Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH STATISTIKA MATEMATIKA

“FUNGSI PEMBANGKIT MOMEN”

Disusn Oleh : Kelompok 1

1. Ayu Lestari ( F1042141046)


2. Dedi Ardiansyah (F1042141027)
3. Hendra Rukamana (F1042141019)
4. Indah Fuji Lestari (F10421410
5. Rasip (F1042141024)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN P.MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
BAB I

PENDAHULUAN
A. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi momen dan cara menentukan momen?
2. Apa saja jenis-jenis momen ?
3. Bagaimana definisi fungsi pembangkit momen ?
4. Apa saja jenis-jenis fungsi pembangkit momen ?
5. Bagaimana cara menentukan momen ?
6. Bagaimana cara menentukan fungsi pembangkit momen ?
7. Bagaimana cara menentukan momen dari fungsi pembangkit momen ?

B. Tujuan
1. Mengetahui definisi momen dan cara menentukan momen
2. Mengetahui jenis-jenis momen
3. Mengetahui definisi fungsi pembangkit momen
4. Mengetahui jenis-jenis fungsi pembangkit momen
5. Mengetahui cara menentukan momen
6. Mengetahui cara menentukan fungsi pembangkit momen
7. Mengetahui cara menentukan momen dari fungsi pembangkit momen
BAB II

PEMBAHASAN
A. MOMEN
1. Momen
Jika X adalah peubah acak, baik diskrit maupun kontinu, maka momen ke-k
(dinotasikan dengan 𝜇 ′ 𝑘 ) didefinisikan sebagai :

𝝁′ 𝒌 = 𝑬 (𝑿𝒌 ), 𝒌 = 𝟏, 𝟐, 𝟑, …

2. Momen Diskrit
Jika X adalah peubah acak diskrit dan p(x) adalah nilai fungsi peluang dari X di x,
maka momen ke-k (dinotasikan dengan 𝜇 ′ 𝑘 ) didefinisikan sebagai:

𝝁′𝒌 = ∑𝒙 𝑿𝒌 ∙ 𝒑(𝒙)

Contoh:
Berikut ini diberikan distribusi peluang dari peubah acak X

x 1 2 3 4
P(x) 1 1 1 1
4 8 8 2

Hitunglahnilai µ' 3

Penyelesaian :
Berdasarkan definisi momen diskrit, maka:
3. Momen Kontinu
Jika X adalah peubah acak kontinu dan f(x) adalah nilai fungsi densitas dari di x,
maka momen ke-k ( dinotasikan dengan 𝜇 ′ 𝑘) didefinisikan sebagai :

𝝁′𝒌 = ∫ 𝑿𝒌 ∙ 𝒇(𝒙)𝒅𝒙
−∞

Contoh :
Misalnya fungsi densitas dari X berbentuk:

'
Hitung µ 3

Penyelesaian :
B. FUNGSI PEMBANGKIT MOMEN
Pada bagian sebelumnya, kita membahas momen ke- k yang dinotasikan dengan
. Momen ini bisa juga diperoleh melalui besaran lainnya, yang dinamakan fungsi
pembangkit momen. Sehingga fungsi pembangkit momen merupakan sebuah fungsi yang
dapat menghasilkan momen-momen. Selain itu, penentuan distribusi baru dari peubah
acak yang baru merupakan kegunaan lain fungsi pembangkit momen.

1. Fungsi pembangkit Momen


Definisi 1 :
Jika X adalah peubah acak , baik dari diskrit maupun kontinu, maka fungsi
pembangkit momen dari X ( dinotasikan dengan ( Mx(t) ) didefinisikan sebagai :

Mx(t) = E(𝒆𝒕𝒙 ) ; untuk -h < t < h dan h > 0

2. Fungsi Pembangkit Momen Diskrit


Definisi 2 :
Jika X adalah peubah acak diskrit dan p(x) adalah nilai fungsi peluang dari X di x,
maka fungsi pembangkit momen dari X didefinisikan sebagai:

Mx(t) = ∑𝒙 𝒆𝒕𝒙 ∙ 𝒑(𝒙)


1. Fungsi Pembangkit Momen Kontinu
Definisi 3 :
Jika X adalah peubah acak kontinu dan f(x) adalah nilai fungsi densitas dari X di
x, maka fungsi pembangkit momen dari X didefinisikan sebagai:


Mx(t) = ∫−∞ 𝒆𝒕𝒙 ∙ 𝒇(𝒙)𝒅𝒙
Berikut ini akan dijelaskan dua cara dalam pembuktian bahwa fungsi pembangkit momen itu
bisa menghasilkan momen – momen.
a. Jika definisi 1 ( definisi fungsi pembangkit momen ) , 𝒆𝒕𝒙 diuraikan dengan
menggunakan perluasan deret Mac Laurin, maka dapat diperoleh:

Mx(t) = E (etX)

(𝑡𝑋)2 (𝑡𝑋)3 (𝑡𝑋)𝑟


= E (1 + 𝑡𝑋 + + + + …)
2ǃ 3ǃ 𝑟ǃ

(𝑡𝑋)2 (𝑡𝑋)3 (𝑡𝑋)𝑟


= E + EtX + 𝐸 +𝐸 + 𝐸 + …
2ǃ 3ǃ 𝑟ǃ

𝑡2 𝑡3 𝑡𝑟
= E + t∙E(X) + 2ǃ ∙ E(X 2 ) + 3ǃ ∙ E(X 3 ) + ⋯ + ∙ E(X r ) …
𝑟ǃ

Jika Mx(t) diturunkan terhadap t, kemudian harga t sama dengan nol, maka akan diperoleh :

2𝑡 3𝑡 2 𝑟𝑡 𝑟−1
𝑀𝑥 ′ (𝑡) = 𝐸(𝑋) + ∙ E(X 2 ) + ∙ E(X 3 ) + ⋯ + ∙ E(X r ) …
2ǃ 3ǃ 𝑟ǃ

𝑀𝑥 ′ (0) = 𝐸(𝑋) = 𝜇1 ′

′′ 6𝑡2 3
𝑟(𝑟 − 1) ∙ 𝑡 𝑟−1
𝑀𝑥 (𝑡) = 𝐸(𝑋 ) + ∙ E(X ) + ⋯ + ∙ E(X r ) …
3ǃ 𝑟ǃ

𝑀𝑥 ′′ (0) = 𝐸(𝑋 2 ) = 𝜇2 ′

𝑟(𝑟 − 1)(𝑟 − 2) ∙ 𝑡 𝑟−3


𝑀𝑥 ′′′ (𝑡) = 𝐸(𝑋 3 ) + ⋯ + ∙ E(X r ) …
𝑟ǃ

𝑀𝑥 ′′′ (0) = 𝐸(𝑋 3 ) = 𝜇3 ′


Demikian seterusnya, sehinga apabila diturunkan terhadap t sebanyak r kali, kemudian
harga t sama dengan nol, maka akan diperoleh :

𝑀′ 𝑥 (0) = 𝐸(𝑟) = 𝜇 ′ 𝑟

Dalam hal ini, kita akan menurunkan terhadap t dari perumusan pada definisi 1 (definisi
fungsi pembangkit momen).

𝑀𝑥 (𝑡) = 𝐸 (𝑒 𝑡𝑥 )
𝑀′𝑥 (𝑡) = 𝐸 (𝑋 ∙ 𝑒 𝑡𝑥 )
𝑀′𝑥 (0) = 𝐸 (𝑋 ∙ 𝑒 0 ) = (𝐸𝑋) = 𝜇′1
𝑀′′𝑥 (𝑡) = 𝐸 (𝑋 2 ∙ 𝑒 𝑡𝑥 )
𝑀′′𝑥 (0) = 𝐸 (𝑋 2 ∙ 𝑒 0 ) = (𝐸𝑋 2 ) = 𝜇′2
𝑀′′′𝑥 (𝑡) = 𝐸 (𝑋 3 ∙ 𝑒 𝑡𝑥 )
𝑀′′′𝑥 (0) = 𝐸 (𝑋 3 ∙ 𝑒 0 ) = (𝐸𝑋 3 ) = 𝜇′3

Demikian seterusnya, sehingga apabila Mx(t) diturunkan terhadap t sebanyak r kali, kemudian
harga t sama dengan nol, maka akan diperoleh:

𝑀𝑟 𝑥 (0) = 𝐸 (𝑋 𝑟 ) = 𝜇′𝑟

Contoh Soal Fungsi Pembangkit Momen Diskrit :


1. Fungsi peluang dari X berbentuk:
1 2
𝑝(𝑥) = ( ) ; 𝑥 = 0,1,2
4 𝑥
a. Tentukan fungsi pembangkit momen diskrit dari X.
b. Hitunglah 𝜇′1 𝑑𝑎𝑛 𝜇′2 berdasarkan hasil fungsi pembangkit momen.
Penyelesaian :
Berdasarkan definisi fungsi pembangkit momen diskrit, maka:
a. 𝑀𝑥 (𝑡) = ∑𝑥 𝑒 𝑡𝑥 . 𝑝(𝑥)
1 2
= ∑2𝑥=0 𝑒 𝑡𝑥 . 4 . ( )
𝑥
1 2 2
= 4 [1 + 𝑒 𝑡 ( ) + 𝑒 2𝑡 ( )]
1 2
1
𝑀𝑥 (𝑡) = (4) (1 + 2. 𝑒 𝑡 + 𝑒 2𝑡 ); 𝑡 ∈ 𝑅
1
Fungsi pembangkit momen diskrit dari x adalah 𝑀𝑥 (𝑡) = (4) (1 + 2. 𝑒 𝑡 + 𝑒 2𝑡 ); 𝑡 ∈

𝑅.

b. 𝜇′1 = 𝑀′ 𝑥 (𝑡)𝑡=0 ]
1
= 4 (2. 𝑒 𝑡 + 2. 𝑒 2𝑡 )]
1
= (4) (2 + 2)

𝜇′1 = 1
𝜇 ′ 2 = 𝑀′ 𝑥 (𝑡)𝑡=0 ]
1
= 4 (2. 𝑒 𝑡 + 4. 𝑒 2𝑡 )]
1
= (4) (2 + 4)

𝜇′2 = 1,5
Momen ke 1( 𝜇′1 ) dari fungsi yaitu 1 dan momen ke 2 (𝜇′2 ) dari fungsi yaitu 1,5.

Contoh Soal Fungsi Pembangkit Momen Kontinu :

1. Peubah acak x memiliki fungsi densitas berbentuk :


2𝑥
, 2≤𝑥≤5
𝑓(𝑥) = { 3
0, 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑥 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑖𝑛
Tentukan fungsi pembangkit momen kontinu dari fungsi densitas tersebut.

2 5 ∞
Penyelesaian : 𝑀𝑥 (𝑡) = ∫−∞ 𝑒 𝑡𝑥 . 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 + ∫2 𝑒 𝑡𝑥 . 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 + ∫5 𝑒 𝑡𝑥 . 𝑓(𝑥)𝑑𝑥

5 2𝑥
= 0 + ∫2 𝑒 𝑡𝑥 . 𝑑𝑥 + 0
3

5 2 1
= ∫2 (3 . 𝑥 2 ) . 𝑒 𝑡𝑥
2
2 1 1 5
= [3 . 2 𝑥 2 . t 𝑒 𝑡𝑥 ]
2

2 1 5
= [6 𝑥 2 . t 𝑒 𝑡𝑥 ]
2

2 1 2 1
= (6 (5)2 t 𝑒 5𝑡 ) − (6 (2)2 t 𝑒 2𝑡 )

50 1 8 1
𝑀𝑥 (𝑡) = 𝑒 5𝑡 − 𝑒 2𝑡
6 t 6 t

50 1 8 1 2𝑡
Jadi,fungsi pembangkit momen dari fungsi densitas di atas adalah 𝑀𝑥 (𝑡) = 𝑒 5𝑡 − 𝑒
6 t 6 t
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
 Jika X adalah peubah acak, baik diskrit maupun kontinu, maka momen ke-k
(dinotasikan dengan 𝜇 ′ 𝑘 ) didefinisikan sebagai :
𝝁′ 𝒌 = 𝑬 (𝑿𝒌 ), 𝒌 = 𝟏, 𝟐, 𝟑, …
 Jika X adalah peubah acak diskrit dan p(x) adalah nilai fungsi peluang dari X di x,
maka momen ke-k (dinotasikan dengan 𝜇 ′ 𝑘 ) didefinisikan sebagai:

𝝁′𝒌 = ∑𝒙 𝑿𝒌 ∙ 𝒑(𝒙)

 Momen Kontinu
Jika X adalah peubah acak kontinu dan f(x) adalah nilai fungsi densitas dari X di x,
maka momen ke-k ( dinotasikan dengan 𝜇 ′ 𝑘) didefinisikan sebagai :

𝝁′𝒌 = ∫ 𝑿𝒌 ∙ 𝒇(𝒙)𝒅𝒙
−∞

 Jika X adalah peubah acak , baik dari diskrit maupun kontinu, maka fungsi
pembangkit momen dari X ( dinotasikan dengan ( Mx(t) ) didefinisikan sebagai :

Mx(t) = E(𝒆𝒕𝒙 ) ; untuk -h < t < h dan h > 0

 Jika X adalah peubah acak diskrit dan p(x) adalah nilai fungsi peluang dari X di x,
maka fungsi pembangkit momen dari X didefinisikan sebagai:

Mx(t) = ∑𝒙 𝒆𝒕𝒙 ∙ 𝒑(𝒙)


Jika X adalah peubah acak kontinu dan f(x) adalah nilai fungsi densitas dari X di x, maka

fungsi pembangkit momen dari X didefinisikan sebagai:Mx(t) = ∫−∞ 𝒆𝒕𝒙 ∙ 𝒇(𝒙)𝒅𝒙
Soal yang Diberikan Kepada Mahasiswa :

1. Materi : Momen Diskrit


Poin : 50
Peubah acak x memiliki fungsi peluang :
1
𝑃(𝑥) = (𝑥 + 6); 𝑥 = 0,1,2,3
3

Hitunglah nilai momen ke 3 dari fungsi tersebut!


Penyelesaian :
Berdasarkan definisi momen diskrit:
𝝁′𝒌 = ∑𝒙 𝑿𝒌 ∙ 𝒑(𝒙)
Maka :

1
.𝜇′3 = ∑3𝑥=0 𝑥 3 . 3 (𝑥 + 6)

1
= ∑3𝑥=0 𝑥 3 (3 𝑥 + 2)

1
= ∑3𝑥=0 3 𝑥 4 + 2𝑥 3
1 1 1 1
= [3 (0)4 + 2(0)3 ] + [3 (1)4 + 2(1)3 ] + [3 (2)4 + 2(2)3 ] + [3 (3)4 + 2(3)3 ]
1 16 81
= [0] + [3 + 2] + [ 3 + 16] + [ 3 + 54]
1 16 81
=3+ + + 2 + 16 + 54
3 3
98
= 3
+ 72
98+216
= 3
314
𝜇′3 = 3
314
Jadi,nilai momen ke 3 (𝜇′3 ) dari fungsi di atas adalah .
3

2. Materi : Momen Kontinu


Poin : 50
Fungsi densitas dari suatu peubah acak x berbentuk :
3
(4𝑥 + 8); 0 ≤ 𝑥 ≤ 3
𝑓(𝑥) = { 4
0 ; 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑥 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑖𝑛
Hitunglah nilai momen ke 1!
Penyelesaian :

Berdasarkan definisi momen kontinu,


𝝁′𝒌 = ∫ 𝑿𝒌 ∙ 𝒇(𝒙)𝒅𝒙
−∞

Maka :

.𝜇′1 = ∫−∞ 𝑥1 . 𝑓(𝑥)
0 3 ∞
= ∫−∞ 𝑥1 . 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 + ∫0 𝑥1 . 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 + ∫3 𝑥1 . 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥
3 3
= 0 + ∫0 𝑥1 (4𝑥 + 8) 𝑑𝑥 + 0
4
3
= ∫0 𝑥1 (3𝑥 + 6)𝑑𝑥
3
= ∫0 (3𝑥 2 + 6)𝑑𝑥
3 3
= ∫0 3𝑥 2 𝑑𝑥 + ∫0 6𝑥 𝑑𝑥
= [(3)2 − (0)3 ] - [3(3)2 − 3(0)2 ]
= 27 + 27
= 54
Jadi,momen ke 1(𝜇′1 ) dari fungsi di atas adalah 54.

Anda mungkin juga menyukai