( RPP )
A. Standar Kompetensi
8. Menulis
Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam
bentuk pantun anak.
B. Kompetensi Dasar
8.3 Membuat pantun anak yang menarik tentang kepatuhan sesuai dengan
ciri-ciri pantun.
C. Indikator
Membuat pantun anak sederhana
Menjelaskan ciri-ciri pantun
Membacakan pantun anak yang telah dibuat dengan lafal dan intonasi yang
sesuai
D. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat membuat pantun yang menarik sesuai dengan ciri-ciri pantun.
E. Materi
Pantun anak.
F. Metode Pembelajaran
Ceramah
Kerja kelompok
Tanya jawab
Pemberian tugas
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Awal (15 menit)
Salam pembuka / berdoa
Apersepsi
Pemberian motivasi pembelajaran
Menjelaskan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti (75 menit)
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Guru menjelaskan ciri-ciri pantun dengan memberi contoh pantun anak
tentang kedisiplinan yang terdiri empat baris. Kemudian, pada suku kata
akhir setiap baris pantun diberi garis tebal sebagai ciri pantun.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Siswa mengidentifikasi ciri-ciri pantun serta maknanya sambil
mendengarkan penjelasan guru.
Siswa mencoba menyimpulkan ciri-ciri pantun bersama kelompoknya.
Siswa menyusun pantun acak menjadi pantun yang padu dan menyalinnya
di buku tugas.
Siswa menyempurnakan pantun-pantun dengan memilih pasangan yang
tepat.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan
Kegiatan Penutup (15 menit)
Dalam kegiatan penutup, guru:
1. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang sudah dipelajari
2. Memberi motivasi belajar terhadap siswa
3. Pemberian tugas/PR sebagai tindak lanjut pembelajaran hari ini
4. Menutup pelajaran
I Penilaian
Tes Tertulis
Bentuk tes : Tes tulisan
Lembar latihan soal (terlampir)
Format penilaian
Nomor Soal Nilai
No Nama Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 (B x 10)
1
2
3
4
5
Jumlah
Rata-rata
PANTUN ANAK
Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam
bahasa-bahasa Nusantara. Lazimnya pantun terdiri atas empat larik (atau empat
baris bila dituliskan), setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, bersajak akhir
dengan pola a-b-a-b dan a-a-a-a (tidak boleh a-a-b-b, atau a-b-b-a). Pantun pada
mulanya merupakan sastra lisan namun sekarang dijumpai juga pantun yang
tertulis.
Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian: sampiran dan isi. Sampiran adalah
dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris
masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian
kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak. Dua
baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut.
Selain dari bunyi akhiran, pantun harus berirama agar indah didengar dan
dibunyikan. Jika sebuah pantun tidak berirama, pantun itu terdengar tidak
sempurna. Untuk membentuk irama yang sempurna setiap baris, sebaiknya pantun
mempunyai delapan suku kata dan tidak melebihi dua belas suku kata. Hal ini
bertujuan agar pantun tersebut membentuk irama yang enak didengar.
Contoh pantun.
4. Pantun pada nomor 3 berima “pati” sama dengan rima “…” pada
baris ketiga.
a. jangan c. delapan
b. susu d. lestari
9. Untuk membentuk irama yang sempurna, setiap baris dalam pantun sebaiknya
mempunyai ….
a. delapan suku kata c. sembilan suku kata
b. sebelas suku kata d. dua belas suku kata