HALAMAN DEPAN
DAFTAR ISI ........................................................................................................................1
I. IDENTITAS PASIEN ..............................................................................................2
II. STATUS PSIKIATRI ..............................................................................................3
III. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL .................................................................10
IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT.............................................16
V. PEMERIKSAAN LABORATORIUM ..................................................................18
VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA ..............................................................19
VII. DIAGNOSIS ..........................................................................................................20
VIII. EVALUASI MULTI AXIAL ................................................................................23
IX. FORMULASI TERAPI .........................................................................................23
X. PROGNOSIS .........................................................................................................24
XI. LAMPIRAN ...........................................................................................................25
Diperoleh dari:
1. Autoanamnesis (wawancara): didapat dari pasien.
2. Alloanamnesis diperoleh dari alloanamnesa dengan perawat di Sanatorium
Dharmawangsa.
Nama : Tn. P
Jenis Kelamin : Laki – laki
Umur : 49 tahun
Pekerjaan : Perawat Sanatorium Dharmawangsa
Hubungan dengan pasien : Perawat pasien
Hari, tanggal wawancara : Rabu, 31 Januari 2018
Waktu wawancara : 13.10 WIB
Tempat wawancara : Sanatorium Dharmawangsa
A. Keluhan Utama
Pasien marah, mengamuk, dan memukul kakaknya
D. Riwayat Keluarga
Latar Belakang Keluarga
Pasien adalah anak ke lima dari tujuh bersaudara. Pasien
terlahir di dalam keluarga yang sederhana, ayah pasien (Alm) bekerja
sebagai montir dan ibu pasien sebagai penjual kue.
Keterangan :
= laki-laki
= perempuan
2. Nama : Ny. B
Pekerjaan : penjual kue
Agama : Katolik
Pendidikan : -
Hubungan dengan pasien : Ibu kandung
4. Nama :Ny. SW
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Katolik
Pendidikan : S1
Hubungan dengan pasien : Kakak kandung kedua
5. Nama :Ny. HW
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Katolik
Pendidikan : STM
Hubungan dengan pasien : Kakak kandung ketiga
6. Nama :Ny. PW
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Katolik
Pendidikan : D3 sekretaris
Hubungan dengan pasien : Kakak kandung keempat
7. Nama : Tn. HW
Pekerjaan : Wirausaha
Agama : Katolik
Pendidikan : SLTA
Hubungan dengan pasien : Adik kandung pertama
8. Nama : Tn. YW
Pekerjaan : Karyawan swasta
iv. Militer
Pasien tidak pernah mengikuti dan terlibat dalam
militer, menyaksikan pertempuran dan tidak ada cidera karena
kegiatan militer.
v. Riwayat Keagamaan
Pasien beragama Katolik dan rutin ke Gereja setiap
minggu sebelum menjalani perawatan.
ix. Seksual
Orientasi seksual pasien normal, tidak pernah
mengalami penganiayaan seksual dan tidak ada gejala masalah
seksual.
1. DESKRIPSI UMUM
a) Penampilan
Selama wawancara:
Pasien cukup kooperatif, duduk santai dan tampak tenang
menjawab semua pertanyaan selama wawancara. Pasien suka
mengangkat tangan dan menggerakan jari – jari tangannya saat
wawancara dalam waktu yang cukup lama. Saat menggerakan jari-
jarinya pasien tidak menjawab pertanyaan pemeriksa.
Setelah wawancara:
Pasien merokok dan duduk di depan kamarnya.
2. BICARA
Kuantitas pembicaraan pasien cukup, arus bicara normal, volume suara
sedang, dan artikulasi jelas. Nada bicara dan mimik wajah masih sesuai
dengan isi pembicaraan.
4. PIKIRAN
1. Bentuk / Proses Pikir
Hendaya Berbahasa : tidak terganggu
Flight of Ideas : tidak ada
Asosiasi longgar : tidak ada
Blocking : tidak ada
Sirkumtansialitas : tidak ada
Tangensialitas : tidak ada
Word salad : tidak ada
Clang association : tidak ada
Inkoherensi : tidak ada
Verbigerasi : tidak ada
Perseverasi : tidak ada
Ambivalensi : tidak ada
2. Isi Pikir
Fobia : tidak ada
Obsesi : tidak ada
Kompulsi : tidak ada
Ide bunuh diri : tidak ada
Waham : ada
o Waham kebesaran
o Waham kejar
Pasien merasa paranormal ingin menyakiti dirinya
dengan cara mengirimkan benda gaib berupa bola –
bola api yang jika terkena akan membuat badan pasien
sakit.
Pasien mengatakan pasien-pasien dan para pegawai di
Sanatorium Dharmawangsa tidak suka dengannya dan
sering menjelek -jelekannya.
5. GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi : ada
Halusinasi auditorik : Pasien mendengar mendengar suara
Tuhan yang sering mengajak dirinya untuk berdiskusi serta
pasien mendengar suara paranormal yang meminta – minta
kepadanya.
2. Fungsi Kognitif
Orientasi
o Waktu : Baik, pasien mampu mengetahui waktu,
hari, bulan dan tahun.
o Tempat : Baik, pasien mampu mengetahui bahwa
dirinya ada di Sanatorium Dharmawangsa.
o Orang : Baik, pasien mampu mengenali pasien
– pasien lainnya dan beberapa petugas di Sanatorium
Dharmawangsa.
Daya ingat
o Segera : Baik, pasien dapat mengulangi 3 kata
(kursi, kunci, sikat) yang diberikan kepada pasien
sebelumnya dengan cepat dan berurutan.
o Jangka pendek : Baik, pasien dapat mengingat menu
makan siang dan menu makan malam hari kemarin.
o Jangka sedang : Baik, pasien masih dapat mengingat
nama koas yang pernah di Sanatorium Dharmawangsa
bulan lalu.
o Jangka panjang : Baik, pasien dapat menceritakan
dimana pasien bersekolah dari SD sampai SMA.
6. Kemampuan Visuospasial
Baik, Pasien dapat menggambar jam bundar lengkap dengan
semua angkanya dan jarumnya. Pasien dapat menggambar jarum jam
yang menunjukkan pukul 09.40 sesuai yang diminta oleh pemeriksa.
7. Pikiran Abstrak
Baik, pasien dapat mengartikan peribahasa ‘berakit – rakit
kehulu berenang – renang ketepian’.
7. IMPULSIVITAS
Selama wawancara pasien dapat mengendalikan emosi dan bersikap
cukup sopan.
8. DAYA NILAI
1. RTA
2. Tilikan
Derajat 1, pasien tidak merasa bahwa dirinya sakit.
3. Discriminative judgement
Baik, pasien tahu kalau rumahnya kebakaran dia akan berusaha
menyelamatkan diri.
4. Social judgement
Baik, pasien mampu menilai bahwa apabila menemukan sebuah
dompet pasien akan melihat identitas di dompet ada atau tidak dan
akan memberikannya ke kantor polisi.
9. REABILITAS
Pasien cukup dapat dipercaya, karena jawaban yang diberikan pasien
setelah dikoreksi ulang dengan menanyakan ke perawat yang merawat,
hasilnya sama.
A. STATUS INTERNIS
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Tekanan darah : 120/90 mmHg
Frekuensi nadi : 88x/menit
Frekuensi napas : 21 x/menit
Suhu : 36,7 o C.
B. PEMERIKSAAN FISIK
a. Kepala :normal, tidak teraba benjolan, rambut hitam ada uban ,
terdistribusi merata, tidak mudah dicabut.
C. STATUS NEUROLOGIK
Rangsang meningeal : (-)
- Peningkatan TIK : (-)
- Nn. Cranialis : baik
- Pupil : bulat, isokor, diameter 3/3 mm.
- Sensibilitas : baik
- Motorik : baik
- Fungsi Cerebellum dan Koordinasi : baik
- Fungsi luhur : baik
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa 17
Sanatorium Dharmawangsa
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 08 Januari 2018 – 10 Februari 2018
- Refleks fisiologis : +/+
- Refleks patologis : -/-
Kesan: Tidak ada kelainan yang bermakna pada pemeriksaan neurologik.
V. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Kimia darah
Fungsi hati
Protein
Protein Total 6 g/dl 6-8,4
Albumin 3.6 g/dl 3,5-5,2
Globulin 2.4 g/dl 2,3-3,5
Bilirubin mg/dl
Total 0.66 mg/dl <1
Direk 0.18 mg/dl <0,25
SGOT SGPT
SGOT 33 U/I < 50
SGPT 20 U/I < 50
Karbohidrat
GDP 84 mg/dl < 126
Glukosa 2 Jam PP 120 mg/dl < 140
Fungsi Ginjal
Ureum 25 mg/dl 10-50
Creatinine 0.7 mg/dl 0.5-1.1
Lain-lain
Asam Urat 5.5 mg/dl 2,4-5,7
Kesan : Tidak ditemukan kelainan laboratorium yang bermakna pada pasien in
VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
VII. DIAGNOSIS
2. Berdasarkan :
1. Kesadaran : compos mentis (GCS = 15, E4 V5 M6)
2. Orientasi : baik
3. Daya ingat : baik
4. Kemunduran intelektual : tidak ada
5. Tidak terdapat kelainan organik yang dapat dikaitkan dengan
gangguan jiwa atas dasar riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik.
6. Penggunaan zat psikoaktif : tidak ada riwayat menggunakan obat-
obatan.
Maka dapat disimpulkan bahwa pasien tidak menderita suatu gangguan
mental organik serta tidak menderita suatu gangguan mental dan
gangguan perilaku akibat zat psikoaktif.
4. Berdasarkan adanya:
Memenuhi kriteria umum diagnosis Schizoprenia
o Waham kebesaran dimana pasien merasa telah diangkat menjadi
anak Tuhan, mampu berkomunikasi dengan Tuhan dan Tuhan
selalu mengabulkan permintaannya.
o Waham kejar dimana pasien merasa paranormal ingin menyakiti
dirinya dengan cara mengirimkan benda gaib berupa bola – bola
api.
o Halusinasi auditorik dimana pasien mendengar suara-suara.
o Halusinasi visual dimana pasien melihat sosok Tuhan dan bola –
bola api yang melayang.
Maka dapat disimpulkan bahwa pasien menderita SKIZOFRENIA TIPE
PARANOID (F 20.0).
AXIS II:
Pasien memiliki gangguan kepribadian emosional tidak stabil, yaitu dulu
pasien sering mengamuk di rumah dan bertengkar hingka memukul kakaknya
tanpa sebab yang ejlas. Dapat disimpulkan bahwa pasien digolongkan dalam
gangguan kepribadian emosional tidak stabil (F 60.3)
AXIS III:
Dari alloanamnesa, autoanamnesa dan hasil pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan lab, pasien memiliki penyakit Diabetes Mellitus tipe 2 yang
terkontrol dengan obat.
AXIS IV:
AXIS V:
GLOBAL ASSESMENT OF FUNCTIONING (GAF) SCALE
100 – 91 = Gejala tidak ada, berfungsi maksimal, tidak ada masalah yang tidak
tertanggulangi.
90 – 81 = Gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalah
harian biasa.
80 – 71 = Gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam
pekerjaan, sosial, sekolah dll.
70 – 61 = Beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi,
secara umum masih baik.
60 – 51 = Gejala sedang (moderate), disabilitas sedang.
50 – 41 = Gejala berat (serious), disabilitas berat.
40 – 31 = Beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan komunikasi,
disabilitas berat dalam beberapa fungsi.
30 – 21 = Disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai, tidak mampu
berfungsi dalam hampir semua bidang.
20 – 11 = Bahaya mencederai diri sendiri atauapun orang lain, disabilitas sangat
berat dalam komunikasi dan mengurus diri.
10 – 01 = Seperti diatas → persisten dan lebih serius.
0 = Informasi tidak adekuat.
A. Farmakologi
Aripiprazole tablet 1 x 10 mg PO (pagi hari) sebagai obat antipsikotik
generasi kedua (atipikal).
Metformin tablet 3 x 500 mg PO (sebelum makan) sebagai obat Diabetes
Mellitus tipe 2.
B. Non farmakologi
Psikoterapi: Supportive Therapy
o Pengawasan minum obat agar gejala dan keluhan berkurang.
o Memotivasi pasien untuk mengkonsumsi obat secara teratur demi
kesembuhannya.
o Memotivasi dan memberi dukungan kepada pasien untuk dapat
melakukan aktivitas seoptimal mungkin.
Terapi Psikososial
o Family Counseling:
Memberi informasi kepada keluarga pasien tentang
penyakit yang diderita pasien dan pentingnya dukungan
serta motivasi dalam kepatuhan pengobatan pasien.
Behavioral Therapy
o Pasien diajak untuk mengembangkan minat dan hobinya.
o Pasien diingatkan untuk rajin berdoa.
X. PROGNOSIS
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa 25
Sanatorium Dharmawangsa
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 08 Januari 2018 – 10 Februari 2018
Ad vitam : ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad functionam : dubia ad malam
XI. LAMPIRAN
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa 26
Sanatorium Dharmawangsa
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 08 Januari 2018 – 10 Februari 2018
WAWANCARA 1
Hari/tanggal : Rabu, 31 Januari 2018
Jam : 14.00 WIB
Penampilan : Kaos merah garis abu-abu , celana pendek krem polos
Aktivitas : Duduk di kursi
Tempat : Kursi depan kamar pasien
Keterangan : A = Pemeriksa
B = Pasien
A : Selamat siang pak
B : Siang
A : Perkenalkan pak, nama saya dr. Novi, nama bapak siapa?
B : Saya Z
A : Pak Z, kita ngobrol-ngobrol sebenatr boleh ya?
B : Ya, boleh
A : Bapak sudah makan siang belum?
B : Sudah
A : Makan siang apa tadi pak?
B : Tadi makan siang nasi pakai sayur toge, ayam goreng sama tempe orek. (ingatan
jangka pendek baik)
A : Kalau tadi malam makan apa Pak?
B : Nasi, ikan pindang, sama pisang. (ingatan jangka pendek baik)
A : Tidak pake sayur pak?
B : Engga, saya gak suka kacang panjang.
A : Bapak sudah sejak kapan tinggal disini?
B : Udah lama, dari tahun 2013.
A : Oh gitu, Emang Bapak dirawat kesini kenapa?
B : Yah, dulu saya berantem sama sodara saya, terus kelurga masukin saya kesini,
mereka mah gak suka sama saya. (Waham kejar)
A : Memang bapak berantem sama sodara bapak, siapa?
B : Itu kakak saya.
A : Terus saya perhatikan kok bapak suka mengangkangt tangan gitu?
A : Pagi pak Z!
B : Selamat pagi
A : Bapak apa kabar?
B : Begini aja.
A : Bapak hari ini ada ngobrol sama Tuhan gak?
B : Ada.
A : Diskusiin tentang apa hari ini?
B : Diskusi tentang perusahaan milik saya, saya tuh punya perusahaan oli, saya bilang
mau buat perusahaan saya biar bisa lebih besar lagi. (waham kebesaran)
A : Bapak punya perusahaan? ada dimana Pak?
B : Punyang dong, ada di Serang perusahaan saya, perusahaan oli saya itu gede,
pegawainya udah ada puluhan ribu, saya juga bagi – bagi saham perusahaan saya ke
sodara - sodara. (waham kebesaran)
A : Oh begitu, hebat ya pak. Bapak memang punya berapa sodara?
B : Saya tujuh bersodara, saya anak ke lima
A : Banyak ya bapak sodaranya, sebelum masuk sini Bapak tinggal dimana?
B : Saya tinggal di perumahan Citra raya, sama sodara – sodara saya.
A : Sodara – sodara Bapak yang lain ada yang bisa mendengar sama melihat Tuhan
juga gak Pak?
B : Engga, Cuman saya doang yang bisa, soalnya saya doang yang percaya sama
Tuhan terus juga saya kan sudah diangkat anak sama Tuhan.
A : Sodara – sodara Bapak pernah dateng berkunjung ke sini gak?
B : Gak pernah, makanya saya jadi kesel, keluarga saya tuh gak suka sama saya.
A : Bapak sudah menikah?
B : Saya belum menikah (pasein mengangkat tangan lagi)