Anda di halaman 1dari 5

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING TERHADAP

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII


DI SMP

1. a). Paradigma Penelitian


Paradigma yang digunakan dalam judul ini adalah paradigma positivisme. Karena
peneliti ingin menemukan hubungan sebab akibat antara model pembelajaran Blended
Learning dengan hasil belajar dan prestasi belajar. Variabel-variabel dalam penelitian
ini dianalisa melalui hypotethico-deductive method, yaitu suatu metode yang
melibatkan pengujian hipotesis dimana hipotesis tersebut dideduksi dari hipotesis lain
yang tingkat abstraksinya atau perumusan konseptualnya lebih tinggi.
Paradigma positivisme merupakan pandangan yang didalamnya terdapat
realitas objektif sesuai realitas eksternal dimana peneliti harus menjaga jarak dengan
objek penelitian, termasuk dalam hal nilai, etika, dan pilihan moral. Melalui penilitian
empiris, hipotesis nanti akan diuji kebenarannya, bila teruji kebenarannya maka
hipotesis tersebut diakui sebagai fakta. Dengan adanya fakta baru, teori yang dipakai
dalam penelitian dapat disempurnakan.

b). Hanya ada satu rumusan masalah yang saya temukan yaitu rumusan masalah
deskiptif, karena judul yang saya buat tidak membuat perbandingan variabel pada
sampel lain, dan tidak mencari hubungan variabel satu dengan variabel lain. Jadi
rumusan masalah yang saya gunakan adalah rumusan masalah deskriptif

Rumusan Masalah

 Bagaimana Model Pembelajaran Blended Learning Dapat Meningkatkan Hasil


Belajar Siswa Kelas VII di SMP ?
 Bagaimana Model Pembelajaran Blended Learning Dapat Meningkatkan Prestasi
Belajar Siswa Kelas VII di SMP ?

c). Tujuan Penelitian


 Untuk Mengetahui Penerapan Model Pembelajaran Blended Learning Dapat
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII di SMP
 Untuk Mengetahui Penerapan Model Pembelajaran Blended Learning Dapat
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VII di SMP
Hipotesis

𝐻0 : Tidak ada peningkatan dengan menggunakan model


pembelajaran Blended Learning terhadap hasil belajar siswa
kelas VII di SMP
𝐻𝑎 : Terdapat peningkatan dengan menggunakan model
pembelajaran Blended Learning terhadap hasil belajar siswa
kelas VII di SMP

𝐻0 : Tidak ada peningkatan dengan menggunakan model


pembelajaran Blended Learning terhadap prestasi belajar
siswa kelas VII di SMP
𝐻𝑎 : Terdapat peningkatan dengan menggunakan model
pembelajaran Blended Learning terhadap prestasi belajar
siswa kelas VII di SMP

d). Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah nonequivalent control group

design.

Alasan saya memilih rancangan ini adalah kelompok eksperimen

(menggunakan model Blended Learning) maupun kelompok kontrol tidak dipilih

secara random. Dalam rancangan ini baik kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol dibandingkan tapi kelompok tersebut dipilih dan ditempatkan tanpa melalui

random. Dua kelompok yang ada diberi pretest kemudian diberi perlakuan dan

terakhir diberi posttest.


e). Indikator yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini

No Kompetensi Aspek Indikator Sumber Data


Seeking of  Guru menyampaikan Guru dan siswa
1 Blended information kompetensi dan tujuan
Learning pembelajaran untuk
menginisiasi kesiapan
belajar siswa sekaligus
mempersiapkan siswa
dalam proses eksplorasi
konsep sains yang relevan
melalui kegiatan
pembelajaran tatap muka
(face to face) di kelas
maupun pembelajaran
dengan suplemen
TIK(online). Kegiatan
eksplorasi konsep dapat
dilakukan secara individual
maupun kelompok
 Guru memfasilitasi,
membantu, dan mengawasi
siswa dalam proses
eksplorasi konsep sains,
sehingga informasi yang
diperoleh tetap relevan
dengan topik sains (fisika)
yang sedang dibahas, serta
diyakini
validitas/reliabilitas dan
akuntabilitas akademiknya.

acquisition of  Guru membimbing siswa


information mengerjakan LKS
dalam diskusi kelompok
untuk menginventarisasi
informasi,
menginterpretasi dan
mengelaborasi konsep
sains menuju
pemahaman terhadap
3dea sains (fisika) yang
sedang dibelajarkan.
 Guru mengkonfrontasi
3dea tau gagasan yang
telah ada dalam pikiran
siswa dengan hasil
interprestasi
informasi/pengetahuan
dari berbagai sumber
yang tersedia.
 Guru mendorong dan
memfasilitasi siswa
untuk
mengkomunikasikan
hasil interprestasi dan
elaborasi ide-ide sains
secara tatap muka (face
to face) maupun
menggunakan fasilitas
TIK (online), secara
kelompok maupun
personal.
 Guru men-scaffolding
siswa dalam
mengerjakan soal-soal
sains (fisika) baik secara
personal maupun dalam
kelompok
 Guru menugaskan
siswa untuk
mengelaborasi
penguasaan konsep sains
(fisika) melalui
pemberian soal-soal
sains (fisika) yang
bersifat terbuka dan kaya
(open-rich problem).

Synthesizing of  Guru menjustifikasi hasil


knowledge eksplorasi dan akuisasi
konsep sains secara
akademik, dan bersama-
sama siswa
menyimpulkan konsep
sains (fisika) yang
dibelajarkan.
 Guru membantu siswa
mensintesis pengetahuan
dalam struktur
kognitifnya
 Guru mendampingi
siswa dalam
mengkonstruksi/mereko
nstruksi konsep sains
(fisika) melalui proses
akomodasi dan asimilasi
bertolak dari hasil
analisis, diskusi dan
perumusan kesimpulan
terhadap informasi sains
yang dibelajarkan

2 Hasil Kognitif Mengingat (C1), Memahami Siswa


Belajar (C2), Menerapkan (C3),
Menganalisis (C4), Menilai
(C5) Dan Menciptakan (C6).
Afektif Sikap, Emosi, Tingkah Laku Siswa
Siswa Yang Direfleksikan
Dengan Perasaan Tertarik Dan
Senang.
Psikomotor Keterampilan Siswa
3

Anda mungkin juga menyukai