Akuntansi Internasional
BAB 6 (Resume) – Translasi Mata Uang Asing
Permasalahan
Jika kurs nilai tukar relatif stabil, translasi mata uang tidak akan lebih sukar dari proses
translasi satuan inci atau kaki menjadi nilai ekuivalennya dalam unit metrik. Namun demikian,
kurs nilai tukar jarang sekali stabil. Mata uang Negara-negara industry maju menemukan
nilainya secara bebas dalam pasar mata uang. Nilai tukar yang berfluktuasi secara khusus terjadi
di Eropa Timur, Amerika Latin, dan beberapa bagian Asia. Fluktuasi mata uang meningkatkan
jumlah nilai tukar translasi yang dapat digunakan dalam proses translasi dan menimbulkan
keuntungan dan kerugian mata uang asing. Pergerakan mata uang juga sangat berhubungan erat
dengan tingkat inflasi lokal.
1965-1975
Bab 12 ARB No. 43 memperbolehkan pengecualian tertentu atas metode kini-nonkini. Dalam
keadaan tertentu, persediaan dapat ditranslasikan berdasarkan kurs historis. Utang jangka
panjang yang timbul Karena pembelian aktiva jangka panjang dapat ditranslasikan berdsarkan
kurs kini apabila terjadi perubahan kurs nilai tukar besar (dan dianggap tetap). Setiap berbedaan
akuntansi disebabkan oleh penyajian ulang utng diperlakukan sebagai bagian dari biaya
perolehan aktiva. Menstralasikan seluruh utang dan piutang dalam mata uang asing berdasarkan
kurs kini diperbolehkan setelah Accounting Principle Board Opinion No. 6 dikeluarkan pada
tahun 1965. Perubahan terhadap ARB No. 43 kini memberikan pilihan translasi yang lain bagi
perusahaan.
1975-1981
Untuk mengakhiri keaneragaman perlakuan yang diperbolehkan menurut standar translasi
sebelumnya, FASB mengeluarkan FAS No.8 yang kontroversial pada tahun 1975. Penangguhan
keuntungan dan kerugian translasi tidak diperbolehkan lagi. Keuntungan dan kerugian translasi
dan transaksi mata uang asing harus diakui dalam laba selama periode perubahan kurs nilai
tukar.
Reaksi perusahaan terhadap FAS 8 beraneka ragam. Beberapa pihak mendukung dasar teori yang
digunakan, sedangkan banyak yang lain mengecam karena distorsi yang dapat ditimbulkan
dalam laba perusahaan yang dilaporkan. FAS No.8 dikritik karena menyebabkan hasil akuntansi
yang tidak sesuai dengan kenyataan ekonomi. Pengaruh yo-yo FAS No.8 terhadap laba
perusahaan juga menimbulkan perhatian di kalangan eksekutif sejumlah perusahaan
multinasional. Mereka mengkhawatirkan laba perusahaan yang dilaporkan akan terlihat lebih
fluktuatif bila dibandingkan dengan laba perusahaan domestic dan dengan demikian akan
menekan harga saham perusahaan.
1981-hingga kini
Pada bulan Mei 1978, FASB mengundang komentar publik terhadap 12 pernyataan pertama
yang dikeluarkannya, dimana banyak yang menanggapi ketidakpuasan publik tentang FAS No. 8
sehingga FASB mempertimbangkan kembali FAS No. 8 dan setelah melalui banyak ertemuan
dan dua draft sementara, menerbitkan Statement Of Financial Accounting Standards No. 52 pada
tahun 1981.
Tren Kini
Translasi mata uang asing masih tetap merupakan isu teknis yang menyulitkan dan
kontroversial. Jumlah perusahaan melakukan pencatatan saham secara internasional dan
mengikuti IAS, atau sekarang IFRS (International Financial Reporting Standards-Standar
Pelaporan Keuangan Internasional), semakin meningkat dan bursa efek di seluruh dunia berada
di bawah tekanan yang semakin meningkat utnuk menggunakan IFRS sebagai pengganti standar
domestic untuk pencatatan saham perusahaan-perusahaan asing. (Banyak bursa efek telah
melakukan hal ini). Di Amerika Serikat, perusahaan-perusahaan asing diperbolehkan untuk
menggunakan standar internsional (IAS 21) dab bukan standar AS (FAS No.52) dalam masalah
translasi mata uang asing. Pada saatnya nanti, FASB mungkin akan meyelesaikan perbedaan-
perbedaan antara FAS No.52 dengan IAS 21, dengan condong kepada standar internasional.
Daftar Pustaka
Choi, Frederick D.S and Gary K. Meek. 2010. International Accounting. Buku 1. Salemba
Empat. Jakarta.