PENDAHULUAN
ancaman yang mematikan bagi neonatus sebagai akibat terpaparnya visera dan
kemungkinan kontaminasi bakteri. Dua yang tersering dari cacat tersebut meliputi
isi abdomen yang keluar ditutupi oleh lapisan atau selaput amnion dan peritonium.
dinding abdomen. Pada gastroshcisis, visera tidak tertutup dinding abdomen dan
herniasi menembus defek pada lateral umbilikus (biasanya pada sisi kanan dimana
terjadi involusi vena umbilikal kedua) sehingga terjadi eviserasi dari isi cavum
abdomen. Gastroshisis biasanya berisi usus halus dan sama sekali tidak terdapat
area dan etnis tertentu dengan gastroschisis, tetapi gagal untuk menemukan
1
Indonesia mungkin merupakan negara yang beresiko tinggi terjadinya
- Paritas tinggi (semakin banyak kelahiran pada satu ibu semakin tinggi
omfalokel dimana kedua kelainan tersebut merupakan defek dari dinding anterior
keberhasilan menutup omfalokel yang besar melalui dua tahapan operasi, yaitu
melindungi secara awal dari isi abdomen dengan skin flap, dan kemudian
yang mengalami eviserasi, yang nantinya akan dikenal dengan tehnik “silo” oleh
Allen dan Wrenn pada tahun 1969. Defek ini dapat diketahui sebelumnya dengan
perut yang tergenang bebas dalam cairan amnion2,5,6. Karena defek ini terjadi
sebelum bayi lahir, maka rongga abdomen menjadi kecil dan dinding usus yang
menonjol (keluar) menjadi lebih tebal sebagai akibat kurangnya aliran darah balik
dan iritasi dari cairan amnion. Bayi dengan gastroschisis biasanya tidak disertai
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Omfalokel
berarti umbilicus (tali pusat) dan cele yang berarti bentuk hernia. Omphalokel
diartikan sebagai suatu defek sentral dinding abdomen pada daerah cincin
umbilikus (umbilical ring) atau cincin tali pusar sehingga terdapat herniasi organ-
organ abdomen dari cavum abdomen namun masih dilapisi oleh suatu kantong
atau selaput. Selaput terdiri atas lapisan amnion dan peritoneum. Diantara lapisan
3
Omphalokel dideskripsikan pertama kali oleh seorang ahli bedah Prancis
sehingga membutukan pula nutrisi dan me metabolik yang toll. Selaput dapat pula
suatu metode penutupan omphalokel yang besar dan sukses. Dia mendeskripsikan
penutupan omphalokele melalui 2 tahap. Tahap pertama ialah membuat skin flap
pertama tersebut. Akhirnya pada tahun 1969, Allen dan Wrenn memeperkenalkan
pada suatu teknik “Silo”, dimana organ-organ abdomen yang mengalami herniasi
ditutup dengan satu lapis silastic yang dilekatkan ke fascia dinding abdomen.
dimungkinkan pada masa-masa awal bayi. Sampai saat ini berbagai usaha
4
dilakukan untuk mendapatkan hasil klinik yang memuaskan. Usaha tersebut
luar cavum abdomen tetapi masihdi dalam kantong amnion. Omphalocele dapat
peritoneum dan lapisan amnion pada pangkal tali pusat. Omfalokel adalah
herniasi sebagian isi intra abdomen melalui cincin umbilikus yang terbuka ke
berisi seluruh midgut, gaster dan hepar. Sekitar 70% kasus, omfalokel
kromosom.
lama, hasil yang meragukan dengan peningkatan risiko infeksi. Sedang pada
reparasi dinding abdomen sebaiknya dilakukan pada umur 3-6 bulan. Penderita
umum. Kelainan penyerta terjadi antara 30% sampai dengan 70% termasuk
5
kelainan kromosom (trisomi 18, 21), frekwensinya cenderung menurun, kelainan
dan sindrom Prune Belly (tidak tumbuhnya otot dinding abdomen, kelainan
diperkirakan sebagai suatu akibat dari iskemia yang ditimbulkan oleh tekanan dari
2.1.2 Embriologi
menjadi foregut, midgut dan hindgut. Pertumbuhan ini berhubungan erat dengan
omfalokel epigastrial.
6
dengan sempurna pada bagian tengah. Pada kelaianan ini cincin umbilicus
Awal terjadinya omphalokel masih belum jelas dan terdapat beberapa teori
yang banyak disebutkan oleh para ahli ialah bahwa omphalokel berkembang
karena kegagalan migrasi dan fusi dari embrionik fold bagian kranial, caudal dan
lateral saat membentuk cincin umbilikus pada garis tengah sebelum invasi miotom
abdomen embrio berupa suatu membran tipis yang terdiri dari ektoderm dan
embrionik fold yaitu kranial, kaudal dan lateral. Pada minggu ke-4 tersebut secara
somatopleura bagian kranial, kaudal dan lateral yang mulai mengadakan fusi pada
garis tengah untuk membentuk cincin umbilikus. Pada minggu ke-4 sampai ke-7,
somatopleura diinvasi oleh miotom yang terbentuk disebelah lateral dari vertebra
7
dan bermigrasi ke medial. Selama itu juga midgut mengalami elongasi dan
muskulus dan diinervasi oleh nervus spinalis. Pada minggu ke-8 sampai ke-12
miotom berdiferensiasi menjadi 3 lapis otot dinding perut dan mengadakan fusi
pada garis tengah. Akhirnya pada minggu ke-12 rongga abdomen janin sudah
cukup kuat sebagai tempat usus yang akan masuk kembali dan berputar yang
2.1.3 Etiologi
omphalokel diantaranya adalah infeksi, penggunaan obat dan rokok pada ibu
hamil, defisiensi asam folat, hipoksia, penggunaan salisilat, kelainan genetik serta
8
2. Syndrome of lower midline development berupa bladder (hipogastric
1 Faktor kehamilan dengan resiko tinggi, seperti ibu hamil sakit dan
pada umur kehamilan kurang atau bayi prematur, diantaranya bayi dengan
9
2.1.4 Diagnosis
sebelum operasi dikerjakan, pemeriksaan fisik secara lengkap dan perlu suatu
rontgen dada serta ekokardiogram. Pada saat lahir, omfalokel diketahui sebagai
defek dinding abdomen pada dasar cincin umbilikus. Defek tersebut lebih dari 4
cm (bila defek kurang dari 4 cm secara umum dikenal sebagai hernia umbilikalis)
Pada 10% sampai 18%, kantong mungkin ruptur dalam rahim atau sekitar
suatu kantong yang menempati hampir seluruh dinding abdomen, berisi hampir
Suatu defek yang sempit dengan kantong yang kecil mungkin tak
terdiagnosis saat lahir. Dalam kasus ini timbul bahaya tersendiri bila kantong
terjepit klem dan sebagian isinya berupa usus, bagiannya teriris saat ligasi tali
dalam beberapa hari dan akan tampak retak-retak. Pada saat tersebut akan
menjalar infeksi dibawah lapisan yang mengering dan berkrusta. Kadang dijumpai
10
1. Diagnosis prenatal
bantuan USG. Defek dinding abdomen janin biasanya dapat dideteksi pada
garis halus dengan gambaran kantong atau selaput yang ekhogenik pada
tanpa kantong yang ekhogenik dan terlihat defek terpisah dari tali pusat.
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada masa prenatal selain USG
defek sentral dinding abdomen pada daerah tali pusat. Defek bervarasi
dilapisi oleh selaput atau kantong serta tampak tali pusat berinsersi pada
puncak kantong. Kantong atau selaput tersusun atas 2 lapisan yaitu lapisan
11
luar berupa selaput amnion dan lapisan dalam berupa peritoneum. Diantara
jelly adalah jaringan mukosa yang merupakan hasil deferensiasi dari jaringan
meliputi seluruh dinding abdomen (kavum abdomen sangat kecil) dan dapat
sekitar 10-20 % kasus omphalokele terjadi ruptur selama kehamilan atau pada saat
bila diresorbsi akan menjadi gastroskisis. Apabila terjadi ruptur dari selaput atau
dan urin janin. Bayi-bayi dengan omphalokele yang intak biasanya tidak
mengalami distres respirasi, kecuali bila ada hipoplasia paru yang biasanya
ditemukan pada giant omphalocele. Kelainan lain yang sering ditemukan pada
omphalokel terutama pada giant omphalocele ialah malrotasi usus serta kelainan-
kelainan kongenital lain. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada saat
darah dan radiologi. Pemeriksaan radiologi dapat berupa rongent thoraks untuk
12
melihat ada tidaknya kelainan paru-paru dan ekhocardiogram untuk melihat ada
2.1.6 Penatalaksanaan
A. Penatalaksanaan Prenatal
dilakukan informed consent pada orang tua tentang keadaan janin, resiko tehadap
ibu, dan prognosis. Informed consent sebaiknya melibatkan ahli kandungan, ahli
anak dan ahli bedah anak. Keputusan akhir dibutuhkan guna perencanaan dan
13
kehamilan. Bila melanjutkan kehamilan sebaiknya dilakukan observasi melaui
pemeriksaan USG berkala juga ditentukan tempat dan cara melahirkan. Selama
pada bayi dengan defek dinding abdomen kongenital dapat berupa distokia
dengan kesulitan persalinan dan kerusakan organ abdomen janin termasuk liver.
Walaupun demikian, sampai saat ini persalinan melalui sectio caesar belum
ditentukan sebagai metode terpilih pada janin dengan defek dinding abdomen.
kehamilan jika terdiagnosa omphalokel yang besar atau janin memiliki kelainan
konggenital multipel.10
Bayi sebaiknya dilahirkan atau segera dirujuk ke suatu pusat yang memiliki
14
1. Tempatkan bayi pada ruangan yang asaeptik dan hangat untuk mencegah
menagis dan air swallowing. Posisi kepala sebaiknya lebih tinggi untuk
memperlancar drainase.
macam alat bantu ventilasi seperti mask tidak dianjurkan karena dapat
dan cairan dari sistem usus sehingga dapat mencegah muntah, mencegah
dipasang rectal tube untuk irigasi dan untuk dekompresi sistem usus.
6. Pasang jalur intra vena (sebaiknya pada ektremitas atas) untuk pemberian
spektrum.
7. Lakukan monitoring dan stabilisiasi suhu, status asam basa, cairan dan
elektrolit
15
8. Pada omphalokel, defek ditutup dengan suatu streril-saline atau povidone
-iodine soaked gauze, lalu ditutup lagi dengn suatu oklusif plastik
dressing wrap? Atau plastik bowel bag. Tindakan harus dilakukan ekstra
hati hati diamana cara tersebut dilakukan dengan tujuan melindungi defek
aliran darah.
9. Pemeriksaan darah lain seperti fungsi ginjal, glukosa dan hematokrit perlu
Bila bayi akan dirujuk sebaiknya bayi ditempatkan dalam suatu inkubator
2. Konservatif
omfalokel dengan diameter > 5 cm. Bayi dijaga agar tetap hangat.
Kantong ditutup kasa steril dan ditetesi NaCl 0,9% kalo perlu ditutup
16
dengan lapisan silo yang dikecilkan secara bertahap. Posisipenderita
omfalokel besar atau terdapat perbedaan yang besar antara volume organ-organ
seperti pada giant omphalocele atau terdapat status klinis bayi yang buruk
sehingga ada kontra indikasi terhadap operasi atau pembiusan seperti pada bayi-
bayi prematur yang memiliki hyaline membran disease atau bayi yang memiliki
kelainan kongenital berat yang lain seperti gagal jantung. Pada giant omphalocele
bisa terjadi herniasi dari seluruh organ-organ intraabdomen dan dinding abdomen
secara primer dan dapat membahayakan bayi. Beberapa ahli, walaupun demikian,
pernah mencoba melakukan operasi pada giant omphalocele secara primer dengan
dasar merangsang epitelisasi dari kantong atau selaput. Suatu saat setelah
granulasi terbentuk maka dapat dilakukan skin graft yang nantinya akan terbentuk
hernia ventralis yang akan direpair pada waktu kemudian dan setelah status
kardiorespirasi membaik.
17
pada awalnya memacu pembentukan eskar bakteriostatik dan perlahan-lahan akan
merangsang epitelisasi. Obat tersebut berupa krim dan dioleskan pada permukaan
selaput atau kantong dengan elastik dressing yang sekaligus secara perlahan
kantong. Beberapa material yang biasa digunakan ialah Ace wraps, Velcro binder,
dan poliamid mesh yang dilekatkan pada kulit. Glasser (2003) menyatakan bahwa
membutuhkan nutrisi yang banyak dan angka metabolik yang tinggi serta
yang lebih pendek dan waktu full enteral feeding yang lebih cepat dibanding
Indikasi terapi non bedah adalah: Bayi dengan ompalokel raksasa (giant
kelainan lain yang berat yang sangat mempengaruhi daya tahan hidup.
Prinsip kerugian dari metode ini adalah kenyataan bahwa organ visera
yang mengalami kelainan tidak dapat diperiksa, sebab itu bahaya yang terjadi
18
obstruksi usus yang juga bisa terjadi akibat adhesi antara usushalus dan kantong.
Jika infeksi dan ruptur kantong dapat dicegah, kulit dari dinding anterior
abdomen secara lambat akan tumbuh menutupi kantong, dengan demikian akan
terbentuk hernia ventralis, karena sikatrik yang terbentuk biasanya tidak sebesar
bila dilakukan operasi. Metode ini terdiri dari pemberian lotion antiseptik secara
berulang pada kantong, yang mana setelah beberapa hari akan terbentuk skar.
secara bertahap kana terjadi epitelialisasi dari tepi kantong. Penggunaan antiseptik
merkuri sebaiknya dihindari karena bisa menghasilkan blood and tissue levels of
mercury well above minimum toxic levels. Alternatif lain yang aman adalah
alkohol 65% atau 70% atau gentian violet cair 1%. Setelah keropeng tebal
menutup defek. Dengan adanya kantong yang intak, tak diperlukan operasi
emergensi, sehingga seluruh pemeriksaan fisik dan pelacakan kelainan lain yang
ukuran defek serta kelainan lain yang mungkin ada (misalnya kelainan paru)
yang optimal dan menutup defek dengan cara mengurangi herniasi organ-organ
intraabomen, aproksimasi dari kulit dan fascia serta dengan lama tinggal di RS
19
yang pendek. Operasi dilakukan setelah tercapai resusitasi dan status
hemodinamik stabil. Operasi dapat bersifat darurat bila terdapat ruptur kantong
secara primer atau langsung) dan staged closure (penutupan secara bertahap).
Standar operasi baik pada primary ataupun staged closure yang banyak dilakukan
pada sebagiaan besar pusat adalah dengan membuka dan mengeksisi kantong.
dikoreksi.
a. Primary Closure
yang mengalami herniasi atau eviserasi dengan rongga abdomen. Primary closure
biasanya dilakukan pada omfalokel dengan diameter defek < 5-6 cm. Operasi
mula hubungan antara selaput dengan kulit serta fascia diinsisi dan vasa–vasa
umbilkus dan urakus diidentifikasi dan diligasi. Selaput kemudian dibuang dan
dapat diperoleh suatu insisi linier tension free dengan cara memperpanjang irisan
20
Kemudian dilakukan manual strecthing pada dinding abdomen memutar
terhadap fascia secara tajam. Fascia kemudian ditutup dengan jahitan interuptus
begitu pula pada kulit. Untuk kulit juga dapat digunakan jahitan subkutikuler
yang dapat terabsorbsi. Standar operasi ialah dengan mengeksisi kantong dan
namun demikian beberapa ahli pernah mencoba melakukan operasi langsung pada
b. Staged closure
Pada kasus omfalokel besar atau terdapat perbedaan yang besar antara
dengan rongga abdomen seperti pada giant omphalocele, dapat dilakukan tindakan
nutrisi yang banyak dan beresiko terhadap pecahnya kantong atau selaput
sehingga dapat timbul infeksi. Juga pada keadaan tertentu selama operasi, ternyata
tidak semua pasien dapat dilakukan primary closure. Yaster M. et al (1989) dari
mmHg dan CVP > 4 mmHg selama usaha operasi primer dapat menyebabkan
dan dapat membahayakan bayi sehingga usaha operasi dirubah dengan metode
21
staged closure.21 Beberapa ahli kemudian mencari solusi untuk penatalaksanaan
Staged closure telah diperkenalkan pertama kali oleh Robet Gross pada tahun
1948 dengan teknik skin flap yang kemudian tejadi hernia ventralis dan akhirnya
cara tersebut dikembangkan oleh Allen dan Wrenn paada tahun 1969 dengan
Pada prosedur ini, dibuat skin flap melalui cara undermining / mendeseksi
/ membebaskan secara tajam kulit dan jaringan subkutan terhadap fascia anterior
lateralnya sampai batas linea aksilaris anterior atau media. Kantong atau selaput
dibiarkan tetap utuh. Skin flap kemudian ditarik dan dipertemukan pada garis
tengah untuk menutupi defek yang kemudian cara tersebut menimbulkan hernia
ventralis. Hernia ventralis timbul karena kulit terus berkembang sedangkan otot-
otot dinding abdomen tidak. Biasanya 6-12 minggu kemudian dapat dilakukan
repair terhadap hernia ventralis Cara tersebut juga dapat menimbulkan skar pada
garis tengah yang panjang sehingga menimbulkan bentuk umbilikus yang relatif
jauh dari normal. Beberapa ahli kemudian mencoba suatu usaha agar didapatkan
preservation.
melekatnya urakus dan vasa umbilikus serta tidak memisahkan kutis dan subkutis
22
dari fascia pada daerah tersebut. Kemudian pada tempat tersebut dibuat
Teknik silo
Teknik silo dapat dilakukan juga bila terdapat omfalokel yang sangat besar
sehingga tidak dapat dilakukan dengan teknik skin flap. Silo merupakan suatu
dan menjaga dari trauma mekanik terutama saat organ-organ tersebut dimasukkan
selaput omfalokel. Kemudian cara yang sama dilakukan seperti membuat skin flap
namun dengan lebar yang sedikit saja sehingga cukup untuk memaparkan batas
fascia atau otot. Suatu material prostetik silo (Silastic reinforced with Dacron)
dikurangi dan kantong diperkecil. Usaha reduksi dapat dilakukan tanpa anestesi
umum, tetapi bayi harus tetap dimonitor di ruangan neonatal intensiv care.
Reduksi dapat dicapai seluruhnya dalam beberapa hari sampai beberapa minggu.
Pada beberapa kasus, reduksi komplet dapat dicapai dalam 7-10 hari. Ashcraft
berakibat infeksi dan terpisahnya silo dari jaringan. Kimura K dan Soper R.T
(1992) melaporkan dari kasusnya, bahwa penggunaan dacron felt pledgets dapat
23
dan lama. Setelah seluruh isi kantong masuk ke rongga abdomen kemudian
airway dan intra abdomen. Dulu beberapa kriteria digunakan untuk memonitor
selama operasi, diantaranya angka respirasi, tekanan darah, warna kulit, dan
ferfusi ferifer. Observasi tersebut menjadi sulit dan kurang reliabel karena bayi
nilai CVP dan IGP (intra gastricpressure) dapat digunakan untuk menentukan
teknik yang sebaiknya dilakukan dan memperkirakan hasil dari teknik operasi
yang dilakukan. Dia menyimpulkan pula bahwa kenaikan IGP > 20 mmHg dan
CVP > 4 mmHg selama usaha primary closure dapat menyebabkan kenaikan
sehingga usaha operasi dirubah dengan metode staged closure dan didapatkan
dan irigasi rektal untuk dekompresi usus serta antibiotik. Cairan infus seluruhnya
metode yang memuaskan. Hal ini dikerjakan untuk ompalokel dengan ukuran
24
defek yang kecil dan sedang. Pada sebagian besar kasus omfalokel secara tehnik
memperbaiki dinding abdomen. Pada kasus dengan defek yang besar , terutama
bila sebagian besar hepar menempati kantung, rongga abdomen tidak cukup
untuk ditempati seluruh organ visera, hal ini akan menyebabkan peningkatan
ditutup belakangan, namun untuk menutup ompalokel atau usus yang terburai
dengan kulit dinding abdomen yang dibebaskan ke lateral sampai hampir garis
tengah punggung, ke superior sampai dinding dada, ke inferior sampai pubis serta
dijahitkan pada garis tengah. Bila anak tersebut bertahan, hernia ventralis yang
besar tersebut direpair 1 tahun kemudian. Pilihan yang paling sering dilakukan
tudung bungkus silastik untuk menutup usus. Tudung (silo) tersebut secara
progresif ditekan ke arah profunda kantong amnion dan isinya ke dalam cavum
abdomen dan mendekatkan tepi linea alba oleh peregangan otot abdomen.
Prosedur ini memerlukan waktu 5 sampai 7 hari, sebelum defek ditutup secara
primer.
25
Menurut Steven (1992) penanganan emergensi omfalokel dibagi 2, yaitu:
dibasahi minyak
dinding abdomen .
bayi stabil teresusitasi. Monitor suhu dan pH. Adanya kelainan lain yang
1. melapisi usus yang terburai dengan kasa salin dan bungkus bayi dengan
3. pasang infus.
26
4. antibiotik spektrum luas (Ampicillin dan Gentamicin).
6. viabilitas usus mungkin kurang baik pada defek yang sempit pada segmen
usus yang terjebak. Perlu memperlebar dengan incisi ke arah kranial atau
Hiperalimentasi perifer dianjurkan pada hari ke-2 atau ke-3 pasca operasi
atau jika penutupan kulit dapat dicapai, hiperalimentasi sentral is inserted. Resiko
sepsis meningkat saat kateter sentral terpasang pada bayi dengan pemasangan
silastic.Konsekuensinya pada bayi ini tidak ada alternatif selain alimentasi perifer.
dengan kateter plastik kecil. Fungsi usus pada bayi dengan omfalokel adalah
tertunda. Disfungsi usus membutuhkan waktu lama untuk normal, dari 6 minggu
sampai beberapa bulan. Dalam waktu kurang dari 2 minggu pasca penutupan
infeksi seperti selulitis dan biasanya dilanjutkan sampai gejala peradangan mereda
atau selama terpasang material prostetik. Fungsi usus biasanya akan kembali
setelah 2-3 hari dari waktu primary closure sehingga nutrisi enteral awal dapat
diberikan.8 Pada staged repair, total perenteral nutrisi (TPN) diberikan lebih lama
lagi sampai dengan fungsi usus kembali normal. Glasser (2003) menyebutkan
27
bahwa fungsi usus akan cepat kembali normal jika peradangan mereda5 Akibat
menurunnya aliran vena kava (venous return) ke jantung dan menurunnya kardiac
usus, gangguan respirasi (ventilasi) serta gagal ginjal. Termasuk dari komplikasi
awal operasi adalah timbulnya obtruksi intestinal, NEC, infeksi yang dapat
berakibat sepsis, juga dapat terjadi kegagalan respirasi yang menyebabkan pasien
(2000) melaporkan dari kasusnya bahwa obstruksi usus dapat disebabkan karena
adhesi usus dengan jaringan fibrous pada penutupan skin flap. NEC dapat
pertumbuhan anak.
28
1. Prematuritas
Neonatus yang lahir pada usia gestasi <36 minggu memiliki survival rate
2. Ukuran omfalokel
29
2.2 Gastroschisis
tepat di sebelah kanan dari masuknya korda umbilikus ke dalam tubuh. Ada juga
yang terletak di sebelah kiri, namun kasusnya jarang. Sejumlah usus dan kadang
- kadang bagian dari organ abdomen lain ikut mengalami herniasi keluar
kantung.2,4
30
2.2.2 Epidemiologi
berhubungan dengan kehamilan pada wanita muda, status sosial ekonomi rendah
dan kehidupan sosial yang tidak stabil. Penggunaan aspirin, ibuprofen, dan
peningkatan resiko terjadinya gastroschisis sampai 11 kali pada ibu dibawah umur
20 tahun. Kelainan kromosom dan anomali lain sangat jarang ditemukan pada
2.2.3 Embriologi
waktu dan tempat yang tepat. Percepatan pertumbuhan yang sering diikuti oleh
secara histology dengan hubungan epitel silinder dari epiblast (ektoderm) dan
epitel kubus epitel dari amnion. Embrio terdiri dari dua lapis, epiblast (ektoderm)
yang akan menjadi salah satu neuroektoderm atau epitel permukaan, dan
hipoblast, yang menjadi epitel dalam dari organ dalam perut. Pembentukan dari
31
bentuk dari embrio. Pemanjangan dari disk embrio dan pelengkungan longitudinal
dan lateral terbentuk silinder sehingga calon bentuk tubuh dapat dikenali.
Singkatnya embrio manusia berbentuk disk yang terdiri dari dua lapisan. Ini
membutuhkan lapisan sel yang ketiga yang tumbuh diatas cincin umbilicus dan
dimana amnion tertanam dalam yolk sak. Kecacatan perkembangan pada titik ini
pertumbuhan yang cepat dari midgut menyebabkan hernia fisiologis dari usus
melalui cincin umblilikus. Usus akan kembali kedalam kavum abdomen pada
minggu kesepuluh, dan rotasi dan fiksasi dari usus timbul. Proses ini tidak terjadi
mesenkimal pada tubuh yang terletak pada pertemuan dinding abdomen yang
dari vena umbilikalis kanan atau kecelakaan pembuluh darah melibatkan arteri
tumbuhya jembatan kulit antara defek dinding abdomen dan tali pusar telah
32
2.2.4 Genetika
sekarang tercatat tujuh kasus yang dipublikasikan adanya kejadian berulang pada
suatu keluarga. Pada keluarga ini muncul pada saudara kandung, saudara satu
orang tua, sepupu pertama, sepupu kedua, paman dan keponakannya. Dalam
keluarga ini semua yang terlibat berhubungan darah dari ibu. Ada juga keluarga
yang mengalami kelainan oleh saudara kandung dan satu kasus lagi yang dialami
dua saudara yang satu ayah. Dari pengalaman mereka ini merupakan kasus
pertama yang muncul pada saudara kandung seayah. Setelah semua kasus yang
penyakit ini. Tetapi obsevasi yang dilakukan tidak menunjukan hal yang sama.
tali pusat, adanya lapisan penutup, dan organ apa yang keluar melalui defek.
kromosom pada omphalocele Jadi dari penelitian ini dapat disimpulkan adanya
kemungkinan kejadian dalam keluarga yang rendah 3,5%, jalur transmisi penyakit
ini secara signifikan dapat terjadi melalui kedua jalur baik maternal maupun
diagnosis dini.
33
2.2.5 Diagnosis
yang disebut alphafetoprotein (AFP). Bila mana hasilnya tidak normal atau tinggi
ultrasonografi USG. USG akan menunjukan adanya kelainan dibagian luar perut
bayi. Biasanya dokter akan melihat adanya usus diluar perut bayi, melayang di
cairan amnion. AFP sendiri bermanfaat pada trimester kedua kehamilan. Ini
kadar AFP gastroschisis lebih besar dari pada omphalocele. Serum kehamilan
yang lain seperti estriol dan Human Chorionic Gonadotropin, tidak terbukti
Pada masa kehamilan awal ibu tidak akan merasakan kelainan atau
34
gastroschisis. Pemeriksaan tambahan biasanya tidak dilakukan karena keadaan ini
ususnya. Kerusakan usus dapat diakibatkan oleh pemaparan cairan amnion atau
karena kerusakan pembuluh darah pada usus yang terbuka. Interval dari
pemeriksaan USG serial ini tergantung dari keadaan kehamilan dan janin.2,3,4,7
vertikal, dan pada 95% kasus ditemukan defek disebelah kanan umbilicus.
Adanya inflamasi yang luas dari usus yang menjadikan pembengkakan usus dan
Inflamasi juga mengubah bentuk dari usus yang menjadikan kesulitan dalam
menentukan apakah ada atresia dari usus. Bila usus bisa masuk ke cavum
abdomen, inflamasi akan menurun, usus melunak, dan bentuk kembali ke normal.
Koreksi untuk atresia usus sampai saat ini masih lebih baik dengan penundaan,
membutuhkan waktu lama sampai normal, dari 6 minggu sampai beberapa bulan.3
35
a. Klinis perbandingan antara Omphalocele Gastroschisis
Liver hampir tidak pernah berada diluar abdomen hanya lambung, usus
halus, dan usus besar yang biasanya diluar. Usus mungkin terjadi perforasi pada
undescesus testis pada laki-laki berada diluar. Ruangan cavum abdomen biasanya
kecil. Kedua jenis kelamin terkena secara sama. Ibu yang umur belasan sekitar
25%. Sekitar 40% mereka prematur atau kecil untuk masa kehamilan. Bayi
gastroschisis akan mengalami problem yang sangat serius karena usus yang
terpapar. Suhu yang menurun, kehilangan cairan, dan infeksi merupakan masalah
utama yang mesti dihindar. Biasanya digunakan plastik steril untuk memasukan
usus.
36
2.2.7 Penatalaksanaan
Bila usus atau organ intra abdomen terletak diluar abdomen, maka ini akan
omphalocele. Pada kenyataan adanya resiko kehamilan normal hanyalah teori, dan
Selama dalam uterus janin dengan gastroschisis akan terlindung baik dari
trauma dan komplikasi. Setelah lahir usus yang terpapar harus dilindungi dari
trauma, infeksi, dan dehidrasi, kemudian bayi baru dapat dibawa secara aman ke
rumah sakit rujukan setelah prosedur tersebut dijalankan. Bila diagnosis sudah
Satu hal yang paling diperhatikan dalam gastroschisis adalah usus yang
menjadi sangat rusak karena terpapar, yang fungsinya juga sangat menurun dan
bayi akan mengalami perawatan di ruang intensif untuk waktu yang sangat lama.
Seperti diketahui bayi dengan gastroschisis mempunyai usus yang sangat rusak,
tebal, kaku, dan mengelupas. Salah satu teori dari kerak ini adalah ( pada
kenyataannya beberapa bayi sedikit atau tidak mempunyai kerak yang mengelupas
ini.) disebabkan karena lamanya usus terpapar oleh cairan amnion menyebabkan
kerusakan yang progresif. Dalam lain kata membatasi waktu pemaparan usus oleh
37
cairan amnion ( atau mengencerkan cairan tersebut dengan cairan saline steril ke
dalam rahim) secara teori dapat menurunkan terjadinya kerusakan pada usus.
a. Manajemen Prenatal
pengkajian obstetrik dengan serial USG dan tes lainnya menjadi indikasi. Pada
kedua kasus tersebut, ada beberapa kontroversi mengenai waktu dan jenis
sulitnya menilai torso, namun hal itu mungkin hanya mempengaruhi 30─70%
inflamasi yang menyebar atau serositis yang dapat membuat lingkaran usus
tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Inflamasi tersebut berkembang setelah
minggu ke-30 kehamilan dan diperkirakan karena terpaparnya usus dengan cairan
amnion atau oleh karena obstruksi limfatik intestinal. Derajat inflamasi sulit untuk
dinilai pada USG dan setelah kelahiran, sehingga hal tersebut sulit untuk
38
utama morbiditas dan mortalitas postnatal, maka pemahaman dan tes prediktif
b. Manajemen Postnatal
Manajemen awal bayi yang baru lahir dengan defek dinding abdomen
diawali dengan resusitasi ABC dan setelah dinilai dan distabilisasi, perhatian
Menilai dan menjaga nilai glukosa serum merupakan bagian dari resusitasi
tetapi khususnya penting pada bayi dengan defek dinding abdomen karena
memberikan cairan intravena dan antibiotilk spektrum luas untuk profilaksis. Bayi
penguapan dan ruang ketiga dan mungkin membutuhkan pemberian cairan dua
39
kali volume untuk menjaga volume intravascular tetap adekuat. Kateter urin
berguna untuk memonitor keluaran urin secara ketat dan sebagai panduan
sulit karena insersi abnormal pembuluh darah. Bahkan jika kanulasi berhasil,
dan diobati. Proses ini melibatkan pertimbangan yang berbeda pada gastroskisis
dan omfalokel. Pada gastroskisis dilihat keadaan visera yang terpapar dan
dihindari agar jangan sampai terjadi puntiran pedikulus vascular mesenterika. Jika
terpapar dan setengah bagian bawah tubuh bayi pada kantong plastic usus
pengalaman khusus dan dapat memudahkan penilaian perfusi usus. Cara lain,
hanya usus yang ditutupi dengan plastic bening, namun membutuhkan teknik
yang lebih sulit. Cara terakhir, bahan kain yang lembab ditutupi pada usus
bagaimana ketat atau kuatnya untuk menutupi dan agar tampak dilihat. Bahan
panas melalui penguapan. Setelah usus tadi ditutupi, seluruh masa distabilisasi
40
dengan menempatkan bayi dengan posisi miring kanan untuk mencegah
Defek diinspeksi agar menjamin membrane yang menutupi nya tetap intak dan
kain basah yang tidak menempel diletakkan dan distabilisasi untuk mencegah
trauma terhadap kantong. Jika kantong omfalokel ruptur, usus yang terpapar
Segera diberikan cairan melalui jalur vena. Daerah luas pada usus yang
mengalami banyak kerusakan iskemi jaringan pada organ tubuhnya karena defisit
pemberian cepat setara dengan tiga sampai empat kali kecepatan cairan rumatan
harus dipastikan sampai produksi urin mencapai 1,5 sampai 2 ml/kg/jam atau 40
ml/kg/hr.
NaCl dengan sedikit larutan antiseptik. Kemudian usus harus dijaga agar usus
tidak melipat diatas tepi defek sehingga arteri mesenterika tidak terjepit. Bila
defek kecil dan arteri mesenterika terjepit maka dilebarkan sampai di tengah 1-2
kasa gulung yang lembut beberapa kali diakhiri dengan ikatan angka delapan akan
41
menjaga usus adekuat. Bayi kemudian ditempatkan pada kantong plastik dengan
untuk dekompresi dan mencegah pnemonia aspirasi. Usaha luar biasa dibutuhkan
untuk menjaga temperatur tubuh normal saat resusitasi dan transport. Alat
dimana sebagian atau seluruh usus beserta organ intra abdomen berada di luar
melalui defek, menutup defek bila mungkin atau membuat kantong steril untuk
melindungi usus pada saat mereka perlahan masuk ke cavum abdomen. Pada
tahun 1969, Allen and Wrenn melakukan modifikasi pada tehnik Schuster’s.
d. Manajemen Operasi
visera yang mengalami hernia masuk kembali ke dalam abdomen dan untuk
menutup fasia dan kulit untuk menciptakan dinding abdomen yang solid
dengan umbilicus yang relatif normal untuk meminimalkan resiko bayi. Untuk
sangat bervariasi tergantung pada ukuran dan jenis defek, ukuran bayi dan
suatu metode lebih bagus dari yang lain, terdapat variasi dalam pendekatan
42
operasi. Pada gastroskisis, hilangnya panas dan cairan yang terus menerus
Selama resusitasi awal pada saat lahir atau sesegera mungkin setelahnya, a
menilai perfusi usus secara terus menerus. Alat ini dapat ditempatkan dalam ruang
bersalin atau disamping tempat tidur tanpa anestesi. Jika defek dinding abdomen
anestesi lokal dan sedasi. Jika alat tidak dapat ditempatkan di samping tempat
tidur, sesegera mungkin setelah resusitasi awal dan stabilisasi, bayi dilakukan
pihak. Perbaikan primer segera tanpa anestesi pernah dilaporkan untuk kasus
tertentu dan mungkin menjadi contoh dramatik operasi dengan trauma dan
invasif minimal.
dari atas dan bawah dan resolusi edema dinding usus, maka volume usus yang
terpapar yang berada di dalam bag menjadi turun dalam periode waktu yang
singkat. Ketika bayi berada dalam kondisi stabil dan reduksi spontan usus ke
43
dalam abdomen telah mencapai keadaan puncak, bayi dibawa ke kamar
operasi untuk dilakukan percobaan penutupan primer tunda. Reduksi serial alat
pada tempat tidur pernah disarankan, tetapi resiko salah pemasangan alat
membuat rencana ini kurang menarik. Di kamar operasi, jika usus dapat
dapat mentoleransi reduksi dan perbaikan dapat menjadi susah dan dapat
dilaporkan untuk membantu dalam keputusan untuk menutup atau tidak adalah
karbondioksida.
Jika bayi dalam keadaan stabil ketika fascia ditutup, umbilicus dapat
perbaikan tidak mungkin, formal silastic silo dijahitkan ke fasia dan reduksi
memiliki tantangan yang cukup serius, jika usus berada dalam kondidi bagus dan
abdomen dapat ditutup dengan mudah, perbaikan primer kombinasi dari kedua
defek menjadi mungkin dilakukan. Oleh karena itu, jika atresia terjadi, prioritas
pertama adalah menutup abdomen dengan primer atau primer tunda atau
perbaikan silo bertahap. Bayi dijaga dengan dekompresi gaster dan nutrisi
44
parenteral selama beberapa minggu hingga laparotomy dan perbaikan atresia
intestinal. Tahap perbaikan ini akan menyebabkan inflamasi menghilang dan isi
anastomosis.
2.2.8 Prognosis
katastropik, sepsis dan komplikasi jangka panjang sindrom usus pendek. Pasien
dengan atresia dan sindrom usus pendek mungkin akhirnya membaik walaupun
perawatan selama di rumah sakit cukup lama dan panjang. Bahkan bayi dengan
beberapa minggu hingga bulan karena toleransi yang rendah pada pemberian
merupakan bentuk unik dari perlukaan intestinal yang terjadi selama periode post-
45
BAB III
KESIMPULAN
paling banyak ditemukan. Insiden dari keduanya 1/2000 kelahiran, oleh karena
itu, ahli bedah anak akan menemukan defek kelainan dinding abdomen ini 2 kali
lebih banyak dari bayi dengan defek atresia esofagus dan fistula trakeosesofagus.
abdomen congenital yang membuat isi abdomen berada diluar/ keluar dari dalam
abdomen. etiologi dari kelainan ini belum diketahui pasti, tetapi diduga usia
hamil muda, asap rokok, obat-obatan dan genetika menjadi penyebab munculnya
kelainan ini.
lama, hasil yang meragukan dengan peningkatan risiko infeksi. Sedang pada
46
DAFTAR PUSTAKA
1. David C. Sabiston, Jr., M.D, Buku Ajar Bedah, Buku ke-2, Cetakan
1,Penerbit EGC, Jakarta, 1994 : 265 - 267.
10. Sjamsuhidajat R. Jong WD. 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi I. EGC.
Jakarta.
47