Bab IV
HASIL ANALISIS
4.1 UMUM
Analisis data merupakan tindak lanjut dari tahap pengumpulan data yang
berfungsi untuk menghitung parameter dasar perencanaan, sekaligus merupakan
tahapan mengidentifikasi kondisi eksisting yang ada. Fakta yang didapat dari hasil
pengumpulan data dan analisis yang menjadi petunjuk kondisi eksisting kemudian
dijadikan dasar perencanaan sesuai maksud dan tujuan pekerjaan Pekerjaan
Perencanaan Teknis Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan.
Setelah selesai pengumpulan data, selanjutnya adalah langkah pengolahan dan
analisis data. Pada tahap ini langkah-langkah yang ditempuh meliputi :
• Pengolahan data
• Pengorganisasian data
• Penganalisaan data
Untuk mendapatkan hasil dari tabulasi data yang sudah dikerjakan digunakan
beberapa dua metode yaitu deskriptif dan analitis. Metode deskriptif merupakan cara
pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menyusun secara sistematis sehingga
diperoleh suatu kesimpulan umum. Tabulasi merupakan langkah awal dari metode
deskriptif. Dalam perencanaan ini, data yang ditabulasi disusun secara sistematis
sehingga dapat dipakai sebagai dasar Perencanaan Teknis Rehabilitasi/Pemeliharaan
Jalan.
Metode Analisis adalah suatu cara analisis data yang dilakukan dengan jalan
menggunakan suatu teknik analisis tertentu sehingga diperoleh suatu kesimpulan.
Untuk Pekerjaan Perencanaan Teknis Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan ini analisis
yang dilakukan meliputi beberapa variabel dan parameter diantaranya meliputi
analisis proyeksi lalu lintas, analisis penyelidikan tanah/CBR, analisis hidrologi,
analisis lendutan balik, analisis topografi, dan peta situasi.
Laporan Antara IV - 1
Pekerjaan Perencanaan Teknis Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan
Laporan Antara IV - 2
Pekerjaan Perencanaan Teknis Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan
kinerja jaringan jalan tersebut didasarkan pada metode Manual Kapasitas Jalan
Indonesia (MKJI) 1997.
Tahap analisis tingkat pelayanan ini mengikuti konsep dasar derajat jenuh
(VCR/Volume Capacity Ratio) sebagai dasar penentuan tingkat pelayanan yaitu
nisbah volume terhadap kapasitas jalan. Nilai VCR ini menunjukkan apakah ruas jalan
tersebut mempunyai masalah dengan kapasitas atau tidak jika dihubungkan dengan
volume lalu lintas yang lewat serta kondisinya ketika diproyeksikan pada tahun
rencana. Nilai VCR ini dapat dihitung dengan formula :
Q
VCR
C
dimana :
VCR = rasio volume kapasitas
Q = arus lalu lintas (smp/jam)
C = kapasitas (smp/jam)
Laporan Antara IV - 3
Pekerjaan Perencanaan Teknis Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan
9% 1%
0%
3%
87%
LV MHV LB LT MC
Laporan Antara IV - 4
Pekerjaan Perencanaan Teknis Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan
2000
1800
LV
1600
MHV
1400
Jumlah (kend/jam)
1200 LB
1000 LT
800
MC
600
smp/jam
400
200
Jam
Laporan Antara IV - 5
Pekerjaan Perencanaan Teknis Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan
12%
0%
15%
73%
LV MHV LB LT
LV
1800
MHV
1600 LB
1400 LT
Jumlah (kend/jam)
MC
1200
smp/jam
1000
800
600
400
200
Jam
Laporan Antara IV - 6
Pekerjaan Perencanaan Teknis Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan
Perhitungan volume lalu lintas ruas sesuai periode survey ditampilkan secara
lengkap pada bagian lampiran laporan ini.
B. Kapasitas Jalan
Kapasitas jalan merupakan salah satu komponen yang penting dalam
perhitungan kinerja jalan. Kapasitas ditentukan dari kapasitas dasar dan
faktor penyesuaian yang nilainya ditentukan berdasarkan tipe jalan, lebar
jalan, pemisahan arah, ukuran kota dan hambatan samping. Kapasitas
menunjukkan Arus lalu-lintas maksimum (mantap) yang dapat (smp/jam)
dipertahankan sepanjang potongan jalan dalam kondisi tertentu. Analisis
kapasitas jalan pada ruas yang dikaji menggunakan prosedur MKJI sesuai
persamaan berikut dengan factor utama yang mempegaruhi yaitu tipe jalan.
C = CO x FCW x FCSP x FCSF x FCCS
Dimana:
C = Kapasitas (skr/jam)
Co = Kapasitas dasar
FCw = Faktor penyesuaian lebar jalan
FCSP = Faktor penyesuaian arah lalu lintas
FCMC = Faktor lalu lintas sepeda motor
FCSF = Faktor penyesuaian gesekan samping
Tabel 4.2. Perhitungan Kapasitas Ruas Jalan Semeru dan Ruas Jalan Purwosono –
Sarikemuning
Faktor Penyesuaian
Co C
Ruas Kapasitas
(smp/jam)
FW FSP FSF (smp/jam)
2/2 UD 6m 50-50 Low;2 m CoxF(W,SP,SF)
Semeru
3000 0,91 1 1 2730
Purwosno – 2/2 UD 6m 50-50 Low;2 m CoxF(W,SP,SF)
Sarikemuning 3000 0,91 1 1 2730
a. Kapasitas Dasar
Besarnya kapasitas dasar jalan antara kota yang dijadikan acuan adalah
seperti dalam Tabel 4.3 berikut
Laporan Antara IV - 7
Pekerjaan Perencanaan Teknis Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan
Laporan Antara IV - 8
Pekerjaan Perencanaan Teknis Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan
LOS = V/C
Dimana :
V = volume kendaraan
C = kapasitas jalan
Sesuai dengan hasil perhitungan jam puncak dan kapasitas ruas jalan
amka dapat diketahui tingkat pelayanan ruas Jalan Semeru dan ruas Jalan
Purwosono – Sarikemuning pada periode jam puncak adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 6. Tingkat Pelayanan Jalan Ruas Jalan Semeru (Pada Jam Puncak)
Laporan Antara IV - 9
Pekerjaan Perencanaan Teknis Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan
Tabel 4. 7. Tingkat Pelayanan Jalan Ruas Jalan Purwosono – Sarikemuning (Pada Jam
Puncak)
Volume Kapasitas
Waktu Derajat Kejenuhan LOS
(smp/ jam) (smp/ jam)
05.30-06.30 570 2730 0,209 B
06.30-07.30 1095 2730 0,401 B
07.30-08.30 690 2730 0,253 B
08.30-09.30 544 2730 0,199 A
09.30-10.30 514 2730 0,188 A
10.30-11.30 659 2730 0,241 B
11.30-12.30 592 2730 0,217 B
12.30-13.30 614 2730 0,225 B
13.30-14.30 584 2730 0,214 B
14.30-15.30 732 2730 0,268 B
15.30-16.30 748 2730 0,274 B
16.30-17.30 700 2730 0,256 B
Sumber : Hasil Analisa, 2012
Laporan Antara IV - 10
Pekerjaan Perencanaan Teknis Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan
menetukan tebal perkerasannya terutama terkait dengan beban lalu lintas yang
direncanakan melaluinya.
Perhitungan LHR untuk jalan yang direncanakan, mengacu kepada hasil survei
lalu lintas yang telah dilakukan, beban lalu lintas tersebut kemudian dikonversikan
ke dalam besaran sumbu standar, dengan faktor konversi sesuai dengan metode yang
akan digunakan. Analisis pembebanan perkerasan pada pekerjaan Perencanaan
Teknis Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan ini dilakukan dengan Metode Lendutan Balik,
sesuai Pedoman Perencanaan Lapis Tambah Perkerasan Lentur Metode Lendutan
PdT-05-2005-B.
Pedoman tersebut menggunakan konsep bahwa kebutuhan kekuatan struktur
perkerasan yang dicerminkan dengan besarnya lendutan sejalan dengan akumulasi
beban lalu lintas rencana, maka makin banyak lalu lintas yang akan dilayani lendutan
rencana harus semakin kecil.
Sesuai dengan pedoman PdT-05-2005-B perencanaan tebal lapis tambah
mempertimbangkan jumlah repetisi beban tahunan yang dihitung berdasarkan
ekivalensi terhadap muatan sumbu standar sebesar 80 kN dengan satuan CESA
(Cummulative Equivalent Standart Axle). CESA merupakan akumulasi ekivalen beban
sumbu standar selama umur rencana. CESA ditentukan dengan rumus :
CESA = ∑𝑀𝑃
𝑡𝑟𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟−𝑡𝑟𝑎𝑖𝑙𝑒𝑟 𝑚 . 365 . 𝐸 . 𝐶 . 𝑁
dimana :
CESA = akumulasi ekivalen beban sumbu standar
m = jumlah masing-masing jenis kendaraan
365 = jumlah hari dalam satu tahun
E = ekivalen beban sumbu (Tabel 4.10)
C = koefisien distribusi kendaraan (Tabel 4.9)
N = f hubungan umur rencana)
Laporan Antara IV - 11
Pekerjaan Perencanaan Teknis Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan
Tabel 4.10. Nilai Ekivalen Beban Sumbu Kendaraan Metode Lendutan Balik
Beban Sumbu Ekivalen Beban Sumbu Kendaraan
(ton) STRT STRG SDRG StrRG
1 0.00118 0.00023 0.00003 0.00001
2 0.01882 0.00361 0.00045 0.00014
3 0.09526 0.01827 0.00226 0.00070
4 0.30107 0.05774 0.00714 0.00221
5 0.73503 0.14097 0.01743 0.00539
6 1.52241 0.29231 0.03615 0.01118
7 2.82369 0.54154 0.06698 0.02072
8 4.81709 0.92385 0.11426 0.03535
9 7.71605 1.47982 0.18302 0.05662
10 11.7604 2.25548 0.27895 0.08630
11 17.2185 3.30225 0.40841 0.12635
Laporan Antara IV - 12
Pekerjaan Perencanaan Teknis Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan
Tabel 4. 11. Faktor Hubungan Umur Rencana dan Perkembangan Lalu Lintas
n r (%)
(tahun) 2 4 5 6 8 10
1 1,01 1,02 1,03 1,03 1,04 1,05
2 2,04 2,08 2,10 2,12 2,16 2,21
3 3,09 3,18 3,23 3,28 3,38 3,48
4 4,16 4,33 4,42 4,51 4,69 4,87
5 5,26 5,52 5,66 5,81 6,10 6,41
6 6,37 6,77 6,97 7,18 7,63 8,10
7 7,51 8,06 8,35 8,65 9,28 9,96
8 8,67 9,40 9,79 10,19 11,06 12,01
9 9,85 10,79 11,30 11,84 12,99 14,26
10 11,06 12,15 12,89 13,58 15,07 16,73
11 12,29 13,76 14,56 45,42 17,31 19,46
12 13,55 15,33 16,32 17,38 19,74 22,45
13 14,83 16,96 18,16 19,45 22,36 25,75
14 16,13 18,66 20,09 21,65 25,18 29,37
15 17,47 20,42 22,12 23,97 28,24 33,36
20 24,54 30,37 33,89 37,89 47,59 60,14
25 32,35 42,48 48,92 56,51 76,03 103,26
30 40,97 57,21 68,10 81,43 117,81 172,72
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.12 dan Tabel 4.13, diketahui
bahwa hasil CESA pada ruas Jalan Semeru adalah sebesar 847.988,24
sedangkan besar CESA pada ruas Jalan Purwosono – Sarikemuning diperoleh
sebesar 483.543,35.
Laporan Antara IV - 13
Pekerjaan Perencanaan Teknis Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan
Laporan Antara IV - 14
Pekerjaan Perencanaan Teknis Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan
Laporan Antara IV - 15
Pekerjaan Perencanaan Teknis Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan
Tabel 4. 14. Hasil Perhitungan CBR Pada Ruas Jalan Semeru Dan Ruas Jalan Purwosono –
Sarikemuning
Hasil dari masing-masing perhitungan nilai CBR untuk setiap titik pengujian di
lapangan kemudian dianalisis untuk menentukan CBR rencana ruas sesuai dengan
Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa
Komponen terbitan Departemen Pekerjaan Umum 1987 dengan mencari nilai CBR
90%. Tahapan perhitungan CBR rencana dijelaskan sebagai berikut:
1. Urutkan nilai CBR setiap titik sepanjang ruas dari harga CBR terendah sampai
tertinggi
Laporan Antara IV - 16
Pekerjaan Perencanaan Teknis Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan
2. Hitung banyaknya harga CBR yang sama dan lebih besar dari masing-masing
nilai CBR yang telah diurutkan.
3. Angka jumlah terbanyak dinyatakan sebagai 100%. Jumlah lainnya merupakan
presentase dari 100%.
4. Dibuat grafik hubungan antara harga CBR dan presentase jumlah tadi.
5. Nilai CBR yang mewakili adalah yang didapat dari angka presentase 90%.
120
100
60
40
20
0
CBR
Gambar 4. 5. Plotting Hasil Perhitungan CBR Rencana Segmen Pada Ruas Jalan Semeru
120
100
80 0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 12.0 14.0 16.0 18.0 20.0 22.0 24.0
CBR %
60
40
20
CBR
Gambar 4. 6. Plotting Hasil Perhitungan CBR Rencana Segmen Pada Ruas Jalan Purwosono -
Sarikemuning
Laporan Antara IV - 17
Pekerjaan Perencanaan Teknis Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan
Laporan Antara IV - 18
Pekerjaan Perencanaan Teknis Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan
Tabel 4. 15. Penentuan Nilai Temperatur Tengah (Tt) Dan Bawah (Tb)
Tu + Tp Temperatur Lapis Beraspal (°C) pada Kedalaman
2,5 cm 5 cm 10 cm 15 cm 20 cm 30 cm
(°C)
45 26,8 25,6 22,8 21,9 20,8 20,1
46 27,4 26,2 23,3 22,4 21,3 20,6
47 28,0 26,7 23,8 22,9 21,7 21,1
48 28,6 27,3 24,3 23,4 22,2 21,5
49 29,2 27,8 24,7 23,8 22,7 21,9
50 29,8 28,4 25,2 24,3 23,1 22,4
51 30,4 28,9 25,7 24,8 23,6 22,8
52 30,9 29,5 26,2 25,3 24,0 23,3
53 31,5 30,0 26,7 25,7 24,5 23,7
54 32,1 30,6 27,1 26,2 25,0 24,2
55 32,7 31,2 27,6 26,7 25,4 24,6
56 33,3 31,7 28,1 27,2 25,9 25,1
57 33,9 32,3 28,6 27,6 26,3 25,5
58 34,5 32,8 29,1 28,1 26,8 26,0
59 35,1 33,4 29,6 28,6 27,2 26,4
60 35,7 33,9 30,0 29,1 27,7 26,9
61 36,3 34,5 30,5 29,5 28,2 27,3
62 36,9 35,1 31,0 30,0 28,6 27,8
63 37,5 35,6 31,5 30,5 29,1 28,2
64 38,1 36,2 32,0 31,0 29,5 28,7
65 38,7 36,7 32,5 31,4 30,0 29,1
66 39,3 37,3 32,9 31,9 30,5 29,6
67 39,9 37,8 33,4 31,4 30,9 30,0
68 40,5 38,4 33,9 32,9 31,4 30,5
69 41,1 39,0 34,4 33,3 31,8 30,9
70 41,7 39,5 34,9 33,8 32,3 31,4
71 42,2 40,1 35,4 34,3 32,8 31,8
72 42,8 40,6 35,8 34,8 33,2 32,3
73 43,4 41,2 36,3 35,2 33,7 32,8
74 44,0 41,7 36,8 35,7 34,1 33,2
75 44,6 42,3 37,3 36,2 34,6 33,7
76 45,2 42,9 37,8 36,7 35,0 34,1
77 45,8 43,4 38,3 37,1 35,5 34,6
78 46,4 44,0 38,7 37,6 36,0 35,0
79 47,0 44,5 39,2 38,1 36,4 35,5
80 47,6 45,1 39,7 38,6 36,9 35,9
81 48,2 45,6 40,2 39,0 37,3 36,4
82 48,8 46,2 40,7 39,5 37,8 36,8
83 49,4 46,8 41,2 40,0 38,3 37,3
84 50,0 47,3 41,6 40,5 38,7 37,7
85 50,6 47,9 42,1 40,9 39,2 38,2
Laporan Antara IV - 19
Pekerjaan Perencanaan Teknis Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan
4.4.1 KESERAGAMAN
Perhitungan tebal lapis tambah dapat dilakukan pada setiap titik pengujian
atau berdasarkan panjang segmen (section). Apabila berdasarkan panjang seksi maka
cara menentukan panjang seksi jalan harus dipertimbangkan terhadap keseragaman
lendutan. Keseragaman yang dipandang sangat baik mempunyai rentang antara 0
sampai dengan 10, antara 11 sampai dengan 20 keseragaman baik dan antara 21
sampai dengan 30 keseragaman cukup baik dengan perhitungan keseragaman
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
𝑠
FK = 𝑑 x 100 % < FK ijin
𝑅
dimana :
FK = faktor keseragaman
FK ijin = faktor keseragaman yang diijinkan
𝑛
dR = lendutan rata-rata pada suatu seksi jalan = ∑ 1𝑠 𝑑
𝑛𝑠
d = nilai lendutan balik (dB) atau lendutan langsung (dL) tiap titik pemeriksaan
pada suatu seksi jalan
ns = jumlah titik pemeriksaan pada suatu seksi jalan
Laporan Antara IV - 20
Pekerjaan Perencanaan Teknis Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan
∑d dwakil
Segmen n
(mm) (mm)
0+200 1+200 6 231,83 63,08
1+400 2+200 6 290,39 79,74
1+850 2+700 6 498,47 120,69
2+900 3+900 6 777,59 214,78
4+100 5+100 6 591,49 135,81
5+300 6+400 6 510,60 130,14
6+600 7+800 7 890,15 204,95
Metode yang digunakan untuk menghitung hujan rata-rata daerah adalah cara
rata-rata aljabar karena daerah tinjauan studi memiliki 3 titik pengamatan (pos
penakar hujan). Perhitungan rata-rata secara aljabar curah hujan adalah sebagai
berikut :
1
R ( R1 R2 R3 ................. Rn )
n
Dengan Dengan R1, R2, R3, Rn adalah curah hujan yang tercatat di pos
penakar hujan 1, 2,3,…..n dan n adalah banyaknya pos penakar hujan.
Laporan Antara IV - 21
Pekerjaan Perencanaan Teknis Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan
Dari curah hujan harian maksimum tahunan yang didapat maka selanjutnya
dihitung curah hujan rancangan dengan menggunakan metode Log Pearson Tipe III.
Tahapan untuk menghitung hujan rancangan maksimum dengan metode log-Pearson
Type III adalah sebagai berikut:
1. Hujan harian maksimum diubah dalam bentuk logaritma.
Xi Log Xi
2. Menghitung harga logaritma rata-rata dengan rumus :
Logx i
Logx
n
3. Menghitung harga simpangan baku dengan rumus :
2
( Logx i Logx)
Si
n 1
Laporan Antara IV - 22
Pekerjaan Perencanaan Teknis Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan
Cs
n Logx i Logx 3
n 1n 2Si 3
5. Menghitung logaritma hujan rancangan dengan kala ulang tertentu dengan
rumus:
LogX T Logx K .Si
No Tahun R (mm) Xi (mm) Log Xi (Log Xi-Log Xi)2 (Log Xi-Log Xi)3
1 2002 66.67 54.33 1.7351 0.042868 -0.008876
2 2003 104.33 60.00 1.7782 0.026883 -0.004408
3 2004 136.67 66.67 1.8239 0.013972 -0.001652
4 2005 68.67 68.33 1.8346 0.011552 -0.001242
5 2006 54.33 68.67 1.8367 0.011102 -0.001170
6 2007 60.00 104.33 2.0184 0.005823 0.000444
7 2008 68.33 104.67 2.0198 0.006037 0.000469
8 2009 115.00 115.00 2.0607 0.014063 0.001668
9 2010 104.67 136.67 2.1357 0.037462 0.007251
10 2011 150.67 150.67 2.1780 0.055652 0.013129
Jumlah 19.4211 0.225413 0.005614
Rerata (Log Xi) 1.9421
Standar Deviasi (Sn) 0.1583
Koefisien Kemiringan (Cs) 0.1967
Sumber: Hasil Analisis, 2012
Keterangan:
R : Curah Hujan Rerata Maksimum Daerah
X : Curah Hujan Rerata Maksimum Daerah Setelah Diurutkan
Perhitungan curah hujan rancangan maksimum dengan metode Log Pearson III
adalah :
Rerata logaritma curah hujan (Log Xi) = 1.9421
Standar Deviasi (Sn) = 0.1583
Koefisien Kemiringan (Cs) = 0.1967
Laporan Antara IV - 23
Pekerjaan Perencanaan Teknis Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan
Tabel 4. 19 Perhitungan Curah Hujan rancangan untuk Penggambaran Garis Durasi pada
Kertas Probabilitas
Laporan Antara IV - 24
Pekerjaan Perencanaan Teknis Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan
didahului dengan analisis peta topografi sebelum dilakukan superimpose dengan data
hasil analisis inventarisasi.
Analisa data topografi dilakukan untuk mengidentifikasi setiap titik-titik hasil
pengukuran di lapangan yang disesuaikan dengan sketsa kondisi lapangan. Beberapa
ketentuan yang akan digunakan dalam melakukan kegiatan analisa data topografi
adalah sebagai berikut :
1. Perhitungan koordinat dan elevasi titik-titik referensi yang sudah tersedia atau
dari pengamatan GPS sederhana.
2. Perhitungan posisi dan elevasi titik-titik control dengan menggunakan polygon
terbuka terikat sempurna. Syarat yang harus dipenuhi pada pengukuran
polygon adalah kesalahan penutup sudut dan jarak memenuhi toleransi yang
telah ditetapkan. Persyaratan pengukuran sudut pada polygon terbuka terikat
sempurna adalah sebagai berikut :
n
a - m = n.180
1
dengan, :
a=azimuth akhir
m=azimuth mula
=pengukuran sudut.
Laporan Antara IV - 25
Pekerjaan Perencanaan Teknis Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan
fx = kesalahan absis
fy = kesalahan ordinat
Di = jarak ukuran titik ke-i
D = jumlah jarak ukuran x = korekbsis
YB = YB + HDAB x Cos AB
dengan,
(XA, YA) = koordinat titik A
Laporan Antara IV - 26
Pekerjaan Perencanaan Teknis Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan
Laporan Antara IV - 27
Pekerjaan Perencanaan Teknis Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan
Contents
4.1 UMUM ................................................................................................................................ 1
4.4.1 Keseragaman............................................................................................................... 20
Tabel 4.1 Faktor Konversi “emp” Jalan Luar Kota 2/2 UD ............................................................... 4
Tabel 4.2. Perhitungan Kapasitas Ruas Jalan Semeru dan Ruas Jalan Purwosono –
Sarikemuning .................................................................................................................................... 7
Tabel 4.3. Kapasitas Dasar Jalan Antar Kota ................................................................................... 8
Tabel 4.4. Faktor Penyesuaian Lebar Jalan...................................................................................... 8
Tabel 4.5. Faktor Penyesuaian Gesekan Samping ........................................................................... 8
Tabel 4. 6. Tingkat Pelayanan Jalan Ruas Jalan Semeru (Pada Jam Puncak) ................................ 9
Tabel 4. 7. Tingkat Pelayanan Jalan Ruas Jalan Purwosono – Sarikemuning (Pada Jam Puncak)
.......................................................................................................................................................... 10
Tabel 4.8. Keterangan Standar Tingkat Pelayanan Jalan............................................................... 10
Tabel 4.9. Koefisien Distribusi Kendaraan ................................................................................... 12
Tabel 4.10. Nilai Ekivalen Beban Sumbu Kendaraan Metode Lendutan Balik .......................... 12
Tabel 4. 11. Faktor Hubungan Umur Rencana dan Perkembangan Lalu Lintas ............................ 13
Tabel 4. 12. Perhitungan CESA Ruas Jalan Semeru......................................................................... 14
Tabel 4. 13. Perhitungan CESA Ruas Jalan Purwosono – Sarikemuning ....................................... 15
Laporan Antara IV - 28
Pekerjaan Perencanaan Teknis Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan
Tabel 4. 14. Hasil Perhitungan CBR Pada Ruas Jalan Semeru Dan Ruas Jalan Purwosono –
Sarikemuning ...................................................................................................................................16
Tabel 4. 15. Penentuan Nilai Temperatur Tengah (Tt) Dan Bawah (Tb)........................................ 19
Tabel 4. 16. Rekapitulasi Lendutan Wakil........................................................................................ 21
Tabel 4. 17 Data Curah Hujan Harian Maksimum Tahunan ............................................................ 21
Tabel 4. 18 Perhitungan Curah Hujan Rancangan Metode Log Pearson III ................................. 23
Tabel 4. 19 Perhitungan Curah Hujan rancangan untuk Penggambaran Garis Durasi pada Kertas
Probabilitas...................................................................................................................................... 24
Laporan Antara IV - 29