Anda di halaman 1dari 9

Nama : Naila Furhatin

NIM : 4311415065
Rombel : 2 Kimia

METODE PERHITUNGAN KIMIA KOMPUTASI

Kimia komputasi adalah cabang kimia yang menggunakan hasil kimia


teori yang diterjemahkan ke dalam program komputer untuk menghitung sifat-
sifat molekul dan perubahannya maupun melakukan simulasi terhadap sistem-
sistem besar (makromolekul seperti protein atau sistem banyak molekul seperti
gas, cairan, padatan, dan kristal cair), dan menerapkan program tersebut pada
sistem kimia nyata (Intan,2011). Kimia komputasi dapat dikatakakan juga
sebagai ilmu yang menjembatani antara kimia teori dengan kimia eksperimen
karena kimia komputasi ini memiliki kelebihan tersendiri dibandingkan dengan
kimia eksperimen. Kelebihan kimia komputasi dibandingkan kima eksperimen
tentunya adalah untuk menghemat bahan kimia yang digunakan. Kimia komputasi
juga dapat menghasilkan informasi yang tidak dapat diterangkan secara
eksperimen. Salah satu contohnya adalah penentuan keadaan transisi (keadaan
antara) suatu reaksi (Rep, 2013). Dalam perkembangannya, komputasi kimia
dapat memecahkan masalah-masalah yang tidak bisa diselesaikan dengan
eksperimen. Kimia komputasi digunakan untuk menjelaskan beragam sistem
kimia dengan kompleksitas yang sangat luas (Pranowo, 2002).
Metode kimia komputasi dapat dibedakan menjadi 2 bagian besar yaitu
mekanika molekuler dan metode struktur elektronik yang terdiri dari metode
semiempiris, metode ab initio dan metode yang sekarang berkembang pesat yaitu
teori kerapatan fungsional (density functional theory, DFT). Masing-masing
metode ini memiliki kelebihan dan kekurangannya. Berikut merupakan penjelasan
dari masing-masing metode di atas.
a. Mekanika molekuler
Mekanika molekul merupakan sebuah metode empiris yang digunakan
untuk menyatakan energi potensial dari molekul sebagai fungsi dari variabel
geometri. Elektron tidak dipertimbangkan secara eksplisit dan fungsi energi
potensial bergantung pada posisi dari inti. Fungsi energi potensial ini
merupakan pendekatan tipe Born Oppenheimer yang menyatakan energi
potensial permukaan pada tingkat inti atom. Dalam hal ini gerakan elektron
dihitung sebagai rerata relatif terhadap pengaruh gerakan inti. Sistem
elektronik dimasukkan secara implisit dengan pemilihan parameter yang
didasarkan pada data eksperimen. Pada metode ini molekul digambarkan
sebagai kumpulan atom yang berinteraksi dengan atom yang lain dengan
fungsi analitik sederhana yang didasarkan pada persamaan mekanika klasik.
Parameter yang digunakan dalam perhitungan energi diturunkan dari data base
struktur yang diperoleh secara eksperimen dan atau metode mekanika
kuantum. Persamaan dan parameter yang digunakan untuk mendefinisikan
potensial energi permukaan sebuah molekul dalam mekanika molekular
merujuk pada sekumpulan angka yang dinamakan medan gaya (Force Field)
(Pranowo, 2001).
Metode ini menggunakan mekanika klasik tradisional, umumnya
Newtonian. Pada dasarnya, atom dianggap menjadi bola yang tergandeng
dengan atom lain oleh pegas. Berbagai sifat molekul dapat dihitung dengan
mengukur gerakan atom dan energi perubahan mata air. Metode mekanika
molekul, metode ini menggunakan dasar hukum-hukum fisika klasik sebagai
perhitungannya
Kelebihan:
1. Membutuhkan waktu relatif singkat
2. Tidak menggunakan komputer kapasitas tinggi
3. Dapat digunakan untuk mengaalisis senyawa dengan massa
molekul tinggi
4. Lebih sederhana karena metode ini menggunakan dasar hukum-
hukum fisika klasik sebagai perhitungannya
Kekurangan:
1. Mekanika molekular secara umum tidak bisa digunakan untuk
menggambarkan struktur yang jauh dari kesetimbangan seperti
keadaan transisi
2. Hasil perhitugan kurang tepat apabila dibandingkan dengan
metode lain
b. Metode semiempiris
Pada metode semi-empiris, sebagian dari perhitungan berasal dari data
eksperimen, dan sisanya berasal dari matematika. Keuntungan utama dari
metode semi-empiris adalah bahwa hal itu lebih cepat dan mampu
melakukan perhitungan pada molekul yang lebih besar.
Pendekatan semiempiris biasanya dirumuskan dalam kerangka
konseptual yang sama seperti metode ab initio, tetapi mereka mengabaikan
banyak integral kecil untuk mempercepat perhitungan. Agar mengimbangi
kesalahan yang disebabkan oleh perkiraan, parameter empiris dimasukkan ke
dalam integral yang tersisa dan dikalibrasi terhadap eksperimental dapat
diandalkan atau data referensi teoritis. Strategi ini hanya dapat berhasil jika
Model semiempiris mempertahankan fisika esensial untuk menggambarkan
sifat-sifat penting. Dengan ketentuan bahwa hal ini terjadi, parameterisasi
tersebut dapat menjelaskan semua efek lainnya dalam pengertian rata-rata,
dan itu kemudian hitungan validasi untuk menetapkan akurasi numerik
pendekatan yang diberikan.
Dalam prakteknya saat ini, metode semiempiris berfungsi sebagai alat
komputasi efisien yang dapat menghasilkan perkiraan kuantitatif cepat untuk
sejumlah sifat. Hal ini mungkin sangat berguna untuk menghubungkan
banyak set data eksperimental dan teoritis, untuk menetapkan tren di kelas
molekul yang terkait, dan untuk memindai permasalahan komputasi sebelum
melanjutkan dengan tingkat yang lebih tinggi.
Dibandingkan dengan ab initio atau metode kerapatan fungsional,
perhitungan semiempiris yang lebih cepat, namun kurang akurat, dengan
kesalahan yang kurang sistematis sehingga sulit untuk memperbaiki. Oleh
karena itu, tetap ada kebutuhan untuk meningkatkan metode semiempiris
berkaitan dengan akurasi dan berbagai penerapan, tanpa mengorbankan
efisiensi komputasi mereka. Selain itu, ada kebutuhan untuk mengembangkan
algoritma baru untuk mengeksploitasi arsitektur komputer modern dan untuk
memperluas perhitungan semiempiris pada molekul yang jauh lebih besar.
(Pranowo, 2001).
Kelebihan:
1. Kalkulasi lebih cepat dibandingkan dengan metode ab-initio
dapat digunakan untuk pemodelan molekul besar.
2. Mengukur kedaan transisi dan keadaan tereksitasi.
Kekurangan:
1. Membutuhkan data eksperimental atau hasil ab-initio untuk
parameter sehingga harus dillakukan pemilihan metode semi
empiris dengan memperhatikan golongan senyawa yang akan
dianalisis.
2. Kurang akurat dibandingkan dengan metode ab-initio.
c. Metode ab initio
Teori ab initio adalah sebuah konsep perhitungan yang bersifat umum
dari penyelesaian persamaan Schrödinger yang secara praktis dapat diprediksi
tentang keakuratan dan kesalahannya. Kelemahan metode ab initio adalah
kebutuhan yang besar terhadap kemampuan dan kecepatan komputer. Selain
itu, metode ini juga membutuhkan waktu perhitungan komputasinya lama
dibandingkan dengan perhitungan yang menggunakan pendekatan mekanika
molekul (Dani, 2011).
Istilah “Ab initio” adalah bahasa latin untuk “dari awal”. Nama ini
diberikan kepada perhitungan yang berasal langsung dari prinsip-prinsip
teoritis, tanpa masuknya data eksperimen. Sebagian besar saat ini adalah
mengacu ke perhitungan perkiraan kuantum mekanik. Perkiraan yang dibuat
biasanya perkiraan matematika, seperti menggunakan bentuk fungsional
sederhana untuk fungsi atau mendapatkan solusi perkiraan untuk sebuah
persamaan diferensialTipe yang paling terkenal dari metoda ab initio adalah
perhitungan Hartree-Fock (HF) dengan metoda pendekatan medan pusat
(central field approximation). Ini berarti bahwa tolakan Coulombik antar
elektron tidak secara spesifik dimasukkan dalam perhitungan, tetapi efek total
interaksi korelasinya dimasukkan dalam perhitungan sebagai suatu besaran
konstant. Metoda ini merupakan perhitungan variasional, yang berarti bahwa
energi pendekatan terhitung adalah sama atau lebih tinggi daripada energi
eksaknya. Dengan menggunakan pendekatan medan pusat ini, energi yang
diperoleh dengan perhitungan HF selalu lebih tinggi daripada energi eksak
dan cenderung pada harga limit tertentu yang dinamakan HF limit.
Pendekatan kedua dari perhitungan HF adalah fungsi gelombang harus
digambarkan dengan beberapa bentuk fungsi, yang sebenarnya hanya dapat
dihitung secara pasti untuk beberapa sistem yang mengandung satu elektron.
Fungsi yang digunakan sering sekali merupakan kombinasi x) atau orbital tipe
Gaussianalinear dari orbital tipe Slater exp(- x2), yang sering disingkat STO
atau GTO. Fungsi gelombangaexp(- tersusun atas kombinasi linear dari orbital
atom, atau yang lebih sering terjadi adalah merupakan kombinasi linear dari
himpunan fungsi (basis functions). Dengan pendekatan ini, banyak
perhitungan HF memberikan hasil energi terhitung lebih besar dari HF limit.
Himpunan basis (basis set) yang digunakan sering dinyatakan dengan
singkatan, seperti STO-3G atau 6-31++G*.
Sejumlah tipe perhitungan dimulai dengan perhitungan HF kemudian
dikoreksi dengan memasukkan term tolakan antar elektron, yang diistilahkan
dengan efek korelasi (correlation effect). Beberapa contoh dari metoda ini
adalah teori perturbasi Moeler-Plesset (MPn, n menyatakan tingkat koreksi),
Ikatan Valensi Tergeneralisasi (Generalized Valence Bond, GVB), Medan
Keajekan Diri Multi-Konfigurasi (Multi-Configurations Self Consisten Field,
MC-SCF), Interaksi Konfigurasi (Configuration Interaction, CI), dan Coupled
Cluster Theory, CC. Sebagai suatu kelompok, metoda tersebut dikenal dengan
perhitungan terkorelasi atau Post-SCF. Metoda yang dapat mengatasi
terjadinya kesalahan perhitungan HF dalam suatu molekul dinamakan Monte
Carlo Kuantum (Quantum Monte Carlo, QMC). Ada beberapa macam QMC,
misalnya fungsi variasional, diffusi dan Green. Metoda ini bekerja dengan
fungsi gelombang terkorelasi secara ekplisit dan evaluasi integral numerik
menggunakan integrasi Monte Carlo. Perhitungan ini memerlukan waktu yang
panjang, tetapi perlu diingat bahwa metoda ini merupakan metoda yang paling
akurat yang diketahui sekarang.Metoda ab initio alternatif yang berkembang
pesat pada dekade ini adalah teori fungsional kerapatan (Density Functional
Theory, DFT). Dalam DFT, total energi dinyatakan dalam term kerapatan
elektron total, bukan sebagai fungsi gelombang. Dalam jenis perhitungan ini,
terdapat pendekatan hamiltonian dan pendekatan pernyataan untuk kerapatan
elektron total.
Sisi baik dari metoda ab initio adalah metoda ini menghasilkan
perhitungan yang pada umumnya mendekati penyelesaian eksak karena semua
jenis pendekatan yang telah dibuat dapat dianggap cukup kecil secara numerik
relatif terhadap penyelesaian eksaknya. Sisi buruk dari metoda ab initio adalah
mereka merupakan metoda yang “mahal”. Metoda ini memerlukan kapasitas
yang besar pada waktu operasi CPU komputer, memori dan ruang
penyimpanan (disk). Metoda HF memerlukan waktu berbanding lurus dengan
N pangkat 4, N adalah fungsi basis, sehingga perhitungan akan berlipat 16
kali jika fungsi basis yang digunakan dua kali lebih besar. Dalam prakteknya,
penyelesaian yang akurat sekali hanya akan diperoleh jika molekul
mengandung hanya beberapa puluh elektron. Secara umum, perhitungan ab
initio memberikan hasil kualitatif yang sangat baik dan dapat memberikan
kenaikan keakuratan hasil kuantitatif jika molekul yang dikaji semakin kecil.
(Anonim, 2011).

Kelebihan:
1. Konsep perhitungan yang bersifat umum dari penyelesaian
persamaan Schrödinger yang secara praktis dapat diprediksi
tentang keakuratan dan kesalahannya.
Kekurangan:
1. Kebutuhan yang besar terhadap kemampuan dan kecepatan
komputer.
2. Membutuhkan waktu perhitungan komputasinya lama
dibandingkan dengan perhitungan yang menggunakan pendekatan
mekanika molekul
d. Teori kerapatan fungsional (density functional theory, DFT).
Merupakan salah satu dari beberapa pendekatan populer untuk
perhitungan struktur elektron banyak-partikel secara mekanika kuantum untuk
sistem molekul dan bahan rapat. Teori Fungsi Kerapatan (DFT) adalah teori
mekanika kuantum yang digunakan dalam fisika dan kimia untuk mengamati
keadaan dasar dari sistem banyak partikel. Sasaran utama dari teori fungsi
kerapatan adalah menggantikan fungsi gelombang elektron banyak-partikel
dengan kerapatan elektron sebagai besaran dasarnya.
Kelebihan:
1. Mampu menentukan perhitungan struktur elektron banyak-partikel
secara mekanika kuantum untuk sistem molekul dan bahan rapat.
Kwkuragan:
1. Fungsi yang tepat untuk hubungan dan pertukaran tidak diketahui
kecuali untuk gas elektron bebas.

Anda mungkin juga menyukai