Anda di halaman 1dari 5

Larutan baku primer berfungsi untuk membakukan atau memastikan konsentrasi larutan tertent, yaitu

larutan atau pereksi yang ketepatan/ kepastian konsentrasinya sukar diperoleh melalui pembuatannya
secara langsung. Larutan yang sukar untuk dibuat secara kuantitatif ini selanjutnya dapat berfuungsi
sebagai larutan baku disebut larutan baku sekunder setelah dilakukan jika larutan tersebut bersifat stabil
sihingga dapat digunakan untuk menetapkan konsentrasi larutan lain atau kadar suatu cuplikan
(Mulyono, 2006)

Volumetri (titrasi) merupakancara penentuan kadar suatu zat dalam larutannya didasaran pada
pengukuran volumenya. Berdasarkan jenis reaksinya, volumetri dibedakan atas:

Asidimetri dan alkalimetri

berdasarkan paada reaksi netralisasi asam basa

Oksidimetri

berdasarkan padareaksi oksidasi-reduksi

Argentomrtri

Berdasarkan pada reaksi kresipitasi (pengendapan dari ion Ag+)

(Underwood, 1985)

Titrasi pengendapan adalah sa;ah satu golongan, titrasi dimana hasil reaksi titrasinya merupakan
endapan atau garam yang sukar larut. Prinsip dasarnya ialah reaksi pengendapan yang cepat mencapai
kesetimbangan pada setiap penambahan titrasi / titran , tidak ada pengotor yang mengganggu serta
diperlukan indikator untuk melihat titik akhirtitrasi. Hanya reaksi pengendapan yang dapat digunakan
pada titrasi (Khopkar, 1990).

Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat dalam suatu ;atuaran yang
dilakuakan dengan titrasi berdasarkan pada pembwentukan endapan dengan ion Ag+. Pada titrasi ini
terdapat pemeriksaan yang teah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrar
(AgNO3) dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan sehingga seluruh ion Ag+ dapat
tepat diendapkan dan kadar disebut dengan sitilah metode pengendapan, karena pada argentometri
memrlukan pembentukan senyawa yag relatif tidak larut atau mengenda (Gandjar, 2007)
Berdasarkan pada indikator yang digunakan argentometri dapat dibedakan atas :

Metode Mohr

Metode ini dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida dan bromida dalam suasana netral dengan
menggunakan laruatn standar AgNO3 dan penambahan K2CHO4 sebagai indikator. Titrasi dengan
metode Mohr harus dilakukan dalam suasana netral atau dengan sedikit alkalis (Ph 6,5-9,0). Dalam
suasana asam, perak kromat larut kaena terbentuk dikrimat dan dalam suasana basa akan terbentuk
endapan eperak hidroksida. Reaksi yang terjadi :

Asam : 2CrO4 2- + 2H+ — > Cr o4 2- + H2O

Basa : 2 Ag+ — > 2 AgOH

2 AgOH — > Ag2O +H2O

(Khopkar, 1990)

Pada permulaan titrasi akan terjadi endapan perak klorida dan setelah mencapai titik ekuivalen maka
penambahan sedikit perak nitrat akan berekais dengan kromat dan membentuk endapan perak kromat
yang berwarna merah (Ganjar,2007).

Metode Volhard

Titrasi Ag dengan NH4SCN Fe (III) sebagai indikator adalah contoh metode Volhard yaitu pembentukan
zat berwarna didialam larutan. Selamma titrasi, AgSCN terbentuk, sedangkan titik akhir tercapai bila
NH4SCN berlebih bereaksi dengan Fe (III) membentuk warna merah gelap.

Pda metode volhard untuk mnentukan ion klorida, suadsana haruslah asam, karena pada suasana basa
Fe3+ akan terhidrolisis. AgNO3 yang berlebih ditambahkan kedalam larutan klorida tentunya tidak
bereaksi. Larutan Ag+ tersebut kmudian ditritasi balik dengan menggunakan Fe (III) sebagai indikator )
Khopkhar, 1990)
Metode Fajans

Dalam titrasi Fajans digunakan indikator adborspi. Indikator adsopsi adalah zat yang dapat diserap pada
permukaan endapan dan menyebabkan timbulnya warna. Penyerapan ini dapat doatur agar terjadi pada
titik ekuivelen, antara lain dengan memilih macam warna yabg dipakai dan Ph.

Indikator ini adalah asam lemah atau basa lemah organi yang dapat membentuk endapan ion perak.
Misalnya floreseinm yang digunkaan dalam titrasi ion klorida. Dalam larutan florensein akan mengion
(untuk mudahnya ditulis HFI)

Hfi — > H+ + FI-

Ion Fi- inilah yang diserap oleh Endapan AgX dan menyebabkan endapan berwarna merah muda.
Florensein sendiri berwarna hijau kuning jika dalam larutan, sehingga titik akhir dalam titrasi ini
diketahui berdasarkan tiga macam perubahan, yakni:

Endapan yang semula putih menjadi merah muda dan endapan terlihat endapan menggumpal

Larutan yang semula keruh menjadi jernih

Larutan yang semula kuning hijau hampir tidak lai berwarna lagi (Haryadi, 1990)

Penentuan titik akhir dalam rekasi pengendapan :

a. Pemebentukan suatu endapan berwarna

Ini dapat diilustrasikan dengan prosedur mohr untuk penentuan klorida dan boromida. Pada titrasi suatu
larutan netral dari ion klorida dengan larutan perak nitrat, sedikit lartan kalium kromat ditambahkan
untuk berfungsi sebagai indikator. Pada akhir, ion kromat ini bergabung dngan ion perak untuk
bergabung dengan ion perak untuk membentuk perak kromat merah yang sangat sedikit sekali dapat
larut. Titrasi ini hendaknya dilakukan dalamsuasana netral, atau sangat sedikit sekali basa, yakni dalam
jangkauan pH 6,54 (Basset, 1994),

Pembentukan suatu senyawa berwarna yang dapat larut


Contoh prosedur ini adalah metode volhard untuk titrasi perak dengan adanya asam nitrat bebas dengan
larutan kaliaum atau ammonium tiosianat standar. Indikatornya adalah alarutan besi (III) amonium sulfat.
Penambahan larutan tiosinanat menghasilkan mula-mula endapan perak klorida. Kelebihan tiosianat
yang paling sedikitpun akan menhasilkan pewarnaan coklat kemerahan, disebabkan oleh suatu ion
kompleks.

Ag+ + SCN- — > AgSCN

Fe 3+ + SCN — > Fe (SCN)2+

Metode ini dapat diterapkan untuk penetapan klorida, bromida dan iodida dalam larutan asam. Larutan
perak nitrat standar berlebih ditambahkan dan klebihannya dititrasi balik dengan larutan tiosianat
standar.

Ag+ + Cl- — > Ag Cl

Ag+ SCN- — > AgSCN (Basset, 1994)

Penggunaan indikator adsorpsi

aksi indikator ini disebabkan oleh fakta bahwa pada titik ekuivalen, indikator itu diadbsorpsi oleh
endapan dan selama proses adsorpsi terjadi suatu peruabahan dalam indikator yang menimbulkan suatu
zat dengan warna berbeda, maka dinamakan indikator adsorpsi.

Zat-zat yang digunakan ialah zat0zat warna asam seerti warna deret florensein misalnya eosin yang
digunakan sebagai garam natriumnya. Untuk titrasi klorida boleh dipakai floresein. Satu ;arutan perak
klorida dititrasi dengan larutan perak nitat, perak klorida yang mengendap mengabsorpsi ion-ion klorida.
Ion floresein akan membentuk suatu ion kompleks dari perak merah jambu (Basset, 1994).

DAFTAR PUSTAKA

Basset, J. 1994. Kimia Kuantitatif . Anorganik . Buku Ajar Vogel. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Gandjar,G 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Haryadi, W. 1990. Ilmu Kimia Analitik. Jakarta :Erlangga

Khopkar. S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta :UI Press

Mulyono. 2006. Membuat Reagen Kimia di Laboratorium. Jakaerta: Bumi Aksara

Underwood, A.L. 1986. Analisis Kimia Kuntitatif . Jakarta :Erlangga

Anda mungkin juga menyukai