Anda di halaman 1dari 5

No Diagnosa keperawatan NOC NIC Rasional

1. Konfusi kronik b/d Distorted Thought Control Hallucination Management (6510) Hallucination Management (6510)
korsakoff’s psychosis d/d (1403)
- Bina hubungan saling percaya dengan - Hubungan saling percaya sebagai dasar
klien mengatakan ada Setelah dilakukan tindakan
suara yang menyuruhnya keperawatan selama 3 x 24 klien interaksi perawat dan klien demi
menyerang dan jam, klien mampu
- Tingkatkan komunikasi yang jelas dan tercapainya keberhasilan intervensi
membunuh orang lain, mengendalikan halusinasi
klien sering terlihat dengan indikator/kriteria hasil terbuka (Suryanta & Murti W, 2015).
menyendiri, sering :
- Monitor isi halusinasi (kekerasan atau - Mengetahui masalah yang dialami oleh
berbicara sendiri, sering - Klien mampu mengenal
tertawa sendiri dan terjadinya halusinasi. yang merugikan diri sendiri) klien
marah-marah tanpa - Klien mampu
sebab. - Dorong klien menceritakan perasaan - Mengetahui isi halusinasi dan
mengungkapkan isi
halusinasi. terhadap adanya halusinasi menentukan tindakan keperawatan yang
- Klien mengungkapkan
- Sediakan waktu untuk berdiskusi dengan tepat
frekuensi halusinasi.
- Klien mampu klien tentang halusinasi (kapan terjadi, - Mengetahui masalah yang dialami oleh
mengungkapkan perasaan
apa yang didengar, apa yang dirasakan, klien
terkait dengan halusinasi.
- Klien mampu menahan apa yang dilakukan) - Peran serta aktif klien dalam diskusi
diri dari menanggapi
- Ajarkan dan libatkan klien dalam membantu dalam melakukan intervensi
halusinasi
- Klien mampu kegiatan yang dapat mendistraksi diri keperawatan
memvalidasi kenyataan
dari halusinasi - Mencegah terjadinya halusinasi
- Klien mampu melaporkan
penurunan halusinasi - Kolaborasi pemberian antipsikotik - Mencegah terjadinya halusinasi dan
- Klien mampu menahan
- Ajarkan cara minum obat yang benar dan gejala-gejala
diri dari mengikuti
halusinasi tepat pada klien - Meningkatkan pengetahuan klien
- Monitor dan atur tingkat aktivitas dan tentang minum obat agar klien mau
stimuli lingkungan minum obat secara teratur.
- Pertahankan lingkungan yang aman - Mengetahui aktivitas klien dan
- Dorong klien untuk memvalidasi memantau jadwal klien dalam
halusinasi dan tegaskan bahwa perawat perawatan
tidak merasakan stimuli yang sama - Lingkungan yang aman meminimalkan
- Ajarkan klien tentang penyakit halusinasi resiko perilaku kasar terhadap orang
- Monitor kemampuan perawatan diri dan lain yang ditimbulkan karena halusinasi
bantu klien dalam memenuhi kebutuhan - Menegaskan klien bahwa yang
perawatan diri jika diperlukan dialaminya adalah halusinasi
- Mengetahui kemampuan klien dalam
perawatan klien dan agar kebutuhan
perawatan diri klien terpenuhi.
2. Resiko perilaku Abusive Behaviour Self- Behavior Management (4350) Behavior Management (4350)
kekerasan pada orang Resraint
- Berikan pujian atas usaha klien dalam - Agar klien merasa lebih dihargai.
lain b/d gangguan (1400)
psikotik Setelah dilakukan tindakan mengontrol diri Perawat perlu menghargai klien sebagai
keperawatan selama 3x24
- Berikan pengobatan yang sesuai manusia seutuhnya yang
jam, klien dapat menahan
perilaku kekerasan kepada - Komunikasikan kepada klien tentang memiliki hak serta tanggung jawab atas
orang lain dengan kriteria
harapannya dalam mengontrol diri dirinya sendiri sebagai individu (Shives,
hasil :
Anger Control Assistance (4640) Stuart & Sundeen, 1994).
- Klien memperoleh
- Monitor tanda-tanda terjadinya - Untuk meminimalkan gejala yang
perawatan dan
pengobatan yang agresi/amuk dan cegah sebelum terjadi timbul dan mencegah kekambuhan.
dibutuhkan
- Gunakan pendekatan yang meyakinkan Obat-obatan merupakan salah satu hal
- Klien mau membahas
perilaku kekerasannya dan bahasa yang lembut/tenang dalam yang penting dalam proses
- Klien dapat mengenali
faktor yang memicu berkomunikasi dengan klien penyembuhan dan mencegah
perilaku kekerasan
- Ajarkan metode untuk memodulasi kekambuhan yang disertai oleh terapi
- Klien dapat
menggunakan pengalaman emosi yang intens ( teknik psikologi (Marissa,2017).
mekanisme koping
relaksasi, menulis, distraksi, pelatihan - Untuk memberi dorongan klien
alternatif ketika
mengalami stress/marah asertif). bercerita tentang harapannya dalam
- Klien mampu mengontrol
- Sediakan role model yang dapat mengontrol diri agar perawat dapat
impuls
- Klien mampu menahan mengekspresikan marah dengan tepat menentukan tindakan keperawatan yang
diri untuk tidak
/sesuai tepat. seseorang dengan resiko perilaku
melakukan perilaku
kekerasan (emosional, - Berikan reinforcement positif pada klien kekerasan umumnya memiliki perasaan
fisik, seksual)
dalam mensimulasikan ekspresi marah yang kuat dan disertai dengan
Aggression Self-Restraint kemarahan yang tepat hilangnya control diri (Stuart &
(1401)
Sundeen,1998).
 Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama Anger Control Assistance (4640)
3x24jam,klien dapat - Untuk melihat perilaku apa yang biasa
mengendalikan perilaku
agresi/amuk kriteria hasil : terjadi pada klien dan mencegah situasi
- Klien dapat mengenali bertambah buruk. Pada klien dengan
waktu kapan marah dan
frusutasi perilaku kekerasan biasanya muncul
- Klien dapat perasaan marah, jengkel, emosi, dan
mengekspresikan
kebutuhan tanpa disertai kecewa
perilaku destruktif yang ditandai dengan tangan mengepal,
- Klien dapat
mengidentifikasi mata melotot, pandangan tajam, bicara
pendukung dikomunitas keras dan kasar (Afnuhazi, 2015).
- Untuk membina hubungan saling
percaya pada klien. Bina hubungan
saling percaya merupakan kunci
keberhasilan asuhan keperawatan
karena dari sinilah proses perawatan
dapat dilaksanakan secara terprogram
(Suryanta & Murti W, 2015).
- Untuk mengajarkan metode yang tepat
bagi klien dalam memodulasi emosi,
misalnya pelatihan asertif. Latihan
asertif bertujuan agar klien mampu
berperilaku asertif dalam
mengekspresikan kemarahannya
(Suryanta & Murti W, 2015).
- Untuk memberikan contoh kepada klien
cara yang tepat untuk mengekspresikan
kemarahan, perawat dapat menjadi
contoh bagi klien dalam melakukan
teknik asertif agar klien dapat
mengekspresikan rasa marah dengan
tepat/sesuai (Suryanta & Murti W,
2015).
- Agar klien merasa lebih dihargai dan
termotivasi dalam meneruskan
perawatan. Motivasi dan bimbingan dari
perawat ruangan pada saat klien
melakukan aktivitas dapat
mempengaruhi kemampuan
mengekspresikan marah secara asertif
(Suryanta & Murti W, 2015).

Anda mungkin juga menyukai