Anda di halaman 1dari 20

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Analisa perhitungan poros

Sesuai dengan spesifikasi Daya maksimum yang dihasilkan adalah : (P) 178 PS dan
putaran (n) adalah 4000 rpm, maka :

1. Untuk mencari Daya yang ditransmisikan (Pd) dapat digunakan persamaan (1.1,Hal 17)

Pd = fc . P (kW)

Dimana :
1 PS = 0,735 kW Sehingga, 178 PS = 178 x 0,735 = 130.83 = 131 kW
fc = Daya maksimum yang diperlukan 0,8-1.2 diambil 1,0 (tabel 2.2 Hal 17)
Pd = 1,0 x 131 kw
Pd = 131 kW
2. Momen puntir rencana (T) dapat dicari dengan persamaan (1.3 Hal 17)
Pd
T = 9,74 x 105 kg.mm
n
131 kW
T = 9,74 x 105
4000 rpm
T = 974000 x 0.03275
T = 31898,5 kg. mm

Poros yang direncanakan terbuat dari baja karbon (JIS G 4501) S55C, dengan kekuatan
tarik b = 66 kg/mm2 (tabel 2.1 hal 15)
3. Tegangan geser yang diizinkan ( a ) dapat dicari dengan persamaan (1.5 Hal 17)
b
a =
Sf1 x Sf 2
Dimana :
Sf1 = 6,0 (pers 1.5 hal 17)
Sf2 = 2,0 (pers 1.5 hal 17)
Maka:
66
a =
6x2
66
a =
12
a = 5,5 kg/mm2
4. Diameter poros (ds) dapat dihitung dengan persamaan ( 1.6 Hal 18 )

 5,1 
ds =  K t . C b . T  1 /3 mm
 τa 
Dimana :
Kt = 1,5 ( dipilih ) pers 1.6 hal 18
Cb = 2,0 ( dipilih ) pers 1.6 hal 18
Maka :
 5,1 
ds =  x 1,5 x 2 x 31898,5  1/3
 5,5 
ds = 0,927 x 1,5 x 2 x 31898,5  0.33
ds = 88709,72 0,33
ds = 42,27 dibulatkan menjadi 45 mm
Sehingga diameter poros yang diambil adalah ds= 45 mm.
Jika direncanakan diameter tempat bantalan adalah Db= 47 mm.
5. Jari-jari fillet dihitung dengan persamaan ( Lit 1 Hal 18 )
Db  d s
r =
2
Maka :

r = 47 - 45
2
r = 1,0 mm
6. Maka alur pasar, tinggi pasak dan fillet dapat dihitung dengan persamaan (sularso Hal 20)
1. Alur pasak (b)
ds
b=
4
b = 45
4
b = 11,25mm
2. Tinggi pasak (h)

h = ds
8
45
h=
8
h = 5,625 mm
3. Fillet pasak (c)

c= h
b

5,625
c=
11,25
c = 0,5 mm
7. Tegangan geser (g) dihitung dengan persamaan (1.4 Hal 20)
T 5,1T
g = =
  ds 3
 d s3
 
 16 
 
5,1 x 31898,5 
g =
45 mm 3
g = 0,528 kg/mm2
Untuk mengetahui faktor konsentrasi tegangan α dan β untuk pembebanan puntir statis
dari suatu poros bulat dengan alur pasak persegi yang diberi fillet, maka dapat diacri dengan
persamaan :
r/ds
= 1/45
= 0,022
Sehingga:
α = 2,6
β = 1,5
8. Perbandingan tegangan geser yang terjadi selama mengalami faktor konsentrasi tegangan dari
poros didapat dari persamaan ( sularso Hal 20)
 a x Sf 2
 g x Kt x Cb

5,5 x 2,0
 0,528 x 1,5 x 2,0
2,6
4,23  1,58 Baik.
Maka perbandingan di atas dinyatakan baik karena pengaruh konsentrasi tegangan cukup besar.

Gambar 3.3 Poros kopling

4.2 Analisa Perhitungan Plat Gesek

1. Momen puntir yang diteruskan ( T ) dapat dihitung dengan persamaan (3.2 halaman 20)
𝒇𝒄 . 𝐏
T = 9,74x105 . (kg.mm)
𝒏

1 x 131 kW
T = 9,74 x 105 x
4000 rpm
T = 974000 x 0,03275
T = 31898,5 kg.mm
2. Besar gaya tekan pada permukaan bidang gesek ( F ) dihitung dengan pers. (3.9 halaman 21)

F = ( D22 - D12 ) . Pa (kg/mm2)

Dimana :
D1 = 1.2 x ds + 10 mm
D1 = 1.2 x 45 + 10 mm
D1 = 64 mm
D2 = 2 x ds + 25 mm
D2 = 2 x 45 + 25
D2 = 115 mm
Perbandingan diameter D1/D2 adalah 0,5 - 0,8 diambil 0,6 ( pers sularso hal 22). Besar
tekanan rata-rata (Pa) dipilih besi cor dan asbes 0,007-0,07 kg/mm2 (tabel 2.3 hal 21), diambil
0,03 kg/mm2, dengan  0,35 – 0,65 maka diambil 0,5.
Maka :

F= (D12 – 0,6 D22) x 0,03
4

F= (1 – 0,6) D22 x 0,03
4
F = 0,0093 D22 kg/mm2
3. Jari-jari rata-rata (rm) dihitung dengan persamaan (3.3 halaman 22)

rm =
D1  D 2 
4

rm = 0,65  1 D 2
4
rm = 0.4125 D2

4. Diameter luar (D2) dihitung dengan persamaan (sularso halaman 22)


T =  . F . rm (kg.mm)
31898,5 = 0,5 x 0,0093 D22 x 0,41 D2
31898,5 = 0,0019 D23
3 31898,5
D2 = √ 0,0019

= 256 mm

5. Diameter dalam (D1) dihitung dengan persamaan


D1 = 0,6. D2
= 0,6 x 256 mm
D1 = 153,6 mm
Gambar 3.4 Plat gesek

6. Luas plat gesek ( A ) dihitung dengan persamaan (sularso. Hal 21)



A= x ( D2 2 - D12 ) (mm2)
4

A= x ( 2562 – 153.62 )
4
A = 0.78 x 41943
A = 32715.57 mm2
7. Besar tekanan pada permukaan plat gesek (F) dihitung dengan persamaan (3.9 hal 21)
F = A . Pa kg/mm2
= 32715,57 mm2 x 0,03 kg/ mm2

= 981,46 kg

4.3 Perhitungan Umur Kopling

1. Momen Puntir ( T ) (3.11 halaman 22)


fc x P
T = 974 kg.m
n

= 974 1,0 x131


4000
= 31,1 kg.m
2. Momen beban saat start (Tl1) (3.13 halaman 24)
Tl1  T  T12 (kg.m)
fc x P
T = 974 kg.m
n

= 974 1,0 x131


4000
= 31,1 kg.m
3. Maka Kecepatan relatif ( nr ) dihitung dengan persamaan (sularso. Hal 23)
nr = n1 - n2 (rpm)
nr = 4000 - 3500 (diasumsikan putaran beban)
nr = 500 rpm
Bila jangka waktu penghubung (dari saat kopling dihubungkan hingga kedua poros
mencapai putaran yang sama) adalah te = 0,1 – 5 (s) diambil 0,7 s (waktu penghubung rencana).
Faktor untuk keamanan kopling tetap diambil f = 1
Maka momen percepatan yang diperlukan mencapai jangka waktu penghubung yang
direncanakan adalah (Ta) dihitung dengan persamaan (3.16 halaman 23)

Maka :
GD 2 .n1
Ta = + Tl1 (kg.m)
375t e

3 x 4000
=  31,1
375 x 0,7
= 77.2 kg.m
4. Kapasitas momen gesek dinamis ( Tdo ) (3.18, halaman 23)
Tdo > Ta . f
> 77.2 kg. m x 1
 77.2 kg.m
Maka harga Tdo untuk kopling gesek plat tunggal kering diperoleh dari grafik adalah :
Nomor tipe kopling 100

5. Kerja Penghubung
Kerja penghubung (E) dapat dihitung dengan persamaan (3.23 halaman 24)

GD 2 . nr 2 Tdo
E= x (kg.m/hb)
7160 Tdo - T

3 x 500 2 77,2
= x
7160 77,2  31,1
= 175,97 kg.m/hb
7. Kerja penghubung yang diizinkan (Ea)
Bila jumlah penghubung tiap menit N = 0,7 hb/menit dan kerja penghubung yang
diizinkan adalah Ea (kg.m/hb).
Maka :
E Ea (3.28 halaman 24)
E 175,97 kg.m/hb

8. Waktu penghubungan yang sesungguhnya ( tae ) [sekon]


GD 2 . nr
tae = (sekon) (3.29, Hal 24)
375 (Tdo - T)
3 . 500
=
375 (77,2 - 31,1)
= 0.08 sekon

9. Umur plat gesek dalam jumlah penghubungan ( Nml )


L3
Nml = (3.29, Hal 70)
E xw
L3 = Volume keausan yang diizinkan dari plat gesek untuk nomor Kopling 100 = 210 cm3 (tabel
2.5 hal 26)
w = Laju keausan permukaan bidang gesek (5 – 10 ) x10-7 cm3/kg.m ( tabel 2.4 hal 25) diambil =
7,5 x 10-7 cm3/kg.m
Maka :
210
Nml =
175,97 x 7.5 x 10 7

= 1615384.61 hb

Bila jumlah penghubung tiap menit N = 1 hb/menit dan kerja kendaraan 10 jam/hari
(direncanakan).
maka :

Nl = N x h x t h

Nl = 1 x 6 x 288 hari
Nl = 1728 hb/tahun

Sehingga umur kopling dapat dihitung dengan persamaan


N ml
Nmd =
N1

= 1615384.61
1728
= 934 hari = ± 3 tahun.
4.4 Analisa Perhitungan Pegas
a. Pegas Kejut
- Bahan pegas yang dipakai SUP4
- Tegangan maksimum pegas = 6500 kg/cm2 (gambar 2.21 hal 26)
- Jumlah pegas (n1) = 6 buah
- Jumlah lilitan (n2) = 6 buah
- Jumlah lilitan aktif (n3) = 4 buah
1. Gaya tekan pada pegas (F) (persamaan hal 26)

F= (D22 – D12) P
4

= (( 256 mm )2 – (153,6 mm )2) x 0,03 kg/mm2
4
= 981,46 kg

Bila jumlah pegas (n1) adalah 6 buah maka didapat gaya tekan untuk masing-masing pegas
dihitung dengan persamaan (2.40 halaman 26)
F
Wl =
n1
981,46
Wl =
6
= 163.57 kg

2. Tegangan geser ( g ) [kg/cm2]


g = 0,8 x a (kg/cm2) ( Persamaan Hal 26)
= 0,8 x 6500
= 5200 kg/cm2

3. Konstanta tegangan Wahl ( K )


4.c  1 0,615
K=  (persamaan 7.33, Hal 26)
4.c  4 c
Dimana :
c = D/d
Harga c antara 4 – 10 diambil 6

K= 4 . 6 - 1 + 0,615
4.6  4 6
= 1,25
Diameter kawat pegas (d)
8 Wl
d2 = K .c.
 g

8 W
d = K .c . l
 g

= 1,25 x 8 x 6 x 163,57 kg 2
 5200 kg/cm

= 0,7 cm
= 7 mm

Diameter lingkaran pegas (D)


D/d = 6 x d
= 6 x 7 mm
= 42 mm

4. Lendutan pegas (  ) [mm]


8.n3 D 3Wl
= (mm) (Persamaan 7.34, Hal 28)
d 4 .G
Dimana G adalah modulus geser = 8 x 103 kg/mm2 (tabel 2.9 hal 29)
8 x 4 x (42 mm) 3 x 163,57 kg
 =
(7 mm) 4 x 8 .103 kg/mm 2
= 20.18 mm
= 2 cm

Konstanta pegas (k) dihitung dengan persamaan


G . d4
k =
8 . n 3 . D3

8.10 3 kg/mm 2 x 7 mm 
4
k =
8 x 4 x(42 mm) 3
= 8.3 cm
= 0.83 mm

Panjang lilitan pegas (H)


Untuk pemakaian umum H/D tidak boleh lebih dari 4
Maka: H/D < 4
Diambil: H/D  2
H <2D
< 2 x 42 mm
H < 84 mm

b. Pegas Tekan
Bahan pegas dari SUP4
- Jumlah pegas (n1) = 6 buah
- Jumlah lilitan (n2) = 6 buah
- Jumlah lilitan aktif (n3) = 4 buah
- Jarak sumbu pegas ketitik pusat poros r = 8

Gaya tekan (W)


T
W=
r
31898.5 kg.cm
=
8 cm
= 3987,31 kg
Gaya tekan tiap pegas
W
W1 =
n1

3987,31 kg
=
6
= 664,55 kg
Tegangan geser (g) dapat dihitung dengan persamaan ( halaman 26)
g = 0,8 x a
= 0,8 x 6500 kg/cm2
= 5200 kg/cm2
Faktor tegangan dari Wahl (K) dihitung dengan persamaan (persamaan 7.33, Hal 26)
4 . c -1 0,615
K = +
4.c  4 c
Harga c diambil 6
4 . 4 -1 0,615
= +
4.6  4 6
= 1,25
Diameter kawat pegas (d) dihitung dengan persamaan (2.39 halaman 26)
8 Wl
d2 = K .c.
 g

8 W
d = K .c . l
 g

= 1,25 x 8 x 6 x 664,55 kg 2
 5200 kg/cm

= 1.5 cm
= 0, 15 mm

Diameter lingkaran pegas (D) dihitung dengan persamaan (2.41 halaman 26)
D =6xd
= 6 x 0,15 mm
= 0.9 mm
= 90 cm
Lendutan pegas () dihitung dengan persamaan (2.42 halaman 27)

8 n 3 D3 WL
 =
d4 G

Dimana G adalah modulus geser = 8 x 103 kg/mm2 (tabel 2.6 hal 28)
8 x 4 x (90) 3 x 664,55 kg
 =
(15 mm) 4 x 8 .10 3 kg/mm 2
= 0,014 mm
= 0,14 cm

Konstanta pegas (k) dihitung dengan persamaan (2.43 halaman 32)


G . d4
k =
8 . n 3 . D3

8x10 3 kg/mm 2 x 1.5


4
k =
8 x 4 x( 90mm) 3
= 4.6 cm
Panjang lilitan pegas (H) dihitung dengan persamaan (2.44 halaman 27)
Untuk pemakaian umum H/D tidak boleh lebih dari 4
H/D < 4 Diambil panjang lilitan pegas = 2
H/D 2
H <2xD
< 2 x 90 mm
< 180 mm

4.5 Perhitungan Paku Keling


Bahan paku keling dari bahan ST 37 yang dengan kekuatan tarik 3700 kg/mm2
Faktor keamanan Sf1 = 6 ( pers 2.4 hal 19 )
Sf2 = 2 ( pers 2.5 hal 19)
Tegangan tarik izin (t) dihitung dengan persamaan (2.45 halaman 27)
b
t =
sf 1 xsf 2
3700kg / cm2
=
6 2
= 308,3 kg/cm2

Tegangan geser izin (g) dihitung dengan persamaan (2.46 halaman 28 )

g = 0,8 x t
= 0,8 x 308,3 kg/cm2
= 246,64 kg/cm2

Tabel 2.7 Jumlah paku dan baris paku keling

Baris Jumlah paku r (mm)


I 16 94
II 16 80
III 16 65
IV 6 42

a. Baris Pertama (I)


Npk = 16 buah
R = 94 mm

Gaya tekan paku keling dihitung dengan persamaan 1 halaman 26)


T =Pxr
Maka :
T
P =
r
31898.5 kg.mm
= = 339,34 kg
94 mm

P tiap paku keling dihitung dengan persamaan 1 halaman 30 )


P
P1 =
n pk
339,34
= kg
16
= 21,20 kg

Maka diameter paku keling pada baris pertama ( D1 ) dihitung dengan persamaan (sularso hal 30)
D1 = P 1x 4
 x g
21,20 kg x 4
=
 x 4,4 kg / mm 2
= 2,47 mm
= 0,24 cm

b. Baris Kedua (II)


Npk = 16 buah
r = 80
Gaya tekan paku keling
T =Pxr
T
P =
r
31898.5 kg.mm
=
80 mm
= 398,73 kg

P tiap paku keling


P
P2 =
n pk

= 398,73 kg
16
= 24,92 kg

Diameter paku keling pada baris kedua ( D2 ) :


D2 = P 2x4
 x g
24,92 x 4
=
 x 4,4
= 7,21 mm
= 0,72 cm

C. Baris Ketiga (III)

Npk = 16 buah
r = 65 mm

T=Pxr
Maka :
T
P=
r
31898.5 kg.mm
=
65mm
= 490,74 kg
P
P3 =
n pk

= 490, 73 kg
16
= 30.67 kg

Diameter paku keling pada baris ketiga ( D3 ) dihitung dengan persamaan


P3 x 4
D3 =
 x g

= 30.67 x 4
 x 4,4
= 8,87 mm
= 0,88 cm

D. Baris Keempat (IV)

Npk = 6 buah
r = 42 mm
T =Pxr
T
Maka : P =
r
31898.5 kg.mm
=
42 mm
= 759, 48 kg

P
P4 =
n pk
759,48
= kg
6
= 126,58 kg

Maka diameter paku keling pada baris keempat:


P4 x 4
D4 =
 x g
126,58 x 4
=
 x 4,4
=36.63 mm
= 3.6 cm

Tabel 2.8 Gaya pada tiap baris paku keling


Baris Jumlah paku P (Kg)
I 16 21,20
II 16 24,92
III 16 30.67
IV 6 759, 48

Gambar 3.5 Letak paku keeling


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil perhitungan dan perencanaan didapat data spesifikasi dari kopling plat gesek.
Untuk kendaraan “MITSUBISHI NEW STRADA TRITON” dengan daya sebesar 178 Ps dan
putaran 4000 rpm adalah sebagai berikut :
1. Momen puntir yang terjadi pada kopling (T) : 31898,5 kg. mm
2. Daya yang di transmisikan (Pd) : 131 kW
3. Tegangan puntir (a ) : 5,5 kg/mm2
4. Kekuatan tarik (b ) : 66 kg/mm2
5. Tegangan geser (g ) : 0,528 kg/mm2
6. Diameter poros penggerak (ds) : 42,27 mm
7. Alur pasak (b) : 11,25 mm
8. Tinggi pasak (h) : 5,625 mm
9. Fillet pasak (c) : 0,5 mm
10. Diameter dalam plat kopling (D1) : 153,6 mm
11. Diameter luar plat kopling (D2) : 256 mm
12. Luas plat gesek (A) : 32715.57 mm2
13. Tekanan pada plat gesek (F) : 981,46 kg
14. Batas pemakaian (umur kopling) : + 3 tahun
15. Pegas kejut
a. Gaya tekan pegas (F) : 981,46 kg
b. Diameter kawat pegas (d) : 7 mm
c. Diameter lingkaran pegas (D) : 7,2 mm
d. Lendutan () : 42 mm
16. Pegas tekan
a. Gaya tekan (W) : 3987,31kg
b. Diameter kawat pegas (d) : 15 mm
c. Diameter lingkaran pegas (D) : 90 mm
d. Lendutan () : 0,14 mm
17. Paku keling
a. Pada baris pertama
- Jumlah paku (Npk) : 16
- r1 : 94
- Diameter paku (D) : 2.47 mm
- P tiap paku keling (P1) : 21,20 kg
b. Pada baris kedua
- Jumlah paku (Npk) : 16
- r2 : 80
- Diameter paku (D) : 7.21 mm
- P tiap paku keling (P2) : 24,92 kg
c. Pada baris ketiga
- Jumlah paku (Npk) : 16
- r3 : 65
- Diameter paku (D) : 8.87 mm
- P tiap paku keling (P3) : 30,67 kg
d. Pada baris keempat
- Jumlah paku :6
- r4 : 42
- Diameter paku (D) : 36,63 mm
- P tiap paku keling (P4) : 126,58 kg

Dari perhitungan Bab IV dengan spesifikasi kendaraan dari daya 178 PS dan putaran 4000
rpm. Maka didapatkan :
1. Jenis plat Kopling yang digunakan adalah tipe kering dengan material dari besi cor dan asbes
yang ditenun dengan tegangan gesek maksimal yang diizinkan 0,007-0,07 kg/mm2 (tabel 2.3 hal
21), (diambil 0,03) kg/mm2, dengan  0,35 – 0,65 (diambil 0,5).

2. Daya yang ditransmisikan (Pd) = 131 kW, dan didapatkan diameter poros standar 42,27 mm
ini dapat dilihat dari tabel standar pemakaian diameter poros karangan sularso, ini sesuai untuk
merencanakan suatu unit kopling gesek.

3. Bahan plat yang digunakan adalah besi cor dan asbes yang ditenun dengan Diameter dalam
plat didapatkan sebesar 153,6 mm dan diameter luar plat 256 mm, selisihnya tidak terlalu jauh
sehingga dalam perencanaan didapatkan hasil yang baik, umur kopling dari kendaraan
mitsubishi new strada triton ini ± 3 tahun, dimana pemakaian 1 hari kendaraan ini 8 jam, dan ini
merupakan jangka waktu yang tidak terlalu lama (standar) dalam pemakaian kendaraan ini.
4. Dari analisa perhitungan pegas dengan memakai bahan pegas SUP4 dapat dihasilkan pegas
kejut dan pegas tekan suatu plat. Dengan memakai bahan ST 34 (buku sularso) dapat dihasilkan
masing-masing diameter paku keling yang direncanakan.
Jadi dari perhitungan ini dapat diambil kesimpulan bahwa untuk merencanakan suatu unit
kopling maka diperlukan ketelitian agar perencanaan kopling gesek plat kering ini dapat optimal
dan sesuai dengan yang diinginkan.

Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan ternyata elemen-elemen tersebut cukup aman, dan
dapat disimpulkan bahwa bahan-bahan yang dipakai untuk konstruksi adalah cukup aman dan
siap untuk dipakai pada mesin tersebut.

5.2. Saran

 Penggunaan kopling pada kendaraan haruslah sesuai dengn standar yang telah ditentukan
karena hal tersebut dapat mempengaruhi umur dari kopling tersebut.

 Perhitungan terhadap momen yang terjadi pada plat gesek kopling harus tepat agar
diperoleh kinerja kendaraan yang optimal karena plat gesek sangat mempengaruhi
pemindahan momen dari poros penggerak ke poros yang digerkkan.

 Untuk mengenal dan mengetahui bentuk dan cara kerja kopling sebaiknya dilakukan
survei ke laboratorium atau ke bengkel mobil atau mesin.
 Untuk Dosen pengampu mata kuliah perancangan elemen mesin ini, ada baiknya jika
dosen tersebut lebih mengarahkan mahasiswa untuk berfokus mengenai materi dari jenis
kopling yang akan dirancang.
 Saran dari penulis kepada pembaca, dalam menyusun dan menyelesaikan tugas gunakan
lebih banyak buku referensi. Semakin banyak referensi akan menghasilkan perencanaan
yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai