POLITIK PERTANIAN
0
I. PENDAHULUAN.
1
(loba) - nambah lagi, nambah lagi, dan nambah lagi,
manusia ingin menikmati/memenuhi indrianya dengan
sepuas puasnya, manusia tidak lagi mengikuti sabda Tuhan
(bertakqua kepada Tuhan), akibatnya Tuhan tidak
menyediakan kebutuhan yang cukup, sehingga terjadi
kompetisi dalam memperoleh kesejahtraan dengan masuk
kedalam ranah hukum rimba ( siapa kuat dia yang menang),
kaidah-kaidah ke Tuhanan, kemanusiaan, keadilan mulai
ditinggalkan. Terjadi pemerkosaan terhadap alam. Pada hal
menurut kitab suci kuno alam itu adalah salah satu dari ibu
kita.
Kemudian pada abad pertengahan (ke 18) yaitu pada era
Adam Smith, lahir teori untuk mencapai kepuasan, yang
sama sekali meningalkan kaedah-kaedah spiritual yaitu
dengan mengembangkan teori Invisible hand : yang
menyatakan bahwa bahwa usaha-usaha untuk memenuhi
kebutuhan hidup dikendalikan oleh mekanisme pasar
(keseimbangan antar suply dengan demand ).
Dalam perkembangan selanjutnya teori invibel hand itu
dianggap tidak dapat mensejahtraan manusia. Lalu negara
mengijinkan pemerintahnya untuk ikut campur dalam urusan
urusan ekonomi kesejahtraan. Karena dalam proses untuk
mencapai keseibangan memerlukan waktu lama, sebelum
2
sampai pada keseimbangan telah muncul hal-hal yang
mengarah ke instabilitas, misalnya : kerawanan sosial,
kelaparan, dll.
Campur tangan pemerintah dalam urusan urusan
kesejahteraan itulah yang disebut dengan politik/kebijakan
pemerintah. Dimana pemerintah suatu negara dibolehkan
melakukan upaya-upaya untuk mengatur agar kebutuhan
masyarakat/warga negara lebih cepat terpenuhi.
3
praktis dan mengandung kearipan (wisdom) yang pasti baik dan
benar untuk semua masyarakat yang berada di wilayah atau daerah
yang berbeda-beda. Sementara politik berarti bertujuan untuk
memperjuangkan sekelompok masyarakat atau golongan. Politik
mengandung prinsip-prinsip ilmiah umum yang netral, yang dapat
diterapkan dimanapun.
Politik Pertanian/Kebijakan Petrtanian, adalah politik ekonomi
yang diterapkan dalam bidang pertanian, yakni politik ekonomi
yang secara khusus mempelajari masalah-masalah kebijakan yang
diterapkan di bidang pertanian oleh suatu negara. Kebijakan
pertanian adalah usaha yang telah, sedang dan yang akan
dilakukan oleh pemerintah untuk mensejahterakan masyarakat
khususnya masayrakat petani (pertanian dalam arti luas)
Tugas Politik Pertanian adalah : mempelajari dan menganalisis
berbagai faktor yang perlu diperhatikan dalam memutuskan
kebijakan-kebijakan yang diterapkan dibidang pertanian, misalnya
menyangkut teknis budidaya, sosial, politik, ekonomi,budaya, dll.
Agar kesejahteraan warga negara dapat ditingkatkan.
Dalam perkembangannya, dalam milenium 2000an ini yang
mengarah ke masyarakat global, mengacu kepada sistem per
ekonomian global yaitu pasar global. Dimana perekonomian
terintergrasi antar negara.
4
C.RUNTUTAN DALAM MEMUTUSKAN SEBUAH
KEBIJAKAN.
ISU --------˃ MASALAH --------˃ TUJUAN --------˃ ALAT
KEBIJAKAN ----------˃ NILAI AKHIR/JAWABAN
5
II.CIRI CIRI UMUM PERTANIAN.
B.CIRI PERTANIAN.
Secara kasat mata kita bisa melihat bahwa pertanian itu tergantung
dengan hukum alam. Manusia hanya mempunyai kemampuan
sedikit saja mengontrol pertanian. Proses produksi pertanian
tergantung kepada kemurahatian dari alam (prakerti = tenaga luar
6
Tuhan Yang Maha Kuasa). Jika alam bermurah hati maka
produksinya akan berlimpah, tetapi jika alam tidak murah hati atau
pelit atau murka maka tidak ada produk yang akan dihasilkan.
Pada jaman kuno pertanian hanya berbasis pada tanah dan sapi,
hujan, radiasi matahari dan radiasi sinar bulan. Petani bercocok
tanam menyesuaikan dengan kondisi iklim.
Menurut Mosher, ciri umum pertanian modern adalah :
1.Peroses produksi bersifat biologis: perlu tanah/mineral, perlu
tanaman/hewan, perlu udara (CO2, O2, dll), perlu air/hujan (H2O),
perlu sinar matahari/panas, perlu ruang. Semua unsur ini
disediakan oleh alam atau bukan buatan manusia (sarjana)
2.Sifat usahatani ( subsisten sampai komersial/modern).
3.Pertanian modern mempunyai 4 komponen : usahatani,
penunjang pertanian non kemersial, penujang pertanian komersial.
Lingkungan pertanian (sosial, budaya, politik, ekonomi).
4. Struktur geografis (lokalita usahatani dan distrik usahatani).
5.Perbedaan Regional
6.Ketergantungan sektor pertanian dengan sektor industri.
7.Status kepemilikan : Rakyat, Swasta Nasional, Perkebunan
Negara.
7
Kondisi pertanian di seluruh dunia berbeda satu negara dengan
negara lainnya. Karena kondisi alamnya yang berbeda, iklimnya
juga berbeda. Indonesia, karena terletak di daerah khatulistiwa,
tentu pertaniannya sangat dipenagruhi oleh iklim, irama musim di
khatulistiwa. Menurut Mubyarto (1977), pertanian Indonesia
mempunyai ciri ciri sbb:
1.Pertanian Indonesia adalah pertanian tropika. Ada perbedaan
kondisi antara Indonesia bagian barat, tengah dan timur. Demikian
pula antara dataran rendah, daerah pantai dan dataran tinggi
pengunungan. Terdapat berbagai ragam jenis tanaman, ternak dan
berbagai ragam jenis ikan.
2.Sebahagian besar pertanian rakyat – pangan yang masih bersifat
subsisten, dan hanya sebahagian kecil perkebunan perkebunan
besar.
3.Luas tanah garapan relatif sempit. Sawah sawah yang
berpengairan hanya 58% dan selebihnya sawah tadah hujan.
4.Tenaga kerja sebahagian besar berada di sektor pertanian adalah
tenaga kerja keluarga.
5.Terdapat pertanian yang ekstrim antara jawa dan lauar jawa. Di
Jawa berkembang pertanian pangan dengan tenaga kerja yang
jumlahnya sangat banyak, sedangkan luar jawa adalah perkebunan
atau tanaman industri dengan tenaga kerja yang sedikit atau jarang.
8
Jenis Jenis Pertanian Indonesia ?
9
*Menurut Malthus, pembangunan ekonomi tergantung kepada
penduduk dan daya belinya. Dengan bertambahnya penduduk
disertai dengan meningkatnya daya beli maka akan tercapai
kesejahtraan.
*Teori Karl Marx, teori Marx membagi pembangunan menjadi :
a.Masyarakat kumunal promitif, menggunakan alat produksi
yang masih sederhana dan kepemilikan bersifat kumunal
(bersama). Berproduksi untuk dinikmati bersama.
b.Masyarakat feodal, tanah dimiliki oleh kaum bangsawan, para
petani mengerjakan tanah bangsawan terlebih dahulu dengan alat
alat yang disediakan oleh pemilik tanah, sehingga terus terjadi
perbaikan alat alat produksi.
c.Masyarakat kapitalis, proses produksinya didasarkan pada para
pemilik kapital, dimana alat produksi dikuasai oleh pemilik modal.
Para kapitalis menggunakan buruh untuk memproduksi barang,
sehinga diperoleh keuntungan yang tinggi. Keuntungan itu
digunakan untuk mengembangkan alat alat, yang selanjutnya
mengubah cara berproduksi, untuk selanjutnay terjadi perubahan
ekonomi masyarakat.
d.Masyarakat Sosialis, kepemilikan alat produksi didasarkan atas
hak milik sosial (milik bersama/kolektif). Dalam proses produksi
terjadi kerjasama dan saling membantu diantara para buruh. Tidak
unsur ekploitasi, tidak ada lagi klas klas dalam masyarakat.
10
*Aliran Neo Klasik.
Aliran Neo Klasik mengatakan bahwa output selalu bersumber dari
satu atau lebih dari 3 faktor produksi (tenaga kerja, modal dan
teknologi). Proses produksi terjadi akibat adanya penambahan
tenaga kerja, adanya pemupukan modal melalui tabungan dan
investasi, serta terjadinya penyempurnaan teknologi.
*Teori Schumpeter
Teori ini muncul pada 1911, yang mengatkan bahwa sistem
kapitalis merupakan sistem yang paling baik untuk menciptakan
pembangunan ekonomi yang cepat. Menurut Schumpeter, faktor
utama yang menyebabkan ekonomi berkembang adalah proses
inovasi dan pelakunya adalah para inovator atau pengusaha.
Kemajuan ekonomi tersebut dapat dimaknai sebagai peningkatan
output total masyarakat. Tatapi dia meramalkan dalam jangka
panjang sistem kapitalisme akan mengalami kemacetan.
*Menurut Pandangan Veda (Pengetahuan Rohani Kuno)
Veda mengatakan kesejahtraan/kebahagiaan umat manusia dapat
diperoleh bila masyarakat melaksanakan sistem Varnasrama
dharma. Masyarakat dibagi menjadi 4 golongan profesi (golongan
pekerja, golongan pengusaha-petani, golongan administrator/
regulasi, golongan penasehat), dan 4 golongan sosial (golongan
pelajar, golongan berkeluarga, golongan pensiun, dan golongan,
11
guru/pendidik). Jika salah satu dari golongan itu tidak melakukan
kuajibannya dengan benar, maka masyarakat jangan harap akan
sejahtera. Semua mahluk tergantung dari hasil pertanian, dimana
tanah dan sapi merupakan basik dari pembangunan pertanian.
Misalnya tidak ada pendidik, tidak ada penasehat, maka masyara
kat itu akan kehilangan arah atau kacau. Bagaikan manusia yang
tidak punya kepala.
*Menurut Budaya Bali.
Menurut budaya Bali, kesejahteraan umat manusia akan dicapai
jika pembangunan didasarkan atas Tri Hita Karana ( hubungan
manusia yang harmonis dengan Tuhan, mempunyai hubungan yang
harmonis dengan alam-lingkungan, dan mempunyai hubungan
yang harmonis dengan sesama)
Peran pertanian dalam pembangunan dapat dilihat dari
kontribusi sektor pertanian terhadap GNP dan tingkat penyerapan
tenaga kerja di sektor pertanian.
Dikaitkan dengan kemajuan suatu negara, para akhli berpendapat
bahwa semakin kecilnya peran pertanian sejalan dengan semakin
besarnya peran sektor industri dan jasa terhadap GNP. Dengan
makin majunya negara terjadi declining industry pada sektor
pertanian. Peran pertanian hendaknya tidak boleh lebih rendah dari
30 persen.
12
B. Masalah Pembangunan di Indonesia
1. Tingginya Pengangguran
2. Kesenjangan Pembangunan
3. Rendahnya Kualitas SDM
4. Menurunnya Kualitas SDM
5. Rendahnya Penegakkan Hukum dan Keadilan
6. Rendahnya Kuwalitas Pelayanan Publik
7. Belum Optimalnya Fungsi Kelembagaan
8. Ancaman Separatis dan Teroris
9. Tingginya Kejahatan/Kriminal/Korupsi
10.Rendahnya Kemampuan Hankam
13
ini dibayar dengan meningkatkan ekspor hasil pertanian
sebagai sumber devisa.
3. Sebagai sumber penghasil bahan makanan. Sektor pertanian
merupakan satu satunya industri yang bisa menghasilkan
bahan pangan, kayu dan serat. Tidak ada sektor lain yang
menghasilkan kebutuhan primer.
4. Sebagai sumber tenaga kerja. Pertanian pedesaan dapat
merupakan sumber tenaga kerja sektor industri, karena
adanya eksodus tenaga kerja pedesaan ke perkotaan/industri.
Hal ini terjadi karena : (1). Adanya mekanisasi pertanian
yang cendrung mengurangi penggunakan tenaga kerja, dan
(2) angka kelahiran lebih besar di pedesaan daripada di
perkotaan.
5. Sebagai sumber bahan baku industeri (agroindustri).
Melimpahnya produksi pertanian terutama pada musim
panen, merupakan bahan baku bagi sektor industri terutama
industri pengolahan hasil pertanian.
6. Tempat hidup penduduk dunia. Statistik dunia menunjukkan
bahwa sebahagain besar, kurang lebih 75 % penduduk dunia
berdomisili di pedesaan, dan 2/3 nya bekerja di sektor
pertanian. Pertanian mempunyai tanggung jawab berat,
disamping sebagai penghasil bahan makanan bagi seluruh
14
penduduk dunia, ia juga merupakan tempat tinggal
sebahagian besar penduduk.
2. TRANSFORMASI EKONOMI
15
Adalah perubahan tahap I ke tahap II menuju tahap III, yaitu
perubahan dari kondisi stagnan dimana pertanian hanya
menghasilkan produk yang hanya cukup untuk memenuhi
kebutuhan keluarga petani dengan teknologi yang sederhana
berubah menjadi pertanian yang berdampingan dengan sektor
industri dan jasa yang terintegrasi dengan baik.
Supaya terjadi perubahan/transformasi dengan baik maka harus
ada upaya mengembangkan sektor skunder dan tertsier dengan laju
pertumbuhan yang lebih tinggi dari pertumbuhan sektor primer.
Laju transformasi dipengaruhi oleh :
Besarnya laju pertumbuhan penduduk
Besarnya laju pertumbuhan industri
Pendekatannya dilakukan dengan rumus-rumus berikut :
1. Perkembangan penduduk : Pt = Po ( 1 + r )t
2. Perkembangan Industri : It = Io ( 1 + i )t
3. Tranformasi St = So ( 1 + s )t s = laju transformasi
St = It/Pt dan So = Io/Po
16
b.Bagaimana hubungan laju pertumbuhan industri dengan
tranformasi ekonomi ?
c.Apa yang harus dilakukan supaya terjadi tranformasi ?
d.Apakah besar kecilnya pertabahan penduduk/industeri mempe
ngaruhi lama tercapainya tranformasi ?
17
2. Kredit produksi
3. Kerjasama petani/kelompok
4. Perbaikan/perluasan tanah, dan
5. Perencanaan.
Secara teoritis, agar terjadi teransformasi, mesti persyaratan diatas
harus dapat terpenuhi. Transformasi cepat atau lambat tergantung
kebijakan pemerintah yang berkuasa. Setiap rezim atau orde
mempunyai kebijakan yang berbeda beda. Misalnya di Indonesia,
kebijakan pertanian pada era orde lama, era orde baru, era
reformasi, era sekarang ini era Jokowi, mengalami variasi. Pada
era orde lama dan orde baru kebijakan tertuang dalam GBHN,
sedangkan dalam era selanjutnya tidak ada GBHN. Kebijakan di
susun sesuai kondisi dan situasi yang terjadi pada eranya masing-
masing.
18
3. Benih : Sistem pengadaan benih yang tidak sesuai dengan
musim tanam, belum terbangunnya system pembibitan sapi
nasional. Dalam perbenihan, dulu ada istilah jabal (jalur bibit
antar lapangan) khususnya komoditi bawang putih.
4. Regulasi/Kelembagaan : Perijinan investasi untuk pengem
bangan sawit-sapi, Perijinan HGU investasi tanaman pangan
yang belum diatur petunjuk pelaksanaannya kecuali tebu,
Kelembagaan petani yang belum mempunyai posisi tawar
yang kuat.
5. SDM : kemampuan petani, peternak dan pekebun dalam
memanfaatkan teknologi maju, menurunya minat generasi
muda untuk terjun di bidang pertanian, keterbatasan tenaga
penyuluh, pengamat OPT, pengawas benih tanaman serta
tenaga kesehatan hewan.
6. Permodalan : sulitnya akses petani terhadap permodalan,
tunggakkan kredit usahatani, yang belus terelesaikan,
persyaratan anggunan kredit KKPE, berupa sertifikat,
menghambat penyaluran.
19
3. Pemantapan dan Peningkatan Daya Saing Produk Pertanian
di dunia Internasional
4. Diversifikasi Pangan untuk mengurangi konsumsi beras dan
tepung terigu
5. Peningkatan pendapatan dan peningkatan kesejahtraan
petani.
20
yaitu mensejahterakan masyarakat petani. Pendapat yang sama
juga dikemukaan oleh Sarma (1985). Baca Rita Hanafie dalam
bukunya Pengantar ekonomi Pertanian.
5.2.Tujuan Kebijakan Pertanian
Pemerintah suatu negara melakukan kebijakan dalam
pertanian dengan berbagai macam tujuan, antara lain :
1.Meningkatkan pendapatan petani
Umumnya pendapat disektor pertanian lebih rendah dibandingkan
dengan pendapatan di sektor industri. Hal ini disebabkan oleh :
Sifat permintaan produk pertanian yang inelstis
Struktur pasar yang kompetitif
Tenaga kerja pertanian sulit pindah ke daerah/sektor
industri.
2.Mengurangi fluktuasi harga dan pendapatan
Fluktuasi harga produk pertanian dipengaruhi oleh :
Faktor Alami : keadaan cuaca, gestation period, Produk yang
prishable, tingkat substitusi tinggi.
Bargaining power petani rendah
3.Melindungi Konsumen terhadap harga mahal.
4.Meningkatkan produktivitas/efisiensi
Produktivitas dapat ditingkatkan melalui :
Perbaikan teknologi
Penggunaan input modern
21
Jaminan harga
5. Insentif untuk berproduksi
6. Memeratakan perbedaan pendapatan sektor pertanian
(pedesaan) dengan industeri (perkotaan).
5.3. Peran Pertanian dalam Era Reformasi.
Setelah Indonesia mengalami krisis moneter pada 1998, sektor
pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan ekonomi
basional, dan malah diharapkan berperan di garis terdepan dalam
mengatasi krisis ekonomi.
Pertama, sektor pertanian merupakan tumpuan hidup bagi
sebahagian besar penduduk Indonesia. Dengan demikian untuk
mengatasi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi
masyarakat Indonesia akan lebih efektif melalui pembangunan
pertanian.
Kedua, sektor pertanian merupakan penghasil bahan makanan
pokok, dan ketahanan pangan merupakan syarat untama bagi
tercapainya ketahanan ekonomi maupun ketahan politik. Oleh
karen itu produksi pangan harus ditingkatkan sampai tercapai
swasembada pangan.
Ketiga, sektor pertanian masih tetap menempati posisi penting
dalam menyumbang pendapatan nasional (PNB), dan sebagai
penyerap tenaga kerja terbesar. Disamping itu Sektor pertanian
22
menggunakan sumber daya domestik yang lebih tangguh
menghadapi gejolak perekonomian eksternal.
Keempat, sektor pertanian merupakan penyumbang devisa yang
relatif besar, dan ternyata cukup luwes dalam mengadapi gejolak
moneter dan krisis ekonomi.
Fokus pembangunan pertanian dalam era reformasi yaitu pada :
1. peningkatan ketahanan pangan : gema palagung (2001),
gema Hortina (2003), Gema proteina (2001), Protekan
(2003).
2. pengembangan ekonomi rakyat, dan
3. peningkatan ekspor dan substitusi impor.
23
VI.BEBERAPA INSTRUMEN KEBIJAKAN
Secara garis besar, alat kebijakan dapat dibagi dua, yakni :
Kebijakan Harga
Kebijakan bukan Harga
Runtun kebijakan dapat diringkas sbb:
ISU --------˃ MASALAH --------˃ TUJUAN --------˃ ALAT
KEBIJAKAN ----------˃ NILAI AKHIR/JAWABAN
A. KEBIJAKAN HARGA.
Kebijakan harga adalah kebijakan yang dirahkan kepada hal-hal
yang berhubungan dengan harga, supaya harga-harga yang berlaku
di pasar sedemikian rupa menguntungkan produsen dan dapat
dijangkau oleh konsumen.
Kebijakan harga yang dikembangkan hendaknya kebijakan yang
tidak bersifat statis dan partial. Biasanya standar yang dipakai
adalah seberapa jauh penyimpangan harga domestik dengan harga
internasional, dengan tidak melihat akibat kebijakan harga tersebut.
24
Analisis harga mempunyai dua kepentingan :
(a).Bagaimana pengaruh harga terhadap produksi dan distribusi
pendapatan, dan
(b).Bagaimana efek yang ditimbulkan oleh kebijakan tersebut
terhadap pengembangan industeri komoditas yang bersangkut
an.
Dalam penerapan kebijakan harga, Timmer, mengatakan ada 7
aspek yang mesti dipertimbangkan, yaitu :
1. Bagaimana inflementasi harga tersebut, apa pengaruhnya
terhadap pasar domestik, peran swasta dan pemerintah.
2. Karakter pasar internasional komoditi tersebut
3. Pengaruh harga tersebut terhadap konsumen dan produsen
4. Pengaruh jangka pendek terhadap budget, fiskal, moneter
5. Pengaruh terhadap kurs mata uang asing
6. Pengaruh terhadap pasar komoditi lain, agroinput, input
sector lain.
7. Efek terhadap ekonomi makro, seperti tenaga kerja,
investasi, dan struktur perubahan ekonomi.
Sehari hari sering dijumpai harga sangat rendah pada musim panen
dan sebaliknya harga sangat tinggi pada musim paceklik. Demikian
pula pada saat saat menjelang puasa harga-harga kebutuhan pokok
merangkak naik. Di Bali harga 2 sampai 3 kali lipat terjadi
menjelang hari raya, misalnya Galungan.
25
Variasi harga ditentukan oleh naik turunnya penawaran dan
permintaan. Harga naik akibat dari naiknya permintaan yang tidak
segera dapat diimbangi oleh bertambahnya penawaran.
Qd = (Pa,Pb,Pc, I, t, Jp, X)
Qs = (Pa,T,Sp, K,E,Ry, X)
26
sehingga konsumen tidak terlindungi dari harga yang tinggi.
Negara yang biasa melakukan kebijakan ini adalah negara-negara
kaya. (mengapa hanya ngara kaya ?). Berikan gambar kurvanya !.
b.Jaminan Harga Ganda : Kabijakan ini dilakukan dengan
menerapkan harga ganda yaitu range harga antara harga terendah
(minimum) dan harga tertinggi (masksimum). Harga komoditi
boleh berkisar antara harga minimum dan maksimum. Harga tidak
boleh terjadi dibawah harga minimum dan atau diatas harga
maksimum. Kebijakan ini terkenal dengan buffer stock (floor
price dan ceiling price). Pada jaman Orde Baru kebijakan ini
diterapkan oleh pemerintah terhadap komoditi beras, lewat Badan
Pengemdalian Pangan Bulog/Dolog. Jika harga terjadi di luar
ketentuan, maka pemerintah melakukan pengadaan/pembelian dan
droping/penjualan ke pasar. Lengkapi dengan gambar kurvanya !
27
perubahan harga tidak akan mempengaruhi pendapatan, tetapi jika
elastis ataupun inelastis maka perubahan harga akan mem
pengaruhi pendapatan.
Jelaskan lebih lengkap dengan bantuan gambar kurva !.sampai
pada situasi E > 1 dan E < 1 ?.
Bagaimana pemerintah melakukan operasi pasar tergantung kepada
elastisitas harga. Tetapi secara umum elastisitas komoditi pertanian
adalah inelastis dengan kompetisi pasar yang cenderung bersaing
sempurna atau kompetitip.
Penggunakan kebijakan ini harus mempertimbangkan :
pergudangan yang memadai, prasarana transportasi yang bagus,
besar kecil biaya panen.
Fluktuasi harga bisa disebabkan oleh perubahan demand dan
perubahan suply. Di Negara berkembang fluktuasi harga
disebabkan oleh perubahan suply. sedangkan di negara maju
disebabkan oleh perubahan demand.
28
tidak mampu melakukan pengendalian konsumsi dan produksi
maka kebijakan ini akan bisa gagal.
Jika harga yang ditetapkan lebih rendah dari harga yang
memberikan inssentip kepada produsen, mengakibatkan komoditi
lenyap dari pasaran, karena tidak ada niat bagi produsen untuk
berproduksi. Hal ini pernah terjadi di Indonesia pada tahun 1990an
pada komoditi cengkeh. Petani banyak yang menebang pohon
cengkehnya. Harga yang ditentukan BPPC (badan penyangga
pemasaran cengkeh) menentukan harga yang sangat rendah, lebih
rendah dari biaya panen.
29
= krismon) di era Presisen Habibie, terhadap sembako (sembilan
bahan pokok).
5.Harga Penyangga vs Rencana Benson Branan.
Kebijakan ini mengkombinasikan kebijakan harga dan pengelolaan
stok. Dalam kondisi tertentu dilakukan pengendalian harga, dan
pada kondisi yang lain dilakukan pemeblian untuk disimpan
digudang, kemudian stok ini dilempar kepasar pada saat harga
membubung tinggi.
30
Untuk memperkecil berkurangnya pendapatan produsen dalam
negeri dapat dilakukan jika :
1. Suply dari produsen asing sangat inelastis.
2. Pembatasan maksimum untuk produk dalam negeri berbeda
sedikit dengan produk normal.
2.Pembatasan Impor.
Tujuan pembatas import adalah untuk melindungi (memproteksi)
produsen dalam negeri, terutama terhadap industri yang baru
tumbuh. Juga bisa digunakan untuk melindungi kesehatan
masyarakat baik fisik maupun mental. Contohnya pada minuman
yang memabukkan. Pembatasan impor ini dilakukan dengan:
penggunaan tarif import, pajak import, atau harga import
minimum atau dengan quota. (Berikan contoh dengan kurva!).
Memproteksi produsen dalam negeri harus memperhatikan kaedah
tingkat proteksi efektif (efective rate of protection).
Hal ini dapat dihitung dengan :
31
diberlakukan, Jika tpe ini < dari besranya tariff maka kebijakan ini
tidak efektif.
3.Kuota Ekspor.
Artinya membatasi ekspor, karena didalam negeri kekurangan
komoditas. Pernah terhadap komoditi minyak sawit (CPO). Guna
kebijakan ini adalah :
1. Untuk mencegah barang penting berada ditangan negara lain.
2. Tersedia produk yang cukup di dalam negeri
3. Stabilisasi harga domestik.
Dampak kuota ekspor :
1. Tidak mempunyai devisa, sehingga pembangunan atau
investasi mandeg.
32
2. Tidak ada lapangan kerja ....> pengangguran.
3. Menguntungkan negara lain, jika pengurangan ekspor tidak
berpengaruh terhadap harga internasional.
5.Subsidi
Ada dua macam sasaran subsidi, yakni produsen dan konsumen.
Subsidi yang dilakukan pemerintah terhadap produsen akan
menambah budget pemerintah, tetapi dapat meningkatkan produksi
tanpa diikuti oleh kenaikan harga produk. Tetapi subsidi kepada
konsumen hanya menambah beban pemerintah – memerlukan
biaya besar. Itulah sebabnya subsidi kepada konsumen hanya
dilakukan oleh negara-negara kaya. Di Indonesia, pemerintah
33
paling getol melakukan subsidi di bidang perberasan lewat
program Bimas/Inmasnya dengan KUTnya. (Gambarkan dengan
kurvanya !).
34
8. Kemudahan Investasi (deregulasi)
9. Perbaikan Standar Mutu (ISO) hasil – hasil pertanian.
10. Kebijakan bagi hasil.
35
2.Usahatani berskala kecil, sehingga sulit akses kepada
permodalan yang menyebabkan posisi petani menjadi lemah.
Bebeda halnya dengan para tuan tanah.
3.Pertanian merupakan industri yang tertekan. Pertanian disamping
harus mampu untuk menghasilkan produksi untuk memenuhi
kebutuhan penduduk, pertanian mengalami peningkatan
produktivitas lambat. Dengan demikian pertanian tidak dapat
segera memenuhi total permintaan.
4.Harga dan profit usahatani berfluktuasi. Dalam jangka pendek
pertanian tidak bisa memenuhi kenaikan permintaan. Akibatnya
harga naik membumbung tinggi yang tidak dapat dijangkau oleh
konsumen. Saat musim panen harga jatuh yang mengharuskan
petani untuk menjual lebih banyak produksi untuk memperoleh
pendapatan tertentu.
5.Faktor sosial politik. Perubahan sosial politik secara langsung
berpengaruh kepada pertanian. Misalnya perubahan subsidi segera
berpengaruh terhadap usahatani.
#. Campur tangan pemerintah dalam hal :
1.Produksi, dalam hal memperbaiki efisiensi usahatani. Efisiensi
usahatani dapat ditingkatkan jika kesuburan tanah masih
terjaga/lestari dan sarana transfortasi diperbaiki. Kesburan tanah
akan mempengaruhi kualitas produksi, sedangkan tranfortasi
mempengaruhi harga produk pertanian.
36
2.Tataniaga. Sifat produksi pertanian cepat rusak, menghendaki
agar segera di pasarkan. Pada saat panen harga jatuh dan pad
musim paceklik harga tinggi. Struktur pasar hasil pertanian bersifat
kompetitif, sehingga petani mempunyai posisi tawar yang rendah.
Untuk dapat menaikkan posisi tawar petani harus pasar bersama
(kooperativ). Produk pertanian tidak merata anatar wilayah,
demikian pula produk sangat beragam, sehingga perlu sortasi.
3. Penyediaan Saprodi. Petani tidak mampu membuat saprodi
sendiri, terutama saprodi modrn. Petani dipaksa untuk membeli
saprodi, oleh karena itu pemerintah harus mampu menyediakan
saprodi dalam jumlah, waktu yang tepat, dan harga yang
terjangkau.
4.Stabilisasi Harga dan Pendapatan. Adanya pengaruh musim
dan prilaku lembaga tataniaga, menyebabkan harga dan
pendapatan petani berfluktuasi. Pada kondisi tertentu pendapatan
petani sangat rendah dan pada kondidi yang lain pendapatan petani
tinggi.
5.Perlindungan. Pertanian merupakan industeri yang paling lemah
dibanding dengan indusetri maupun jasa/pariwisata. Jika tidak
dilindungi maka luas pertanian akan segera merosot sehingga akan
menyebabkan kekuarangan bahan pangan yang menimbulkan
bahaya kelaparan.
37
6.Subsidi. Perbandingan harga input dengan harga output
pertanian sangat jomplang, dimana harga ouput sangat rendah
sebaliknya harga inpout sangat mahal. Subsidi yang penting bagi
pertanian adalah subsidi input dan subsidi alat pertanian sperti
hand tractor.
7.Pembatasan Impor. Impor terjadi jika harga dalam negeri lebih
tinggi dari harga pasar internasional. Kalau impor berlebihan akan
dapat menyebabkan industri baru akan bangkrut atau produsen
akan malas berproduksi karena tidak ada insentif untuk
berproduksi. Pembatas impor juga digunakan mengantisipasi
adanya politik dumping dari negara lain.
8.Pembatasan Total Supply dalam Negeri. Kalau terjadi surplus
produksi berlebihan harga akan sangat rendah yang bisa merugikan
produsen, nsehingga perlu dilakukan pembatasan jumlah produk
yang ditawarkan. Pembatasan supply biasanya dilakukan dengan
pembatasan areal pertanaman.
9. Perencanaan Pertanian. ?
38
ketahanan bangsa Indonesia. Pangan merupakan sektor yang
sangat strategis, karena :
a.Banyak pihak yang terlibat dalam bidang produksi, pengolahan
dan tataniaga.
b.Pengeluaran untuk pangan merupakan jumlah terbesar dari total
pengeluaran rumah tangga Indonesia.
Oleh karena itu pangan dan gizi merupakan sarana yang harus
selalu tersedia dan terus ditingkatkan sehingga tersedia bagi
seluruh rakyat Indonesia. Sementara disisi produksi masih terjadi
permasalahan, yaitu :
a.Pendistribusian produk pangan masih rumit
b.Setiap tahun terjadi fluktuasi produksi, akibat hama penyakit dan
faktor alam lainnya.
c.Produksi ditangani oleh jutaan petani yang luas garapannya tidak
merata. Kurang dari 0,5 ha sampai 0,5 ha.
Sedangkan pada sisi konsumsi mempunyai ciri ciri :
a.Jumlah penduduk sangat besar yang makanan pokoknya beras.
b.Ada perbedaan pola konsumsi antar daerah, dengan luasnya
wilayah sehingga pendistribusiannya sulit.
c.Setiap tahun konsumsi pangan terus meningkat
d.Tidak meratanya penyebaran penduduk
Kebijakan pangan ini meliputi :
A.Kebijakan Produksi, meliputi :
39
a. Kebijakan Peningkatan Produksi untuk mencapai swasembada
pangan, meliputi :
1. Kebijakan bidang pembenihan
2. Kebijakan sarana produksi pupuk, dan pestisida
3. Kebiajakan bidang pengairan
4. Kebijakan Diversifikasi Usahatani
5. Kebijakan bidang penyulyuhan
6. Kebijakan harga input output
7. Kebijakan penanganan pasca panen
40
Kebijakan ini di Indonesia dikeluarkan oleh BKPM (PMA dan
PMDN). Kebijakan ini bertujuan untuk merangsang investasi, baik
oleh swasta nasional maupun oleh asing.Secara umum investasi
disektor pertanian sangat kecil, hal ini disebabkan oelh tingginya
risiko dibidang pertanian dibanding sektor non pertanian.
D.Kebijakan Harga.
Harga suatu produk terbentuk dari interaksi antara konsumen dan
produsen, yang dapat dilukiskan dalam kurve penawaran dan
permintaan. Harga keseimbangan (equilibrium) hampir setiap saat
berubah, tergantung dari pada perubahan total permintaan dan total
penawaran. Dia bisa bergerser kekanan – kekiri, naik dan turun.
Dalam struktur pasar yang bersaing sempurna (ferfec competitive)
merupakan jalan yang paling bagus untuk menyelesaikan masalah-
masalah perekonomian. Tetapi dalam kenyataannya tidak pernah
terwujud, itulah sebabnya diperlukan kebijakan pemerintah.
Dijaman orde baru kebijakan harga pernah diterapkan terhadap
komoditi beras. Pemerintah menetukan ceiling price dan flour
price (harga maksimum dan harga dasar), lewat kebijakan Harga
penyangga beras (buffer stock). Konsekwensinya pemerintah harus
mengeluarkan uang untuk membeli gabah pada saat musim panen.
(Mengapa demikian ? ).
Tujuan melakukan Kebijakan harga, adalah :
1. Kontribusi terhadap anggaran pemerintah
41
2. Pertumbuhan devisa negara
3. Mengurangi ketidakstabilan harga
4. Memperbaiki distribusi pemasaran dan alokasi sumber daya
5. Memberikan arah produksi, serta meningkatkan taraf
swasembada pangan dan serat-seratan
6. Meningkatkan pendapatan dan tarap kesejahteraan penduduk
Secara umum Kebijakan Harga dapat digolongkan menjadi :
a.Kebijakan Harga Dasar.
Kebijakan harga dasar dimeksudkan untuk melindungi produsen
terhadap kerugian. Jika harga yang berlaku lebih rendah dari biaya
rata-rata, maka produsen akan mengalami kerugian. Pada situasi
seperti ini tidak akan ada produsen yang mau berproduksi untuk
dijual, produksi hanya untuk konsumsi saja. Akibtanya para buruh
dan pegawai/ yang berpenghasilan tetap, akan kekurangan
komoditi, misalnya beras. Oleh karean itu pemerintah wajib untuk
memberlakukan harga terendah agar para produsen terlindungi.
Gambarkan mekanismenya !.
Perkembangan harga dasar gabah (GKG)
42
1992 0,16 2.089,83
1993 0,16 2.087,17
1994 0,17 2.170,56
1995 0,18 2.267,25
1996 0,19 2.339,00
1997 0,21 2.460,00
1998 0,17 3.500,00
1999 0,14 7.000,00
2000 0,20 7.500,00
Sumber:Sitrisno, 1998 dalam Hanafie 2010.
43
tinggi dan menjual ke pasar dengan harga murah. Dengan
kebijakan ini produsen terlindungi demikian npula konsumen juga
terlindungi, tetapi pemerintas harus punya dana untuk dapat
melakukan pembelian. Impor bisa dilakukan sesui mekanisme
pasar jika harga di luar negeri lebih murah dari harga di dalam
negeri. Ganbarkan kurvenya !.
F.Kebijakan Konsumsi.
44
Bekaitan dengan konsumsi yang menyangkut kehidupan manusia,
Malthus memberikan teori bahwa : pertambahan penduduk
berkembang sesuai dengan deret ukur sedangkan perkembangan
pangan sesuai dengan deret hitung. Artinya pertambahan jumlah
penduduk jauh lebih cepat dibanding pertumbuhan pangan.
Sehingga sektor produksi pangan harus dikelola sedemikan rupa
agar tidak terjadi bahaya kelaparan.
Di Indonesia, pangan pokok orang Indonesia adalah beras. Setiap
ada kenaikan pendapatan selalu digunakan untuk menambah
konsumsi beras. Masyarakat yang tadinya tidak makan beras,
dengan adanya kenaikan pendapatan, pendapatannya itu digunakan
untuk membeli beras sehingga kebutuhan akan beras semakin
besar (ingat teori Maslow).
Untuk mengurang masyarakat akan ketergantungan akan beras,
pemerintah mengeluarkan kebijakan dengan mengeluarkan inpres
No.14/1974 dan diperkuat dengan inpres No.20/1979 tentang
penganekaragaman Menu Makanan serta perbaikan Menu
Makanan Masyarakat yang berdimensi kepada penganekaragaman
pangan. Masyarakat Indonesia tidak diharapkan makan beras
melulu, tetapi memakan berbagai jenis pangan, atau menambah
pangan non beras.
Implementasi inpores no 20/1979 itu sampai kini masih belum
lancar, karena mengalami kesulitan dalam mengubah pola makan
45
orang Indonesia, mengubah pola makan beras menjadi lebih
banyak makan non beras. Memakan makan dari berbagai jenis
pangan disebut dengan diversifikasi konsumsi. Melakukan
diversifikasi konsumsi dengan tetap mempertahan kalori 2.200
kkal/orang sangat baik bagi kebijakan pangan, karena dapat
mengurangi konsumsi beras, sehingga swasembada pangan beras
lebih cepat dapat tercapai.
Diversifikasi pangan menyangkut 3 pengertian, yang satu sama
lain berkaitan, yaitu :
1. Diversifikasi konsumsi pangan
2. Diversifikasi ketersediaan pangan
3. Diversifikasi produksi pangan
ISU ?
46
MASALAH ?
INSTRUMEN ?
A.Strategi
47
teknologi, penyuluhan, dan kebijakan sistem perkarantinaan
pertanian.
8. Kebijakan mendukung program tematik: MP3EI, MP3KI,
PUG, KSS, ketenaga kerjaan, percepatan daerah tertinggal,
kawasan khusus dan wilayah perbatasan.
9. Adaptasi dan mitigasi prubahan iklim dan penanganan pasca
bencana alam.
10. Kebijakan subsidi :
(1) Subsidi pupuk tetap diperlukan dengan cara
mengura ngi pupuk tunggal, menaikkan subsidi
pupuk majemuk
(2) Pupuk organik tetap dikembangkan bukan dengan
dukungan subsidi tetapi diarahkan menjadi
kegiatan pengembangan pupuk organik.
(3) Subsidi benih ditiadakan dan dialihkan menjadi
kegiatan penguatan penagkar benih/bibit.
11. Kebijakan kredit:
(1). Kredit ketahanan pangan akan terus dilanjutkan
utnuk mendorong dan meningkatkan produksi dan
produktivitas pangan guna mendukung ketahanan
pangan.
(2). Untuk lebih terjamin teralokasinya kredit untuk
pangan, maka plafon kredit dialokasi menurut
subsektor.
(3). Untuk memecahkan kelangkaan tenaga kerja dan
menjamin pengelolaan pangan skala luas, maka
kredit mekanisasi pertanian sangat diperlukan.
(4) Kegiatan sertifikasi tanah diperlukan sehingga
layak kredit.
48
1. Bahan makan pokok nasional : beras, jagung, kedelai,
gula, daging ungas, daging sapi – kerbau.
2. Bahan makanan pokok lokal : sagu, jagung (NTT,
Madura), Umbi-umbian (ubi kayu, ubi jalar).
3. Produk pertanian penting pengendali infalsi : cabai,
bawang merah, bawang putih, CPO/minyak goreng.
4. Bahan baku industri konvensional : CPO, karet, kakao,
kopi, susu, ubi kayu.
5. Bahan baku industri : sorgum, gandum, tau, obat,
minyak atsiri.
6. Produk industri pertanian (prospektif) : aneka tepung
dan jamu.
7. Produk energi pertanian (prospektif) : bio-diesel, bio-
etanol, bio-gas
8. Peoduk pertanian berorientasi ekspor (prospektif) :
buah-buahan (nenas, manggis, salak,mangga), kambing/
domba, babi, florikultura.
a. Komoditi Ekspor :
b. Kebijakan Ekspor :
49
8. Penyuluhan kepada pelaku ekonomi
c. Komiditi impor
d. Kebijakan Impor :
VIII.Daftar Pustaka
50
1. Dochak Latief (2000). Ekonomi Global. Pembangunan
Ekonomi dan Kebijakan.
2. Dominick Salvatore (1996). Managerial Economics in A
Global Economi.
3. Karl Heinz W Bechtold (1988). Politik dan Kebijakan
Pembangunan Pertanian.
4. Mosher A T (1971). To Creat a Modern Agriculture.
5. ……………. (1966). Menggerakkan dan Membangun
Pertanian.
6. Cohen, R.L.1955. The Economics of Agriculture.
7. Mark Lipsey dan J. L. Papas. (1990) Fundamentals Of
Manajerial Economic.
8. Michael R Baye (1997). Managerial Economic and
Business Strategy.
9. Mubyarto (1998). Reformasi Sistem Ekonomi.
10. Paul R Krugman, dkk. (1999). Ekonomi
Internasional. Teori dan Kebijakan.
11. Tulus T.H Tambunan (2001). Transformasi Ekonomi
Indonesia. Teori dan Penemuan Empiris.
12. Undang-Undang RI No. 12, 1992 Tentang Sistem
Budiadaya Tanaman.
13. Soleh Solahudin (1999). Pembangunan Pertanian
Era Reformasi.
14. Wartasya Winangun (2005). Membangun Karakter
Petani Organik Sukses Dalam Era Globalisasi.
15. Koutsosyanis (1994). Modern Microeconomic.
16. Kebijakan Pembangunan Pertanian 2015 – 2019.
Biro Perencanaan Kementrian Pertanian. 2014.
17. Rita Hanafie.(2010). Pengantar Ekonomi Pertanian.
Andy Yogyakarta.
51