Anda di halaman 1dari 13

Buletin Psikologi ISSN 0854-7106 (Print)

2016, Vol. 24, No. 2, 123 – 135 ISSN 2528-5858 (Online)


DOI: 10.22146/buletinpsikologi.18175 https://jurnal.ugm.ac.id/buletinpsikologi

Ketidakberdayaan dan Perilaku Bunuh Diri:


Meta-Analisis
Tience Debora Valentina1; Avin Fadilla Helmi2
1 PS Psikologi FK Universitas Udayana; Fak. Psikologi Universitas Gadjah Mada
2Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada

Abstract
The incidence of suicide increases in Indonesia and around the world that encourage the
growing of research on suicidal behavior. Hopelessness recognized as a strongly predictor of
suicidal behavior, including suicidal ideas and suicide attempts (Beck, Brown, Berchick,
Stewart, & Steer, 1990; Reinecke and Franklin-Scott, 2005). However, the empirical results
show the correlation between hopelessness and suicidal behavior seem to be less consistent.
The purpose of this study is to determine the relationship of hopelessness and suicidal
behavior through the study of meta-analysis. There are 27 studies are including in this meta-
analysis study. Two artifacts allow for correction in these study are sampling error and
measurement error. The result shows that the correlation of hopelessness and suicidal
behavior is 0.360, with the confidence level is 95%.
Keywords: hopelessness, meta-analysis, suicidal behavior

Pengantar bahwa perilaku bunuh diri mengacu pada


pikiran-pikiran dan perilaku yang terkait
Kematian1 yang disebabkan oleh bunuh diri dengan intensi individual untuk mengakhiri
meningkat di seluruh dunia. Data yang hidup mereka sendiri. Bridge, Goldstein,
ditemukan di Indonesia menyatakan bahwa dan Brent (2006) merangkum beberapa
bunuh diri menjadi penyebab utama kedua terminologi yang sering digunakan dalam
kematian pada usia produktif 15-29 tahun, memahami definisi bunuh diri. Ide bunuh
dan rata-rata kematian karena bunuh diri di diri mengacu pada pikiran-pikiran tentang
Indonesia adalah satu orang pada setiap menyakiti atau membunuh diri sendiri.
satu jam (Kompas, 8 September 2016). Percobaan bunuh diri adalah suatu tindak-
Meski demikian, perilaku bunuh diri tidak an yang tidak fatal, menyakiti diri sendiri
hanya muncul pada kelompok remaja dengan maksud eksplisit untuk kematian.
ataupun orang muda, namun dapat terjadi Tindakan bunuh diri adalah tindakan
pada semua kelompok usia. Hal ini tentu- menyakiti diri sendiri yang bersifat fatal
nya mendorong penelitian tentang bunuh dengan maksud eksplisit untuk mati.
diri dalam perspektif Psikologi semakin
Kajian sistematis dan meta-analisis
berkembang.
yang dilakukan Large, Smith, Sharma,
Pembahasan tentang bunuh diri tidak Nielssen, & Singh (2011) menemukan
dapat dilakukan dalam satu konsep tung- bahwa disamping faktor riwayat menyakiti
gal. O’Connor dan Nock (2014) mengatakan diri sendiri dengan sengaja, merasa bersalah
atau merasa kurang mampu, suasana hati
1
Korespondensi mengenai artikel ini dapat dilakukan
depresi, ide-ide bunuh diri dan riwayat
melalui: tience_debora@yahoo.com

Buletin Psikologi 123


VALENTINA & HELMI

keluarga dengan bunuh diri, Perilaku bunuh diri merupakan spek-


ketidakberdayaan adalah faktor yang trum yang luas. Crosby, Ortega, Melanson
memengaruhi perilaku bunuh diri pada (2011) menyatakan bahwa percobaan bunuh
pasien psikiatri rawat inap. Links et al. diri adalah perilaku yang tidak fatal,
(2012) juga menemukan bahwa percobaan diarahkan pada diri sendiri dan berpotensi
bunuh diri sebelumnya, tingkat depresi, melukai diri sendiri dengan keinginan
ketidakberdayaan, dan impulsivitas meru- untuk mati, dan suatu percobaan bunuh diri
pakan faktor risiko yang memprediksi dapat atau tidak dapat menghasilkan luka.
meningkatnya ide-ide bunuh diri atau Silverman et al. (2007) menyatakan bahwa
perilaku bunuh diri pada pasien psikiatri percobaan bunuh diri adalah perbuatan
yang telah menjalani pengobatan rawat yang ditimbulkan oleh diri sendiri, suatu
inap. Klonsky, Kotov, Bakst, Rabinowitz, & perilaku yang berpotensi melukai diri
Bromet (2012) juga menemukan bahwa sendiri dengan hasil yang tidak fatal dan
ketidakberdayaan memprediksi percobaan ada bukti baik itu eksplisit ataupun implisit
bunuh diri pada pasien dengan gangguan dari keinginan untuk mati. Untuk meng-
psikosis. Namun penelitian tersebut belum gambarkan tingkat luka, maka dibedakan
mewakili semua fenomena karena meng- dengan percobaan bunuh diri tipe I untuk
khususkan pada pasien psikiatri rawat inap yang tanpa luka dan percobaan bunuh diri
dan juga pasien psikosis. Kajian empiris tipe II untuk percobaan bunuh diri yang
lainnya kemudian banyak dilakukan ten- menimbulkan luka.
tang perilaku bunuh diri dan menemukan Wenzel, Brown, dan Beck (2009) sebe-
kaitannya dengan ketidakberdayaan lumnya juga sudah menjelaskan pendapat
dengan variasi responden, meskipun Crosby yang mengatakan bahwa tindakan
ketidakberdayaan bukan satu-satunya bunuh diri adalah perilaku yang berpotensi
faktor yang memengaruhi perilaku bunuh melukai yang diakibatkan oleh perbuatan
diri. Pemarapan tersebut menunjukkan sendiri dengan keinginan untuk mati.
bahwa suatu studi dianggap penting guna Tindakan bunuh diri dapat atau tidak dapat
melakukan sintesa terhadap hasil-hasil menghasilkan kematian. Ide-ide bunuh diri
penelitian yang ada serta melihat keter- adalah semua pikiran, gambaran, keyakin-
kaitan ketidakberdayaan dan perilaku an-keyakinan, suara-suara atau pemikiran-
bunuh diri. pemikiran tentang keinginan mengakhiri
Berangkat dari penjelasan di atas, maka hidupnya. Berdasarkan pemaparan terse-
perlu dilakukan suatu sintesa untuk men- but, dapat dipahami bahwa perilaku bunuh
dapatkan pola umum keterhubungan dari diri bukan hanya tindakan mengakhiri
variabel ketidakberdayaan dan perilaku hidup, namun juga termasuk pikiran dan
bunuh diri. Studi-studi korelasi antara percakapan tentang bunuh diri, dan juga
ketidakberdayaan dan perilaku bunuh diri tindakan menyakiti diri sendiri dengan
terdahulu menunjukkan hasil yang ber- keinginan untuk mati.
variasi. Oleh sebab itu, meta-analisis Berbagai penelitian tentang bunuh diri
merupakan bentuk studi yang dianggap kemudian berkembang, dan seringkali
dapat memberikan simpulan hasil umum kajian empiris yang dilakukan menggali
keterhubungan variabel ketidakberdayaan berbagai faktor protektif maupun faktor
dan perilaku bunuh diri dari berbagai risiko. Selain menemukan faktor dukungan
literatur yang ada dengan mendasarkannya sosial (Kleiman dan Liu, 2013), mening-
pada perhitungan statistika. katkan hubungan interpersonal (Choi et al.,

124 Buletin Psikologi


KETIDAKBERDAYAAN DAN PERILAKU BUNUH DIRI

2013), mengembangkan strategi koping adanya respon dari siapapun yang akan
(Marty, Segal dan Coolidge, 2010) sebagai mengubah situasi tersebut.
faktor protektif atas ide bunuh diri maupun Selanjutnya, disimpulkan bahwa keti-
perilaku bunuh diri, penelitian tentang dakberdayaan adalah suatu harapan, dan
faktor risiko bunuh diri juga banyak diteliti. terminologi ketidakberdayaan tersebut
Kajian literatur yang dilakukan oleh seringkali berimplikasi perasaan negatif dan
Brezo, Paris dan Turecki (2005) menemukan juga hasil yang negatif (Abramson,
bahwa disamping kecenderungan ekstro- Metalsky, dan Alloy, 1989). Ketidak-
versi dan kecemasan, ketidakberdayaan berdayaan akan meningkat selama masa-
termasuk faktor yang paling berisiko masa mengalami tekanan emosional dan
terhadap ketiga bentuk perilaku bunuh diri berkurang seiring dengan berkurangnya
yaitu ide bunuh diri, percobaan bunuh dan tekanan (Reinecke dan Franklin-Scott, 2005).
tindakan bunuh diri. Rutter dan Behrendt Sementara itu, ketidakberdayaan menurut
(2004) juga menjelaskan bahwa ada empat Wenzel, Brown dan Beck (2009) adalah
faktor psikososial yang penting sebagai suatu keyakinan bahwa masa depan itu
faktor risiko bunuh diri pada remaja yaitu menakutkan dan persoalan-persoalan yang
ketidakberdayaan, permusuhan, konsep diri dihadapi tidak memiliki jalan keluar.
yang negatif, dan terisolasi. Selain itu, Westefeld Range, Rogers, Maples,
penelitian Kwok dan Shek (2010) memper- Bromley, & Alcorn (2000) mengatakan
oleh hasil bahwa ide-ide bunuh diri pada ketidakberdayaan adalah prediktor yang
remaja memiliki hubungan dengan baik bagi bunuh diri. Sementara itu, Beck et
ketidakberdayaan, dan kuatnya hubungan al. (1990) telah lama memaparkan seba-
antara ide-ide bunuh diri dengan ketidak- gaimana yang disampaikan oleh Reinecke
berdayaan tersebut terjadi dalam kondisi dan Franklin-Scott (2005) bahwa ketidak-
lemahnya komunikasi orangtua-remaja. berdayaan merupakan prediktor yang kuat
Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat terhadap perilaku bunuh diri, termasuk ide-
dilihat bahwa salah satu faktor yang kuat ide bunuh diri dan percobaan bunuh diri.
yang dikenali sebagai faktor yang menye- Berbagai kajian empiris tersebut menjelas-
babkan bunuh diri adalah ketidakberda- kan bahwa ketidakberdayaan memiliki
yaan. hubungan dengan perilaku bunuh diri.
Ketidakberdayaan sejak lama telah Merujuk pada paparan tersebut, maka
menjadi terminologi yang menyatu dengan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
depresi sehingga postulasi awal yang adalah bahwa ada hubungan antara keti-
berkembang adalah teori ketidakberdayaan dakberdayaan dengan perilaku bunuh diri.
dari depresi. Namun seiring dengan per- Untuk menguji hipotesis tersebut, studi ini
kembangan kajiannya, ketidakberdayaan menerapkan meta-analisis sebagai metode
tidak lagi dimasukkan sebagai salah satu untuk mengintegrasikan penelitian yang
dari simptom-simptom depresi. Menurut sudah pernah dilakukan sebelumnya untuk
teori ketidakberdayaan yang diajukan oleh memunculkan pola-pola hubungan yang
Abramson, Metalsky, dan Alloy (1989) lebih kokoh dari penelitian terdahulu
simptom-simptom ketidakberdayaan dari (Hunter dan Schmidt,2004). Card (2012)
depresi muncul disebabkan oleh sesuatu menjelaskan bahwa meta-analisis melibat-
yang benar-benar diharapkan ternyata tidak kan analisis statistika hasil-hasil penelitian
terwujud, dan hal yang tidak menyenang- lebih dari satu studi. Lebih jauh lagi
kan justru muncul bersamaan dengan tidak dijelaskan bahwa hal tersebut mengandung

Buletin Psikologi 125


VALENTINA & HELMI

dua pertimbangan; pertama, bahwa meta- tidak mengikutsertakan sampel anak-anak.


analisis melibatkan hasil-hasil dari beberapa Keempat, laporan penelitian dalam studi
studi sebagai unit analisis, khususnya primer memiliki informasi statistik yang
dalam bentuk effect size; kedua, bahwa meta- diperlukan seperti nilai rerata, standar
analisis adalah analisis terhadap hasil-hasil deviasi, nilai korelasi r atau nilai F, koefisien
dari beragam studi yang mana studi reabilitas, dan jumlah subjek N.
individual merupakan unit analisisnya. Berdasarkan 64 artikel yang diperoleh,
Hunter dan Schmidt (2004) menyatakan terpilih 19 artikel untuk ketidakberdayaan
bahwa meta-analisis dapat mengkoreksi dan perilaku bunuh diri dan di dalamnya
efek-efek yang mengganggu dari kesalahan memuat 27 studi korelasional. Perilaku
sampling, kesalahan pengukuran, dan bunuh diri yang ada dalam studi tersebut
artefak-artefak lain yang menghasilkan terbagi menjadi ide-ide bunuh diri,
pendapat yang keliru dari temuan-temuan percobaan bunuh diri, dan tindakan bunuh
yang bertentangan. diri. Secara rinci, 18 studi menggambarkan
ketidakberdayaan dan ide-ide bunuh diri, 7
Pembahasan studi menggambarkan ketidakberdayaan
dan percobaan bunuh diri, dan 2 studi
Pencarian Literatur menggambarkan ketidakberdayaan dan
Artikel-artikel yang relevan untuk studi tindakan bunuh diri.
meta-analisis ini dicari melalui database
online dan jurnal-jurnal di perpustakaan, Analisa Data
terbitan antara tahun 1986 hingga 2016, Meta-analisis dilakukan sebagai upaya
dengan mengakses www.lib.ugm.ac.id. mensintesa beberapa penelitian yang
Kata kunci yang digunakan adalah suicidal diawali dengan mengkoreksi artefak dan
behavior, suicide ideation, suicide attempt, ketidaksempurnaan penelitian. Hunter dan
hopelessness. Semua temuan artikel yang
Schmidt (2004) menegaskan bahwa ada
diperoleh kemudian dipertimbangkan banyak bentuk error pada hasil-hasil pene-
menurut kriteria inklusi sebagai syarat litian dan setiap bentuk error memiliki
untuk dapat dilakukan meta analisis. dampak pada hasil meta-analisis. Dalam
penelitian ini akan dilakukan dua artefak
Kriteria Inklusi yang dianalisis, yaitu kesalahan sampling
Kriteria inklusi sebagaimana halnya kriteria dan kesalahan pengukuran. Hal ini didasari
eksklusi adalah seperangkat pernyataan oleh Hunter dan Schmidt (2004) yang
yang eksplisit terkait hal-hal penting yang menyatakan bahwa kesalahan sampling akan
akan maupun tidak akan dimuat dalam memengaruhi koefisien korelasi secara
studi meta analisis ini (Card, 2012). Kriteria sistematis dan kesalahan pengukuran
bagi suatu artikel untuk dapat memenuhi memiliki efek multiplikasi pada korelasi
syarat dilakukan meta-analisis pada studi secara sistematis. Koreksi pada artefak yang
ini adalah: pertama, studi primer yang dimaksud adalah: pertama, kesalahan sam-
mengikutsertakan variabel ketidak- pling dianalisis dengan cara: menghitung
berdayaan. Kedua, penelitian tersebut estimasi r populasi, varians dari koefisien r
menempatkan ketidakberdayaan sebagai populasi ter-bobot, varians r populasi kesa-
variabel independen yang dikaitkan dengan lahan pengambilan sampel, dan estimasi
perilaku bunuh diri dalam berbagai bentuk varians r populasi. Kedua, kesalahan
sebagai variabel dependen. Ketiga, studi ini pengukuran dianalisis dengan cara: koreksi

126 Buletin Psikologi


KETIDAKBERDAYAAN DAN PERILAKU BUNUH DIRI

kesalahan pengukuran variabel indepen- Karakteristik Sampel Penelitian


den, koreksi kesalahan pengukuran variabel
Sampel penelitian yang dikaji dalam studi
dependen, koreksi kesalahan pengukuran,
meta-analisis ini memiliki karakteristik
rerata kesalahan pengukuran pada variabel
seperti termuat dalam Tabel 1.
X dan Y yang diperoleh dari rerata A, esti-
masi r populasi yang ditunjukkan dengan
simbol rp yang diperoleh dari rerata/rerata
A.
Tabel 1
Karakteristik Sampel Penelitian
Tahun
No Peneliti N Karakteristik Sampel
Studi
1 1999 Eshun, S. 103 Mahasiswa Ghana
2 1999 Eshun, S. 103 Mahasiswa Amerika
3 2005 Chapman, A.L., Specht, M.W., Cellucci, T., 105 Tahanan perempuan
4 2013 Bryan, C.J., Ray-Sannerud, N.R., Morrow, C.E., Etienne, N 97 Staf angkatan udara
5 2013 Bryan, C.J., Ray-Sannerud, N.R., Morrow, C.E., Etienne, N 97 Staf angkatan udara
6 2014 Hewitt, P.L., Caelian, C.F., Chen, C., Flett, G.L. 55 Remaja
7 2016 Jaiswal, S.V., Faye, A.D., Gore, S.P., Shah, H.R., Kamath, R.M 50 Pasien Consecutive
8 2010 Troister, T., Holden, R.R. 1475 Mahasiswa
9 2015 Izci, F., Zincir, S., Zincir, S.B., Bilici, R., Gica, S., Koc, M.S.I., 99 Pasien gangguan depresi
Goncu, T., Terzi, A., Semiz, U.B.
10 2015 Izci, F., Zincir, S., Zincir, S.B., Bilici, R., Gica, S., Koc, M.S.I., 99 Pasien gangguan depresi
Goncu, T., Terzi, A., Semiz, U.B.
11 1989 Chiles, J.A., Strosahl, K.D., Ping, Z. Y., Michael, M.C., Hall, K., 37 Pasien psikiatri di China
Jemelka, R., Senn, B., Reto, C.
12 1989 Chiles, J.A., Strosahl, K.D., Ping, Z. Y., Michael, M.C., Hall, K., 46 Pasien psikiatri Amerika
Jemelka, R., Senn, B., Reto, C.
13 2008 O’Connor, R.C., Fraser, L., Whyte, M-C., MacHale, S., Masterton, 144 Pasien rumah sakit umum
G.
14 2010 Wilson, C.J., Deane, F.P. 302 Mahasiswa
15 1998 Uncapher, H., Gallagher-Thompson, D., Osgood, N.J., Bongar, B. 60 Pasien laki-laki
16 2016 Walker, K.L., Chang, E.C., Hirsch, J.K. 223 Pasien puskesmas
17 2006 Smith, J.M., Alloy, L.B., Abramson, L.Y. 127 Mahasiswa
18 2010 Johnson, J., Gooding, P.A., Wood, A.M., Taylor, P.J., Pratt, D., 77 Pasien gangguan spectrum
Tarrier, N. schizophrenia
19 2016 Li, D., Li, X., Wang, Y., Bao, Z. 1529 Siswa sekolah menengah
20 2016 Li, D., Li, X., Wang, Y., Bao, Z. 1529 Siswa sekolah menengah
21 2006 Hirsch, J.K., Conner, D.R. 284 Mahasiswa Psikologi
22 2015 Gooding, P., Tarrier, N., Dunn, G., Shaw, J., Awenat, Y., Ulph, 65 Tahanan laki-laki
F., Pratt, D.
23 2013 Miranda, R., Valderrama, J., Tsypes, A., Gadol, E., Gallagher, M. 56 Mahasiswa
24 1998 Mazza, J.J., Reynolds, W.M. 166 Siswa laki-laki sekolah
menengah atas
25 1998 Mazza, J.J., Reynolds, W.M. 196 Siswa perempuan sekolah
menengah atas
26 1998 Mazza, J.J., Reynolds, W.M. 166 Siswa laki-laki sekolah
menengah atas
27 1998 Mazza, J.J., Reynolds, W.M. 196 Siswa perempuan sekolah
menengah atas

Buletin Psikologi 127


VALENTINA & HELMI

Koreksi Kesalahan Pengambilan Sampel


Rerata Korelasi Populasi
Apabila korelasi populasi diasumsikan
dalam kondisi konstan pada penelitian- Estimasi terbaik untuk korelasi populasi
penelitian yang ada, estimasi korelasi yang mengikuti persamaan berikut:
paling baik adalah rerata terbobot dimana
ΣN i ri  2696.39
setiap korelasi dibobot berdasar jumlah r= = = 0.360
ΣN i 7490
subjek pada studi tersebut, dengan jumlah
keseluruhan subjek adalah 7490. Berikut ini
Rerata korelasi populasi setelah dikoreksi
akan disajikan perhitungan koreksi kesa-
dengan jumlah sampel (ř) adalah 0.360.
lahan pengambilan sampel hingga menda-
patkan rerata korelasi populasi, seperti pada Varians rxy (σ2r)
tabel 2 berikut. Pada tabel 3 berikut ini disajikan varians rxy.

Tabel 2 Tabel 3
Koreksi Kesalahan Sampel Varians rxy
No No
N ri N×ri N ri (ri-r) (ri-r)2 N(ri-r)2
studi studi
1 103 0.318 32.75 1 103 0.318 -0.04 0.00 0.18
2 107 0.379 40.55 2 107 0.379 0.02 0.00 0.04
3 105 0.470 49.35 3 105 0.470 0.11 0.01 1.27
4 97 0.310 30.07 4 97 0.310 -0.05 0.00 0.24
5 97 0.330 32.01 5 97 0.330 -0.03 0.00 0.09
6 55 0.680 37.40 6 55 0.680 0.32 0.10 5.63
7 50 0.540 27.00 7 50 0.540 0.18 0.03 1.62
8 1475 0.440 649.00 8 1475 0.440 0.08 0.01 9.44
9 99 -0.200 -19.80 9 99 -0.200 -0.56 0.31 31.05
10 99 0.660 65.34 10 99 0.660 0.30 0.09 8.91
11 37 -0.270 -9.99 11 37 -0.270 -0.63 0.40 14.69
12 46 0.490 22.54 12 46 0.490 0.13 0.02 0.78
13 144 0.463 66.67 13 144 0.463 0.10 0.01 1.53
14 302 0.550 166.10 14 302 0.550 0.19 0.04 10.90
15 60 0.530 31.80 15 60 0.530 0.17 0.03 1.73
16 223 0.560 124.88 16 223 0.560 0.20 0.04 8.92
17 127 0.392 49.78 17 127 0.392 0.03 0.00 0.13
18 77 0.540 41.58 18 77 0.540 0.18 0.03 2.49
19 1529 0.300 458.70 19 1529 0.300 -0.06 0.00 5.50
20 1529 0.240 366.96 20 1529 0.240 -0.12 0.01 22.02
21 284 0.460 130.64 21 284 0.460 0.10 0.01 2.84
22 65 0.670 43.55 22 65 0.670 0.31 0.10 6.25
23 56 0.570 31.92 23 56 0.570 0.21 0.04 2.47
24 166 0.250 41.50 24 166 0.250 -0.11 0.01 2.01
25 196 0.350 68.60 25 196 0.350 -0.01 0.00 0.02
26 166 0.200 33.20 26 166 0.200 -0.16 0.03 4.25
27 196 0.430 84.28 27 196 0.430 0.07 0.00 0.96
JML 7490 10.652 2696.39 Jml 7490 10.652 0.93 1.34 145.96
R 0.3600 Varians r 0.0195

128 Buletin Psikologi


KETIDAKBERDAYAAN DAN PERILAKU BUNUH DIRI

2e
Varians rxy atau (σ2r) dihitung dengan σ 0.003
dampak  100 = 100 = 14.065
menggunakan persamaan: σ
2r
0.019

Sr2 
 =

Σ Ni (ri  r )2 145.96
= 0.0195
Berdasarkan perhitungan tersebut
ΣN 7490 dapat diketahui bahwa dampak kesalahan
pengambilan sampel adalah sebesar
Varians korelasi rxy sebesar 0.0195 adalah 14.065%.
perpaduan variansi dalam korelasi populasi
dan variansi dalam korelasi sample yang Kesalahan Pengukuran
dihasilkan dari kesalahan sampling.
Setiap pengukuran mengandung error yang
dapat melemahkan koefisien korelasi.
Varians kesalahan pengambilan sampel
Penghitungan kesalahan pengukuran akan
Estimasi variansi dalam korelasi populasi dapat dilihat berdasarkan tabel 4.
yang sesungguhnya dapat diperoleh
dengan melakukan koreksi berdasar kesa- Rerata gabungan dihitung dengan rumus:
A = Ave(a)Ave(b) = ( 0.954)(0.950) = 0.907
lahan sampling.

(1  r 2 ) 2 0.758 Korelasi populasi yang dikoreksi oleh


 e2  = = 0.003
N 1 276.407 kesalahan pengukuran dihitung dengan:
r 0.360
ρ= = = 0.3968
Variasi kesalahan pengambilan sampel A 0.907
sebesar 0.003.
Jumlah koefisien kuadrat variasi dihitung
Estimasi Varians Korelasi Populasi dengan:
2(a) 2(b)
Untuk mendapatkan variansi korelasi V=
SD
+
SD ( 0.00047) 2 ( 0.00138) 2
2(a) 2(b) = +
populasi yang sesungguhnya, maka varian- Ave Ave ( 0.9544) 2 ( 0.9505) 2

si korelasi harus dikurangi variansi kesa- = 0.00047+ 0.00139= 0.00186


lahan sampling:
Varians yang disebabkan pada artifak
2ρo 2r 2e
σ =σ σ = 0.0195 0.003= 0.0165 kesalahan pengukuran dihitung dengan:
2
s 2 = ρ2 A2 V = ( 0.3968)2 ( 0.9072)2 ( 0.0018)
Interval Kepercayaan
= 0.000241
Jika korelasi populasi setelah dikoreksi
dengan jumlah sampel (r), maka interval Variansi korelasi yang sesungguhnya
kepercayaan dapat diperoleh dengan dihitung dengan:
rumus: 2ρo
s
22
2ρ σ 0.017  0.000241
σ = = = 0.020054
r  1.96SD A2 ( 0.9072) 2
r  1.96(0.129) Interval kepercayaan dengan penerimaan
95% dihitung dengan:
r ± 1.96σρo = r ± 1.96( 0.129) = 0.36 ± 0.253
ρ ± 1.96SD = 0.3968± 1.96( 0.1416)
Sehingga diperoleh interval kepercayaan = 0.3968± 0.2775
0.106 < r < 0.614 Sehingga diperoleh interval kepercayaan
0.1193 < ρ < 0.6743
Dampak Kesalahan Pengambilan Sampel
Dampak variansi reliabilitas dihitung
Dampak kesalahan pengambilan sampel dengan:
dapat diperoleh dengan mengikuti
22
persamaan berikut: s 0.000241
dampak= 2r
100 = 100 = 1.2357
σ 0.019

Buletin Psikologi 129


VALENTINA & HELMI

Tabel 4
Estimasi Kesalahan Pengukuran

No N Ri N x ri rxx (a) ryy (b)


1 103 0.318 32.75 0.92 0.959 0.93 0.964
2 107 0.379 40.55 0.92 0.959 0.97 0.985
3 105 0.470 49.35 0.93 0.964
4 97 0.310 30.07 0.93 0.964 0.89 0.943
5 97 0.330 32.01 0.93 0.964 0.89 0.943
6 55 0.680 37.40 0.97 0.985 0.95 0.975
7 50 0.540 27.00 0.93 0.964 0.95 0.975
8 1475 0.440 649.00 0.93 0.964 0.93 0.964
9 99 -0.200 -19.80
10 99 0.660 65.34
11 37 -0.270 -9.99
12 46 0.490 22.54
13 144 0.463 66.67 0.87 0.933 0.82 0.906
14 302 0.550 166.10 0.81 0.900 0.96 0.980
15 60 0.530 31.80
16 223 0.560 124.88 0.94 0.970 0.85 0.922
17 127 0.392 49.78 0.93 0.964 0.74 0.860
18 77 0.540 41.58 0.93 0.964 0.96 0.980
19 1529 0.300 458.70 0.85 0.922
20 1529 0.240 366.96 0.85 0.922
21 284 0.460 130.64 0.85 0.922 0.88 0.938
22 65 0.670 43.55 0.93 0.964 0.87 0.933
23 56 0.570 31.92 0.91 0.954 0.98 0.990
24 166 0.250 41.50 0.93 0.964 0.97 0.985
25 196 0.350 68.60 0.93 0.964 0.97 0.985
26 166 0.200 33.20 0.93 0.964 0.97 0.985
27 196 0.430 84.28 0.93 0.964 0.97 0.985
JML 7490 10.652 2696.39 20.998 14.258
22.000 15.000
R 0.3600 0.000 0.001
0.021 0.035
Ave 0.954 0.950

Dampak variasi reliabilitas tersebut interval kepercayaan 95%, dalam batas


menunjukkan bahwa korelasi yang penerimaan 0.106<r<0.614. Menurut Cohen,
berbeda antara rerata populasi dan rerata hasil analisis data pada studi meta-analisis
studi dalam penelitian, yang disebabkan tentang hubungan antara ketidakberdayaan
adanya kesalahan pengukuran adalah dan perilaku bunuh diri tergolong kategori
sebesar 1.2357%. medium atau sedang (dalam Ellis, 2010)
Hasil meta-analisis menunjukkan bah- dengan r sebesar 0.360. Hasil ini menun-
wa korelasi populasi yang sesungguhnya jukkan bahwa hipotesis yang menyatakan
setelah dikoreksi oleh kesalahan pengu- bahwa ada hubungan antara ketidakberda-
kuran sebesar 0.360, dan variasi kesalahan yaan dan perilaku bunuh diri dapat
pengambilan sampel sebesar 0.003, dengan diterima.
SD sebesar 0.129 dan masuk dalam rentang

130 Buletin Psikologi


KETIDAKBERDAYAAN DAN PERILAKU BUNUH DIRI

Koefisien korelasi populasi setelah Hagshenas (2011) juga menemukan bahwa


dilakukan koreksi kesalahan pengukuran ketidakberdayaan ditemukan pada remaja
sebesar 0.3968, dengan batas penerimaan yang melakukan percobaan bunuh diri.
0.1193 < r < 0.6743. Hasil korelasi tersebut Lebih lanjut dikatakan oleh Wenzel dan
tergolong lebih tinggi dari korelasi populasi Beck (2008) menegaskan bahwa ide bunuh
setelah dikoreksi terhadap sampling. diri muncul dari kombinasi kondisi ketidak-
Persentase variansi yang disebabkan oleh berdayaan saat ini dengan bias dalam
artefak kesalahan sampling adalah sebesar memproses tanda-tanda yang mengacu
14.065%. Persentase ini lebih besar diban- pada bunuh diri, dan tindakan bunuh diri
dingkan dengan persentase variansi yang muncul ketika seseorang tidak mampu lagi
disebabkan oleh artefak kesalahan pengu- mentoleransi ketidakberdayaan yang mun-
kuran, yaitu sebesar 1.235%. Kedua artefak cul dari kondisi kognitif emosional.
tersebut secara keseluruhan menyumbang Studi meta-analisis ini sesungguhnya
15.3%. meneguhkan temuan penelitian terdahulu,
Berdasarkan data empiris terlihat bah- ketidakberdayaan sesungguhnya menjadi
wa nilai r bergerak antara 0,2-0,67. Selain itu prediktor terhadap perilaku bunuh diri.
terdapat dua data yang menunjukkan Studi ini juga telah melihat hubungan
korelasi negatif. Namun demikian, secara ketidakberdayaan dengan perilaku bunuh
umum terdapat lebih dari 80% data yang diri dengan variasi subjek klinis maupun
menunjukkan korelasi 0.3 dan di atasnya. non-klinis, dengan melibatkan sampel dari
Kondisi ini mendukung hasil analisis yang studi di Negara-negara Barat dan di
menunjukkan korelasi pada tingkat Negara-negara Timur. Meskipun korelasi
medium atau sedang, artinya menurut yang diperoleh tergolong medium, namun
Cohen (dalam Ellis, 2010) bahwa efek sulit untuk mengabaikan variabel ketidak-
ketidakberdayaan terhadap perilaku bunuh berdayaan ketika membahas tentang
diri tidak terlalu kuat. Meski demikian, perilaku bunuh diri.
variabel ketidakberdayaan dapat berperan
sebagai variabel mediator pada penelitian
Penutup
selanjutnya ketika mengukur tentang
perilaku bunuh diri. Studi meta-analisis ini memberikan
Penelitian mengenai korelasi antara informasi bahwa ketidakberdayaan mem-
ketidakberdayaan dan bunuh diri telah berikan kontribusi terhadap perilaku bunuh
dilakukan oleh Beck, Kovacs dan Weissman diri dengan nilai korelasi yang diperoleh
(1975) dan hasilnya juga sejalan dengan tergolong kategori medium. Keterbatasan
temuan dari Minkoff, Bergman, Beck dan penelitian ini dapat dilihat dari variasi
Beck (1973) bahwa ketidakberdayaan erat sampelnya yaitu dari kelompok pasien
kaitannya dengan keinginan bunuh diri. klinis dan non-klinis sehingga disarankan
Meskipun dijelaskan bahwa ketidak- untuk melakukan pengelompokan berda-
berdayaan bukanlah sebagai penyebab sarkan karakteristik sampel yang setara
bunuh diri, namun ditegaskan bahwa untuk mengetahui lebih mendalam
ketidakberdayaan adalah indikasi yang karakteristik kelompok yang memberikan
berbahaya bahkan lebih sensitif daripada kontribusi paling kuat terhadap korelasi
depresi sebagai tanda yang menunjukkan ketidakberdayaan dan perilaku bunuh diri.
keseriusan dari keinginan bunuh diri. Riset Selain itu juga, dengan keluasan spektrum
kualitatif yang dilakukan oleh Keyvanara & perilaku bunuh diri, disarankan untuk

Buletin Psikologi 131


VALENTINA & HELMI

dapat dibuat pengelompokan dengan meli- *Chiles, J. A., Strosahl, K. D., Ping, Z. Y.,
hat korelasi antara ketidakberdayaan Michael, M. C., Hall, K., Jemelka, R.,
dengan ide-ide bunuh diri, ketidakberda- Senn, B., & Reto, C. (1989). Deppression,
yaan dengan percobaan bunuh diri, dan hopelessness, and suicidal behavior in
ketidakberdayaan dengan tindakan bunuh Chinese and American Psychiatric
diri. Pengelompokan ini akan semakin patients. The American Journal of
memperjelas kontribusi ketidakberdayaan Psychiatry, 146(3), 339-344.
terhadap masing-masing konstruk perilaku Choi, K. H., Wang, S. M., Yeon, B., Suh, S.
bunuh diri. Y., Oh, Y., Lee, H. K., Kweon, Y. S., Lee,
C. T., & Lee, K. U. (2013). Risks and
Daftar Pustaka protective factors predicting multiple
suicide attempts. Psychiatry Research,
Abramson, L. Y., Metalsky, G. I., & Alloy, L. 210, 957-961. doi: 10.1016/
B. (1989). Hopelessness depression: A j.psychres.2013.09.026.
Theory-based subtype of depression.
Crosby, A. E., Ortega, L., & Melanson, C.
Psychological Review, 96(2), 358-272.
(2011). Self-directed violance surveillance:
Bridge, J. A., Goldstein, T. R., & Brent, D. A. uniform definitions and recommended data
(2006). Adolescent suicide and suicidal elements, version 1.0. Georgia: Centers for
behavior. Journal of Child Psychology and Disease Control and Prevention
Psychiatry, 47(3/4), pp 372–394. National Center for Injury Prevention
Beck, A. T., Brown, G., Berchick, R. J., and Control Division of Violence
Stewart, B. L., & Steer, R. A. (1990). Prevention.
Relationship between hopelessness and Ellis, P. D. (2010). The essential guide to effect
ultimate suicide: A replication with size. Statistical power, meta-analysis, and
psychiatric outpatients. The American the interpretation of research results.
Journal of Psychiatry, 147(2), 190-195. United Kingdom: Cambridge Univer-
Beck, A. T., Kovacs, M., & Weissman, A. sity Press.
(1975). Hopelessness and suicidal beha- *Eshun, S. (1999). Cultural variation in
vior. An overview. Special Communi- hopelessness, optimism, and suicidal
cations, 234(11), 1146-1149. ideation: A study of Ghana and U.S.
Brezo, J., Paris, J., & Turecki, G. (2006). college samples. Cross-Cultural
Personality traits as correlates of Research, 33(3), 227-238.
suicidal ideation, suicide attempts, and *Gooding, P., Tarrier, N., Dunn, G., Shaw, J.,
suicide completions: A systematic Awenat, Y., Ulph, F., & Pratt, D. (2015).
review. Acta Psychiatrica Scandinavica, Effect of hopelessness on the links
113, 180-206. between psychiatric symptoms and
Card, N. A. (2012). Applied meta-analysis for suicidality in a vulnerable population at
social science research. New York: The risk of suicide. Psychiatry Research, 230,
Guildford Press. 464-471. doi: 10.1016/j.psychres. 2015.
09.037.
*Chapman, A. L., Specht, M. W., & Cellucci,
T. (2005). Factors associated with *Hewitt, P. L., Caelian, C. F., Chen, C., &
suicide attempts in female inmates: The Flett, G. L. (2014). Perfectionism, stress,
hegemony of hopelessness. Suicide & daily hassles, hopelessness, and suicide
Life-Threatening Behavior, 35(5), 558-569. potential in depressed psychiatric

132 Buletin Psikologi


KETIDAKBERDAYAAN DAN PERILAKU BUNUH DIRI

adolescents. Journal of Psychopathology representative samples. Journal of


Behavior Assessment, 36, 663-674. doi: Affective Dissorders, 150, 540-545. doi:
10.1007/s10862-014-9427-0. 10.1016/j.jad.2013.01.033
*Hirsch, J. K., & Conner, K. R. (2006). Klonsky, E. D., Kotov, R., Bakst, S.,
Dispositional and explanatory style Rabinowitz, J., & Bromet, E. J. (2012).
optimism as potential moderators of Hopelessness as a predictor of
relationship between hopelessness and attempted suicide among first
suicidal ideation. Suicide & Life- admission patients with Psychosis: A
Threatening Behavior, 36(6), 661-669. 10-year cohort study. Suicide Life-
Hunter, J. E., & Schmidt, F. L. (2004). Threatening Behavior, 42(1), 1-10. doi:
Methods of meta-analysis. Correcting error 10.1111/j.1943-278X.2011.00066.x.
and bias in research finding. Second edition. Kompas. (2016). Setiap jam, satu orang bunuh
USA: Sage Publications, Inc. diri. 8 September 2016.
*Izci, F., Zincir, S., Zincir, S. B., Bilici, R., Kwok, S. Y. C. L., & Shek, D. T. L. (2010).
Gica, S., Koc, M. S. I., Goncu, T., Terzi, Hopelessness, parent-adolescent com-
A., & Semiz, U. B. (2015). Suicide munication, and suicidal ideation
attempt, suicidal ideation and among Chinese adolescents in Hong
hopelessness level in major depressive Kong. Suicide and Life-Threatening
patients with and without alexithymia. Behavior, 40(3), 224-233.
The Journal of Psychiatry and Neurological Large, M., Smith, G., Sharma, S., Nielssen,
Sciences, 28, 27-33. doi: 10.5350/ O., & Singh, S. P. (2011). Systematic
DAJPN2015280103 review and meta-analysis of the clinical
*Jaiswal, S. V., Faye, A. D., Gore, S. P., Shah, factors associated with the suicide of
H. R., & Kamath, R. M. (2016). Stressful psychiatric in-patients. Acta Psychiatrica
life events, hopelessness, and suicidal Scandinavica, 124, 18-29.
intent in patients admitted with *Li, D., Li, X., Wang, Y., & Bao, Z. (2016).
attempted suicide in a tertiary care Parenting and Chinese adolescent
general hospital. Journal of Postgraduate suicidal ideation and suicide attempts:
Medicine, 62, 102-104. The mediating role of hopelessness.
*Johnson, J., Gooding, P. A., Wood, A. M., Journal of Child and Family Study, 25,
Taylor, P. J., Pratt, D., & Tarrier, N. 1397-1407.
(2010). Resilience to suicidal ideation in Links, P., Nisenbaum, R., Ambreen, M.,
psychosis: Positive self-appraisals buffer Balderson, K., Bergmans, Y., Eynan, R.,
the impact of hopelessness. Behaviour Harder, H., & Cutcliffe, J. (2012).
Research and Therapy. 48(9), 883-889. doi: Prospective study of risk factors for
10.1016/j.brat.2010.05.013. increased suicide ideation and behavior
Keyvanara, M., & Hagshenas, A. (2011). following recent discharge. General
Sociocultural contexts of attempting Hospital Psychiatry, 34, 88-97. doi:
suicide among Iranian youth: A 10.1016/j.genhosppsych.2011.08.016
qualitative study. Eastern Mediterranean *Mazza, J. J., Reynolds, W. M. (1998). A
Health Journal, 17, 6, 529-535. longitudinal investigation of deppres-
Kleiman, E. M., & Liu, R. T. (2013). Social sion, hopelessness, social support, and
support as a protective factor in suicide: major and minor life events and their
Finding from two nationally relation to suicidal ideation in

Buletin Psikologi 133


VALENTINA & HELMI

adolescents. Suicide and Life-Threatening Silverman, M. M., Berman, A. L., Sanddal,


Behavior, 28(4), 358- 374. N. D., O’Carroll, P. W., & Joiner, T. E.
Marty, M. A., Segal, D. L., & Coolidge, F. L. (2007). Rebuilding the tower of Babel: A
(2010). Relationships among dispositio- revised nomenclature for the study of
nal coping strategy, suicidal ideation, suicide and suicidal behaviors part 2:
and protective factors against suicide in Suicide-related ideations, communi-
older adults. Aging & Mental Health, cations, and behaviors. Suicide & Life-
14(8), 1015-1023. doi: 10.1080/ 13607863. Threatening Behavior, 37(3), 264-277.
2010.501068. *Smith, J. M., Alloy, L. B., Abramson, L. Y.
Minkoff, K., Bergman, E., Beck, A. T., & (2006). Cognitive vulnerability to
Beck, R. (1973). Hopelessness, deppression, rumination, hopelessness,
depression, and attempted suicide. and suicidal ideation: multiple
American Journal of Psychiatry, 130(4), pathways to self-injurious thinking.
455-459. Suicide and Life-Threatening Behavior,
36(4), 443-454.
*Miranda, R., Valderrama, J., Tsypes, A.,
Gadol, E., Gallagher, M. (2013). *Troister, T., & Holden, R. R. (2010).
Cognitive inflexibility and suicidal Comparing psychache, depression, and
ideation: Mediating role of brooding hopelessness in their associations with
and hopelessness. Psychiatry Research, suicidality: A test of shneidman’s theory
210, 174-181. doi: 10.1016/ j.psychres. of suicide. Personality and Individual
2013.02.033 Differences, 49, 689-693.

O’Connor, R. C., & Knock, M. K. (2014). *Uncapher, H., Gallagher-Thompson, D.,


Suicide 2. The psychology of suicidal Osgood, N. J., & Bongar, B. (1998).
behavior. Lancet Psychiatry, 1, 73-85. Hopelessness and suicidal ideation in
older adults. The Gerontologist, 38(1), 62-
*O’Connor, R. C., Fraser, L., Whyte, M. C.,
70.
MacHale, S., & Masterton, G. (2008). A
comparison of specific positive future *Walker, K. L., Chang, E. C., & Hirsch, J. K.
expectancies and global hopelessness as (2016). Neuroticism and suicidal
predictors of suicidal ideation in a behavior: Conditional indirect effects of
prospective study of repeat self- social problem solving and hopeless-
harmers. Journal of Affective Dissorders, ness. International Journal of Mental
110, 207-214. doi: 10.1016/ j.jad. 2008. 01. Health Addiction, doi: 10.1007/s11469-
008 016-9648-4.

Reinecke, M. A., & Franklin-Scott, R. L. Wenzel, A., & Beck, A. T. (2008). A cognitive
(2005). Assessment of suicide: Beck’s model of suicidal behavior: theory and
scale for assessing mood and treatment. Applied and Preventive
suicidality. Dalam Yufit, R. I., & Lester, Psychology, 12, 189-201. doi:
D. (2005). Assessment, treatment, and 10.1016/j.appsy.2008.05.001.
prevention of suicidal behavior. USA: John Wenzel, A., Brown, G. K., & Beck, A. T.
Wiley & Sons, Inc. (2009). Cognitive therapy for suicidal
Rutter, P. A. & Behrendt, A. E. (2004). patients. scientific and clinical applications.
Adolescent suicide risk: Four psycho- Washington DC: American
social factors. Adolescence, 39, 154, pp Psychological Association.
295-302.

134 Buletin Psikologi


KETIDAKBERDAYAAN DAN PERILAKU BUNUH DIRI

Westefeld, J. S., Range, L. M., Rogers, J. R., *Wilson, C. J., & Deane, F. P. (2010). Help-
Maples, M. R., Bromley, J. L., & Alcorn, negation and suicidal ideation: The role
J. (2000). Suicide: an overview. The of deppression, anxiety, and
Counseling Psychologist, 28(4), 445-510. hopelessness. Journal Youth Adolescence,
doi: 10.1177/0011000000284002. 39, 291-305. doi: 10.1007/s10964-009-
9487-8.

Buletin Psikologi 135

Anda mungkin juga menyukai