggunakan mobil pribadi (30% 25) = 8 mobil

L = 8 x 12 = 96 m²

4) Parkir mobil pemadam

L = 10 x 12 = 120 m²

5) Parkir motor pengunjung

Diasumsikan 70 orang menggunakan kendaraan bermotor

( 70% x 25 ) = 17 motor

L = 17 x 1,2 = 21 m²

453 m²

96
6) Flow / sirkulasi 25% x 453 = 113,25 m²

Total keseluruhan = 566,25m²

f) Ruang Fasilitas Olah Raga

1) Tenis lapangan, asumsi I lapangan

L = 1 x ( 23,77 x 10,97 ) =260,76 m²

REKAPUTILASI

a. Kelompok ruang kegiatan Operasional = 545,9 m²

b. Kelompok ruang kegiatan Operasional Lapangan = 1560,7 m²

c. Kelompok ruang Penunjang dan Pelayanan = 821,49 m²

d. Ruang parkir (staf dan tamu) = 566,25 m²

e. Ruang fasilitas Olah Raga = 260,76 m²

3755,1 m²

Berdasarkan hasil besaran ruang maka site dapat dihitung :

1) Luas yang terbangun maksimun 30% dari luas tanah.

2) Luas yang tidak terbangun minimal 70% dariluas tanah.

Makalus site yang dibutuhkanadalah :

- Luas bangunan= 3755,1 m²

- Luas tidak terbangun = 70 / 30 x 3755,1 m² = 8761,9 m²

Jadi luas site yang dibutuhkan untuk pengadaan Wadah Dinas Pemadam

Kebakaran di Kota Makassar adalah 3755,1 m² + 8761,9 m² = 12517 m²

atau 1,2 hektar.

97
H. Acuan Dasar Pola Hubungan Ruang

Dalam Pengaturan organisasi ruang pusat pemadam kebakaran

dipengaruhi sifat/fungsi kegiatan dalam ruang, hubungankegiatan dan faktor

pencapaian. Adapun organisasi ruang dari pusat pemadam kebakaran dapat di

uraikan sebagai berikut :

a. Kelompok bangunan unit pengelola dinas pemadam kebakaran

Gambar III.17. Diagram Bubble


(Sumber Olah Data, 2017 )

98
Gambar III.18. Diagram Bubble
(Sumber Olah Data, 2017 )

Gambar III.19. Diagram Bubble


(Sumber Olah Data, 2017

99
Gambar III.19. Diagram Bubble
(Sumber Olah Data, 2017

b. Kelompok Bangunan Unit Mobil Pemadam Kebakaran

Gambar III.20. Diagram Bubble


(Sumber Olah Data, 2017

100
c. Kelompok Bangunan Unit Pelatihan

Gambar III.21. Diagram Bubble


(Sumber Olah Data, 2017

d. Kelompok Bangunan Unit Pemeliharaan / Bengkel

Gambar III.22. Diagram Bubble


(Sumber Olah Data, 2017

e. Kelompok Bangunan Unit Ruang Ibadah

101
Gambar III.23. Diagram Bubble
(Sumber Olah Data, 2017

f. Kelompok Bangunan Unit Bangunan Utilitas

Gambar III.24. Diagram Bubble


(Sumber Olah Data, 2017

g. Kelompok Bangunan Penunjang

102
Gambar III.25. Diagram Bubble
(Sumber Olah Data, 2017

I. Acuan Dasar Tata Ruang Luar

Pendekatan tata ruang luar dapat digolongkan menjadi :

1. Ruang luar sebagai ruang penerima dan peralihan

2. Ruang luar sebagai ruang terbuka aktif dan mengikat

3. Ruang luar sebagai ruang luar pasif

Unsur visual menjadi prioritas utama dalam penataan ruang luar,

terlebih jika dikaitkan dengan usaha penciptaan nilai-nilai rekreatif, atraktif,

dinamis, dan estetis. Terdapat beberapa ketentuan yang harus diperhatikan

dalam penataan ruang luar yaitu :

103
1. Ruang luar sebagai ruang transisi terhadap lingkungan

2. Dapat mengarahkan arus sirkulasi dengan baik

3. Mampu berfungsi sebagai filter terhadap berbagai polusi yang berasal dari

lingkungan sekitarnya

4. Mampu menambah kualitas view dari luar site

5. Memiliki korelasi dengan bangunan dapat mencakup konsep gaya

arsitektur, tekstur, warna, filosofi bangunan, dll.

Pengolahan pertamanan berdasarkan kebutuhan dan fungsinya sebagai


berikut :

a) Sebagai peneduh

Pada tempat parkir, jalur pejalan kaki, ataupun beberapa bangku


taman serta kegiatan outdoor lainnya. Disamping itu juga dapat sebagai
pengarah entrance.

b) Sebagai penghias

Pada ruang-ruang terbuka yang intim untuk menikmati visual, pada

sisi jalur pejalan kaki, bagian dari muka jendela, balkon dan lain-lain.

c) Sebagai buffer atau penghubung

Berfungsi sebagai pelindung terhadap kebisingan jalan dan area

parkir.Berfungsi juga sebagai pencegah polusi udara dan pembatas.

J. Acuan dasar tata ruang dalam


Dalam penataan ruang dalam / interior, hal yang perlu diperhatikan,
yaitu :

1. Sifat kegiatan yang terjadi

2. Kaidah estetika

3. Bahan / material yang digunakan

104
Selain hal diatas, penataan ruang dalam juga harus memperhatikan

beberapa hal penting sebagai berikut :

1. Jalur pergerakan

Penataan jalur gerak didasarkan pada :

a) Usaha untuk menghindari kebosanan dan kemonotonan

b) Usaha untuk memberi kejutan-kejutan pada obyek

c) Usaha untuk tidak menimbulkan kelelahan fisik

Jalur gerak dengan lantai naik turun yang tidak berlebihan tidak akan

menimbulkan kelelahan fisik dan dapat menciptakan perubahan-perubahan

suasana. Sedangkan sirkulasi dengan arah yang berubah-ubah dapat

menghindari kebosanan.

2. Elemen ruang

Elemen ruang tersebut adalah lantai, dinding, langit-langit dan atap.

Penataan elemen-elemen ini ditujukan untuk :

a) Menghindari keterasingan, memberi kedekatan dan informalitas

b) Memberi karakter terhadap fungsi bangunan. Ruang-ruang dengan

elemen yang sengaja ditonjolkan dapat mengungkapkan karakter yang

diinginkan.

c) Skala ruang, ruang-ruang yang melingkupi kegiatan adalah berskala

manusiawi

d) Warna, penggunaan warna dimanfaatkan dalam mempengaruhi psikis

manusia. Pemilihan warna dapat menuntun emosi dan suasana sesuai

dengan karakter yang diinginkan. Didasarkan untuk menghindari rasa

105
lelah fisik dan mental, dengan mengungkapkan warna yang hangat,

lembut, dan ceria.

K. Acuan dasar bentuk dan penampilan bangunan

Tujuannya yaitu mewujudkan penampilan fisik bangunan Pusat

Pemadam Kebakaran sebagai wadah pelayanan yang mencerminkan fungsi

wadah dan mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.

Adapun pertimbangan pada pendekatan penampilan dan bentuk

bangunan adalah :

1. Sesuai dengan bentuk dasar bangunan,

2. Memenuhi tuntutan pola peruangan,

3. Memiliki skala dan proporsi yang baik bagi penumpang,

4. Mampu beradaptasi dengan lingkungan dan kondisi alam,

5. Memungkinkan penyelesaian dan penerapan terhadap sistem struktur.

Selain itu, dalam konsep penampilan bangunan didasarkan juga pada

bentuk dan ekspresi yang mencerminkan fungsinya.

1) Bentuk dasar denah

Adanya tuntutan akan kondisi tapak, kedinamisan bentuk,

fleksibilitas, efisiensi ruang dan perwujudan penampilan, maka bentuk dasar

denah adalah perpaduan antara bentuk dasar.

2) Bentuk tampak

Sebagai bangunan komersil, maka dituntut adanya penampilan

aktraktif dan mengundang. Ekspresi aktraktif diselesaikan dengan :

106
(a) Memberikan tekanan daya tarik pada Fasade

(b) Permainan warna pada bidang luas untuk menutupi kesan yang

monoton

(c) Perpaduan antara dinding massif dan dinding kaca pada daerah sudut

bangunan sebagai vocal point.

107

Anda mungkin juga menyukai