Anda di halaman 1dari 8

Dibandingkan dengan lip balm, lip butter memiliki konsistensi yang lebih lembut.

Sebab, lip
butter biasanya memiliki rasio kandungan butter maupun minyak dan dapat memberi kelembapan
lebih pada bibirmu. Lip butter memang memiliki formula yang long-last, tapi agak sedikit berat
pada bibir. Kebanyakan pada produk lip balm nggak berlabel medicated. Lip butter sangat baik
untuk digunakan oleh orang-orang yang sering berada di luar ruangan.
Lip butter tidak jauh berbeda dengan lip balm. Hanya saja, lip butter memiliki kandungan minyak
yang lebih tinggi dan konsistensi yang lebih mirip mentega dibanding lip balm. Seperti lip
balm, lip butter pun lebih ditujukan untuk mereka yang memiliki bibir kering dan pecah-pecah.
Warnanya cenderung lembut dan tidak pekat, walaupun ada pula merek-merek yang menyediakan
pilihan warna yang pekat dan terang.

Dari segi kualitas, lip balm harus memenuhi beberapa persyaratan berikut (Mitsui, 1977):
a. Tidak menyebabkan iritasi atau kerusakan pada bibir
b. Tidak memiliki rasa dan bau yang tidak menyenangkan
c. Polesan lembut dan tetap terlihat baik selama jangka waktu tertentu
d. Selama masa penyimpanan bentuk harus tetap utuh, tanpa
kepatahan dan perubahan wujud.
e. Tidak lengket
f. Penampilan tetap menarik dan tidak ada perubahan warna
Adapun komponen utama dalam sediaan lip balm, yaitu :
a. Minyak
Minyak adalah salah satu komponen dalam basis lip balm yang berfungsi untuk melarutkan atau
mendispersikan zat warna. Minyak yang sering digunakan antara lain minyak jarak, minyak
mineral dan minyak nabati lain. Minyak jarak merupakan minyak nabati yang unik karena
memiliki viskositas yang tinggi dan memiliki kemampuan melarutkan staining-dye dengan baik.
Minyak jarak merupakan salah satu komponen penting dalam banyak lip balm modern.
Viskositasnya yang tinggi adalah salah satu keuntungan dalam menunda pengendapan dari pigmen
yang tidak larut pada saat pencetakan, sehingga dispersi pigmen benar benar merata (Balsam,
1972).

b. Lilin
Lilin digunakan untuk memberi struktur yang kuat pada lip balm dan menjaganya tetap padat
walau dalam keadaan hangat. Campuran lilin yang ideal akan menjaga lip balm tetap padat
setidaknya pada suhu 50 °C dan mampu mengikat fase minyak agar tidak ke luar atau berkeringat,
tetapi juga harus tetap lembut dan mudah dioleskan pada bibir dengan tekanan serendah mungkin.

Lilin
yang digunakan antara laincarnauba wax,candelilla wax, beeswax, ozokerites, spermaceti dan setil
alkohol. Carnauba wax merupakan salah satu lilin alami yang yang sangat keras karena memiliki
titik lebur yang tinggi yaitu 85 °C. Biasa digunakan dalam jumLah kecil untuk meningkatkan titik
lebur dan kekerasan lip balm (Balsam, 1972).

c. Lemak
Lemak yang biasa digunakan adalah campuran lemak padat.Lemak berfungsi untuk membentuk
lapisan film pada bibir, memberi tekstur yang lembut, meningkatkan kekuatan lip balm dan dapat
mengurangi efek berkeringat dan pecah pada lip balm. Fungsinya yang lain dalam proses
pembuatan lip balm adalah sebagai pengikat dalam basis antara fase minyak dan fase lilin. Selain
itu juga digunakan sebagai bahan pendispersi untuk pigmen. Lemak padat yang biasa digunakan
dalam basis lip balm adalah lemak coklat, lanolin, lesitin, minyak nabati terhidrogenasi dan lain-
lain.

Zat warna
Zat warna dalam lip balm dibedakan atas dua jenis yaitu staining dye dan pigmen. Staining dye
merupakan zat warna yang larut atau terdispersi dalam basisnya, sedangkan pigmen merupakan
zat warna yang tidak larut tetapi tersuspensi dalam basisnya. Kedua macam zat warna ini
masingmasing memiliki arti tersendiri, tetapi dalam lip balm keduanya dicampur dengan
komposisi sedemikian rupa untuk memperoleh warna yang diinginkan. Pigmen-pigmen yang
diigunakan dalam lip balm dapat berupa lake dari barium atau kalsium, akan tetapi lake dari
stronsium juga sering digunakan karena menghasilkan warna yang tahan lama dan jernih. Untuk
menghasilkan warna yang agak pudar (muda), pigmen putih seperti titanium dioksida dan zink
oksida harus ditambahkan (Balsam, 1972).
Zat tambahan dalam lip balm adalah zat yang ditambahkan dalam formula lip balm untuk
menghasilkan lip balm yang baik, yaitu dengan cara menutupi kekurangan yang ada tetapi dengan
syarat zat tersebut harus inert, tidak toksik, tidak menimbulkan alergi, stabil dan dapat bercampur
dengan bahan-bahan lain dalam formula lip balm. Zat tambah yang digunakan yaitu antioksidan,
pengawet dan parfum.
a. Antioksidan
Antioksidan digunakan untuk melindungi minyak dan bahan tak jenuh lain yang rawan terhadap
reaksi oksidasi. BHT, BHA dan vitamin E adalah antioksidan yang paling sering digunakan (Butler,
2000).
b. Pengawet
Kemungkinan bakteri atau jamur untuk tumbuh di dalam sediaan lip balm sebenarnya sangat kecil
karena lip balm tidak mengandung air. Akan tetapi ketika lip balm diaplikasikan pada bibir
kemungkinan terjadi kontaminasi pada permukaan lip balm sehingga terjadi pertumbuhan
mikroorganisme. Oleh karena itu perlu ditambahkan pengawet di dalam formula lip balm.
Pengawet yang sering digunakan yaitu metil paraben dan propil paraben (Butler, 2000).
c. Parfum
Parfum perlu ditambahkan dalam formula lip balm untuk menutupi bau dari minyak dan lilin yang
terdapat dalam basis dan bau lain yang tidak enak yang timbul setelah lip balm digunakan atau
disimpan. Parfum yang berasal dari minyak tumbuhan (bunga) adalah yang paling banyak
digunakan (Balsam, 1972).

C. Bit Merah
Bit merah (Beta vulgaris) atau sering juga dikenal dengan sebutan akar bit. Akar bit merupakan
tanaman berbentuk akar yang mirip umbi-umbian dan berasal dari famili Amaranthaceae. Bit
merah merupakan sumber potensial serat pangan, vitamin dan mineral. Di dalam kandungan bit
merah, vitamin yang potensial adalah asam folat dan vitamin C. Jika dilihat dari kandungan
mineralnya adalah berupa mangan, kalium, magnesium, besi, tembaga, dan 8 fosfor. Kandungan
vitamin C yang cukup tinggi membuat bit merah dapat digunakan sebagai sumber antioksidan
yang potensial. Kandungan pigmen pada bit merah, yaitu betasianin diyakini sangat bermanfaat
untuk mencegah penyakit kanker, terutama kanker kolon (usus besar) (Santiago dan Yahia,2008).
Warna merah dari bit merah dikarenakan adanya anthocyanidin yang dapat melindungi sel
membran otak dan mempermudah penerimaan pesan neurotransmitter. Bit merah mengandung
vitamin A, vitamin B, vitamin C, zat besi, magnesium, mangan, kalium, zink, bioflavonoid, gula
murni dan betaine. Bit merah adalah sumber potensial dari pigmen yang larut air yaitu betanin.
Betanin dalam bentuk betanidin 5-O-beta-glukosa merupakan antioksidan dan pencegah aktif
terjadinya induksi oksigen dan oksidasi oleh radikal bebas dari molekul biologi. Berdasarkan sifat
tersebut, pigmen dalam bit merah telah digunakan sebagai bahan tambahan alami pada makanan
dan minuman. Pewarna bit merah dihasilkan dari ekstrak cair bit merah yang terdiri dari
berbagaimacam pigmen yang semuanya termasuk dalam kelas betalain. Betalain terdiri atas dua
kelompok yakni red betasianin dan yellow betaxanthin dimana kedua macam pigmen yang
terkandung di dalamnya memberikan kontribusi terhadap tingginya aktivitas antioksidan pada bit
merah. Kemampuan aktivitas antioksidan bit merah untuk menghambat terjadinya oksidasi oleh
radikal bebas disebut dengan nilai % inhibition. Bit merah memiliki kadar antioksidan tinggi yaitu
sekitar 1,98 mmol / 100 gram (Nemzerdkk., 2011).

Adeps
Vaselin
Ppg
Cera
Bht
Ol.rosae
Nipagin
Nipasol
Ol.ricini
Span80
Ekstrak

1. Propilen glikol (HOPE 6th edition p.592)


1. Rumus struktur

2. Nama kimia 1,2 – propanadiol


3. Nama lain 1,2-Dihydroxypropane; E1520; 2-hydroxypropanol;
methyl ethylene glycol; methyl glycol; propane-1,2-diol;
propylenglycolum.
4. Rumus molekul C3H8O2
5. Berat molekul 76,09 g/mol
6. Organoleptis a. Bentuk : cairan kental
b. Warna : jernih atau tidak berwarna
c. Bau : tidak berbau
d. Rasa : manis
7. Kelarutan Dapat dicampur dengan aseton, kloroform, etanol 95%,
gliserin, dan air; larut dalam 6 bagian eter; tidak
bercampur dengan minyak mineral tetapi akan
melarutkan beberapa minyak esensial.
8. Stabilitas dan Stabil dalam wadah tertutup rapat pada temperatur tinggi
penyimpanan dan dalam keadaan wadah terbuka maka akan mudah
teroksidasi dan akan menaikkan produk seperti
propianaldehid, asam laktat, asam piruvat, dan asam
asetat.
9. Inkompatibilitas Reagen pengoksidasi seperti kalium permanganat.
10. Fungsi Antimicrobial preservative; disinfectant; humectant;
plasticizer; solvent; stabilizing agent; water-miscible
cosolvent.
11. Aplikasi

2. Nipagin (HOPE 6th edition p.441)


1. Rumus struktur

2. Nama kimia Methil-4-hidroksibenzoat


3. Nama lain E218; 4-hydroxybenzoic acid methyl ester; methyl p-
hydroxybenzoate; Nipagin M; Uniphen P-23.
4. Rumus molekul C8H8O3
5. Berat molekul 152,15 g/mol
6. Organoleptis a. Bentuk : kristal atau bubuk kristal
b. Warna : tidak berwarna atau putih
c. Bau : berbau atau hampir tidak berbau
d. Rasa : terbakar sedikit
7. Kelarutan Pelarut Kelarutan pada suhu 250C
Etanol 1:2
Etanol (95%) 1:3
Etanol (50%) 1:6
Eter 1 : 10
Gliserin 1 : 60
Minyak mineral Parktis tidak larut
Minyak kacang 1 : 200
Propilen glikol 1:5
Air 1 : 400
1 : 50 pada suhu 500C
1 : 30 pada suhu 900C
8. pH 4-8
9. Stabilitas dan Disimpan dalam wadah tertutup baik, kering dan sejuk.
penyimpanan Larutan nipagin pH 3-6 harus disterilkan dengan autoklaf
pada suhu 120oC selama 20 menit.
10. Inkompatibilitas Aktivitas antimikroba dan metil paraben jauh berkurang
dengan adanya surfaktan nonionik, seperti polisorbat 80,
sebagai akibat dari aktivitas pembentukan misel. Namun,
propilen glikol (10%) telah ditunjukkan untuk
mempotensiasi antimikroba yang dari paraben di hadapan
surfaktan nonionik dan mencegah interaksi antara metil dan
80 polisorbat. Inkompatibilitas lain dengan zat, seperti
bentonit, magnesium trisilikat, talk, tragacanth, natrium
alginat, minyak esensial, sorbitol, dan atropin juga bereaksi
dengan berbagai gula.
11. Fungsi Pengawet (antimikroba). Biasanya digunakan kombinasi
sebagai pengawet dengan perbandingan metal paraben
(0,185) dan propil paraben (0,02%).
12. Aplikasi Penggunaan Konsentrasi (100%)
Sediaan topikal 0,02-0,3
Larutan oral dan suspensi 0,015-0,2
Sediaan rektal 0,1-0,18

1. Nipasol (HOPE 6th edition p.596)


1. Rumus struktur

2. Nama kimia Propil 4-hidroksibenzoat


3. Nama lain Aseptoform P; CoSept P; E216; 4-hydroxybenzoic acid
propyl ester; Nipagin P; Nipasol M; propagin; Propyl
Aseptoform; propyl butex; Propyl Chemosept; propylis
parahydroxybenzoas; propyl phydroxybenzoate; Propyl
Parasept; Solbrol P; Tegosept P; Uniphen P-23.
4. Rumus molekul C10H12O3
5. Berat molekul 180,20 g/mol
6. Organoleptis a. Bentuk : kristal
b. Warna : putih
c. Bau : tidak berbau
d. Rasa : tidak berasa
7. Kelarutan Sukar larut dalam etanol (95%); mudah larut dalam air
dan entanol (30%).
8. Stabilitas dan Stabil pada pH 3-6. Disimpan dalam wadah tertutup rapat,
penyimpanan di tempat sejuk dan kering.
9. Inkompatibilitas Aktifitas antimikroba nipasol dapat dikurangi dengan
adanya surfaktan non ionik.
10. Fungsi Pengawet antimikroba
11. Aplikasi

Anda mungkin juga menyukai