Anda di halaman 1dari 17

 ㌀  ㌀ 44 - 56 ㈀ ㄀㜀 ㈀㈀㔀㈀ⴀ

㔀㄀㈀㈀
TIM EJOURNAL

Ketua Penyunting:

Hendra Wahyu Cahyaka, ST., MT.

Penyunting:

1. Prof. Dr. E. Titiek Winanti, M.S.


2. Prof. Dr. Ir. Kusnan, S.E, M.M, M.T
3. Dr. Nurmi Frida DBP, MPd
4. Dr. Suparji, M.Pd
5. Dr. Naniek Esti Darsani, M.Pd
6. Dr. Dadang Supryatno, MT

Mitra bestari:

1. Prof. Dr. Husaini Usman, M.T (UNJ)


2. Dr. Achmad Dardiri (UM)
3. Prof. Dr. Mulyadi(UNM)
4. Dr. Abdul Muis Mapalotteng (UNM)
5. Dr. Akmad Jaedun (UNY)
6. Prof. Dr. Bambang Budi (UM)
7. Dr. Nurhasanyah (UP Padang)

Penyunting Pelaksana:

1. Gde Agus Yudha Prawira A, S.T., M.T.


2. Arie Wardhono, ST., M.MT., MT. Ph.D
3. Ari Widayanti, S.T,M.T
4. Agus Wiyono,S.Pd, M.T
5. Eko Heru Santoso, A.Md

Redaksi :

Jurusan Teknik Sipil (A4) FT UNESA Ketintang - Surabaya

Website: tekniksipilunesa.org

E-mail: JKPTB
DAFTAR ISI
Halaman

TIM EJOURNAL ............................................................................................................................ i


DAFTAR ISI ................................................................................................................................... ii
 Vol 3 Nomer 3/JKPTB/17 (2017)
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN
HANDOUT PADA KOMPETENSI DASAR MENERAPKAN TEORI KESEIMBANGAN DI
SMKN 1 KEMLAGI MOJOKERTO
Rahmat Jamil, Kusnan, .............................................................................................................. 01 – 10

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MINIATUR PADA KOMPETENSI DASAR


MENYAJIKAN GAMBAR KONSTRUKSI ATAP SESUAI KAIDAH GAMBAR TEKNIK
SISWA KELAS XI TGB DI SMK NEGERI 2 PROBOLINGGO
Agung Sujito Putro, Hendra Wahyu Cahyaka, .......................................................................... 11 – 20

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF LECTORA PADA MATA


PELAJARAN KONSTRUKSI KUSEN DAUN PINTU DAN JENDELA DI SMK NEGERI 1
MADIUN
Terzia Agung Nugroho, Karyoto, ............................................................................................... 21 – 26
PENGEMBANGAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC TEST PADA MATERI
DINDING DAN LANTAI BANGUNAN UNTUK MENGUNGKAP PEMAHAMAN SISWA
Abdul Rasit, Nanik Estidarsani, .................................................................................................. 27 – 31
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING DENGAN MEDIA
MODUL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR
MELAKUKAN PEMASANGAN BERBAGAI KONTRUKSI BATU BERDASARKAN GAMBAR
RENCANA
Alif Awang Suroyo, Suparji, ....................................................................................................... 32 – 39
PENGEMBANGAN MEDIA ADOBE FLASH PLAYER PADA KD MENERAPKAN CARA
PEMASANGAN BERBAGAI KONSTRUKSI BATU-BATA BERDASARKAN KETENTUAN DAN
SYARAT YANG BERLAKU (STUDI KASUS DI SMK NEGERI 7 SURABAYA)
Reynold, Didiek Purwadi, ........................................................................................................... 40 – 43
Halaman

PENERAPAN MODUL PADA KELAS X TGB 2 PADA MATA PELAJARAN ILMU


BAHAN BANGUNAN DI SMK NEGERI 1 KEMLAGI.
Irhamuddin, Bambang Sabariman, ............................................................................................ 44 – 56
Jurnal Kajian Pendidikan Teknik Bangunan Vol 3 Nomer 3/JKPTB/17 (2017), 44 ‐ 56

PENERAPAN MODUL PADA KELAS X TGB 2 PADA MATA PELAJARAN ILMU


BAHAN BANGUNAN DI SMK NEGERI 1 KEMLAGI.

Irhamuddin
Mahasiswa S1 Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Surabaya
Irhamcivil831@gmail.com

Drs. H. Bambang Sabariman, ST., MT.


Dosen Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

Abstrak
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Kemlagi, dengan tujuan untuk mengetahui; (1)
keterlaksanaan pembelajaran dengan modul pada materi pokok Bahan bangunan batu beton. (2)
respon siswa terhadap pembelajaran modul pada materi pokok bahan bangunan batu beton. (3)
peningkatan hasil belajar siswa mengunakan modul pada materi pokok Bahan bangunan batu beton.
Desain penelitian yang digunakan adalah Pre Experimental Design dengan menggunakan
bentuk One Shoot Case Study. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMK Program Studi
Teknik Gambar Bangunan, sedangkan sampel yang yang digunakan kelas X TGB 2 dengan jumlah
siswa 31 orang. Tes dilakukan pada pertemuan 3 setelah materi yang selesai diajarkan.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa: (1) keterlaksanaan pembelajaran menggunakan
modul, pada kegiatan siswa memperoleh rerata skor 85,11%, kategori terlaksana dengan sangat
baik. (2) respon siswa terhadap pembelajaran modul memperoleh rerata skor 83,35% kategori siswa
antusias terhadap pembelajaran dengan modul. (3) hasil belajar siswa setelah menggunakan modul
memperoleh rerata nilai 86,85. Hasil tersebut mengalami peningkatan dari KKM = 75 dan hasil
belajar tanpa menggunakan modul = 74,81, dimana terjadi peningkatan hasil belajar sebesar
16,09%.

Kata Kunci : Hasil belajar , Keterlaksanaan Pembelajaran, Respon Siswa.

44
Abstract

This research was conducted at SMK Negeri 1 Kemlagi, with the aim to know; (1) the
implementation of learning with modules on the subject matter of concrete stone materials. (2)
students' response to module learning on the subject matter of concrete stone building materials. (3)
improvement of learning outcomes of students using modules on the subject matter Concrete stone
building materials.
The research design used is Pre Experimental Design using One Shoot Case Study form.
The population in this research is the students of SMK Study Program of Building Drawing
Technique, while the sample used is class X TGB 2 with the number of students 31 people. The test
is done at meeting 3 after the finished material is taught.
The results showed that: (1) the implementation of learning using the module, the students'
activity obtained the average score of 85.11%, the category performed very well. (2) student's
response to learning module get average score 83,35% student category enthusiastic toward
learning with module. (3) student learning outcomes after using the module obtained a mean value
of 86.85. The result is an increase of KKM = 75 and learning outcomes without using module =
74.81, where there is an increase in learning outcome of 16.09%.

45
Jurnal Kajian Pendidikan Teknik Bangunan Vol 3 Nomer 3/JKPTB/17 (2017), 44 ‐ 56

diri siswa dimaksudkan berupa latar belakang


PENDAHULUAN
siswa yang diantaranya aktivitas belajar, umur,
Undang undang no. 70 tahun 2003, tentang jenis kelamin, motivasi, fasilitas belajar, tingkat
Sistem Pendidikan Nasional, menyatakan sosial ekonomi dan sebagainya. Faktor-faktor
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana yang berasal dari luar diri siswa berupa bahan
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pelajaran, sumber belajar, guru, dan
pembelajaran agar peserta didik secara aktif lingkungan.(Purwanto, 2008:14)
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki Guru Mata Pelajaran Ilmu Bahan
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian Bangunan di Jurusan Teknik Gambar Bangunan
diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta SMK Negeri 1 Kemlagi menyatakan pada
keterampilan yang diperlukan dirinya, proses pembelajaran belum menggunakan
masyarkat, bangsa dan negara. modul sebagai media pembelajaran.
Peraturan Pemerintah Republik Pembelajaran masih menggunakan buku teks.
Indonesia Nomor 19 Tahun 2005, tentang Hasil belajar siswa pada materi sebelumnya
Standar Nasional Pendidikan, pada BAB VII tentang bahan bangunan kayu siswa
(Sarana dan Prasarana), Pasal 42, Butir 1: memperoleh rerata 74,81 dimana pembelajaran
“Setiap satuan pendidikan wajib memiliki tanpa menggunakan modul. Hasil belajar
sarana yang meliputi perabot, peralatan tersebut belum mencapai Kriteria Ketuntasan
pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber Minimal (KKM) 75.
belajar lainnya, bahan habis pakai, serta Anderias Chornelis Lema (2016:57)
perlengkapan lain yang diperlukan untuk menyimpulkan bahwa, penggunaan modul
menunjang proses pembelajaran yang teratur meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil siklus 1
dan berkelanjutan”. Peraturan ini menunjukkan mencapai 54,84% dan meningkat pada siklus II
media pendidikan merupakan salah satu sarana mencapai 83,84.
yang diperlukan untuk menunjang proses Berdasarkan latar belakang, maka
pembelajaran. permasalahan yang akan diteliti adalah
Pembelajaran pada dasarnya merupakan bagaimana keterlaksanaan pembelajaran
proses interaksi edukatif antara pengajar dan terhadap pembelajaran menggunakan modul
peseta didik. Tujuan dari interaksi tersebut pada materi pokok mendeskripsikan bahan
meliputi peningkatan kompetensi tiga aspek, bagunan batu beton?, bagaimana respon siswa
yakni aspek kognitif, psikomotorik dan afektif. terhadap pembelajaran menggunakan modul
Untuk mencapai tujuan secara baik, sangat pada materi pokok mendeskripsikan bahan
diperlukan peran maksimal seorang pengajar bagunan batu beton? dan bagaimana
dalam penggunaan metode, penggunaan media, peningkatan hasil belajar siswa menggunakan
pengelolaan kelas dan penyampaian materi modul pada materi pokok mendeskripsikan
harus baik. bahan bagunan batu beton.
Proses belajar dan hasil belajar dipengaruhi Berdasarkan latar belakang, maka tujuan
oleh banyak faktor yang mempengaruhinya. yang ingin dicapai adalah mengetahui
Secara garis besar dapat digolongkan menjadi keterlaksanaan pembelajaran dengan modul
dua golongan, yaitu faktor yang berasal dari pada materi pokok batu beton, mengetahui
dalam diri siswa dan faktor yang berasal dari respon siswa terhadap pembelajaran
luar diri siswa. Faktor-faktor yang ada dalam menggunakan modul pada materi pokok pokok

46
batu beton dan peningkatan hasil belajar siswa modul berisi paling tidak tentang segala
menggunakan modul pada materi pokok batu komponen dasar bahan ajar.
beton. Suprihatiningrum dalam Wachid Yahya dkk
(2014,161), menyatakan bahwa keterlaksanaan
KAJIAN PUSTAKA pembelajaran merupakan cara melakukan atau
Winkel dalam Purwanto (2008:38), menyajikan, menguraikan, memberi contoh dan
menyatakan bahwa belajar merupakan dalam memberi latihan. Pembelajaran diarahkan pada
diri individu yang berinteraksi dengan tiga aspek yaitu kegiatan pembuka, inti dan
lingkungannya untuk mendapatkan perubahan kegiatan penutup.
dalam perilakunya. Belajar adalah aktivitas Suprihatiningrum dalam Wachid Yahya, dkk
mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi (2014,161), menyatakan respon adalah akibat
aktif dengan lingkungan yang menghasilkan atau dampak berupa fisik terhadap stimulan.
perubahan perubahan dalam pengetahuan, Syarat terjadinya proses belajar dalam
keterampilan dan sikap. hubbungan S-R. Ini adalah unsur dorongan
Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang (drive), rangsangan (stimulus) dan penguatan
terjadi setelah mengikuti proses belajar (reinforcement).
mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Fadli Dwi Abdillah(2013:45), menyatakan
Manusia memiliki potensi perilaku kejiwaan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa
yang dapat dididik dan diubah perilakunya yang kelas V SDN Sarikaya Condongcatur untuk
meliputi domain kognitif, afektif dan aspek kognitif pada mata pelajaran Teknologi
psikomotorik. Belajar mengusahakan perilaku Informasi dan Komunikasi, antara siswa yang
dalam domain domain tersebut sehingga hasil telah menggunakan media pembelajaran modul.
belajar merupakan perubahan perilaku dalam Sebelum menggunakan modul , rata-rata hasil
domain kognitif, afektif dan psikomotorik. belajar siswa adalah 37,00 setelah menggunakan
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai dalam modul meningkat menjadi 66,20.
Bahtiar Muslim (2012:38), menyatakan bahwa Andreas Chornelis Lema(2016:57), hasil
media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa kelas XI menggunakan modul
belajar siswa dalam pengajaran yang pada pada mata diklat Ilmu Bahan Bangunan Gedung
gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil meningkat, dari 31 siswa dalam mencapai
belajar yang dicapainya. Ada beberapa alas an, ketuntasan sangat baik. Hasil siklus 1 mencapai
mengapa media pengajaran dapat mempertinggi 54,84% dan meningkat pada siklus II mencapai
proses belajar siswa. 83,84%
Depdiknas dalam Anderias Chornelis Materi yang akan digunakan dalam penelitian
Lema(2016:10), modul merupakan satu unit adalah ilmu bahan bangunan pada kompetensi
program pembelajaran yang terencana, didesain dasar mendeskripsikan bahan bangunan batu
guna membantu proses peserta mencapai tujuan beton. Materi yang akan disampaikan adalah:
pelatihan. Paket program pembelajaran yang 1. Pertemuan pertama membahas
bersifat self contained dan self instruction, yaitu Mendeskripsikan karakteristik bahan
bahan pembelajaran mandiri. Abdul dalam Sigit bangunan batu.
Kurniawan (2015:19), menyatakan modul 2. Pertemuan kedua membahas konstruksi
adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan beton
agar peserta didik dapat belajar secara mandiri 3. Pertemuan ketiga membahas konstruksi
tanpa atau dengan bimbingan guru, sehingga beton bertulang.

47
Jurnal Kajian Pendidikan Teknik Bangunan Vol 3 Nomer 3/JKPTB/17 (2017), 44 ‐ 56

Hipotesis sementara untuk penelitian ini Lokasi penelitian dilaksanakan di SMKN 1


adalah peningkatan hasil belajar siswa Kemlagi semester gasal tahun ajaran 2016/2017.
menggunakan modul lebih besar dari nilai Sampel yang digunakan yaitu kelas X TGB 2
KKM. dengan jumlah siswa 31 orang.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian
METODE ini adalah:
Penelitian ini merupakan penelitian 1. Lembar validasi perangkat pembelajaran(
kuantitatif, Sugiyono(2014:8), menyatakan Silabus, RPP, Modul dan Soal tes)
metode kuantitatif dapat diartikan metode Lembar validasi digunakan untuk
penelitian yang berlandaskan pada filsafat mengukur efektivitas pelaksanaan
positivisme, digunakan untuk meneliti pada program(Sugiyono,2014:129). Perangkat
populasi atau sampel tertentu, pengumpulan yang akan divalidasi terdiri dari Silabus,
data menggunakan instrumen penelitian, analisis RPP, Modul dan Soal tes.
data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan 2. Lembar pengamatan
untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Tujuan dari lembar pengamatan adalah
Rancangan yang digunakan adalah Pre untuk mengetahui aktivitas guru, aktivitas
Experimental Design dengan menggunakan siswa pada saat proses belajar mengajar
design One Shoot Case Study. Paradigma seperti berlangsung. Lembar pengamatan diambil
gambar 1.1. berdasarkan skala Likert dengan kriteria
Gambar 1.1. Desain Penelitian tidak baik (skor 1), kurang baik (skor 2),
cukup baik (skor 3), baik (skor 4).
 
X     0  3. Angket Respon
Angket penelitian berupa pertanyaan
X = Treatment yang diberikan (Variabel
yangdiberikan kepada siswa yang bersedia
Independen)
O = Observasi (Variabel dependen) memberikan respon (responden) sesuai
dengan permintaan. Tujuan dari angket
respon siswa adalah untuk mengetahui
Tabel 1.1 Rancangan Penelitian respon siswa terhadap pembelajaran
T Kelas Modul Materi Data menggunakan modul
M 4. Tes hasil belajar
X TGB 2  Mendeskrip Tes hasil belajar digunakan untuk
1 Eksperim sikan mengetahui tingkat pemahaman siswa
en karakteristi terhadap materi yang diajarkan,
k batu alam
ditunjukkan dengan hasil belajar kognitif
X TGB 2  Mendeskrip Hasil
yang dicapai. Tes diberikan pada kelas
2 Eksperim sikan bahan Belajar
en bangunan
eksperimen untuk mengetahui seberapa
batako besar peningkatan hasil belajar setelah
3 X TGB 2  Mendeskrip menggunakan pembelajaran dengan modul
Eksperim sikan bahan pada kelas X TGB 2.
en bangunan
beton

48
Analisis data yang digunakan dalam Tabel 1.3 Kriteria Interprestasi Skor
penelitian ini adalah: Perangkat
1. Analisis Kelayakan perangkat Penilaian Prosentase Skor
Kelayakan perangkat dianalisis Kualitatif
menggunakan lembar validasi. Sangat Valid 81%– 100%
a. Penilaian beserta bobot nilai Valid 61% – 80%
validator Cukup Valid 41% – 60%
Penentuan Ukuran Penilaian Kurang Valid 21% – 40%
Beserta Bobot Penilannya dapat Tidak Valid 0% - 20%
dilihat pada Tabel interpretasi skor (Riduwan, 2015:15)
berdasarkan Skala Likert di bawah
in: 2. Analisis keterlaksanaan pembelajaran
Tabel 1.2 Ukuran Penilaian beserta keterlaksanan modul dinilai
bobot nilai validator menggunakan lembar pengamatan. hasil
Penilaian Kualitatif Bobot Nilai aktivitas mengajar guru saat mengelola
Sangat Baik 5 pembelajaran digunakan ketentuan
Baik 4 sebagai berikut:
Sedang 3
Buruk 2 Tabel 1.4 Kriteria penilaian
Buruk Sekali 1 Keterlaksanaan
(Riduwan, 2015:13) Penilaian Bobot Nilai
b. Hasil Skor Kualitatif
Menentukan hasil skor Sangat Baik 5
menggunakan rumus sebbagai Baik 4
berikut: Sedang 3
P (%) = x 100 % Buruk 2
Buruk Sekali 1
Keterangan: (Riduwan, 2015:13)
P = Hasil Skor Analisa keterlaksaan
∑F =Jumlah skor dari keseluruhan pembelajaran dapat dihitung dengan
responden rumus:
N = Jumlah Validator
I = Skor Maksimal (Riduwan dalam Julis,
R = Jumlah skor /indikator 2016:36)
Selanjutnya nilai P (%) disesuaikan
dengan tabel 1.3 dibawah ini untuk Hasil perhitungan persentase penilaian
mengetahui valid tidaknya perangkat pengelolaan pembelajaran
tersebut. diinterpretasikan ke dalam kriteria Tabel
1.5

49
Jurnal Kajian Pendidikan Teknik Bangunan Vol 3 Nomer 3/JKPTB/17 (2017), 44 ‐ 56

Tabel 1.5 Kriteria Interprestasi skor Selanjutnya nilai P (%) disesuaikan


Keterlaksanaan dengan tabel 1.7 dibawah ini untuk
Penilaian Penilaian mengetahui valid tidaknya perangkat
Kualitatif Kuantitatif tersebut.
Sangat Baik 81%– 100% Tabel 1.7 Kriteria Interprestasi Skor
Baik 61% – 80% Perangkat
Sedang 41% – 60% Penilaian Prosentase Skor
Buruk 21% – 40% Kualitatif
Buruk Sekali 81%– 100% Sangat Valid 81%– 100%
(Riduwan, 2015:15) Valid 61% – 80%
3. Analisis respon siswa Cukup Valid 41% – 60%
Respon siswa perangkat dianalisis Kurang Valid 21% – 40%
menggunakan lembar angket. Tidak Valid 0% - 20%
a. Penilaian beserta bobot nilai (Riduwan, 2015:15)
Penentuan Ukuran Penilaian
Beserta Bobot Penilannya dapat 4. Analisis hasil belajar siswa
dilihat pada Tabel interpretasi skor Analisis hasil belajar dinilai
berdasarkan Skala Likert di bawah berdasarkan ketuntasan siswa
in: mengerjakan tes yang dilakukan.
Tabel 1.6 Ukuran Penilaian beserta Menurut pedoman di SMK Negeri 1
bobot Kemlagi, dijelaskan bahwa siswa tuntas
Penilaian Kualitatif Bobot Nilai belajar jika siswa dapat menjawab soal
Sangat Baik 5 dari tes dengan skor ≥ 75, sedangkan
Baik 4 secara klasikal suatu kelas tuntas belajar
Sedang 3 dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Buruk 2
Buruk Sekali 1
(Riduwan, 2015:13)
(Sukardi dalam Julis, 2015:37)
b. Hasil Skor Keterangan:
Menentukan hasil skor A : Jumlah siswa yang
menggunakan rumus sebbagai tuntas
berikut: B : Jumlah seluruh siswa

P (%) = x 100 %
HASIL DAN PEMBAHASAN
Keterangan: A. Hasil Penelitian
P = Hasil Skor Pada bab ini akan disajikan hasil
∑F =Jumlah skor dari keseluruhan penelitian dan pembahasan yang telah
responden dilakukan di Sekolah Menengah
N = Jumlah Validator Kejuruan (SMK) Negeri 1 Kemlagi.
I = Skor Maksimal Penelitian ini merupakan Pre
R = Jumlah skor /indikator Experimental Design, karena hanya
menggunakan satu kelas sebagai

50
eksperimen yaitu kelas X TGB 2 dengan 3. Hasil Belajar
jumlah sampel 31 orang siswa. Analisis data hasil belajar
dilakukan setelah dilaksanakan tes
1. Keterlaksanaan Pembelajaran pada pertemuan 3 dengan bentuk tes
Hasil pengamatan keterlaksanaan Essay. Berdasarkan hasil es didapat
pembelajaran menggunakan modul rerata hasil belajar siswa memperoleh
pada materi pokok mendeskripsikan rerata nilai 86,85. Rerata hasil belajar
bahan batu beton diamati oleh siswa lebih besar dari KKM 75 dan
pengamat teman sejawat. Pengamat rerata hasil belajar pada materi bahan
berjumlah dua orang. Data bangunan kayu. Berikut grafik
pengamatan digunakan untuk peningkatan hasil belajar setelah
mengetahui keterlaksanaan menggunakan modul:
pembelajaran menggunakan modul.
Berdasarkan hasil analisis
diperoleh skor keterlaksanaan pada
Skor(%)
pertemuan 1 memperoleh skor
82,14%, pada pertemuan 2
100 86,85
memperoleh skor 84,82% dan pada 90 74,81
75
pertemuan 3 memperoleh presentase 80
70
skor 88,39%. Berdasarkan hasil 60
50
tersebut maka keterlaksanaan 40
pembelajaran terlaksana dengan 30
20
sangat baik. KKM Hasil Belajar KD. 3.1 Hasil Belajar Modul
KD. 3.2

2. Respon Siswa Gambar 1.2. Peningkatan Hasil Belajar


Lembar angket respon siswa Siswa
diisi oleh siswa kelas X TGB 2 SMK
Negeri 1 Kemlagi. Angket respon Berdasarkan Gambar 1.2
siswa berisi tentang pendapat siswa diperoleh hasil belajar siswa setelah
menggunakan modul mengalami
mengenai pembelajaran
peningkatan. Pada KD. 3.1. pada materi
menggunakan modul saat proses pokok Mendeskripsikan bahan
belajar mengajar berlangsung. Siswa bangunan kayu siswa rerata hasil belajar
diminta mengisi pertanyaan yang ada siswa yaitu 74,81. Dari hasil tersebut
dalam angket sesuai dengan apa yang belum mencapai ketuntasan minimal
mereka rasakan saat proses yaitu 75. Untuk mencapai ketuntasan
guru mengadakan remedial bagi siswa
pembelajaran menggunakan modul
yang belum mencapai KKM. Pada KD
berlangsung. 3.2. pada materi pokok mendeskripsikan
Berdasarkan hasil rekapitulasi bahan bangunan batu dan beton
angket respon yang diisi oleh siswa pembelajaran menggunakan media
X TGB 2. Berdasarkan hasil analisis modul rerata hasil belajar siswa yaitu
diperoleh rerata skor 83,35% 86,85 telah mencapai KKM yaitu 75.
kategorikan siswa antusias terhadap Berdasarkan hasil tersebut maka rerata
hasil belajar siswa mengalami
pembelajaran menggunakan modul
peningkatan setelah menggunakkan

51
Jurnal Kajian Pendidikan Teknik Bangunan Vol 3 Nomer 3/JKPTB/17 (2017), 44 ‐ 56

modul. Peningkatan yang terjadi yaitu menggunakan buku paket dalam


sebesar 16,09%. proses belajar.
Selain banyak faktor yang
B. Pembahasan mempengaruhi selama pelaksanaan
Keterlaksanaan pembelajaran pembelajaran terjadi beberapa
menggunakan modul pada materi kendala yang dihadapi diantaranya
pokok mendeskripsikan bahan penyesuaian siswa pada guru baru
bangunan batu beton pada kegiatan sehingga sebagian siswa masih
siswa terlaksana dengan sangat baik. terlihat canggung. Faktor selanjutnya
Banyak faktor yang mempengaruhi adalah rendahnya minat membaca
diantaranya adalah perencanaan siswa. Hal tersebut sesuai dengan
skenario pembelajaran yang telah penelitian yang dilaksanakan
dirancang sebaik mungkin. Faktor lembaga menyatakan bahwa minat
selanjutnya yaitu penggunaan modul baca masyarakat Indonesia berada
dapat memberikan dampak siswa pada posisi 60 dari 61 negara. (
fokus terhadap bahan ajar sehingga Mikhael, Gewati dalam Kompas,
setiap individu belajar dengan modul 2016:1). Data tersebut menunjukkan
yang telah diberikan. rendahnya minat membaca siswa
Keterlaksanaan pembelajaran yang akan berdampak tidak
menggunakan modul akan dikuasainya materi yang ada di dalam
berdampak langsung terhadap hasil modul.
belajar Keterlaksanaan pembelajaran Data di atas menunjukkan bahwa
diukur melalui lembar pengamatan semakin terlaksana dengan baik
yang diisi oleh pengamat teman kegiatan belajar siswa yang
sejawat. Tujuan lembar pengamatan diskenariokan guru melalui rencana
yaitu untuk menilai keefektifan dan pelaksanaan pembelajaran maka akan
kesuksesan guru dalam mengelola berdampak terhadap hasil belajar
pembelajaran. Semakin tinggi siswa. Semakin siswa aktif selama
presentase keterlaksanaan pembelajaran semakin banyak
pembelajaran yang diperoleh maka pengetahuan yang diserap. Peran
tujuan dari pembelajaran yang telah guru harus merencanakan proses
diskenariokan akan semakin baik. pembelajaran sebaik mungkin agar
Keterlaksanaan pembelajaran siswa aktif dalam belajar.
selama penelitian terlaksana sangat
baik banyak faktor yang
mempengaruhi seperti penyiapan
media pembelajaran yang tepat.
Pelaksanaan pembelajaran yang
memfokuskan aktifitas siswa
sehingga siswa bukan hanya jadi
pendengar tapi juga tutor.
Penggunaan modul lebih
memandirikan siswa dan merupakan
penyegaran yang bbiasanya hanya

52
Gambar 1.3. Proses belajar internal dan eksternal. Setelah
menggunakan modul melaksanakan penelitian
menggunakan modul diperoleh data
Gambar diatas menunjukkan hasil belajar siswa dipengaruhi oleh
siswa antusias terhadap pembelajaran respon siswa dan keterlaksanaan
modul. Siswa antusias membaca dan pembelajaran siswa.
mengamati modul yang diberikan. Data hasil belajar siswa X TGB
Semakin antusias siswa dalam 2 mengalami peningkatan dari hasil
membaca modul maka semakin baik belajar tanpa menggunakan modul.
dalam memahami materi yang setelah menggunakan modul siswa
diberikan. terjadi peningkatan hasil belajar
Respon siswa dihitung melalui dibandingkan hasil belajar siswa
lembar angket yang diisi oleh siswa tanpa menggunakan modul. setelah
setelah melaksanakan pembelajaran. menggunakan modul respon siswa
Siswa diminta memberi skor berdasar mengalami peningkatan, siswa aktif
pengalaman belajar menggunakan dalam proses pembelajaran. Modul
modul. Respon digunakan untuk yang telah dibagikan pada siswa
melihat reaksi siswa setelah dibawa pulang untuk dipelajari di
mendapat pembelajaran rumah dengan demikian siswa
menggunakan modul. mempelajari materi sebelum materi
Hasil menunjukkan bahwa diajarkan sehingga meningkatkan
respon siswa memiliki hubungan respon siswa dalam belajar
terhadap hasil belajar. Siswa yang Hasil analisis diperoleh dari soal
merespon pembelajaran dengan baik tes yang diujikan pada akhir
rata-rata memperoleh hasil belajar pembelajaran pada soal 1 diperoleh
yang baik pula dan mengalami hasil 28 siswa menjawab benar
peningkatan hasil belajar. Hal senada sedangkan 3 siswa menjawab salah.
dinyatakan oleh Fadli Dwi Abdillah Hasil analisis menunjukkan tingkatan
(2013:45), bahwa penggunaan soal masih muda sedangkan siswa
modul dapat meningkatkan hasil yang menjawab salah dikarenakan
belajar siswa. kurang dalam penulisan satuan.
Hasil tersebut menunjukkan Hasil analisis soal 2 diperoleh
modul harus hasil sebanyak 25 siswa menjawab
menumbuhkembangkang dengan benar sedangkan 6 siswa
kemandirian dan minat membaca menjawab salah. Hasil analisis
siswa. Guru harus membuat modul diperoleh tingkatan soal semakin
iyang interaktif agar tertarik untuk sulit sehingga siswa banyak menemui
membaca dan mempelajarinya. kesulitan. Siswa yang salah
Semakin siswa aktif dalam merespon cenderung mengisi jawab kurang
modul yang diberikan maka akan lengkap.
berdampak langsung terhadap hasil Analisis soal 3 diperoleh hasil
belajar yang membaik. sebanyak 28 siswa menjawab benar
Hasil belajar siswa dipengaruhi sedangkan 3 siswa menjawab salah.
banyak faktor diantaranya faktor Hasil analisis diperoleh pada soal 3

53
Jurnal Kajian Pendidikan Teknik Bangunan Vol 3 Nomer 3/JKPTB/17 (2017), 44 ‐ 56

siswa lebih teliti dalam mengerjakan. pembelajaran menggunakan modul


Siswa yang menjawab salah memperoleh nilai 57. Hasil analisis
berdasarkan hasil analisis karena diperoleh siswa yang mengalami
kurang teliti dan kurang lengkap penurunan dikarenakan malas dalam
dalam menjawab. membaca modul, kurang antusias
Analisis soal ke 4 diperoleh data dalam belajar dan kurang serius
sebanyak 14 siswa menjawab benar dalam mengerjakan soal.
sedangkan 17 siswa menjawab Data diatas menunjukkan untuk
kurang lengkap. Berdasarkan memperoleh hasil belajar siswa yang
tingkatan kesulitan pada soal ke 4 baik guru harus meningkatkan respon
tergolong sulit sehingga siswa siswa dalam belajar dan meggunakan
banyak mengalami kesulitan. Hasil media yang relevan sesuai materi
analisis diperoleh siswa yang yang diajarkan agar pembelajaran
menjawab salah dikarenakan kurang maenarik bagi siswa. Maka dapat
teliti dan kurang lengkap dalam ditarik kesimpulan penggunaan
menjawab. media modul dapat meingkatkan
Analisis soal 5 diperoleh data hasil belajar siswa.
sebanyak 21 siswa menjawab benar
sedangkan 10 siswa menjawab salah. PENUTUP
Hasil analisis diperoleh siswa lebih Simpulan
teliti dalam menjawab. Sedangkan 10 Berdasarkan hasil analisis dan
siswa menjawab salah karena tidak pembahasan dalam penelitian maka dapat
mengisi secara lengkap diakrenakan ditarik simpulan sebagai berikut:
waktu tes yang telah habis sehingga 1. Keterlaksanaan pembelajaran menggunakan
tidak bisa menjawab. modul memperoleh skor rerata sangat baik.
Hasil diatas menunjukan bahwa Pada kegiatan siswa diperoleh rerata
soal yang diberikan telah baik sesuai 85,11%. Berdasarkan kategori tersebut maka
yang diungkap validator 1 dan 2. keterlaksanaan pembelajaran menggunakan
Validator menyatkan bahwa soal modul terlaksana dengan sangat baik.
yang diberikan harus disesuaikan 2. Hasil angket respon siswa memperoleh
dengan tingkatan kesulitan terhadap rerata skor 83,35%. Berdasarkan hasil
skor sehingga soal yang mudah tersebut siswa X TGB 2 antusias terhadap
diberikan skor yang rendah. pembelajaran menggunakan modul.
Hasil belajar yang diperoleh 3. Hasil belajar siswa X TGB 2 setelah
sebanyak 25 siswa mengalami menggunakan modul mengalami
peningkatan hasil belajar setelah peningkatan dibandingkan nilai KKM 75
menggunakan modul dalam pada mata pelajaran Ilmu Bahan.
pembelajaran. Sedangkan 6 siswa Berdasarkan hasil tes didapatkan rerata nilai
mengalami penurunan hasil belajar siswa X TG 2 yaitu 86,85. Dimana didapat
dibandingkan dengan nilai sebelum nilai rerata hasil belajar siswa dengan
menggunakan modul. hal tersebbut menggunakan modul sebesar 86,85 > rerata
nampak pada siswa nomor absen 21 nilai hasil belajar siswa tanpa menggunakan
sebelum menggunakan modul modul yaitu 74,81 atau terjadi peningkatan
memperoleh nilai 75 setelah

54
hasil belajar siswa setelah menggunakan DAFTAR PUSTAKA
modul sebesar 16,09%. Anderias, Chornelis Lema. 2016. Penerapan
Modul pada Kompetensi Dasar
Saran Memahami Macam Macam Pondasi
1. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa di untuk meningkatkan hasil belajar siswa
SMKN 1 Kemlagi bisa menggunakan modul kelas XI Keahlian Teknik Gambar
sebagai alternatif media pembelajaran untuk Bangunan di SMKN 1 Kudu Jombang.
meningkatkan hasil belajar siswa. Skripsi Universitas Negeri Surabaya.
Ariestadi, Dian. 2008. Teknik Struktur
2. Sebelum melaksanakan penelitian sebaiknya
Bangunan Jilid 3. Jakarta: Direktorat
diperhitungkan alokasi waktu yang Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
digunakan dalam pembelajaran agar materi
yang akan disampaikan tercapai. Bahtiar, Muslim. 2012. Efektivitas Penggunaan
3. Skenario pembelajaran harus dibuat sebaik Modul Pembelajaran Pendidikan
mungkin agar terlaksana sesuai yang Kewarganegaraan Dalam Upaya
Pencapaian Hasil Belajar Siswa Kelas Ix
diharapkan saat proses belajar mengajar.
Smp Negeri 4 Kalasan. Skripsi
4. Pada kegiatan pembelajaran guru harus lebih Universitas Negeri Yogyakarta.
memotivasi siswa agar siswa tidak gaduh Edi Widjojo, Mustopo dan Bhakti Prabowo.
dan konsentrasi saat pembelajaran 1977. Ilmu Bahan Bangunan 1. Jakarta:
khususnya pada saat mengerjkan tugas agar Direktorat Pendidikan Menengah
lebih serius dalam mengerjakan. Kejuruan.
5. Guru harus menumbuhkembangkan erespon BNSP. 2005. Peraturan Pemerintah RI No 19,
Tentang Standar Nasional Pendidikan.
siswa agar siswa aktif pada saat
Julis, Mayanti,. 2015. Peningkatan Hasil
pembelajaran agar semua siswa Belajar Mekanika Teknik Melalui
mendengarkan dan mengerti mengenai Pembelajaran Kooperatif Tim Assisted
materi yang dibahas. Individualization Siswa Kelas XI SMK
6. Guru harus memiliki cara untuk Negeri Jombang. Skripsi Universitas
menumbuhkan kemandirian pada siswa agar Negeri Surabaya.
tidak selalu berpusat pada guru, karena Kurniawan, Sigit. 2015. Pengembangan Modul
Berbasis Kooperatif Tipe Teams Games
semakin siswa aktif dalam merespon guru
Tournament Pada Kompetensi Dasar
dalam mengajar maka akan berdampak Mendeskripsikan Pembuatan Sambungan
langsung terhadap hasil belajar yang Dan Hubungan Kayu. Skripsi Universitas
membaik. Negeri Surabaya.

Mikhael Gewati, 2016. Minat Baca Indonesia


Ada di Urutan ke-60 Dunia. Dalam
Kompas, 29 Agustus. Jakarta.

Purwanto. 2008. Evaluasi Hasil Belajar.


Surakarta: Pustaka Belajar.

Riduwan. 2015. Skala Pengukuran Variabel


Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

--------------. 2013. Metode Penelitian


Pendidikan Pendekatan Kuantitatif
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

55
Jurnal Kajian Pendidikan Teknik Bangunan Vol 3 Nomer 3/JKPTB/17 (2017), 44 ‐ 56

--------------. 2014. Metode Penelitian


Pendidikan Pendekatan Kuantitatif
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Tim. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi.


Surabaya: Universitas Negeri

Undang Undang No. 20 tahun 2003. Tentang


Sistem Pendidikan Nasional.

Wachid, Yahya dkk. 2014. Inovasi Perangkat


Pembelajaran Sistem Kelistrikan
Otomotif Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa. Tesis Universitas Negeri
Surabaya. Vol. 2 No. 2/Jurnal Pendidikan
Vokasi(2014)

56

Anda mungkin juga menyukai