PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan pondasi awal manusia untuk dapat berjalan dalam
kehidupan ini. Sejak awal manusia diciptakan, pendidikan telah menjadi bagian
dalam kehidupan untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan. Menurut undang-
undang Sisdiknas BAB II pasal 3, tentang fungsi dan tujuan pendidkan Nasional,
yaitu:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Salah satu mata pelajaran yang menunjang ketersediaan sumber daya manusia
yang berkualitas adalah matematika. Matematika sebagai salah satu mata
pelajaran di sekolah dinilai cukup memegang peranan penting dalam membentuk
siswa menjadi berkualitas, karena matematika merupakan suatu sarana berpikir
untuk mengkaji sesuatu secara logis dan sistematis.
Berdasarkan hasil observasi berupa tes yang telah dilakukan peneliti pada
tanggal 15 Maret 2018 dengan sasaran peneliti yaitu SMP Negeri 1 Kota Ternate,
khususnya kelas IX-A. Berikut hasil tes Studi Pendahuluan Siswa :
Gambar 1
Diagram Hasil Tes Studi Pendahuluan Siswa kelas IX-A SMP Negeri 1 Kota
Ternate
Berikut hasil kerja salah satu siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi
persamaan linear satu variabel:
Gambar 2
Pekerjaan Salah Satu Siswa pada Tes Studi Pendahuluan Siswa kelas IX-A SMP
Negeri 1 Kota Ternate
Berdasarkan gambar hasil pekerjaaan salah satu siswa diatas nampak bahwa
siswa tersebut hanya menulis apa yang diketahui dan langsung menjawab tanpa
meguraikan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk memperoleh jawaban.
Itu berarti, siswa tersebut belum mampu menyelesaikan butir soal yang mengacu
pada kemampuan pemecahan masalah matematis sesuai dengan langkah-langkah
yang sesuai. Hasil observasi peneliti terhadap siswa kelas XI-A SMP Negeri 1
menunjukkan bahwa masih kurangnya kemampuan pemecahan masalah
matematis pada siswa di kelas tersebut.
Model pembelajaran tipe two stay two stray memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berkomunikasi dalam mengungkapkan ide atau gagasan matematika
dengan cara membagikan hasil informasi disertai argumentasi dalam diskusi
intern kelompok maupun antar kelompok. Oleh karena itu, penggunaan model
pembelajaran koperatif tipe tipe two stay two stray dalam pembelajaran
matematika diharapkan dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan penjelasan di atas kita dapat mengidentifikasi masalah masalah
sebagai berikut:
1. Pembelajaran matematika dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit
dikarenakan proses pembelajaran yang tidak menyenangkan, abstrak, tidak
terkait realitas dan cenderung konvensional.
2. Salah satu tujuan pembelajaran matematika yaitu siswa seharusnya memiliki
kemampuan memecahkan masalah yang meliputi memahami masalahnya,
menyusun rencana penyelesaian, melaksanakan rencana penyelesaian, dan
memeriksa kembali penyelesaian yang telah dilaksanakan, namun
kenyataannya kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas IX-A
SMP NEGERI 1 TERNATE masih rendah.
3. Guru seharusnya menggunakan model pembelajaran yang bervariasi dalam
proses pembelajaran agar dapat meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah matematis siswa, namun kenyataannya guru belum menggunakan
model pembelajaran yang bervariasi.
4. Model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) seharusnya
sudah diterapkan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa, namun kenyataannya model pembelajaran tersebut belum
diterapkan.
5. Soal-soal yang diberikan kepada siswa kelas IX-A SMP NEGERI 7
TERNATE merupakan materi yang telah diajarkan sebelumnya. Oleh
karena itu seharusnya siswa mampu mengerjakan soal tersebut, sebagai
kemampuan awal untuk materi Persamaan Linear Satu Variabel, namun
kenyataannya siswa masih kesulitan dalam mengerjakan soal-soal tersebut.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis dalam hal ini
membatasi permasalahan pada:
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran
kooperatif tipe Two Stay Two Stray
2. Kemampuan yang akan diteliti adalah kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa
3. Materi yang dipakai pada saat penelitian adalah Materi Persamaan Linier
Satu Variabel.
D. Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis
siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two
Stray?
2. Bagaimana peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa
setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray?
E. Tujuan Penelitian
sebagai berikut:
setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
pengetahuan tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two
Variabel, serta menjadi bekal bagi masa depan sebagai seorang calon pendidik.
2. Bagi Siswa
3. Bagi Guru
4. Bagi Sekolah
Jika hasil penelitian ini menunjukkan model pembelajaran kooperatif Two Stay