PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.13
Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan bahwa setiap satuan pendidikan
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah harus menyusun kurikulum dengan
mengacu kepada Standar Isi, Standar Proses dan Standar Kompetensi Lulusan,
serta berpedoman pada panduan penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan yang diterbitkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Dengan terbitnya beberapa Peraturan Menteri Pendidikan Nasional yang berkaitan
dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP), maka pengembangan kurikulum
harus pula mengacu pada 8 SNP yaitu Standar Isi (SI), Standar Kompetensi
Lulusan (SKL), Standar Proses, Standar Pengelolaan, Standar Pendidik dan
Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pembiayaan, dan
Standar Penilaian Pendidikan.
Konsidi Ideal
Kondisi ideal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan
dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional
Pendidikan yang meliputi Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi
Lulusan, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan
Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan, dan Standar Penilaian
Pendidikan.
Kondisi ideal lainnya adalah kondisi Ideal terbesar yang ada disekolah,
bagaimana mengupayakan agar sumber daya manusia usia kreatif, Inovatif,
berpikiran maju, tanggap terhadap perubahan, yang dapat ditransformasikan
menjadi sumber daya manusia yang memiliki kompetensi pengetahuan dan
keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban bangsa dan Negara.
1
Kondisi Nyata
SMA Negeri 1 Pelepat Ilir terletak kecamatan Pelepat Ilir di luar kota
kabupaten Bungo dengan jarak tempuh 45 km ke kota kabupaten Bungo. Pelepat
Ilir merupakan daerah pertanian, perkebunan dan dunia usaha sebagian besar
penduduknya dengan berbagai suku bangsa (heterogen). Pelepat Ilir merupakan
pemekaran dari kecamatan Pelepat yang terbagi menjadi 2 yaitu Pelepat dan Pelepat
Ilir. SMAN 1 Pelepat Ilir adalah salah satu sekolah menengah yang ada di Pelepat
Ilir dari 2 SMA dan 3 SMK. Pembentukan kecamatan Pelepat Ilir tersebut
didorong oleh adanya keinginan warga agar dapat meningkat kesejahteraan taraf
hidupnya.
Kabupaten Bungo adalah salah satu pemerintahan yang sedang berusaha
untuk mengembangkan kualitas pendidikannya menyesuaikan dengan kondisi
Kabupaten Bungo sebagai daerah yang memilki mata pencaharian dibidang
pertanian, perkebunan, perikanan, industri jasa. Kabupaten Bungo memiki ciri khas
budaya, Potensi Wisata alam dan pertambangan serta pertanian yang dapat
dijadikan mata pencaharian penduduknya, dan memiliki permasalahan yang belum
terselesaikan yaitu masalah penambangan liar, banjir dan sampah yang disebabkan
hilangnya lahan terbuka hijau dan sikap hidup masyarakat Kabupaten Bungo dalam
pengelolaan dan pelestarian Lingkungan, tetapi di Kabupaten Bungo Memiliki
sarana transportasi Skala Nasional yaitu Bandara, atas dasar permasalahan dan
alasan geografis tersebut maka SMAN 1 Pelepat Ilir merancang Kurikulum
diversifikasi yang diperkaya dengan karakteristik Sekolah adalah Sekolah
Berwawasan Teknologi Lingkungan. Kondisi Nyata antara lain terkait dengan arus
globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan dunia pendidikan yaitu masalah
lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, keilmuan yang kreatif dan
budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat nasional dan internasional.
Sebagai salah satu SMA yang mampu bersaing di Kabupaten Bungo
mempunyai peranan yang penting dan strategis dalam upaya meningkatkan mutu
pendidikan dengan memberikan pelayanan pendidikan yang lebih kreatif, inovatif
2
dan bervariasi serta fleksibel sesuai kondisi lingkungan, sarana prasarana dan
sumber daya serta intake peserta didik yang diterima ke SMAN 1 Pelepat Ilir.
Dengan Sistem informasi sekolah yang berbasis pada Teknologi Informasi
dan Komunikasi serta dengan keunggulan lokal pendidikan lingkungan hidup
dan muatan global dalam implementasi kegiatan belajar mengajar. Dengan
pendekatan Saintifik mencoba menampilkan kerja sama antar mata pelajaran
dengan model pembelajaran yang mengaitkan pada permasalahan lingkungan
hidup terutama yang menjadi permasalahan utama di Kabupaten Bungo.
Diharapkan seluruh warga sekolah di lingkungan SMA Negeri 1 Pelepat
Ilir memiliki kepedulian terhadap pengelolaan dan pelestarian lingkungan serta
memilki nilai karakter bangsa, sekolah enterpreneur, sekolah berbasis riset serta
berwawasan lokal dan global sejalan dengan moto Kabupaten Bungo Mandiri,
Aman dan Sejahtera Bencmark Kabupaten Bungo sebagai Growth City
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan peserta didik untuk melanjutkan ke
jenjang Pendidikan Tinggi/ Universitas favorit dalam negeri serta memiliki
kepedulian terhadap pengelolaan lingkungan dan pelestarian keanekaragaman
hayati dengan tema The school of diversity dengan melakukan pertanian,
perkebunan, perikanan, budidaya tanaman hias, tanaman toga, dan bank sampah
serta pengelolaan air limbah dalam rangka memberikan pengalaman kepada
peserta didik untuk berperan serta dalam mengatasi permasalahan lingkungan di
kabupaten Bungo serta mampu menyesuaikan dengan teknologi era global.
Namun demikian, kondisi nyata saat ini SMAN 1 Pelepat Ilir masih harus
terus berbenah dan mengupayakan pemenuhan delapan standar pendidikan. Secara
rinci kondisi nyata SMAN 1 Pelepat Ilir adalah sebagai berikut: KTSP
dikembangkan oleh Tim, standar isi menggunakan dua kurikulum yaitu kurikulum
2006 dan kurikulum 2013 sesuai struktur dan muatan KTSP berdasarkan petunjuk
BNSP, sebagian besar guru mata pelajaran menganalisis standar isi. Standar
kompetensi kelulusan memiliki ketuntasan minimal rata-rata ≤ 75, kelulusan ujian
nasional 100%, penerimaan siswa di Perguruan Tinggi masih di bawah 50%.
Sedangkan standar proses guru memiliki RPP sesuai petunjuk BNSP, hanya
pelaksanaannya yang belum diterapkan secara maksimal, dan jadwal konsultasi
3
mata pelajaran belum terealisasi secara maksimal, begitu juga pemanfaatan labor
karena ada beberapa sarana dan prasarana yang belum terpenuhi dengan lengkap
untuk labor. Pemanfaatan perpustakaan belum secara menyeluruh dimanfaatkan
oleh siswa. Supervisi guru dilakukan 1 kali dalam satu tahun.
Standar pendidik dan Kependidikan SMAN 1 Pelepat Ilir, pendidik
memiliki kualifikasi S-1/A-4, sebagian besar pendidik mengajar sesuai dengan
latar pendidikannya, beberapa guru fasih dalam berbahasa Inggris. Seluruh
pendidik mampu mengoperasikan komputer namun ada beberapa yang belum
mahir. Sedangkan tenaga kependidikan berkualifikasi D3, D1 dan SLTA dan S1.
Standar pendidik dan Kependidikan 100% guru memiliki kualifikasi
akademik minimum S1/A4, 100% guru mengajar sesuai latar belakang pendidikan
tinggi, 30% guru mampu berbahasa Inggris aktif, 90% tenaga kependidikan
tamatan SLTA. Standar Sarana dan Prasarana Jumlah minimum ruang kelas sama
dengan jumlah rombongan belajar dan dalam kondisi baik, Kapasitas ruang kelas
rata-rata 32 orang siswa, Memiliki laboratorium (Fisika, Kimia, Biologi, 1 lab.
Komputer, multimedia dan 1 lab. Bahasa, Lab. IPS), Memiliki buku-buku
referensi lengkap.
Standar Sarana dan Prasarana memiliki 21 rombel dengan jumlah kelas 19
kelas, namun ada 5 kelas yang rusak ringan, kapasitas rata-rata 32 siswa per
rombel. Memiliki laboratorium Kimia, Fisika dan TIK, namun untuk peralatan
dan perlengkapan belum memenuhi standar sarana dan prasarana laboratorium.
Sedangkan laboratorium yang belum ada yaitu Labor bahasa, Labor Multimedia,
perpustakaan digital, dan peralatan serta perlengkapan labor belum terpenuhi
dengan maksimal, serta perlengkapan untuk pembelajaran.
Standar Pengelolaan Sekolah belum sepenuhnya melakukan pembinaan
prestasi unggulan. Supervisi pengelolaan akademik dan personalia belum
dilaksanakan secara berkelanjutan, Sekolah belum memiliki fasilitas yang
memadai untuk kegiatan ekstrakurikuler.
SMAN 1 Pelepat Ilir telah menjalin kerjasama dengan komite dalam
pengelolaan sekolah sesuai dengan Permendikbud No 75 Tahun 2016 tentang
komite sekolah yang anggotanya terdiri dari orang tua/wali siswa, tokoh
4
masyarakat dan pakar pendidikan. Selain itu sekolah menjalin kemitraan dengan
lembaga pemerintah dan swasta diantaranya Dinas Lingkungan Hidup (DLH)
Bungo, Polsek Pelepat Ilir, Puskesmas Kuamang Kuning, Dinas Tata Kota Pelepat
Ilir, PT. Sari Aditiya Loka 2 (SAL 2), Bank 9 Jambi (BPD), Sekolah Imbas
Adiwiyata.
Standar Pengelolaan Sekolah melakukan pembinaan prestasi unggulan
(85%), Sekolah memiliki fasilitas yang memadai untuk kegiatan ekstrakurikuler
(85%), Supervisi pengelolaan akademik dilaksanakan secara teratur dan
berkelanjutan. Standar Biaya Sekolah menjalin kerja sama dengan donator dalam
penggalian dana. Standar Penilaian Semua mata pelajaran tersedia bahan Ujian
berbasis TIK berupa kumpulan soal ujian dan digital (100%), Sekolah memiliki
petunjuk oprasional penyampaian kepuasan peserta didik dan sudah diterapkan
sebagai tindak lanjut, Sekolah memiliki petunjuk oprasional penyampaian
ketidakpuasan peserta didik dan sudah diterapkan sebagai tindak lanjut.
Pembiayaan di SMAN 1 Pelepat Ilir disesuaikan dengan petunjuk
mengenai keuangan baik dalam RABS maupun dalam Laporannya. Sumber
keuangan sekolah yaitu APBN, APBD (direncanakan oleh provinsi) dan komite
SMAN 1 Pelepat Ilir. Pihak sekolah dan komite SMAN 1 Pelepat Ilir membuat
Evaluasi Diri Sekolah (EDS) pada awal tahun pelajaran dan merancang program
kerja sekolah yang disebut RKS memuat program jangka pendek, program jangka
menengah, program jangka panjang. Program kerja tersebut tertuang kedalam
Rancangan Anggaran Belanja Sekolah (RABS) atau Rencana Kerja Anggaran
Sekolah (RKAS).
Dana yang bersumber dari APBD dan APBN dipergunakan kedalam 13
item sesuai peraturan penggunaan dana BOS tahun 2017 dan dana komite
dipergunakan untuk program-program sekolah yang tidak didanai oleh APBN
ataupun APBD sesuai Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga
(ART) SMAN 1 Pelepat Ilir. Dalam hal pelaporan dana BOS dilaporkan per
triwulan sehingga ada 4 laporan dan BOS dalam satu tahun, dilaporkan ke Dinas
Pendidikan Provinsi Jambi dan pemerintah pusat, sedangkan dana komite
5
dilaporkan per semester kepada pihak sekolah, orang tua/wali murid dan Dinas
Pendidikan Provinsi Jambi.
Penilaian sekolah belum memiliki petunjuk tentang operasional
penyampaian ketidakpuasan peserta didik, melaksanakan penilaian dengan
maksimal baik dalam pelaksanaan maupun dalam administrasinya. Kesiapan
sekolah dan dukungan eksternal belum optimal dukungan dinas pendidikan dalam
memberikan dukungan pembinaan dan sosialisasi tentang Sekolah unggulan Lokal
dan Global, Rasio jumlah pendaftar dengan jumlah siswa yang diterima 6 kali
jumlah pagu siswa baru, Lembaga/Instansi lainnya belum memberikan dukungan
sarana dan prasana TIK, Lembaga/Instansi lainnya belum memberikan dukungan
dana oprasional, Dukungan asosiasi profesi, organisasi non struktural (MKKS,
MGMP, Dewan Pendidikan, dll) dalam pencapaian SNP dalam bentuk :
koordinasi dan fasilitasi Identifikasi.
Hasil analisis dan pemanfaatan hasil penilaian digunakan untuk
memperbaiki proses pembelajaran (100%), Optimalisasi dukungan dinas
pendidikan pemerintah Kabupaten Bungo dan Provinsi Jambi dalam memberikan
dukungan pembinaan dan sosialisasi menuju sekolah unggulan, Lembaga/Instansi
lainnya memberikan dukungan dana oprasional, Ada dukungan nyata dari asosiasi
profesi, organisasi non struktural (MKKS, MGMP, Dewan Pendidikan, dll) dalam
pencapaian SNP dan memiliki dokumen kegiatan.
Sedangkan tantangan Nyata untuk standar isi hanya 5% Silabus
dikembangkan sendiri oleh guru dan terintegrasi kedalam PLH dan Pendikar yang
berbasis ICT (100%), Standar Kompetensi Kelulusan Rata-rata 74 < KKM < 77,
menjaga kualitas Kelulusan Ujian Nasional 100%, Siswa diterima di Perguruan
Tinggi negeri 50% sesuai pilihan. Standar Proses Semua memiliki RPP dan bahan
ajar yang dikembangkan oleh setiap guru secara mandiri dengan terintegrasi pada
PLH dan Pendikar yang berbasis ICT (100%), Pelaksanaan pembelajaran
sepenuhnya menerapkan pendekatan tatap muka, kegiatan terstruktur dan kegiatan
mandiri tidak terstuktur, Guru menyediakan jadwal untuk Konsultasi mata
pelajaran, Guru memanfaatkan laboratorium untuk kegiatan di luar jadwal rutin
6
(90%), Supervisi pembelajaran dilaksanakan secara terencana dan hasil supervisi
digunakan untuk perbaikan pembelajaran.
Atas dasar itu SMA Negeri 1 Pelepat Ilir menyusun Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan yang mengacu pada Standar Isi dan Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) berdasarkan Permendikbud no 69 tahun 2014 dan Permendiknas
No 41 tahun 2007 dan melakukan diversifikasi kurikulum dengan bercirikan
Teknologi Informasi dan Komunikasi serta lingkungan hidup yang diaplikasikan
pada sistem informasi sekolah, kegiatan pembelajaran, penilaian, administrasi
sekolah dan muatan lokal serta budaya sekolah.
Kondisi Ideal yang diharapkan tercapai di SMAN 1 Pelepat Ilir adalah
terpenuhinya 8 (delapan) standar nasional pendidikan, sehingga penyelenggaraan
pendidikan yang bermutu dan hasil pendidikan yang bermutu pula dapat tercapai.
7
Seperti disadari bersama bahwa SMA Negeri 1 Pelepat Ilir sebagai bagian
yang tidak terpisahkan dari sistem pembangunan pendidikan nasional,
tentunya akan mengikuti arah baru dari kebijakan penggunaan kurikulum
dimaksud. Dalam hal ini, maka penyusun Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan SMA Negeri 1 Pelepat Ilir dimaksudkan sebagai upaya awal
dalam mendorong pelaksanaan kebijakan pemerintah dibidang pendidikan dan
sekaligus sebagai upaya ke arah peningkatan mutu pendidikan.
Berdasarkan Program Pendidikan yang ada pada SMA Negeri 1 Pelepat Ilir
dari Program Pendidikan Jangka Menengah dan Jangka Panjangnya, maka
penyusunan kurikulum sekolah ini mempunyai karakteristik yang disesuaikan
dengan potensi dan kawasan di lingkungan SMA Negeri 1 Pelepat Ilir yang
letak geografisnya berada di daerahKabupaten Bungo dan komunitas yang
heterogen atau beragam.
8
kurilulum yang berkelanjutan merupakan keharusan agar sistam pendidikan
nasional selalu relevan dan kompetitif. Hal itu juga sejalan dengan Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 35 dan 36 yang
menekankan perlunya peningatan standar nasional pendidikan sebagai acuan
kurikulum secara berencana dan berkala dalam rangka mewujudkan tujuan
pendidikan nasional. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan
pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender
pendidikan, dan silabus. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau
kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi,
kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan
penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian.
Kurikulum 2013
Pada tahun ajaran baru 2017/2018 pemerintah menetapkan diberlakukannya
kurikulum baru yaitu Kurikulum 2013 menggantikan KTSP. Penyusunan
Kurikulum 2013 adalah bagian dari melanjutkan pengembangan KBK yang
telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu, sebagaimana amanat UU 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada penjelasan pasal 35,
dimana kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional
yang telah disepakati (Sisdiknas, 2012). Kurikulum 2013 dilakukan penguatan
tata kelola sebagai berikut.
1) Penguatan tata kerja guru lebih bersifat kolaboratif;
2) Penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen
kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader); dan 3)
Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses
pembelajaran
9
1.2 Rasionalisasi Pengembangan Kurikulum
KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh
sekolah bersama komite sekolah. Dokumen KTSP terdiri atas dokumen I dan
dokumen II dan dokumen III. Dokumen I meliputi komponen KTSP yaitu tujuan
tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum, serta kalender
pendidikan, dan dokumen II meliputi silabus dan Dokumen III meliputi rencana
pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal, untuk tingkat
kelas XI dan XII. Sebelum mengembangkan KTSP, sekolah perlu melakukan
analisis konteks yang meliputi analisis SNP, analisis kondisi yang ada di satuan
pendidikan, dan analisis kondisi lingkungan eksternal satuan pendidikan.
Pengembangan kurikulum SMA Negeri 1 Pelepat Ilir tahun pelajaran
2016/2017 mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Kerangka dasar dan struktur pengembangan kurikulum SMA Negeri 1 Pelepat
Ilir; beban belajar bagi peserta didik pada SMA Negeri 1 Pelepat Ilir yang
didasarkan pada hasil analisis konteks SMAN 1 Pelepat Ilir dan analisis
keunggulan lokal dan global serta potensi dan minat peserta didik.
2. Kurikulum SMA Negeri 1 Pelepat Ilir dikembangkan berdasarkan hasil revisi
kurikulum tahun 2016/2017, pemanfaatan hasil analisis kondisi riil/ nyata
sekolah, terutama tenaga pendidik dan sarana-prasarana, serta analisis
terhadap kurikulum 2006 dan penambahan kurikulum 2013 tahun lalu.
3. Kalender pendidikan SMA Negeri 1 Pelepat Ilir disusun berdasarkan hasil
perhitungan minggu efektif untuk tahun pelajaran 2017/2017, peringatan hari-
hari lingkungan hidup dan Kalender Pendidikan Nasional dan kalender
pendidikan provinsi Jambi.
4. Mengimplementasikan kurikulum 2013 untuk kelas X dan XI dan kurikulum
2006 untuk kelas XII dan model pembelajaran menggunakan paket
menggunakan acuan Permendikbud no. 103 tahun 2014 dan Permendikbud no.
20 tahun 2016 memberi kesempatan kepada peserta didik untuk memilih mata
pelajaran dan beban belajar sesuai dengan minat bakat dan kesempatan yang
dimilki untuk kelas X, dan kelas XI dan XII masih menggunakan sistem paket.
10
1.3 Tantangan Internal
Tantangan internal SMA Negeri 1 Pelepat Ilir untuk menuju sekolah yang
sesuai dengan visi dan misi antara lain pemerataan kompetensi tenaga pendidik
dan tenaga kependidikan dalam pembinaan atau diklat, kompetensi guru dalam
administrasi dan proses KBM masih belum memenuhi standar secara optimal,
belum memaksimalkan MGMP sekolah antar Mata pelajaran.
Sehingga menjadi perhatian lebih untuk membangkitkan Peningkatan
kualitas lulusan peserta didik dengan mengoptimalkan peran Waka (Setiap Waka
Memiliki Program Kerja), Tenaga pendidik dan kependidikan serta mitra sekolah,
dalam Melengkapi Administrasi Kegiatan dan mengoptimalkan kelebihan-
kelebihan sekolah serta Mengoptimalkan seleksi Peserta didik secara maksimal.
11
berarti terjadi pergeseran dari pola pikir lama kepada pola pikir baru yang modern
dan kontekstual.
Perubahan pola pikir yang diharapkan terjadi dalam penerapan Kurikulum
2013 adalah sebagai berikut:
1. Dari berpusat pada guru (teacher centered) menuju berpusat pada peserta
didik (student centered)
2. Dari satu arah menuju interaktif
3. Dari isolasi menuju lingkungan jejaring
4. Dari pasif menuju aktif menyelidiki
5. Dari abstrak menuju konteks dunia nyata (kontekstual)
6. Dari pembelajaran pribadi menuju pembelajaran berbasis tim
7. Dari luas menuju perilakukhas memberdayakan kaidah keterkaitan
8. Dari stimulasi rasa tunggal menuju stimulasi ke segala penjuru
9. Dari alat tunggal menuju alat multimedia
10. Dari hubungan satu arah bergeser menuju kooperatif
11. Dari produksi massa menuju kebutuhan pelanggan
12. Dari usaha sadar tunggal menuju jamak
13. Dari satu ilmu pengetahuan bergeser menuju pengatahuan disiplin jamak
14. Dari kontrol terpusat menuju otonomi dan kepercayaan
15. Dari pemikiran faktual menuju kritis
16. Dari penyampaian pengetahuan menuju pertukaran pengetahuan
Kurikulum 2013 meninggalkan pola pikir lama yang statis dan sempit,
menuju pola pikir dinamis yang luas. Pembelajaran berpusat pada siswa menjadi
tuntutan utama, guru lebih berfungsi sebagai fasilitator sementara siswa
mengalami sendiri proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik yang
menuntut tindakan ilmiah dan terstruktur dalam mempelajari suatu topik
pembelajaran.
12
pada kelas X semester ganjil, menggatikan KTSP Penyusunan Kurikulum 2013
adalah bagian dari melanjutkan pengembangan KBK yang telah dirintis pada
tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan
secara terpadu, sebagaimana amanat UU 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pada penjelasan pasal 35, dimana kompetensi lulusan
merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati (Sisdiknas,
2012). Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut.
1) Penguatan tata kerja guru lebih bersifat kolaboratif;
2) Penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen
kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader); dan 3)
Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses
pembelajaran.
Kemudian SMAN 1 Pelepat Ilir kembali menggunakan KTSP pada
semester genap tahun ajaran 2016/2017 dan kurikulum 2013 revisi di gunakan
pada tahun ajaran 2017/2018 hingga saat ini.
Kurikulum 2013 revisi yang digunakan SMAN 1 Pelepat Ilir yng
digunakan saat ini hanya dikelas X dan XI, sedangkan KTSP masih diterapkan
pada kelas XII.
Sasaran Penerapan Kurikulum Secara Nasional
1. Mengembangkan kurikulum nasional sebagai acuan minimal di semua
sekolah di Indonesia yang terintegrasi di dalam kurikulum setiap sekolah.
2. Memberikan ruang bagi pengembangan ragam kurikulum daerah berbasis
keunggulan local.
3. Meningkatkan kapasitas sekolah (termasuk guru) dalam menerapkan
kurikulum nasional dalam tahap selanjutnya secara mandiri mengembangkan
kurikulum sekolah sesuai konteks kebutuhannya
4. Mendorong pengayaan materi dan alat ajar pendukung kurikulum yang
bermutu dan beragam
13
5. Menumbuhkan siswa sebagai warganegara Indonesia serta bagian dari
masyarakat dunia yang berkarakter dan bertaqwa melalui kurikulum
naasional yang utuh
14
1.8 Tujuan kurikulum 2013
Tujuan Kurikulum 2013 adalah untuk mempersiapkan manusia Indonesia
agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
Dengan tersusunnya dokumen KTSP ini, SMAN 1 Pelepat Ilir akan
menjadi sekolah yang memiliki kurikulum yang disesuaikan dengan karakter dan
kondisi lingkungan sekolah, sehingga terselenggara proses pendidikan yang
berbasis lingkungan sekolah dengan mengembangkan berbagai keunggulan-
keunggulan lokal dan Global.
15
8. Direktur jenderal pendidikan dasar dan menengah kementerian
pendidikan dan kebudayaan nomor : 374/kep/d/kr/2016 tentang
perubahan atas keputusan direktur jenderal pendidikan dasar dan
menengah nomor 305/kep/d/kr/2016 tentang penetapan satuan
pendidikan pelaksana kurikulum 2013.
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang
Standar Pengelolaan
10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Standar Sarana Prasarana
11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang
Standar Kepala Sekolah
13. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010 tentang
Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah
14. Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah
15. Permendikbud Nomor 75 Tahun 2017 tentang Komite Sekolah
16. Permendikbud nomor 18 Tahun 2016 tentang Pengenalan Lingkungan
Sekolah (PLS).
b. Dasar Hukum
1. Kurikulum 2013
a. Permendikbud nomor 17 tahun 2016 tentang petunjuk teknis
penyaluran profesi dan tambahan penghasilan bagi guru PNSD
b. Permendikbud nomor 18 tahun 2016 tentang pengenalan lingkungan
sekolah bagi siswa baru
c. Permendikbud nomor 19 tahun 2016 tentang Program Indonesia
Pintar
d. Permendikbud nomor 20 tahun 2016 tentang tentang Standar
Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah
16
e. Permendikbud nomor 21 tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan
Dasar dan menengah
f. Permendikbud nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan menengah
g. Permendikbud nomor 23 tahun 2016 tentang 2013 tentang Standar
Penilaian Pendidika Dasar dan Menengah
h. Permendikbud nomor 24 tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013
i. Permendikbud No. 160 Tahun 2014 tentang pemberlakuan Kurikulum
2006 dan Kurikulum 2013
j. Permendikbud No. 53 Th. 2016 tahun Penilaian Hasil Belajar
k. Permendikbud No. 8 Tahun 2016 tentang buku yang digunakan oleh
satuan pendidikan
l. Permendikbud No. 59 Tahun 2014 tentang Pedoman Implementasi
Kurikulum 2013
m. Permendikbud Nomor 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan
Ekstrakurikuler
n. Permendikbud Nomor 63 Tahun 2014 tentang Ekstra Kurikuler Wajjib
Pramuka
o. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 tahun 2014
tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
p. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 tahun 2014
tentang Kurikulum SMA/MA
q. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 tahun 2014
tentang Peminatan Pendidikan Menengah
r. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 79 Tahun
2014 tentang Muatan Lokal
s. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 tahun
2014 tentang Pembelajaran
17
t. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111 tahun
2014 tentang Bimbingan Konseling pada Pendidikan Dasar dan
Menengah
u. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 tahun 2015
tentang Penumbuhan Budi Pekerti
2. Kurikulum 2006
18
f. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian Pendidikan Untuk Satuan
Pendidikan Dasar Dan Menengah
g. Permendiknas nomor 22 Tahun 2006 tentang Pengembangan Muatan
Lokal.
h. Permendiknas Nomor 39 Tahun 2008 tetang Pembinaan Kesiswaan
D. ACUAN KONSEPTUAL
Acuan Konseptuan dalam pelaksanaan kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan sesuai dengan permendikbud Nomor 61 tahun 2014 tentang KTSP
sebagai berikut :
19
1. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia
Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pengembangan kepribadian
peserta didik secara utuh. KTSP disusun agar semua mata pelajaran dapat
meningkatkan iman, takwa, dan akhlak mulia.
2. Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama
Kurikulum dikembangkan untuk memelihara dan meningkatkan toleransi dan
kerukunan interumat dan antarumat beragama.
3. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan
Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan
peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan
dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh karena itu, kurikulum harus
menumbuhkembangkan wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan
nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.
4. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, Bakat, dan Minat sesuai dengan Tingkat
Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik
Pendidikan merupakan proses holistik/sistemik dan sistematik untuk
meningkatkan harkat dan martabat manusia yang memungkinkan potensi diri
(sikap, pengetahuan, dan keterampilan) berkembang secara optimal. Sejalan
dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, bakat, minat,
serta tingkat perkembangan kecerdasan; intelektual, emosional, sosial,
spritual, dan kinestetik peserta didik.
5. Kesetaraan Warga Negara Memperoleh Pendidikan Bermutu
Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang holistik dan berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan
warga negara memperoleh pendidikan bermutu.
6. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan
Kompetensi peserta didik yang diperlukan antara lain berpikir kritis dan
membuat keputusan, memecahkan masalah yang kompleks secara lintas
bidang keilmuan, berpikir kreatif dan kewirausahaan, berkomunikasi dan
berkolaborasi, menggunakan pengetahuan kesempatan secara inovatif,
mengelola keuangan, kesehatan, dan tanggung jawab warga negara.
20
7. Tuntutan Dunia Kerja
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi
peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup.
Oleh sebab itu, kurikulum perlu mengembangkan jiwa kewirausahaan dan
kecakapan hidup untuk membekali peserta didik dalam melanjutkan studi
dan/atau memasuki dunia kerja. Terlebih bagi peserta didik pada satuan
pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang
lebih tinggi.
8. Perkembangan Ipteks
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat
berbasis pengetahuan di mana Ipteks sangat berperan sebagai penggerak
utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan penyesuaian
terhadap perkembangan Ipteks sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan
perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala
dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan Ipteks.
9. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah serta Lingkungan
Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik
lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai
dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena
itu, kurikulum perlu memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan
yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah dan lingkungan.
10. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media
pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi
masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu,
kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan antara kepentingan daerah dan
nasional.
11. Dinamika Perkembangan Global
Kurikulum dikembangkan untuk meningkatkan kemandirian, baik pada
individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh
pasar bebas. Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat memerlukan individu
21
yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup
berdampingan dengan bangsa lain.
12. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya
masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya.
Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat ditumbuhkembangkan
terlebih dahulu sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.
13. Karakteristik Satuan Pendidikan
Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan
pendidikan.
E. PRINSIP PENGEMBANGAN
Kurikulum SMA Negeri 1 Pelepat Ilir disusun agar sekolah memiliki
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran dan pemenuhan 8 Standar
Nasional Pendidikan (SNP) dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
Oleh sebab itu, pengembangan Kurikulum SMA Negeri 1 Pelepat Ilir
memperhatikan prinsip pengembangan sebagai berikut :
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik dan lingkungannya pada masa kini dan yang akan datang.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki
posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan
tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan
lingkungan pada masa kini dan yang akan datang. Memiliki posisi sentral
berarti bahwa kegiatan pembelajaran harus berpusat pada peserta didik.
22
2. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan, dan
pemberdayaan kemampuan peserta didik untuk belajar sepanjang hayat.
Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal,
nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan
lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia
seutuhnya.
3. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi (sikap,
pengetahuan, dan keterampilan) bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran
yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarjenjang
pendidikan.
F. PROSEDUR OPERASIONAL
Prosedur operasional pengembangan KTSP sekurang-kurangnya meliputi:
1. Analisis mencakup:
a. Analisis ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai Kurikulum;
b. Analisis kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, dan lingkungan; dan
c. Analisis ketersediaan sumber daya pendidikan.
2. Penyusunan mencakup:
a. Perumusan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan;
b. Pengorganisasian muatan kurikuler satuan pendidikan;
c. Pengaturan beban belajar peserta didik dan beban kerja pendidik tingkat
kelas;
d. Penyusunan kalender pendidikan satuan pendidikan;
e. Penyusunan silabus muatan atau mata pelajaran muatan lokal; dan
f. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran setiap muatan
pembelajaran.
3. Penetapan dilakukan kepala sekolah/madrasah berdasarkan hasil rapat dewan
pendidik satuan pendidikan dengan melibatkan komite sekolah/madrasah.
4. Pengesahan dilakukan oleh pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya.
23
BAB II
TUJUAN SMAN 1 PELEPAT ILIR
24
VISI INDIKATOR
3. Unggul dalam Olympiade Mata Pelajaran
4. Unggul dalam Lomba Olahraga
5. Unggul dalam Lomba Kesenian
6. Pendidik, dan tenaga Kependidikan yang unggul
serta Pertamanan
3. Terwujudnya warga sekolah yang terampil berkomunikasi dalam
bahasa Indonesia, Inggris dan Jepang
4. Terwujudnya peserta didik yang terampil berpidato dan berceramah
dalam bidang agama dan Bahasa.
5. Mengetahui kelemahan dan kelebihan diri semua warga sekolah
6. Memiliki etos Belajar dan kerja yang tinggi semua warga sekolah
7. Tanggap terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
dan Amanah
4. Unggul dalam Kepedulian Sosial semua warga sekolah
5. Terwujudnya warga sekolah yang terampil membaca dan
mengamalkan kitab suci sesuai agama dan kepercayaannya
25
VISI INDIKATOR
1. Unggul dalam apresiasi seni budaya dan lingkungan
2. Tercipta Lingkungan Sekolah Sehat, Indah, Rindang, dan Nyaman
LINGKUNGAN
26
4. Meningkatkan kualitas semua Sumber Daya Manusia baik tenaga
pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik yang dapat berkompetisi
baik lokal maupun global.
5. Meningkatkan kinerja masing-masing komponen sekolah (Kepala sekolah,
tenaga pendidik, karyawan, peserta didik, dan komite sekolah) untuk
bersama-sama melaksanakan kegiatan yang inovatif sesuai dengan Tugas
Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) masing-masing;
6. Meningkatkan program layanan dan program ekstrakurikuler
7. Menjadikan sekolah sebagai tempat pembentukan karakter bangsa dan
penyadaran berbudaya lingkungan hidup dengan meningkatkan
Kecerdasan, Pengetahuan, Kepribadian, Akhlak Mulia, Serta Keterampilan
Untuk Hidup Mandiri dan Mengikuti Pendidikan Lebih Lanjut.
8. Mewujudkan sistem kepemimpinan yang kuat dalam mengakomodasikan,
menggerakan dan menyerasikan semua sumber daya pendidikan yang
tersedia.
9. Penanaman budaya mutu kepada seluruh warga sekolah yang didasarkan
pada keterampilan/ skill dan profesionalisme. Menciptakan system
kebersamaan melalui teamwork yang kompak, cerdas, dinamis dan agamis
dalam rangka menghasilkan output pendidikan yang tinggi.
10. Menyelenggarakan Manajemen Sistem Informasi (SIM, System
Information Management) Sekolah yang terbuka dan berorientasi
pelayanan serta Melaksanakan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang
mendorong partisipatif, transparansi dan akuntabilitas
11. Mewujudkan life skill peserta didik dengan memberdayakan multiple-
intelligence melalui proses pembelajaran yang bersifat kontekstual dan
kolaboratif.
12. Memiliki pemahaman tentang pendidikan sebagai profesi dalam
melaksanakan kerangka moral, legal dan etika bekerja yang berkaitan
dengan profesi pendidik.
13. Memiliki sistem informasi sekolah berbasis TIK dan Pusat Sumber
Belajar dan E-learning.
27
14. Memiliki struktur organisasi yang dinamis, efektif dan efisien sesuai
dengan visi dan misi sekolah dalam mendukung keberhasilan
pembelajaran peserta didik.
15. Memiliki sarana dan prasarana pendidikan sesuai standar nasional dan
Internasional yang mendukung pembelajaran berbasis TIK dan
lingkungan hidup.
16. Memperoleh prestasi dalam keikutsertaan bidang olahraga, seni dan sains
tingkat kota dan provinsi serta nasional.
28
p. Menyiapkan sumber daya sekolah untuk menjadi rintisan Sekolah Kategori
Mandiri.
29
h. Sudah terbentuk komunitas sekolah yang disiplin, rukun, religius,
berdedikasi, akrab, dan sejahtera.
i. Sekitar 10 – 20% alumni melanjutkan di luar negeri.
j. Sekitar 10 – 20% alumni melanjutkan ke S-1 dengan beasiswa.
30
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
SMAN 1 PELEPAT ILIR
31
sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan
masyarakatdan bangsa masa kini.
b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurutpandangan
filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan dimasa lampau
adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta
didik. Proses pendidikan adalah suatu prosesyang memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkanpotensi dirinya menjadi kemampuan
berpikir rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna
terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya
berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan
tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain
mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam
akademik, Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan
budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkanrasa bangga, diaplikasikan dan
dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi,dalam interaksi sosial di masyarakat
sekitarnya, dan dalam kehidupanberbangsa masa kini.
c. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual
dankecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi
inimenentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan
pembelajaranadalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini
mewajibkan kurikulum memiliki nama mata pelajaran yang sama dengan nama
disiplinilmu, selalu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual
dan kecemerlangan akademik.
d. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih
baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan
berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun
kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social
reconstructivism). Dengan filosofi ini, Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013
bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan
dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan
untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik.
32
Dengan demikian, Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013 menggunakan
filosofi sebagaimana di atas dalam mengembangkan kehidupan individu peserta
didik dalam beragama,seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi
inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan
masyarakat, bangsa dan ummat manusia, baik untuk masa kini maupuan masa
yang akan datang yang mengedepankan kecerdsasan intelektual dan cemerlang
akademik mmelalui pendidikan disiplin ilmu yang berbudaya dan bertaqwa.
2. Landasan Teoritis
Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori
“pendidikan berdasarkan standar”(standard-based education), dan teori kurikulum
berbasis kompetensi (competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan
standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warga
negara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi
lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,
standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman
belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan
kemampuanuntuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.
Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan
guru (taughtcurriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa
kegiatanpembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman
belajarlangsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang,
karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajarlangsung
individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkanhasil belajar
seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.
3. Landasan Yuridis
Landasan yuridis Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013 adalah:
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
33
c. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional; dan
d. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32
Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
e. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang
Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
f. Peraturan Menteri Pendidikan dan
g. Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Pendidikan Dasar dan Menengah.
h. Permendikbud Nomor 81A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum
i. Permendikbud Nomor 59 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah.
34
c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
d. Kelompok mata pelajaran estetika.
e. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.
35
Kelompok Mata
No Cakupan
Pelajaran
serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis,
kreatif dan mandiri.
Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan
untuk meningkatkan sensitifitas, kemampuan
mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi
keindahan dan harmoni. Kemampuan
mengapresiasi dan mengekspresikan keindahan
4 Estetika
serta harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi
baik dalam kehidupan individual sehinga mampu
menikmati dan mensyukuri hidup, maupun dalam
kehidupan kemasyarakatan sehingga mampu
menciptakan kebersamaan yang harmonis.
Kelompok mata pelajaran jasmani, Olah raga dan
kesehatan pada SMA dimaksudkan untuk
meningkatkan potensi fisik serta membudayakan
sikap sportif, disiplin, kerjasama, dan hidup sehat.
Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap,
Jasmani, Olah raga
5 dan prilaku hidup sehat yang bersifat individual
dan kesehatan
ataupun kolektif kemasyarakatan seperti
keterbebasan dari prilaku seksual bebas,
kecanduan narkoba, HIV atau AIDS, demam
berdarah, muntaber, dan penyakit lain yang
potensial mewabah.
36
Tabel 3.2 Pencapaian Standar Kompetensi Lulusan
No. Domain Kompetensi
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang
beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif
1. Sikap
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi,
2. Pengetahuan seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab serta dampak fenomena dan kejadian.
Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif
dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai
3. Keterampilan
pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara
mandiri.
Tabel 3.3 Kompetensi Lulusan dapat dicapai melalui Kompetensi Inti sebagai
berikut;
37
No. Domain Kompetensi Inti
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
1. Memahami, menerapkan, menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
2. Memahami, menerapkan, dan menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
2. Pengetahuan
budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan
mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
38
No. Domain Kompetensi Inti
kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
1. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah
konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.
2. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah
konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
3. Keterampilan secara mandiri, bertindak secara efektif dan
kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan
3. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta
dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri serta bertindak secara
efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan
39
Pasal 77 B ayat (1) Struktur Kurikulum merupakan pengorganisasian Kompetensi
Inti, Kompetensi Dasar, muatan Pembelajaran, mata pelajaran, dan beban belajar
pada setiap satuan pendidikan dan program pendidikan, dalam ayat (7). Struktur
Kurikulum untuk satuan pendidikan menengah terdiri atas: a. muatan umum; b.
muatan peminatan akademik; c. muatan akademik kejuruan; dan d. muatan pilihan
lintas minat/pendalaman minat peminatan.
40
7) kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif,
saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata
pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
41
k. Melaksanakan pembelajaran seni tari, dan seni panggung yang bergaya
Kabupatn Bungo Provinsi Jambi.
l. Mewujudkan peningkatkan kualitas lulusan yang memiliki sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang seimbang, serta meningkatkan jumlah
lulusan yang melanjutkan ke perguruan tinggi;
m. Menyusun dan melaksanakan tata tertib dan segala ketentuan yang
mengatur operasional warga sekolah;
n. Meningkatkan kualitas semua Sumber Daya Manusia baik tenaga
pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik yang dapat berkompetisi
baik lokal maupun global.
42
4) Relevan dengan kebutuhan kehidupan.
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk menjalin relevansi pendidikan dengan
kebutuhan kehidupan, termasuk didalamnya kehidupan kemasyarakatan dan dunia
kerja. Oleh karena itu kurikulum SMA Negeri 1 Pelepat Ilir dikembangkan untuk
meningkatkan keterampilan pribadi, keterampilan berfikir, keterampilan sosial,
keterampilan akademik, dan keterampilan non-akademik melalui kegiatan
ekstrakurikuler.
43
untuk mempertahankan dan melestarikan budaya sehingga kota Bungo menjadi
salah satu Pusat Pengembangan Budaya, serta Visi Dinas Pendidikan kabupaten
Bungo. Khusus untuk hal tersebut SMA Negeri 1 Pelepat Ilir melaksanakan
program Seni dan Budaya Bungo melalui penyelenggaraan satu kelas khusus Seni
Budaya.
44
e. Menggunakan pendekatan multi strategi dan multi media, sumber belajar dan
teknologi yang memadai, memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber
belajar dan fasilitas internet.
f. Mendayagunakan kondisi alam, sosial budaya serta kekayaan daerah untuk
keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal.
g. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran,
muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan,
keterkaitan dan kesinambungan yang cocok dan memadai antar kelas dan jenis
serta jenjang pendidikan.
45
1. Kurikulum Kelas X dan XI (sepuluh dan sebelas)
a. Kelas X dan XI terdiri atas peminatan MIPA, IPS, dan Bahasa yang
didasarkan pada pertimbangan nilai UN SMP dan hasil test penempatan,
Pengembangan diri melalui kegiatan ekstra dan BK, serta Kegiatan
Pramuka sebagai ekstra kurikuler wajib bagi semua peserta didik kelas X
dan XI. Jumlah mata pelajaran di kelas X 15 mata pelajaran yang terdiri
atas 6 mata pelajaran wajib A, 3 mata pelajaran wajib B, 4 mata
pelajaran peminatan, dan 2 mata pelajaran lintas minat dan jumlah
pelajaran di kelas XI 14 mata pelajaran yang terdiri atas 6 mata
pelajaran wajib A, 3 mata pelajaran wajib B, 4 mata pelajaran peminatan,
dan 1 mata pelajaran lintas minat.
Struktur kurikulum SMA Negeri 1 Pelepat Ilir mengacu pada kurikulum
2013 untuk kelas X dan XI adalah sebagai berikut :
a. Struktur Kurikulum Kelompok Peminatan Ilmu Alam (IPA)
Tabel 3.4 Struktur Kurikulum Kelompok Peminatan Ilmu Alam (IPA)
JAM JUML
ALOKASI WAKTU
BELAJAR PER MINGGU
MATA PELAJARAN
SEMESTER
1 2 3 4 5 6
Kelompok A (WAJIB)
Pendidikan Agama dan
3 3 3 3 18
1 Budi Pekerti
Pendidikan Pancasila
2 2 2 2 12
2 Dan Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 4 4 4 4 24
4 Matematika 4 4 4 4 24
5 Sejarah Indonesia 2 2 2 2 12
6 Bahasa Inggris 2 2 2 2 12
Jumlah 17 17 17 17
Kelompok B (WAJIB)
Seni Budaya
7 2 2 2 2 12
46
JAM JUML
ALOKASI WAKTU
BELAJAR PER MINGGU
MATA PELAJARAN
SEMESTER
1 2 3 4 5 6
Pendidikan Jasmani,
8 Olah Raga dan 3 3 3 3 18
Kesehatan
9 Prakarya dan KWU 2 2 2 2 12
Jumlah 7 7 7 7
Kelompok Peminatan
Matematika & Ilmu
Alam
1 Matematika 3 3 4 4 22
2 Biologi 3 3 4 4 22
3 Fisika 3 3 4 4 22
4 Kimia 3 3 4 4 22
12 12 16 16
Kelompok Lintas
Minat
1 Ekonomi 3 3 4 4 14
2 Bahas dan Sastra Inggris 3 3 6
Jumlah 6 6 4 4
Jumlah Mapel yang
42 42 44 44
ditempuh per minggu
Sekolah menambah alokasi waktu untuk mata pelajaran bahasa Inggris (EAP
dan GE sebagai unggulan global).
SEMESTER
1 2 3 4 5 6
KELOMPOK A (WAJIB)
1 Pendidikan Agama 3 3 3 3 18
47
JUML
ALOKASI WAKTU BELAJAR
MATA PELAJARAN PER MINGGU
JAM
SEMESTER
1 2 3 4 5 6
dan Budi Pekerti
Pendidikan Pancasila
2 dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 12
3 Bahasa Indonesia 4 4 4 4 24
4 Matematika 4 4 4 4 24
5 Sejarah Indonesia 2 2 2 2 12
6 Bahasa Inggris 2 2 2 2 12
Jumlah 17 17 17 17
KELOMPOK B (WAJIB)
Seni Budaya
7 2 2 2 2 12
Pendidikan Jasmani,
Olah Raga dan
8 Kesehatan 3 3 3 3 18
9 Prakarya dan KWU 2 2 2 2 12
Jumlah 7 7 7 7
KELOMPOK PEMINATAN
SOSIAL
1 Geografi 3 3 4 4 22
2 Sejarah 3 3 4 4 22
3 Sosiologi 3 3 4 4 22
4 Ekonomi 3 3 4 4 22
12 12 16 16
KELOMPOK LINTAS MINAT
Bahasa dan Sastra
1 Inggris 3 3 4 4 14
2 Biologi 3 3 6
Jumlah 6 6 4 4
Jumlah Mapel yang
ditempuh per minggu 42 42 44 44
48
c. Program IPA Kelas XII
Tabel 3.6 Struktur kurikulum Kelas XII IPA
Komponen Alokasi Waktu
Kelas XII
Semester Semester
Ganjil Genap
A Mata Pelajaran
1 Pendidikan Agama 2 2
2 Pendidikan Kewarganegaraan 2 2
3 Bahasa Indonesia 4 4
4 Bahasa Inggris 4 4
5 Matematika 4 4
6 Fisika 4 4
7 Biologi 4 4
8 Kimia 4 4
9 Sejarah 1 1
10 Seni Budaya 2 2
11 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan 2 2
Kesehatan
12 Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2
13 Keterampilan 2 2
B Muatan Lokal 2 2
C Pengembangan Diri
JUMLAH 39 39
49
Komponen Alokasi Waktu
Kelas XII
Semester Semester
Ganjil Genap
10 Seni Budaya 2 2
11 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan 2 2
Kesehatan
12 Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2
13 Keterampilan 2 2
B Muatan Lokal 2 2
C Pengembangan Diri
JUMLAH 39 39
1. Mata Pelajaran
a. Jumlah Mata Pelajaran Kelas X
Jumlah mata pelajaran di kelas X minimal 15 mata pelajaran yang terdiri
atas 6 mata pelajaran wajib A, minimal 3 mata pelajaran wajib B, 4 mata
pelajaran peminatan, dan 2 mata pelajaran lintas minat.
Tabel 3.8 Mata pelajaran Wajib, Peminatan, dan Lintas Minat
KELOMPOK A (WAJIB)
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia
4 Matematika
5 Sejarah Indonesia
6 Bahasa Inggris
KELOMPOK B (WAJIB)
7 Seni Budaya (Tari, Rupa)
8 Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan
9 Prakarya dan KWU
KELOMPOK PEMINATAN MATEMATIKA & ILMU
PENGETAHUAN ALAM
1 Matematika
2 Biologi
3 Fisika
4 Kimia
KELOMPOK PEMINATAN ILMU-ILMU SOSIAL
1 Geografi
2 Sejarah
3 Sosiologi
50
4 Ekonomi
KELOMPOK LINTAS MINAT MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
1 Bahasa dan Sastra Inggris
2 Ekonomi
KELOMPOK LINTAS MINAT ILMU PENGETAHUAN
SOSIAL
1 Biologi
2 Bahasa dan Sastra Inggris
KELOMPOK A (WAJIB)
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia
4 Matematika
5 Sejarah Indonesia
6 Bahasa Inggris
KELOMPOK B (WAJIB)
7 Seni Budaya (Tari, Rupa)
8 Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan
9 Prakarya dan KWU
KELOMPOK PEMINATAN MATEMATIKA & ILMU
PENGETAHUAN ALAM
1 Matematika
2 Biologi
3 Fisika
4 Kimia
KELOMPOK PEMINATAN ILMU-ILMU SOSIAL
1 Geografi
2 Sejarah
3 Sosiologi
4 Ekonomi
KELOMPOK LINTAS MINAT MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
51
1 Ekonomi
Tabel 3.10 Jumlah Mata Pelajaran Kelas XII (IPA dan IPS)
Komponen
Program IPA Program IPS
A Mata Pelajaran A Mata Pelajaran
1 Pendidikan Agama 1 Pendidikan Agama
2 Pendidikan Kewarganegaraan 2 Pendidikan Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 3 Bahasa Indonesia
4 Bahasa Inggris 4 Bahasa Inggris
5 Matematika 5 Matematika
6 Fisika 6 Sejarah
7 Biologi 7 Geografi
8 Kimia 8 Ekonomi
9 Sejarah 9 Sosiologi
10 Seni Budaya 10 Seni Budaya
11 Pendidikan Jasmani, Olahraga, 11 Pendidikan Jasmani, Olahraga,
dan Kesehatan dan Kesehatan
12 Teknologi Informasi dan 12 Teknologi Informasi dan
Komunikasi Komunikasi
13 Keterampilan 13 Keterampilan
B Muatan Lokal B Muatan Lokal
C Pengembangan Diri C Pengembangan Diri
52
pelajaran pilihan ini memberi corak kepada fungsi satuan pendidikan, dan
didalamnya terdapat pilihan sesuai dengan minat peserta didik. Struktur ini
menerapkan prinsip bahwa peserta didik merupakan subjek dalam belajar yang
memiliki hak untuk memilih mata pelajaran sesuai dengan minatnya.
53
Kurikulum SMAN 1 Pelepat Ilir dirancang untuk memberikan kesempatan
kepada peserta didik belajar berdasarkan minat mereka. Struktur kurikulum
memperkenankan peserta didik melakukan pilihan dalam bentuk pilihan
Kelompok Peminatan dan pilihan Mata pelajaran antar Kelompok Peminatan.
Kelompok Peminatan yang dipilih peserta didik terdiri atas kelompok Matematika
dan Ilmu Alam, Ilmu-ilmu Sosial, dan Ilmu Budaya.
Sejak mendaftar ke SMAN 1 Pelepat Ilir, di Kelas X seseorang peserta
didik sudah harus memilih kelompok peminatan mana yang akan dipilih.
Pemilihan Kelompok Peminatan berdasarkan nilai rapor SMP/MTs, nilai
ujian nasional SMP/MTs, rekomendasi guru bimbingan dan konseling di SMP,
peminatan siswa, dukungan orang tua, hasil tes penempatan (placement test)
ketika mendaftar di SMAN 1 Pelepat Ilir , dan tes bakat minat oleh psikolog. Pada
semester kedua di Kelas X, seorang peserta didik masih mungkin mengubah
Kelompok Peminatan, berdasarkan hasil pembelajaran di semester pertama dan
rekomendasi guru bimbingan dan konseling, sebaiknya tidak pindah kelompok
peminatan. Jika peserta didik tetap pindah kelompok peminatan, maka untuk
peserta didik diwajibkan mengikuti matrikulasi. Semua mata pelajaran yang
terdapat pada satu Kelompok Peminatan wajib diikuti oleh peserta didik. Selain
mengikuti seluruh mata pelajaran di Kelompok Peminatan, setiap peserta didik
harus mengikuti mata pelajaran tertentu untuk lintas minat dan/atau pendalaman
minat sebanyak 6 jam pelajaran di Kelas X dan kelas XI berjumlah 4 jam
pelajaran. Mata pelajaran lintas minat yang dipilih sebaiknya tetap dari Kelas X
sampai dengan XII.
Di Kelas X, jumlah jam pelajaran pilihan antar Kelompok Peminatan per
minggu 6 jam pelajaran, dapat diambil dengan pilihan sebagai berikut:
1) Dua mata pelajaran (masing-masing 3 jam pelajaran) dari satu Kelompok
Peminatan yang sama di luar Kelompok Peminatan pilihan, atau
2) Satu mata pelajaran di masing-masing Kelompok Peminatan di luar
Kelompok Peminatan pilihan.
54
3) Mata pelajaran yang dibuka di SMAN 1 Pelepat Ilir sebagai mata pelajaran
lintas minat adalah Biologi, Ekonomi, dan Bahasa dan Sastra Inggris untuk
kelas X
Di Kelas XI, jumlah jam pelajaran pilihan antar Kelompok Peminatan per
minggu 4 jam pelajaran, dengan memilih satu kelompok peminatan di luar
kelompok peminatan pilihan. Mata pelajaran yang dibuka di SMAN 1 Pelepat Ilir
sebagai mata pelajaran lintas minat adalah Biologi, Ekonomi, dan Bahasa dan
Sastra Inggris untuk kelas XI.
2. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan bahan kajian pada satuan pendidikan yang berisi
muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal yang
dimaksudkan untuk membentuk pemahaman peserta didik terhadap potensi di
daerah tempat tinggalnya.
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk
keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata
pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan
Pengembangan muatan lokal di SMA Negeri 1 Pelepat Ilir
memperhatikan beberapa prinsip pengembangan sebagai berikut.
1. Utuh : Pengembangan pendidikan muatan lokal dilakukan berdasarkan
pendidikan berbasis kompetensi, kinerja, dan kecakapan hidup.
2. Kontekstual : Pengembangan pendidikan muatan lokal dilakukan
berdasarkan budaya, potensi, dan masalah daerah.
3. Terpadu : Pendidikan muatan lokal dipadukan dengan lingkungan satuan
pendidikan, termasuk terpadu dengan dunia usaha dan industri.
4. Apresiatif : Hasil-hasil pendidikan muatan lokal dirayakan (dalam bentuk
pertunjukkan, lomba-lomba, pemberian penghargaan) di level satuan
pendidikan dan daerah.
55
5. Fleksibel : Jenis muatan lokal yang dipilih oleh satuan pendidikan dan
pengaturan waktunya bersifat fleksibel sesuai dengan kondisi dan karakteristik
satuan pendidikan.
Potensi geografis SMA Negeri 1 Pelepat Ilir yang berada di wilayah
Kecamatan Pelepat Ilir, Kabupaten Bungo sebagaian besar terdiri atas daerah
pertanian, perkebunan, dan pertanaman serta sebagian besar masyarakat atau
peserta didik pondok pesantren disekitar sekolah, hal ini akan banyak memberi
warna terhadap proses pembelajaran. Oleh karena itu, program Muatan Lokal
yang dipilih adalah yang berkaitan dengan kondisi di Wilayah Kecamatan Pelepat
Ilir Kabupaten Bunngo yaitu PLH, Pertanaman dan Pengolahan Hasil Pertanian.
Strategi implementasi muatan lokal di SMAN 1 Pelepat Ilir adalah
terintegrasi dalam mata pelajaran Kelompok B (wajib), untuk kelas X dan XI
sedangkan untuk kelas XII dilaksanakan secara mandiri melalui mata pelajaran
Muatan Lokal
Adapun Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Muatan Lokal sebagai
berikut:
1. Muatan Lokal
Letak geografis SMA Negeri 1 Pelepat Ilir yang berada di kawasan
transmigrasi dengan berbagai latar belakang kehidupan dan pendidikan oleh
karena itu akan banyak warna terhadap proses pembelajaran di kelas. Program
muatan lokal yang dipilih adalah yang berkaitan dengan kondisi di lingkungan
sekitar sekolah.
Muatan lokal ini juga sekaligus merupakan unggulan lokal sekolah sesuai
dengan program kabupaten “Bungo Maju dan Sejahtera ”.
Identifikasi
Potensi dan Kebijakan
Daerah
Analisis
56
Pilihan muatan lokal yang mungkin dikembangkan
dan sesuai dengan program keahlian
Penyusunan silabus
muatan lokal
Gambar 3.1 Langkah memilih Muatan Lokal
Berdasarkan hasil indentifikasi potensi dan kebijakan Daerah, yang
kemudian dilakukan analisa sesuai daya dukung / potensi yang ada di lingkungan
setempat, baik ketersediaan SDM, bahan ajar, instansi lain yang memungkinkan
untuk diajak bekerja sama, hasil dari out come siswa dan lain lain maka Pilihan
Muatan Lokal yang akan dikembangkan di SMA Negeri 1 Pelepat Ilir adalah
Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) dan Pertanaman.
Program Muatan Lokal
Pengembangan Pertamanan dan PLH SMAN 1 Pelepat Ilir Tahun Pelajaran
2017/2018.
A. Latar Belakang
Lingkungan SMAN 1 Pelepat Ilir merupakan daerah pertanian yang
sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai berkebun dan berdagang.
Tanahnya yang subur dengan sumber air tawar yang melimpah memungkinkan
untuk dikembangkan bermacam tanaman produktif, khususnya tanaman pangan
dan tanaman hias, Penggolahan hasil pertanian. Dan masyarakat Pelepat Ilir pada
umumnya peserta didik sekolah sambil membantu orang tua untuk bertani dan
berdagang sehingga dapat diterapkan pada lingkungan masyarakat khususnya
pada pertanian dan pertamanan.
Pemberian pelajaran mulok Pertanaman dan pertanian di SMA Negeri 1
Pelepat Ilir diharapkan dapat manambah wawasan dan pengetahuan siswa
dibidang pendidikan Lingkungan hidup pertanian dan pengolahan hasil pertania.
57
Sehingga setelah lulus sekolah nanti siswa dapat mengabdikan diri di
lingkungannya masing-masing, atau dapat berwira usaha dibidang pertanian dan
pengolahan hasil pertanian.
B. Tujuan
Melalui pendidikan Pendidikan Lingkunan Hidup, prertanian dan
pertanaman ini diharapkan dapat merubah sikap dan pola pikir siswa terhadap
lingkungannya yang sebenarnya bila dimanfaatkan secara optimal bisa memiliki
nilai ekonomis yang tinggi, sehingga bisa mengangkat ekonomi masyarakat secara
umum.
C. Ruang Lingkup
Bahan ajar muatan lokal Pendidikan Lingkungan Hidup , Pertanian dan
Pngolahan Hasil peranain ini meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
1. Prinsip-prinsip pertanian dan pertanaman
2. Persiapan lahan pertanian dan pertanaman
3. Teknik pembibitan pertanian dan pertanaman
4. Teknik pemeliharaan pertanian dan pertanaman
5. Teknik pertanian dan pertanaman
6. Teknik pemasaran pertanian dan pertanaman
7. Dasar-dasar penulisan PLH
8. Menguasai berbagai teknik PLH
9. Teknik Penanggulangan lingkungan hidup
58
Berikut deskripsi program muatan lokal pertanaman XII yang
dikembangkan guru mata pelajaran Mulok yang tergabung atau terintegrasi dalam
mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan SMA Negeri 1 Pelepat Ilir.
STANDAR
KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI
59
Nama Sekolah : SMAN 1 Pelepat Ilir
Mata Pelajaran : Pendidikan Lingkungan Hidup (Mulok)
Kelas/Semester : XII / 2
Alokasi Waktu : 6 x 45 menit
60
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
sekitar sebagai rahmat dari Tuhan yang
maha Esa
5.3 Memelihara ketertiban, kebersihan, dan
keindahan lingkungan sekitar sebagai
perwujudan IMTAQ (Iman dan Taqwa)
Menerapkan ketertiban, 6.1 Merancang kegiatan ketertiban,
kebersihan, dan keindahan kebersihan, dan keindahan lingkungan
lingkungan sekitar sekitar
6.2 Melaksanakan kegiatan ketertiban,
kebersihan, dan keindahan lingkungan
sekitar
6.3 Membuat laporan kegiatan pelaksanaan
ketertiban, kebersihan, dan keindahan
lingkungan sekitar
Menganalisis Macam-macam 7.1 Mengamati macam-macam kerusakan
Kerusakan Lingkungan lingkungan
7.2 Membandingkan komponen
alam(tanah,air,udara) yang baik dan yang
tercemar
7.3 Mendeskripsikan macam-macam kerusakan
lingkungan
Table 3.12 SK dan KD muatan lokal kelas XII
3. Pengembangan Diri
Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan
diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan
kondisi SMA Negeri 1 Pelepat Ilir.
Adapun tujuan kegiatan layanan bimbingan konseling adalah untuk
memfasilitasi peserta didik berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan
sosial, belajar, dan pembentukan karier.
61
a. Latar Belakang
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum
operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan
pendidikan yang berfungsi sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.Tujuan tertentu ini
meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi
dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik.Oleh sebab itu, KTSP
harus disusun sesuai dengan kebutuhan, karakteristik, dan potensi satuan
pendidikan (internal) serta lingkungan di daerah setempat.
Salah satu komponen utama Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) adalah struktur dan muatan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan.Muatan KTSP meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan
kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik, muatan lokal, dan
kegiatan pengembangan diri pada satuan pendidikan.
b. Pengertian Pengembangan Diri
Kegiatan pengembangan diri di SMA Negeri 1 Pelepat Ilir merupakan
kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran sebagai bagian integral dari isi
kurikulum sekolah dalam rangka pembentukan watak dan kepribadian peserta
didik. Kegiatan pengembangan diri ini dilakukan melalui kegiatan layanan
bimbingan konseling dan kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan pengembangan diri berupa pelayanan BK difasilitasi/
dilaksanakan oleh guru BK/ konselor dan atau tenaga kependidikan lain sesuai
dengan kemampuan dan kewenangannya. Pengembangan diri yang dilakukan
dalam bentuk kegiatan pelayanan konseling dapat mengembangkan kompetensi
dan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik.
Kegiatan pengembangan diri di SMA Negeri 1 Pelepat Ilir merupakan
upaya pembentukan watak dan kepribadian peserta didik yang dilakukan kegiatan
ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan wadah yang disediakan oleh
satuan pendidikan untuk menyalurkan minat, bakat, hobi, kepribadian, dan
kreativitas peserta didik yang dapat dijadikan sebagai alat untuk mendeteksi
talenta peserta didik.
62
c. Tujuan Pengembangan Diri
Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan
diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan
kondisi SMA Negeri 1 Pelepat Ilir.
63
No Kelompok Jenis Ekstrakurikuler Tujuan
b. Kimia yang berpikir sains, kritis,
c. Biologi berpengetahuan luas,
d. Fisika mmenciptakan gagasan
g. Kebumian
h. TIK
i. Astronomi
2 O2SN a. Silat Meningkatkan potensi fisik
b. Lompat Jauh serta membudayakan sikap
c. Lompat tinggi sportif, disiplin, kerja sama,
64
No Kelompok Jenis Ekstrakurikuler Tujuan
f. KIR maupun kehidupan
g. Paduan Suara bermasyarakat
h. Monolog
i. Vokal
j. Poster
k. Tari
l. Baca Puisi
m. Band
n. Drum band
o. Cipta puisi
5. Keagamaan dan a. Rohis Meningkatkan nilai-nilai
Kerohanian b. Pembinaan estetika, spritual,
Pengelolaan Musolla intelektual, dan kesadaran
sebagai pusat kegiatan sebagai makhluk Tuhan dan
pengembangan sosial yang memiliki
keagamaan dan sosial mental kuat yang didasari
(DKM) nilai-nilai agama
c. Baca Al-Qur’an
d. Bimbingan Doa dan
dakwah
6. Ekstra lain a. Green house Membiasakan dan
b. Toga menciptakan mengenal dan
c. Adiwiyata menghargi lingkungan dan
d. PIK remaja mampu menjaga kesehatan
diri sendiri.
Table 3.13 Kegiatan Ekstra Kurikuler
65
Marawis
Kultur islami
Budaya hidup bersih dan berbudaya lingkungan hidup.
c. Olahraga Prestasi
Merupakan salah satu wadah ekstrakurikuler sebagai pengembangan peserta
didik dalam bidang minat dan penyaluran peserta didik di bidang olahraga
yang bertujuan untuk menghasilkan prsestasi yang dapat mewakili sekolah
dalam event-event kejuaraan olahraga serta mencari bibit untuk peningkatan
prestasi olahraga daerah hingga nasional. Bidang olahraga yang
dikembangkan :
LPI
Pencak Silat
UKS
PMR
Basket
Bola Volley
Futsal
Badminton
Karate
Taekwondo
d. Paskibra
Pasukan Pengibar Bendera merupakan salah satu wadah ekstrakurikuler
sebagai pengembangan peserta didik yang memiliki peran :
66
1. Untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan para peserta didik,
dalam arti memperkaya pelajaran serta memperbaiki pengetahuan para
peserta didik yang berkaitan dengan program kurikulum yang ada.
2. Untuk melengkapi upaya pendidikan, pemantapan dan pembentukan nilai-
nilai kepribadian para peserta didik. Hal ini dapat diusahakan melalui
kegiatan barisberbaris, penguasaan teknis upacara bendera, kegiatan yang
berkaitan dengan peningkatan ketakwaan terhadap tuhan yang maha esa
serta latihan kepemimpinan dan bela negara.
3. Disamping berorientasi pada mata pelajaran yang diprogramkan, dan
usaha pembentukan kepribadian peserta didik, memperbanyak kegiatan
ekstrakurikuler yang diarahkan untuk membina serta meningkatkan bakat.
Minat dan keterampilan. Hasil yang diharapakan kegiatan ini tak lain ialah
untuk memacu anak kearah yang sifatnya positif
67
Mengikuti Lomba Ketangkasan Baris-berbaris tingkat SMA se-
Kabutapaten Bungo, yang diselenggarakan oleh Pengurus Purna
Paskibraka Indonesia (PPI) tingkat Kabupaten Bungo.
Mengikuti Lomba Gerak jalan dalam rangka Hari Besar Nasional
yang diselenggarakan oleh Panitia Hari Besar Nasional Kota ataupun
Organisasi Kepemudaan.
Mengikuti kegiatan Latihan Gabungan Pasukan Pengibar Bendera
tingkat sekolah se-Kabupaten Bungo.
68
Memberikan keterampilan dan pengetahuan tambahan di bidang P3K, PK,
DU, Tendanisasi.
Menambah persahabatan antar sekolah yang dampaknya dapat mengurangi
tindakan negatif anak didik seperti tawuran antar pelajar.
Kegiatan UKS yang diadakan di SMA Negeri 1 Pelepat Ilir Kabupaten Bungo
mempunyai Tujuan Umum Meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat
kesehatan peserta didik serta menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga
memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis serta optimal
dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya.
69
Mampu melakukan komunikasi ilmiah melalui diskusi dan seminar.
Memiliki kemampuan menemukan dan merumuskan permasalahan yang
ada disekitarnya.
Mampu memecahkan masalah dengan menggunakan metode ilmiah
Memiliki kemampuan melakukan penelitian ilmiah dalam bidang sains
maupun sosial.
Menguasai teknologi informasi dan komunikasi sebagai salah satu sarana
penggalian informasi.
Mempunyai kemampuan mempresentasikan hasil penelitiannya.
h. Cinematography
Cinematography merupakan salah satu ektrakurikuler bagi peserta didik dalam
mengembangkan kemampuan dibidang perfilman, Kegiatan yang dilakukan,
yaitu belajar cara membuat film yang baik, proses pembuatan film, cara
menggunakan kamera, membuat film independent dan meliput kegiatan
sekolah mulai dari pra sampai pasca produksi. Kegiatan ini dirancang secara
berkesinambungan dan benar-benar diharapkan bisa menghasilkan peserta
didik yang berprestasi dan berguna untuk bekal mereka setelah menyelesaikan
pendidikan nanti.
70
Pendidikan kompos dan biopori.
c. Program Pembiasaan
71
Pengembangan diri diarahkan untuk pengembangan karakter peserta didik
yang ditujukan untuk mengatasi persoalan dirinya, persoalan masyarakat di-
lingkungan sekitarnya, dan persoalan kebangsaan.Sekolah memfasilitasi kegiatan
pengembangan diri seperti berikut ini.
a. Pengembangan diri yang dilaksanakan sebagian besar di luar kelas
(intrakurikuler) dengan alokasi waktu 2 jam tatap muka, yaitu pengembangan
diri yang dilaksanakan sebagian besar di luar kelas (ekstrakurikuler) diasuh
oleh guru pembina. Pelaksanaannya secara reguler dihari-hari tertentu dan hari
Sabtu.
b. Pengembangan diri melalui pembiasaan ini dapat dilakukan secara terjadwal/
tidak terjadwal baik di dalam maupun di luar kelas. Kegiatan pembiasaan
terdiri atas Kegiatan Rutin, Spontan, Terprogram dan Keteladanan.
Kegiatan rutin adalah kegiatan yang dilakukan secara reguler dan terus
menerus di sekolah. Tujuannya untuk membiasakan peserta didik
melakukan sesuatu dengan baik.
Yang termasuk kegiatan rutin :
a) Melaksanakan upacara bendera dengan hidmat.
b) Beribadah sesuai agama dan kebiasaannya, contoh:
Pada saat istirahat kedua membiasakan sholat dzuhur berjamaah
Peserta didik yang beragama non muslim disesuaikan dengan
kebiasaannya
Gerakan Amal, Infaq, Sodaqoh
Kegiatan imtaq dengan pembacaan Alquran dan tausyiah yang
diikuti oleh seluruh siswa yang beragama islam dilaksanakan setiap
hari Jumat dan Sabtu pkl. 07.00 – 08.00 WIB di lapangan basket.
Sedangkan yang beragama non muslim ada kegiatan keagaaman
tersendiri dalam waktu yang bersamaan.
c) Wajib kunjung perpustakaan.
d) Berolah raga/senam bersama
e) Kegiatan budaya bersih dilaksanakan setiap hari (± 10 menit sebelum
jam pelajaran terakhir berakhir)
72
f) Memelihara kebersihan kelas, taman, dan lingkungan sekolah bersama-
sama.
g) Melaksanakan kegiatan belajar tertib efektif bersama
h) Berpakaian seragam sekolah bersih dan rapi setiap hari sesuai jadwal
i) Melaksanakan tata tertib sekolah dengan baik
j) Bersaing kompetitif dan berprestasi pada lomba-lomba.
Kegiatan spontan adalah kegiatan yang dapat dilakukan tanpa dibatasi oleh
waktu, tempat dan ruang. Hal ini bertujuan memberikan pendidikan secara
spontan, terutama dalam membiasakan bersikap sopan santun, dan sikap
terpuji lainnya. Contoh:
a) Membiasakan budaya 5S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun)
kepada guru, karyawan dan sesama peserta didik
b) Membiasakan membuang sampah pada tempatnya
c) Membiasakan antri
d) Membiasakan menghargai pendapat orang lain
e) Membiasakan minta izin masuk/keluar kelas atau ruangan
f) Membiasakan menolong atau membantu orang lain
g) Membiasakan menyalurkan aspirasi melalui media yang ada di
sekolah, seperti Majalah Dinding dan Kotak Curhat BK.
h) Membiasakan konsultasi kepada guru pembimbing dan atau guru lain
sesuai kebutuhan.
i) Kegiatan penghematan sumber daya listrik dan air
j) Kegiatan pembuatan bio pori
k) Workshop sosialisasi program SBLH dan Adiwiyata.
l) Workshop peningkatan mutu pendidik dan kependidikan.
m) Bintek KTSP, Silabus dan RPP terintegrasi LH, Pendikar kedalam
mata pelajaran.
73
Membiasakan kegiatan ini artinya membiasakan sisswa dan personil
sekolah aktif dalam melaksanakan kegiatan sekolah sesuai dengan
kemampuan dan bidang masing-masing.
Diantaranya :
Kegiatan Peringatan yang bertema Lingkungan Hidup
Piket Guru untuk menjaga dan mengawasi kebersihan dan ketertiban
kelas setiap hari.
Kegiatan Sabtu Bersih.
Membiasakan tadarus Al-Qur’an setiap hari Sabtu.
Kegiatan PENSI
Kegiatan memperingati hari-hari besar Agama, Nasional dan
Lingkungan Hidup
Kegiatan Karyawisata (study tour)
Kegiatan Lomba Mata Pelajaran, seperti olimpiade sains, debating,
lomba madding.
Kegiatan LDKS dan Pemilihan OSIS
Kegiatan Perpisahan Kelas XII.
Kegiatan Keteladanan, yaitu kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari
yang dapat dijadikan contoh (idola)
Diantaranya :
Ramah sosial
berprestasi
lomba kebersihan kelas (pemilihan kelas terbersih)
pemilihan siswa, guru dan karyawan teladan
berpakaian rapi
datang tepat waktu
berbahasa dengan baik
rajin membaca
bersikap ramah.
74
Pembiasaan ini dilaksanakan sepanjang waktu belajar di sekolah. Seluruh
guru ditugaskan untuk membina Program Pembiasaan yang telah ditetapkan oleh
sekolah.
Penilaian kegiatan pengembangan diri bersifat kualitatif. Potensi, ekspresi,
perilaku, dan kondisi psikologis peserta didik merupakan portofolio yang
digunakan untuk penilaian.
4. Penilaian Pembelajaran
Berdasarkan Permendikbud RI Nomor 23 tahun 2016 tentang Penilaian
hasil belajar dan permendikbud nomor 53 tahun 2015 direvisi dengan
Permendikbud no 13 tahun 2016 tentang Penilaian Hasil Pembelajaran, serta
Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian Pendidikan.
Oleh karena itu, SMA Negeri 1 Pelepat Ilir menggunakan dua kurikulum kelas X
dan XI menggunakan Kurikulum 2013 sedangkan kelas XII menggunakan
Kurikulum 2006, sehingga sistem dan teknis peilaian akan berbeda yang
diterapkan di sekolah. Berikut penjelasan penerapan sistem penilaian hasial
belajar di sekolah sebagai berikut :
1. Penilaian Kelas X dan XI
Penilaian hasil belajar kelas X dan XI mengacu pada Permendikbus nomor 53
tahun 2016 tentang Penilaian Hasil Belajar, penilaian hasil belajar untuk pengguna
kurikulum 2013 (Kurikulum Nasional) terdiri Penilaian Sikap, Pengetahuan, dan
Keterampilan, adapun rincian sebagai berikut :
Penilaian Sikap
Penilaian sikap adalah penilaian terhadap kecenderungan perilaku peserta
didik sebagai hasil pendidikan, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
Penilaian sikap dilakukan oleh guru mata pelajaran, guru bimbingan konseling
(BK), dan wali kelas, melalui observasi yang dicatat dalam jurnal. Tekniknya
sebagai berikut :
75
Gambar 3.2. teknik penilaian sikap
Adapun dalam pengamatan/ observasi ada beberapahal yang perlu
diperhatikan sebagai berikut :
1. Jurnal digunakan oleh guru mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas
selama periode satu semester.
2. Jurnal oleh guru mata pelajaran dibuat untuk seluruh peserta didik
yang mengikuti mata pelajarannya. Jurnal oleh guru BK dibuat untuk
semua peserta didik yang menjadi tanggung jawab bimbingannya, dan
jurnal oleh wali kelas digunakan untuk satu kelas yang menjadi
tanggung jawabnya.
3. Hasil observasi guru mata pelajaran dan guru BK diserahkan kepada
wali kelas untuk diolah lebih lanjut.
4. Perilaku sangat baik atau kurang baik yang dicatat dalam jurnal tidak
terbatas pada butir-butir sikap (perilaku) yang hendak ditumbuhkan
melalui pembelajaran yang saat itu sedang berlangsung sebagaimana
dirancang dalam RPP, tetapi dapat mencakup butir-butir sikap lainnya
yang ditanamkan dalam semester itu, jika butirbutir sikap tersebut
muncul/ditunjukkan oleh peserta didik melalui perilakunya.
76
5. Catatan dalam jurnal dilakukan selama satu semester sehingga ada
kemungkinan dalam satu hari perilaku yang sangat baik dan/atau
kurang baik muncul lebih dari satu kali atau tidak muncul sama sekali.
6. Perilaku peserta didik yang tidak menonjol (sangat baik atau kurang
baik) tidak perlu dicatat dan dianggap peserta didik tersebut
menunjukkan perilaku baik atau sesuai dengan norma yang diharapkan
Tabel 3.15 Contoh format dan pengisian jurnal guru mata pelajaran
Nama Satuan pendidikan : SMAN 1 Pelepat Ilir
Tahun pelajaran : 2017/2018
Kelas/Semester : X / Semester I
Mata Pelajaran : Kimia
Tabel 3.16 Contoh Jurnal Penilaian Sikap Spiritual yang dibuat guru BK atau wali
kelas
Nama Satuan pendidikan : SMAN 1 Pelepat Ilir
Tahun pelajaran : 2017/2018
Kelas/Semester : X / Semester I
Mata Pelajaran : Kimia
77
Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan merupakan penilaian untuk mengukur
kemampuan peserta didik berupa pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognitif, serta kecakapan berpikir tingkat rendah sampai tinggi.
Berbagai teknik penilaian pengetahuan dapat digunakan sesuai dengan
karakteristik masing-masing KD. Teknik yang biasa digunakan adalah tes
tertulis, tes lisan, dan penugasan. Namun tidak menutup kemungkinan
digunakan teknik lain yang sesuai, misalnya portofolio dan observasi. Skema
penilaian pengetahuan dapat dilihat pada gambar berikut:
78
Gambar 3.3 Skema penilaian Pegetahuan
1). Tes Tertulis
Tes tertulis adalah tes dengan soal dan jawaban disajikan secara tertulis untuk
mengukur atau memperoleh informasi tentang kemampuan peserta tes. Tes tertulis
menuntut respons dari peserta tes yang dapat dijadikan sebagai representasi dari
kemampuan yang dimiliki. Instrumen tes tertulis dapat berupa soal pilihan ganda,
isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Pengembangan
instrumen tes tertulis mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
(1) Menetapkan tujuan tes, yaitu untuk seleksi, penempatan, diagnostik, formatif,
atau sumatif.
(2) Menyusun kisi-kisi, yaitu spesifikasi yang digunakan sebagai acuan menulis
soal. Kisi-kisi memuat rambu-rambu tentang kriteria soal yang akan ditulis,
meliputi KD yang akan diukur, materi, indikator soal, bentuk soal, dan nomor
soal. Dengan adanya kisi-kisi, penulisan soal lebih terarah sesuai dengan tujuan
tes dan proporsi soal per KD atau materi yang hendak diukur lebih tepat.
(3) Menulis soal berdasarkan kisi-kisi dan kaidah penulisan soal.
(4) Menyusun pedoman penskoran sesuai dengan bentuk soal yang digunakan.
Pada soal pilihan ganda, isian, menjodohkan, dan jawaban singkat disediakan
kunci jawaban karena jawaban dapat diskor dengan objektif. Sedangkan untuk
soal uraian disediakan pedoman penskoran yang berisi alternatif jawaban dan
rubrik dengan rentang skor.
(5) Melakukan analisis kualitatif (telaah soal) sebelum soal diujikan.
Tabel 3.17 Format kisi-kisi Soal
Nama Satuan pendidikan : SMAN 1 Pelepat Ilir
Tahun pelajaran : 2017/2018
Kelas/Semester : X / Semester I
Mata Pelajaran : Kimia
79
(1) Tes tulis bentuk pilihan ganda
Butir soal pilihan ganda terdiri atas pokok soal (stem) dan pilihan jawaban
(option). Untuk tingkat SMA biasanya digunakan 5 (lima) pilihan jawaban. Dari
kelima pilihan jawaban tersebut, salah satu adalah kunci (key) yaitu jawaban yang
benar atau paling tepat, dan lainnya disebut pengecoh (distractor). Kaidah
penulisan soal bentuk pilihan ganda sebagai berikut:
(a) Substansi/Materi
o Soal sesuai dengan indikator (menuntut tes bentuk PG).
o Materi yang diukur sesuai dengan kompetensi (UKRK: urgensi,
keberlanjutan, relevansi, dan keterpakaian).
o Pilihan jawaban homogen dan logis.
o Hanya ada satu kunci jawaban yang tepat.
(b) Konstruksi
o Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas.
o Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang
diperlukan saja.
o Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban.
o Pokok soal tidak menggunakan pernyataan negatif ganda.
o Gambar/grafik/tabel/diagram dan sebagainya jelas dan berfungsi.
o Panjang rumusan pilihan jawaban relatif sama.
o Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan "semua jawaban benar”
atau “semua jawaban salah”.
o Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu disusun berdasarkan
besar kecilnya angka atau kronologis kejadian.
o Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya
(c) Bahasa
o Menggunakan bahasa sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia.
o Menggunakan bahasa yang komunikatif.
o Pilihan jawaban tidak mengulang kata/kelompok kata yang sama, kecuali
merupakan satu kesatuan pengertian.
o Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu
80
(2) Tes tulis bentuk uraian
Tes tulis bentuk uraian atau esai menuntut peserta didik untuk
mengorganisasikan dan menuliskan jawaban dengan kalimatnya sendiri. Kaidah
penulisan soal bentuk uraian sebagai berikut.
(a) Substansi/materi
o Soal sesuai dengan indikator (menuntut tes bentuk uraian)
o Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan sesuai
o Materi yang diukur sesuai dengan kompetensi (UKRK)
o Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang, jenis satuan pendidikan,
dan tingkat kelas
(b) Konstruksi
o Ada petunjuk yang jelas mengenai cara mengerjakan soal
o Rumusan kalimat soal/pertanyaan menggunakan kata tanya atau perintah
yang menuntut jawaban terurai
o Gambar/grafik/tabel/diagram dan sejenisnya harus jelas dan berfungsi
o Ada pedoman penskoran
(d) Bahasa
o Rumusan kalimat soal/pertanyaan komunikatif
o Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baku
o Tidak mengandung kata-kata/kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda
atau salah pengertian
o Tidak mengandung kata yang menyinggung perasaan
o Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu
b. Tes lisan
Tes lisan merupakan pemberian soal/pertanyaan yang menuntut peserta
didik menjawab secara lisan, dan dapat diberikan secara klasikal ketika
pembelajaran. Jawaban peserta didik dapat berupa kata, frase, kalimat maupun
paragraf.Tes lisan menumbuhkan sikap peserta didik untuk berani berpendapat.
Rambu-rambu pelaksanaan tes lisan sebagai berikut.
1) Tes lisan dapat digunakan untuk mengambil nilai (assessment of learning) dan
dapat juga digunakan sebagai fungsi diagnostik untuk mengetahui pemahaman
81
peserta didik terhadap kompetensi dan materi pembelajaran (assessment for
learning).
2) Pertanyaan harus sesuai dengan tingkat kompetensi dan lingkup materi pada
kompetensi dasar yang dinilai.
3) Pertanyaan diharapkan dapat mendorong peserta didik dalam mengonstruksi
jawaban sendiri.
4) Pertanyaan disusun dari yang sederhana ke yang lebih komplek
c. Penugasan
Penugasan adalah pemberian tugas kepada peserta didik untuk mengukur
dan/atau meningkatkan pengetahuan. Penugasan yang digunakan untuk mengukur
pengetahuan (assessment of learning) dapat dilakukan setelah proses
pembelajaran sedangkan penugasan yang digunakan untuk meningkatkan
pengetahuan (assessment for learning) diberikan sebelum dan/atau selama proses
pembelajaran. Penugasan dapat berupa pekerjaan rumah dan/atau proyek yang
dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
Penugasan lebih ditekankan pada pemecahan masalah dan tugas produktif
lainnya.
Rambu-rambu penugasan :
1) Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar.
2) Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik, selama proses pembelajaran atau
merupakan bagian dari pembelajaran mandiri.
3) Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan peserta didik.
4) Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum.
5) Penugasan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik
menunjukkan kompetensi individualnya meskipun tugas diberikan secara
kelompok.
6) Pada tugas kelompok, perlu dijelaskan rincian tugas setiap anggota kelompok.
7) Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara jelas.
8) Penugasan harus mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas.
82
Penilaian keterampilan
Penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan berbagai teknik antara lain
penilaian praktik/kinerja, proyek, dan portofolio.
83
b. Penilaian proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas
meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan, yang harus
diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi
mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan
penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman,
kemampuan mengaplikasikan, inovasi dan kreativitas, kemampuan penyelidikan
dan kemampuan peserta didik menginformasikan mata pelajaran tertentu secara
jelas.
c. Produk Penilaian
produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat
produkproduk, teknologi, dan seni, seperti: makanan (contoh: tempe, kue, asinan,
baso, dan nata de coco), pakaian, sarana kebersihan (contoh: sabun, pasta gigi,
cairan pembersih dan sapu), alat-alat teknologi (contoh: adaptor ac/dc dan bel
listrik), hasil karya seni (contoh: patung, lukisan dan gambar), dan barang-barang
terbuat dari kain, kayu, keramik, plastik, atau logam.
d. Penilaian portofolio
Portofolio merupakan penilaian berkelanjutan berdasarkan kumpulan
informasi yang bersifat reflektif-integratif yang menunjukkan perkembangan
kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Ada beberapa tipe
portofolio yaitu portofolio dokumentasi, portofolio proses, dan portofolio
pameran. Pendidik dapat memilih tipe portofolio sesuai dengan karakteristik
kompetensi dasar dan/atau konteks mata pelajaran.
84
85
Alternatif 2 :
Tabel 3.19 Pengolahan Nilai Pengetahuan
86
b. Penilaian Keterampilan
Nilai keterampilan diperoleh dari hasil penilaian unjuk
kerja/kinerja/praktik, proyek, produk, portofolio, dan bentuk lain sesuai
karakteristik KD mata pelajaran. Hasil penilaian setiap KD pada KI-4 berdasarkan
nilai optimal jika penilaian dilakukan dengan teknik yang sama pada KD yang
sama yang dilakukan beberapa kali penilaian.
Jika penilaian KD yang sama dilakukan dengan teknik yang berbeda,
misalnya proyek dan produk atau praktik dan produk, maka hasil akhir penilaian
KD tersebut dirata-ratakan. Untuk memperoleh nilai akhir keterampilan pada
setiap mata pelajaran adalah dengan cara merata-ratakan dari semua nilai KD pada
KI-4 dalam satu semester. Selanjutnya, penulisan capaian keterampilan pada rapor
menggunakan angka pada skala 0 – 100 dan predikat, serta dilengkapi deskripsi
singkat capaian kompetensi.
87
Tabel 3.21 Pengolahan Nilai Keterampilan
Keterangan :
88
NT = Nilai tugas
NUH = nilai ulangan harian
̅̅̅̅̅
𝑁𝐻 = Rata-rata Nilai Harian
MID = Ujian Tengah Semester
US = Ujian Semester
NR = Nilai Rapor
Perhitungan nilai Rapor Praktik:
NP = (Pr1 + Pr1 + …+ Prn)/n
89
pengayaan. Pembelajaran remedial dan pengayaan dilaksanakan untuk kompetensi
pengetahuan dan keterampilan, sedangkan sikap tidak ada remedial atau
pengayaan namun merupakan penumbuh kembangan sikap, perilaku, dan
pembinaan karakter setiap peserta didik.
Setelah diketahui kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik, langkah
berikutnya adalah
memberikan perlakuan berupa pembelajaran remedial. Bentuk-bentuk
pelaksanaan pembelajaran remedial dapat dilakukan antara lain:
a. Remedial
Remedial merupakan program pembelajaran yang diperuntukkan bagi peserta
didik yang belum mencapai KKM dalam satu KD tertentu. Pembelajaran remedial
diberikan segera setelah peserta didik diketahui belum mencapai KKM.
Pembelajaran remedial dilakukan untuk memenuhi kebutuhan/hak peserta didik.
Dalam pembelajaran remedial, pendidik membantu peserta didik untuk
memahami kesulitan belajar yang dihadapi secara mandiri, mengatasi kesulitan
dengan memperbaiki sendiri cara belajar dan sikap belajarnya yang dapat
mendorong tercapainya hasil belajar yang optimal. Dalam hal ini, penilaian
merupakan assessment as learning.
Metode yang digunakan pendidik dalam pembelajaran remedial juga dapat
bervariasi sesuai dengan sifat, jenis, dan latar belakang kesulitan belajar yang
dialami peserta didik. Tujuan pembelajaran juga dirumuskan sesuai dengan
kesulitan yang dialami peserta didik. Pada pelaksanaan pembelajaran remedial,
media pembelajaran juga harus betul-betul disiapkan pendidik agar dapat
mempermudah peserta didik dalam memahami KD yang dirasa sulit itu. Dalam
hal ini, penilaian tersebut merupakan assessment for learning. Jadi remedial
bukan kegiatan tes ulang bagi peserta didik yang belum mencapai KKM.
Pelaksanaan pembelajaran remedial disesuaikan dengan jenis dan tingkat
kesulitan yang dapat dilakukan dengan cara:
1) pemberian bimbingan secara individu. Hal ini dilakukan apabila ada beberapa
peserta didik yang mengalami kesulitan yang berbeda-beda, sehingga
memerlukan bimbingan secara individual. Bimbingan yang diberikan
90
disesuaikan dengan tingkat kesulitan yang dialami oleh peserta didik.
Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan. Dalam
hal pembelajaran klasikal peserta didik tertentu mengalami kesulitan, perlu
dipilih alternatif tindak lanjut berupa pemberian bimbingan secara
individual/perorangan. Pemberian bimbingan perorangan merupakan implikasi
peran guru sebagai tutor. Sistem tutorial dilaksanakan bilamana terdapat satu
atau beberapa orang peserta didik yang belum berhasil mencapai ketuntasan.
2) pemberian bimbingan secara kelompok. Hal ini dilakukan apabila dalam
pembelajaran klasikal ada beberapa peserta didik yang mengalami kesulitan
sama.
3) Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus. Dalam rangka pelaksanaan
remedial, tugas-tugas latihan perlu diperbanyak agar peserta didik tidak
mengalami kesulitan dalam mengerjakan tes akhir. Peserta didik perlu diberi
pelatihan intensif untuk membantu menguasai kompetensi yang ditetapkan
4) Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda.
Pembelajaran ulang dapat disampaikan dengan variasi cara penyajian dan
penyederhanaan tes/pertanyaan. Pembelajaran ulang dilakukan bilamana
sebagian besar atau semua peserta didik belum mencapai ketuntasan belajar
atau mengalami kesulitan belajar. Guru perlu memberikan penjelasan kembali
dengan menggunakan metode dan/atau media yang lebih tepat.
5) Pemanfaatan tutor sebaya. Tutor sebaya adalah teman sekelas atau kakak kelas
yang memiliki kecepatan belajar lebih. Mereka perlu dimanfaatkan untuk
memberikan tutorial kepada rekan atau adik kelas yang mengalami kesulitan
belajar. Melalui tutor sebaya diharapkan hubungan antar peserta didik akan
lebih akrab dan terbuka, sehingga peserta didik yang mengalami kesulitan
belajarakan lebih mudah memahami materi atau kompetensi yang harus
dicapai.
Pelaksanaan pembelajaran remedial dilakukan diluar kelas. Hal ini dilakukan agar
hak siswa yang sudah tuntas untuk mengikuti pembelajaran tidak terganggu. Oleh
karena itu pembelajaran remedial dapat dilakukan sebelum pembelajaran pertama
dimulai, setelah pembelajaran selesai, atau diselang waktu tertentu yang tidak
91
menggangu kegiatan pembelajaran yang lain disesuaikan dengan kondisi sekolah.
Selanjutnya setelah melakukan pembelajaran remedial diakhiri dengan penilaian
untuk melihat pencapaian peserta didik pada pencapaian KD yang diremedial.
Pembelajaran remedial pada dasarnya difokuskan pada KD yang belum tuntas dan
dapat diberikan berulang-ulang sampai mencapai KKM dengan waktu hingga
batas akhir semester. Apabila hingga akhir semester pembelajaran remedial belum
bisa membantu peserta didik mencapai KKM, pembelajaran remedial bagi peserta
didik tersebut dapat dihentikan. Pendidik tidak dianjurkan memaksakan untuk
diberi nilai tuntas (sesuai KKM) kepada peserta didik yang belum mencapai
KKM.
92
Kelemahan menggunakan ketentuan ini:
Peserta didik yang telah tuntas (misalnya, Rina dengan perolehan nilai 75) dan
nilainya dilampaui oleh peserta didik yang mengikuti remedial (misalnya, Iwan
dengan nilai 80), kemungkinan Rina mempunyai perasaan diperlakukan “tidak
adil” oleh pendidik. Hal ini terjadi dikarenakan hasil belajar dibandingkan dengan
hasil belajar peserta didik lainnya, bukan dibandingkan dengan KKM.
2) Alternatif 2
Peserta didik diberi nilai dengan cara merata-rata antara nilai capaian awal
(sebelum mengikuti remedial) dan capaian akhir (setelah mengikuti remedial),
dengan ketentuan:
Jika capaian akhir telah melebihi KKM (misalnya, Heri memperoleh nilai 90)
dan setelah dirata-rata dengan capaian awal (misalnya, capaian awal Heri
adalah 60) ternyata hasil rata-rata telah melebihi KKM (nilai 75), maka hasil
rata-rata (nilai 75) sebagai nilai perolehan peserta didik tersebut (Heri).
Jika capaian akhir telah melebihi KKM (misalnya, Iwan memperoleh nilai 80)
dan setelah dirata-rata dengan capaian awal (misalnya, capaian awal Iwan
adalah 50) ternyata hasil rata-rata belum mencapai KKM (nilai 65), maka
Iwan diberi nilai sebesar nilai KKM, yaitu 70.
Alternatif 2 ini sebagai upaya untuk mengatasi kelemahan Alternatif 1, meskipun
Alternatif 2 ini tidak memiliki dasar teori, namun lebih mengedepankan factor
kebijakan pendidik. Upaya lain, untuk mengatasi kelemahan Alternatif 1, yaitu
dengan memberikan kesempatan yang sama bagi semua peserta didik untuk
mengikuti tes, namun dengan catatan perlu diinformasikan kepada peserta didik
bahwa konsekuensi nilai yang akan diambil adalah nilai hasil tes tersebut atau
nilai terakhir.
3) Alternatif 3
Peserta didik diberi nilai sama dengan KKM yang ditetapkan oleh sekolah untuk
suatu mata pelajaran, berapapun nilai yang dicapai peserta didik tersebut telah
melampaui nilai KKM.
93
Alternatif 3 ini sebagai upaya untuk mengatasi kelemahan Alternatif 1 maupun
apternatif 2, meskipun Alternatif 3 ini tidak memiliki dasar teori kuat. Alternatif 3
ini lebih dominan mengedepankan target capaian , bukan target capaian hasil
belajar yaitu capaian kompetensi. Konsekuensinya peserta didik tidak termotivasi
untuk belajar karena berapapun nilai yang didapat pada akhirnya akan
mendapatkan nilai sesuai KKM. Dampak lain nilai yang diperoleh tidak
menggambarkan kemampuan yang sebenarnya, sehingga nilai menjadi bias. Cara
inilah yang masih banyak diterapkan oleh guru dalam menerapan remedial.
b. Pengayaan
Pengayaan merupakan program pembelajaran yang diberikan kepada peserta
didik yang telah mencapai dan/atau melampaui KKM. Fokus pengayaan adalah
pendalaman dan perluasan dari kompetensi yang dipelajari. Pengayaan biasanya
diberikan segera setelah peserta didik diketahui telah mencapai KKM berdasarkan
hasil penilaian harian. Pembelajaran pengayaan biasanya hanya diberikan satu
kali, tidak berulangkali sebagaimana pembelajaran remedial. Pembelajaran
pengayaan umumnya tidak diakhiri dengan penilaian. Jadi dalam hal ini berbeda
perlakuannya dengan remedial.
Bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan melalui:
o Belajar kelompok, yaitu sekelompok peserta didik yang memiliki minat
tertentu diberikan tugas untuk memecahkan permasalahan, membaca di
perpustakaan terkait dengan KD yang dipelajari pada jam pelajaran sekolah
atau di luar jam pelajaran sekolah. Pemecahan masalah yang diberikan kepada
peserta didik berupa pemecahan masalah nyata. Selain itu, secara kelompok
peserta didik dapat diminta untuk menyelesaikan sebuah proyek atau
penelitian ilmiah.
o Belajar mandiri, yaitu secara mandiri peserta didik belajar mengenai sesuatu
yang diminati, menjadi tutor bagi teman yang membutuhkan. Kegiatan
pemecahan masalah nyata, tugas proyek, ataupun penelitian ilmiah juga dapat
dilakukan oleh peserta didik secara mandiri jika kegiatan tersebut diminati
secara individu.
94
o Pembelajaran berbasis tema, yaitu pembelajatan terpadu yang memadukan
kurikulum di bawah tema besar sehingga peserta didik dapat mempelajari
hubungan antara berbagai disiplin ilmu. Melalui pembelajaran tematik dapat
mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman
bermakna bagi peserta didik. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran
tematik, peserta didik akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari
melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain
yang telah dipahaminya.
5. Ketuntasan Belajar
Berdasarkan Permendikbud RI Nomor 23 tahun 2016 tentang Penilaian
hasil belajar dilakukan dalam bentuk aspek : sikap, pengetahuan dan
keterampilan. Penilaian sikap untuk memperoleh informasi deskripsi mengenai
prilaku peserta didik. Penilaian pengetahuan merupakan kegiatan yang dilakukan
untuk mengukur penguasaan pengetahuan peserta didik, sedangkan penilaian
keterampilan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengukur kemampuan
peserta didik menerapkan pengetahuan dalam melakukan tugas tertentu.
Tujuan penilaian oleh peserta didik dan satuan pendidikan ialah untuk
memantau dan mengevaluasi proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar
peserta didik secara berkesinambungan, pencapaian standar kompetensi kelulusan
untuk semua mata pelajaran. Bentuk penilaian satuan pendidikan yaitu :
1. Penilaian Harian (tertulis/lisan), pengamatan, penugasan, bentuk lain yang
diperlukan.
2. Penilaian Akhir Semester
3. Penilaian Akhir Tahun
4. Ujian Akhir Sekolah
5. Ujian Nasional
Mekanisme penilaian sebagai berikut :
1. Penetapan KKM yang harus dicapai oleh peserta didik melalui rapat
dewan pendidik;
95
2. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan pada semua mata pelajaran
mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
3. Penilaian pada akhir jenjang pendidikan dilakukan melalui ujian
sekolah/madrasah;
4. Laporan hasil penilaian pendidikan pada akhir semester dan akhir tahun
ditetapkan dalam rapat dewan pendidik berdasar hasil penilaian oleh
Satuan Pendidikan dan hasil penilaian oleh Pendidik; dan
5. Kenaikan kelas dan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan
ditetapkan melalui rapat dewan pendidik.
Prosedur Penilaian sebagai berikut :
1) Penilaian aspek sikap dilakukan melalui tahapan:
a. mengamati perilaku peserta didik selama pembelajaran;
b. mencatat perilaku peserta didik dengan menggunakan lembar
observasi/pengamatan;
c. menindaklanjuti hasil pengamatan; dan
d. mendeskripsikan perilaku peserta didik.
2) Penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tahapan:
a. Menyusun perencanaan penilaian;
b. Mengembangkan instrumen penilaian;
c. Melaksanakan penilaian;
d. Memanfaatkan hasil penilaian; dan
e. Melaporkan hasil penilaian dalam bentuk angka dengan skala 0-100 dan
deskripsi.
3) Penilaian aspek keterampilan dilakukan melalui tahapan:
a. Menyusun perencanaan penilaian;
b. Mengembangkan instrumen penilaian;
c. Melaksanakan penilaian;
d. Memanfaatkan hasil penilaian; dan
e. Melaporkan hasil penilaian dalam bentuk angka dengan skala 0-100 dan
deskripsi.
96
4) Prosedur penilaian proses belajar dan hasil belajar oleh pendidik dilakukan
dengan urutan:
a. menetapkan tujuan penilaian dengan mengacu pada RPP yang telah
disusun;
b. menyusun kisi-kisi penilaian;
c. membuat instrumen penilaian berikut pedoman penilaian;
d. melakukan analisis kualitas instrumen;
e. melakukan penilaian;
f. mengolah, menganalisis, dan menginterpretasikan hasil penilaian;
g. melaporkan hasil penilaian; dan
h. memanfaatkan laporan hasil penilaian.
5) Prosedur penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan dengan
mengkoordinasikan kegiatan dengan urutan:
a. Menetapkan KKM;
b. Menyusun kisi-kisi penilaian mata pelajaran;
c. Menyusun instrumen penilaian dan pedoman penskorannya;
d. Melakukan analisis kualitas instrumen;
e. Melakukan penilaian;
f. mengolah, menganalisis, dan menginterpretasikan hasil penilaian;
g. melaporkan hasil penilaian; dan
h. memanfaatkan laporan hasil penilaian.
6) Prosedur penilaian hasil belajar oleh pemerintah dilakukan dengan urutan:
a. menyusun kisi-kisi penilaian;
b. menyusun instrumen penilaian dan pedoman penskorannya;
c. melakukan analisis kualitas instrumen;
d. melakukan penilaian;
e. mengolah, menganalisis, dan menginterpretasikan hasil penilaian;
f. melaporkan hasil penilaian; dan
g. memanfaatkan laporan hasil penilaian.
97
7) Kriteria Ketuntusan Minimal
Penilaian akan dilakukan apabila telah tersusun Kriteria Ketuntusan
Minimal (KKM), adapun Kriteria Ketuntusan Minimal (KKM) seluruh mata
pelajaran mulai dari kelas X, XI, XII sebagai berikut :
Adapun Prosedur Penetapan / ketentuan penetapan KKM
Ketuntasan belajar setiap standar kompetensi, kompetensi dasar, dan
indikator pada setiap mata pelajaran berkisar antara 0 – 100 %. Kriteria ideal
ketuntasan untuk masing-masing indikator adalah 75 %.
SMAN 1 Pelepat Ilir menentukan kriteria ketuntasan minimal dengan
mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik/Intake Siswa,
Kompleksitas Indikator (Kesulitan & Kerumitan, serta daya dukung dalam
penyelenggaraan pembelajaran (Sarana/prasarana, kemampuan guru, lingkungan,
dan biaya).
1. Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu
kompetensi dasar berkisar antara 0 - 100%.
2. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator 75%.
3. Satuan pendidikan harus menentukan kriteria ketuntasan minimal dengan
mempertimbangkan:
a. Kompleksitas (tingkat keluasan dan kedalaman SK, KD, Indikator)
b. Daya dukung (ketersediaan sarana prasarana, SDM, anggaran, dll)
c. Intake (tingkat kemampuan rata-rata peserta didik)
4. Langkah menentukan KKM setiap mata pelajaran:
a. Menjabarkan Kompetensi Dasar ke dalam Indikator
b. Menentukan nilai setiap aspek penentu KKM indikator dengan skala/
rentang 0 – 100, seperti berikut ini:
Tabel 3.22 Menentukan Aspek Penentuan KKM indokator
Aspek analisis Kriteria dan Skala Penilaian
Kompleksitas Tinggi Sedang Rendah
< 65 65-79 80-100
Guru dan Daya Tinggi Sedang Rendah
98
Dukung 80-100 65-79 < 65
Intake Peserta Didik Tinggi Sedang Rendah
80-100 65-79 < 65
Menentukan KKM setiap KD dengan rumus berikut :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑆𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝐴𝑠𝑝𝑒𝑘
KKm Per KD = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑝𝑒𝑘
Misalkan
aspek daya dukung mendapat nilai 90
aspek kompleksitas mendapat nilai 70
aspek intake mendapat skor 65
Jika bobot setiap aspek sama, nilai KKM untuk KD tersebut :
90+70+65
= 3
=75
Dalam menetapkan nilai KKM KD, pendidik/satuan pendidikan dapat juga
memberikan bobot berbeda untuk masing-masing aspek.
c. Menentukan nilai setiap aspek penentu KKM indikator dengan poin/ skor
pada setiap kriteia yang ditetapkan, seperti berikut ini:
Tabel 3.23 Menentukan nilai setiap aspek penentu KKM indikator
dengan poin.
Aspek analisis Kriteria dan Skala Penilaian
Kompleksitas Tinggi Sedang Rendah
1 2 3
Guru dan Daya Tinggi Sedang Rendah
Dukung 3 2 1
Intake Peserta Didik Tinggi Sedang Rendah
3 2 1
Jika KD memiliki kriteria kompleksitas tinggi, guru dan daya dukung tinggi, serta
intake peserta didik sedang, maka nilai KKM-nya adalah:
1+3+2
= 9 x 100
=66,7
a. Menentukan KKM indikator dengan menghitung skor perolehan dibagi skor
maksimum kali 100% (untuk skala 0-100 tidak peru dikali 100%)
99
b. Menentukan KKM Kompetensi Dasar dengan menghitung rata-rata KKM
indikator untuk Kompetensi Dasar tertentu.
c. Menentukan KKM Standar Kompetensi dengan menghitung rata-rata KKM
Kompetensi Dasar untuk Standar Kompetensi tertentu (untuk kurikulum
2006).
d. Untuk kurikulum 2013 dalam menentukan KKM setiap mata pelajaran dengan
rumus :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝐾𝑀 𝑝𝑒𝑟 𝐾𝐷
KKM mata pelajaran = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝐷
e. Menentukan KKM Mata pelajaran tertentu pada kelas tertentu dengan
menghitung rata-rata KKM Standar Kompetensi yang terdapat pada mata
pelajaran tersebut pada kelas tertentu (untuk kurikulum 2006).
f. Sekolah harus membuat Model KKM dan Interval Predikat, dengan predikat
A, B, C, dan D. sehingga nilai KKM merupakan nilai minimal untuk predikat
C dan secara bertahap dapat meningkatkan kategorinya sesuai dengan
peningkatan mutu sekolah. Predikat untuk pengetahuan dan keterampilan
ditentukan berdasarkan interval angka pada skala 0-100 yang disusun dan
ditetapkan oleh satuan pendidikan. Penetapan tabel interval predikat untuk
KKM yang berbeda dibuat seperti contoh pada tabel berikut :
100
Jika Satuan pendidikan yang memilih KKM berbeda untuk setiap mata pelajaran,
memiliki konsekuensi munculnya interval nilai dan predikat yang berbeda-beda
dalam lembaran rapor, diilustrasikan berikut :
Panjang Interval kelas = (100 – Nilai KKM)/3
Contoh : Jika nilai KKM Matematika 60
Maka nilai C dimulai dari 60. Panjang interval nilai untuk mata pelajaran
matematika dapat ditentukan dengan cara:
Panjang Interval kelas = (100 – Nilai KKM)/3
= (100 – 60)/3
= 13,3
Sehingga panjang interval untuk setiap predikat 13 atau 14, sehingga interval nilai
dan predikatnya ialah :
Tabel 3.25 Interval KKM 60
Interval nilai Predikat
88 – 100 A
74 – 87 B
60 – 73 C
< 60 D
Hal ini dilakukan untuk mata pelajaran yang lain.
2. Satu KKM
Satuan pendidikan dapat memilih satu KKM untuk semua mata pelajaran. Setelah
KKM setiap mata pelajaran ditentukan, satuan pendidikan dapat menetapkan satu
KKM yang sama dengan mempertimbangkan nilai terendah, rata-rata, atau modus
dari seluruh KKM mata pelajaran.
Misalnya, SMA Indonesia Cerdas memiliki KKM mata pelajaran terendah= 63
dan tertinggi= 65. Jika ditentukan reratanya maka diperoleh 64. Berdasarkan hasil
analisis tersebut maka SMA Cerdas dapat menentukan satu KKM yang berlaku
untuk semua mata pelajaran berdasarkan rata-rata yaitu 64, atau berdasarkan nilai
terendah yaitu 62, atau bisa juga nilai diantara 62 dan 64 sesuai kesepakatan
bersama melalui rapat Dewan Guru.
101
Untuk satuan pendidikan yang menetapkan hanya satu KKM untuk semua mata
pelajaran, maka model interval nilai dan predikat dapat menggunakan satu ukuran.
Jika KKM yaitu 64, maka interval nilai dan predikat untuk semua mata pelajaran
menggunakan tabel yang sama, misalnya ditunjukkan di bawah ini :
Tabel 3.26untuk interval satu KKM = 64
Interval nilai Predikat
88 – 100 A
76 – 87 B
64 – 75 C
< 64 D
d. Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) setiap mata pelajaran ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Sekolah melalui rapat dewan guru dengan mempertimbangkan
saran dari komite sekolah.
e. Format KKM yang digunakan yaitu :
a. Format KKM kurikulum 2013
Tabel. 3.27 Format KKM Kur.2013
KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL
Satuan Pendidikan :
Mata Pelajaran :
Kelas / Program :
KKM :
102
KD/Indikator Kompleks Daya KKM Per
Intake
itas Dukung KD
… … … … …
dst
KKM Semester 1 … (rata2
DK)
103
Menafsirkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dilakukan dengan
memberikan point atau nilai pada setiap kriteria, yaitu :
a. Dengan memberikan point
Kompleksitas :
Tinggi = 1
Sedang = 2
Rendah = 3
Daya Dukung :
Tinggi = 3
Sedang = 2
Rendah = 1
Intake :
Tinggi = 3
Sedang = 2
Rendah = 1
b. Dengan menggunakan rentang nilai :
Kompleksitas :
Tinggi = 50 – 64
Sedang = 65 - 80
Rendah = 81 – 100
Daya Dukung :
Tinggi = 81 – 100
Sedang = 65 – 80
Rendah = 50 – 64
Intake :
Tinggi = 81 – 100
Sedang = 65 – 80
Rendah = 50 – 64
1. Kelas X
104
Kriteria Ketuntasan Minimal untuk kelas X Program IPA dan IPS sebagai
berikut :
1) Kriteria Ketuntasan Minimal Kelas X Program IPA dan IPS (Kurikulum
2013)
Tabel 3.29 KKM Kelas X
KKM
KELOMPOK A (WAJIB)
Smst.1 Smst.1 KKM
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 75 75 75
Pendidikan Pancasila dan
75 75 75
2 Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 75 75 75
4 Matematika 75 75 75
5 Sejarah Indonesia 75 75 75
6 Bahasa Inggris 75 75 75
KELOMPOK B (WAJIB)
7 Seni Budaya (Tari, Rupa) 75 75 75
Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan
75
8 Kesehatan 75 75
9 Prakarya dan KWU 75 75 75
Kelompok Peminatan Matematika & Ilmu
Pengetahuan Alam
1 Matematika 75 75 75
2 Biologi 75 75 75
3 Fisika 75 75 75
4 Kimia 75 75 75
Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial
1 Geografi 75 75 75
2 Sejarah 75 75 75
3 Sosiologi 75 75 75
4 Ekonomi 75 75 75
Kelompok Lintas Minat Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam
1 Bahasa dan Sastra Inggris 75 75 75
2 Ekonomi 75 75 75
Kelompok Lintas Minat Ilmu Pengetahuan
Sosial
1 Biologi 75 75 75
105
2 Bahasa dan Sastra Inggris 75 75 75
KKM
KELOMPOK A (WAJIB)
Smst.1 Smst.2 KKM
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 75 75 75
Pendidikan Pancasila dan
75 75 75
2 Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 75 75 75
4 Matematika 75 75 75
5 Sejarah Indonesia 75 75 75
6 Bahasa Inggris 75 75 75
KELOMPOK B (WAJIB)
7 Seni Budaya (Tari, Rupa) 75 75 75
Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan
75
8 Kesehatan 75 75
9 Prakarya dan KWU 75 75 75
Kelompok peminatan matematika & ilmu
pengetahuan alam
1 Matematika Peminatan 75 75 75
2 Biologi 75 75 75
3 Fisika 75 75 75
4 Kimia 75 75 75
Kelompok peminatan ilmu-ilmu sosial
1 Geografi 75 75 75
2 Sejarah 75 75 75
3 Sosiologi 75 75 75
4 Ekonomi 75 75 75
Kelompok Lintas Minat Matematika Dan
Ilmu Pengetahuan Alam
1 Ekonomi 75 75 75
Kelompok Lintas Minat Ilmu Pengetahuan
Sosial
1 Biologi 75 75 75
106
2. Kelas XII
penilaian otentik, penilaian diri, penilaian projek, ulangan harian, ulangan
tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu
tingkat kompetensi, ujian sekolah, dan ujian nasional.
1) Penilaian otentik dilakukan oleh guru secara berkelanjutan.
2) Penilaian diri dilakukan oleh peserta didik untuk tiap kali sebelum
ulangan harian.
3) Penilaian projek dilakukan oleh pendidik untuk tiap akhir bab atau tema
pelajaran.
4) Ulangan harian dilakukan oleh pendidik terintegrasi dengan proses
pembelajaran dalam bentuk ulangan atau penugasan.
5) Ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester, dilakukan oleh
pendidik di bawah koordinasi satuan pendidikan.
6) Ujian tingkat kompetensi dilakukan oleh satuan pendidikan pada akhir
kelas XI, dengan menggunakan kisi-kisi yang disusun oleh Pemerintah.
Ujian tingkat kompetensi pada akhir kelas XII dilakukan melalui UN.
7) Ujian Mutu Tingkat Kompetensi dilakukan dengan metode survey oleh
Pemerintah pada akhir kelas XI.
8) Ujian sekolah dilakukan oleh satuan pendidikan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan
Ujian Nasional dilakukan oleh Pemerintah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
1. Kelas XII
Tabel 3.31 Nilai KKM setiap mata pelajaran pada kelas XII Program IPA
Nilai KKM
Mata pelajaran Semester Semester Rata-
Ganjil Genap rata
Pendidikan Agama 75 75 75
Pendidikan Kewarganegaraan 75 75 75
Bahasa Indonesia 75 75 75
Bahasa Inggris 75 75 75
Matematika 75 75 75
Fisika 75 75 75
107
Biologi 75 75 75
Kimia 75 75 75
Sejarah 75 75 75
Seni Budaya 75 75 75
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 75 75 75
Teknologi Informasi dan Komunikasi 75 75 75
Keterampilan 75 75 75
Muatan Lokal 75 75 75
Pengembangan Diri - - -
Tabel 3.32 Nilai KKM setiap mata pelajaran pada kelas XII Program IPS
Nilai KKM
Mata pelajaran Semester Semester Rata-
Ganjil Genap rata
Pendidikan Agama 75 75 75
Pendidikan Kewarganegaraan 75 75 75
Bahasa Indonesia 75 75 75
Bahasa Inggris 75 75 75
Matematika 75 75 75
Sejarah 75 75 75
Geografi 75 75 75
Ekonomi 75 75 75
Sosiologi 75 75 75
Seni Budaya 75 75 75
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 75 75 75
Teknologi Informasi dan Komunikasi 75 75 75
Keterampilan 75 75 75
Muatan Lokal 75 75 75
Pengembangan Diri - - -
108
6. Kriteria Kenaikan Kelas dan Kelulusan Peserta Didik
1. Kriteria Kenaikan Kelas
Kriteria Kenaikan Kelas di SMA Negeri 1 Pelepat Ilir mengacu kepada standar
penilaian yang dikembangkan oleh BSNP dan Permendikbud nomor 23 Tahun
2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan dan Permendikbud Nomor 15 Tahun
2016 Tentang Penilaian SMA. Kriteria kenaikan kelas berdasarkan ketuntaan hasil
belajar pada setiap mata pelajaran baik sikap, pengetahuan maupun keterampilan.
Ketuntasan belajar pada kenaikan kelas adalah ketuntasan dalam kurun waktu 1
(satu) tahun. Jika terdapat mata pelajaran yang tidak mencapai KKM pada
semester ganjil atau genap, maka:
a. Dihitung rerata nilai berdasarkan aspek mata pelajaran semester ganjil dan
genap.
b. Nilai rerata setiap aspek dibandingkan dengan KKM pada mata pelajaran
tersebut. Jika hasil pada nilai rerata lebih dari nilai KKM, maka aspek mata
pelajaran tersebut dinyatakan TUNTAS, dan sebaliknya jika nilai rerata
kurang dari nilai KKM, maka aspek mata pelajaran tersebut dinyatakan
BELUM TUNTAS. Selanjutnya jika rerata kedua aspek tuntas maka mata
pelajaran tersebut dikatakan TUNTAS, dan sebaliknya minimal satu aspek
tidak tuntas maka mata pelajaran tersebut dikatakan BELUM TUNTAS.
Berikut kriteria kenaikan kelas pada satuan pendidikan yang menggunakan Sistem
Paket. Peserta didik dinyatakan naik kelas apabila memenuhi persyaratan sebagai
berikut.
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada tahun
pelajaran yang diikuti.
2. Predikat sikap minimal BAIK yaitu memenuhi indikator kompetensi sesuai
dengan kriteria yang ditetapkan oleh satuan pendidikan.
3. Predikat kegiatan ekstrakurikuler wajib pendidikan kepramukaan minimal
BAIK sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh satuan pendidikan.
109
4. Tidak memiliki lebih dari 2 (dua) mata pelajaran yang masing-masing capaian
pengetahuan dan/atau keterampilan di bawah KKM. Apabila ada mata
pelajaran yang tidak mencapai KKM pada semester ganjil dan/atau semester
genap, maka nilai akhir mata pelajaran diambil dari rata-rata nilai mata
pelajaran pada semester ganjil dan genap untuk aspek yang sama.
5. Satuan pendidikan dapat menambahkan kriteria sesuai dengan kebutuhan
masing- masing
Catatan:
Keputusan kenaikan kelas bagi peserta didik dilakukan berdasarkan hasil rapat
dewan guru dengan mempertimbangkan kebijakan satuan pendidikan, seperti
minimal kehadiran, tata tertib, dan peraturan lainnya yang berlaku di satuan
pendidikan tersebut.
Bagi satuan pendidikan yang menggunakan sistem SKS, tidak ada kenaikan kelas
bagi peserta didik.
Lembar kriteria kenaikan kelas dilampirkan pada rapor peserta didik
110
a. Kelulusan peserta didik dalam Ujian Sekolah (US) ditentukan
berdasarakan perolehan Nilai Sekolah (NS).
b. Nilai Sekolah (NS) sebagaimana dimaksud dalam huruf a diperoleh
dari gabungan antara Nilai Ujian Sekolah (NUS) dan nilai rata-rata
rapor semester 3 s/d 6 dengan pembobotan 50 % (lima puluh
persen) untuk nilai Ujian Sekolah dan 50 % (lima puluh persen)
untuk nilai rata-rata rapor semester 3 s/d 6.
c. Peserta didik dinyatakan lulus US apabila nilai rata-rata dari semua
NS sebagaimana dimaksud dalam huruf b mencapai paling rendah
75 (tujuh puluh lima) SKL sekolah dan nilai setiap mata pelajaran
boleh di bawah KKM mapel. sekolah per mata pelajaran (dengan
catatan rata-rata nilai seluruh Mapel. NS paling rendah 75).
8. Skala yang digunakan pada nilai Sekolah, nilai rapor dan nilai
akhir adalah nol sampai seratus.
9. Pembulatan nilai gabungan nilai Sekolah dan nilai rapor dinyatakan
dalam bentuk dua desimal, apabila desimal ketiga ≥ 5 maka dibulatkan
keatas.
10. Pembulatan nilai akhir dinyatakan dalam bentuk satu desimal, apabila
desimal kedua ≥ 5 maka dibulatkan keatas.
Kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan ditetapkan oleh setiap satuan
pendidikan melalui rapat dewan guru berdasarkan kriteria kelulusan.
111
dan keputusan oleh peserta didik tentang peminatan kelompok mata
pelajaran, mata pelajaran, bidang keahlian atau kompetensi keahlian
yang didasarkan atas pemahaman potensi diri dan peluang yang
diselenggarakan pada satuan pendidikan; (4) dan suatu proses yang
berkesinambungan untuk memfasilitasi peserta didik mencapai
keberhasilan proses dan hasil belajar serta perkembangan optimal dalam
rangka mencapai tujuan pendidikan nasional
Peminatan peserta didik sebagaimana tertuang dalam
Kurikulum 2013 bagi peserta didik SMA adalah peminatan akademik
terdiri dari:
1. Peminatan Matematika dan Sains sejumlah 12 JP yang meliputi mata
pelajaran Matematika, Biologi, Fisika, dan Kimia.
2. Peminatan Sosial sejumlah 12 JP yang meliputi mata pelajaran
Geografi, Sejarah, Sosiologi dan Antropologi, Ekonomi,
3. Peminatan Bahasa sejumlah 12 JP yang meliputi mata pelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa dan Sastra Inggris, Bahasa dan
Sastra lainnya, Antropologi.
4. Bagi peserta didik baru kelas X, disamping pemilihan peminatan
tersebut, peserta didik diwajibkan memilih mata pelajaran sejumlah 6
JP yang dipilih dari mata pelajaran kelompok peminatan, atau mata
pelajaran lintas peminatan, sedangkan bagi peserta didik kelas XI
memilih 4 JP tertuang dalam struktur kurikulum SMA tahun 2013.
112
c. Memilih dan menempuh mata pelajaran peminatan lintas minat
dan/atau pendalaman peminatan peserta didik.
113
3) Diutamakan memiliki Prestasi Non Akademik Mata Pelajaran yang
relevan dengan bidang Matematika dan Sains.
4) Memiliki data perhatian orang tua
5) Memiliki Rekomendasi Guru BK/Konselor SMP/MTs. pada
peminatan Matematika dan Sains (jika ada).
b. Peminatan Sosial
1) Diutamakan bagi yang memilih peminatan Sosial sebagai pilihan
pertama
2) Memiliki Nilai rata-rata Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
pada semester 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan UN lebih tinggi
3) Diutamakan memiliki Prestasi Non Akademik yang relevan dengan
bidang mata Ilmu Pengetahuan Sosial
4) Memiliki data perhatian orang tua
5) Memiliki Rekomendasi dari Guru BK/Konselor SMP/MTs. pada
peminatan Sosial
114
Kecakapan menggali informasi
Kecakapan mengambil keputusan
Kecakapan memecahkan masalah
Kecakapan komunikasi lisan
Kecakapan komunikasi tulisan
Kecakapan kerjasama
Kecakapan identifikasi variabel
Kecakapan merumuskan hipotesis
Kecakapan melaksanakan penelitian
Kecakapan kejuruan
2. Nilai Pribadi/Living Values
Kedamaian/peace
Kehormatan/respect
Kerjasama/cooperation
Kebebasan/freedom
Kebahagiaan/happiness
Kejujuran/honesty
Kerendahan hati/humility
Kecintaan/love
Tanggungjawab/responsibility
Kesederhanaan/simplicity
Toleransi/tolerance
Kesatuan/unity
3. Karakteristik Kompetensi Masyarakat Global
Membaca
Menulis
Berhitung
Belajar sepanjang hayat
Mengelola informasi
Mengelola sumber daya
Mengelola hubungan sosial
115
Mengelola diri
Bersikap fleksibel
Memecahkan masalah
Mengambil keputusan
Beradaptasi
Berfikir kreatif
Memotivasi diri
Menyusun pertimbangan
Berkomunikasi lintas budaya
Bekerja dalam tim
Melakukan negoisasi
Memecahkan konflik
Kesadaran perbedaan nilai
Kesadaran perbedaan norma sosial
Kemampuan berbahasa asing
116
budaya, SDM, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-
lain ke dalam kurikulum sekolah yang akhirnya bermanfaat bagi
pengembangan kompetensi peserta didik yang dapat dimanfaatkan untuk
persaingan global.
Kurikulum keunggulan berbasis lokal yang dikembangkan di SMAN 1
Pelepat Ilir berupa kegiatan Rohis Sekolah. Sistem pembinaan peserta didik
diminta untuk menghafal ayat-ayat pendek dan disetorkan dan dievaluasi
berupa munaqosyah pada setiap akhir semester dan bersertifikat bagi yang
lulus munaqosyah. Materi hafalan dan munaqosyah dijelaskan pada tabel di
bawah ini :
Kelas Materi Hafalan Indikator Penilaian
X Doa-doa Harian 1. Kelancaran hafalan
XI Surat Yaasin 2. Tajwid
XII Surat Pendek 3. Makhroj
Tabel 3.34 Tabel kegiatan Keagamaan
Kurikulum keunggulan berbasis global yang dikembangkan di SMA Negeri 1
Pelepat Ilir adalah kemampuan berbahasa Inggris dan penguasaan Teknologi
Informasi. Bentuk pembinaan keunggulan berbasis global berupa:
a. Kegiatan English Club
b. Kegiatan English Area/ one day English
c. Kegiatan perakitan dan trouble shuting komputer
d. Desain Web
e. Cyber Community
10. Pengaturan Beban Belajar
Beban belajar yang diatur di SMA Negeri 1 Pelepat Ilir menggunakan
Sistem Paket yaitu sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta
didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar
yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang
berlaku di SMA Negeri 1 Pelepat Ilir . Beban belajar setiap mata pelajaran pada
Sistem Paket dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran (jp). Satu jam
117
pembelajaran berlangsung selama 45 menit, dan minggu efektif dalam satu tahun
(dua semester) adalah 35 minggu.
Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan
oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap
muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu
dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan dengan memperhatikan
tingkat perkembangan peserta didik. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan
pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik.
Jumlah jam tatap muka yang tercantum dalam struktur kurikulum SMA Negeri 1
Pelepat Ilir adalah sebagai berikut:
NO Kelas Jumlah Jam Pembelajaran Per
Minggu
1 X 42 Jp
2 XI 44 Jp
3 XII 39 Jp
Tabel 3.35 Jumalah jam per minggu per jenjang
Jumlah jam pembelajaran di SMA Negeri 1 Pelepat Ilir sudah sesuai
dengan yang dialokasikan. Untuk kelas X mengunakan kurikulum 2013 tidak
mengalamai penambahan jam, sedangka untuk kelas XI dan XII masih
menggunakan Kurikulum 2006 ada pemanfaatan 3 jam utuk program IPA dan
IPS. Pemanfaatan 3 jam tambahan dialokasikan untuk mendalami mata pelajaran
tertentu agar siswa dapat lebih berprestasi dalam mata pelajaran tersebut. Untuk
kelas XI IPA dan XII IPA penambahan 3 jam; 1 jam tambahan dialokasikan
matematika, 1 jam untuk pelajaran Fisika, dan 1 jam untuk pelajaran kimia.
Sementara itu 3 jam tambahan untuk kelas XI IPS dan XII IPA penambahan
mapel yang sama sebanyak 3 jam; 1 jam tambahan untuk Geografi dan 1 jam
pelajaran sosiologi dan jam untuk ekonomi.
Penugasan terstruktur (PT) dan kegiatan mandiri tidak terstruktur (KMTT)
adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh
peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi.
Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik, sedangkan
118
untuk kegiatan mandiri tidak terstruktur waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh
peserta didik.
Pemanfaatan 60% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka pada mata
pelajaran tertentu, untuk penugasan terstruktur (PT) dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur (KMTT) disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing mata
pelajaran.
Alokasi waktu untuk praktik adalah satu jam tatap muka setara dengan
dua jam kegiatan praktik di sekolah atau empat jam praktik di luar sekolah.
Satu jam Jumlah jam Minggu Jumlah jam
Kelas tatap muka pembelajaran Efektif per pembelajaran
(menit) Per minggu tahun ajaran per tahun
X 45 42 36 2017
XI 45 44 36 2017
XII 45 39 30 2017
Tabel 3.36 Jumlah jam per tahun per jenjang
119
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN SMAN 1 PELEPAT ILIR
Kalender pendidikan disusun dan disesuikan setiap tahun oleh sekolah untuk
mengatur waktu kegiatan pembelajaran. Pengaturan waktu belajar mengacu
kepada Standar Isi dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah, karakteristik
sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, serta ketentuan dari
pemerintah/pemerintah daerah.
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran
peserta didik selama satu tahun pelajaran. Kalender pendidikan mencakup
permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif
dan hari libur.
Pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik di SMA
Negeri 1 Pelepat Ilir selama satu tahun pelajaran mengikuti / menggunakan
Petunjuk Pelaksanaan kalender pendidikan Propinsi Jambi.
a. Permulaan Tahun Pelajaran 2017/2018
120
a. Wawasan Wiyata Mandala
b. Tata Krama peserta didik
c. Program dan Cara Belajar Efektif
d. Pengenalan Lingkungan Sekolah
e. Tata tertib Sekolah
f. Pengenalan Kegiatan Ekstra Kurikuler.
g. Perkenalan dengan teman sesama peserta didik, dengan Guru, Tata Usaha,
Komite Sekolah dan Pelaksana Sekolah
h. Kegiatan Olahraga
i. Kegiatan Pramuka
j. Pembuatan program kerja OSIS
k. Pembuatan Proposal kegiatan
l. Pembuatan Laporan pertanggung jawaban kegiatan
Juli 2017 4 3 1
121
BANYAK PEKAN TIDAK PEKAN
BULAN
PEKAN EFEKTIF EFEKTIF
Januari 2018 4 0 4
Februari 2018 4 0 4
Maret 2018 5 1 4
April 2018 4 1 3
Mei 2018 4,5 1,5 3
Juni 2018 4 4 0
122
d. Jadwal Libur
Sesuai dengan edaran Kalender Pendidikan Provinsi Jambi, secara detail
Jadwal waktu libur (jeda tengah semester, antar semester, libur akhir tahun
pelajaran, libur keagamaan, hari libur nasional dan hari libur khusus) SMA
Negeri 1 Pelepat ILir tahun pelajaran 2016/2017 nampak seperti bagan berikut
A. Semester Ganjil
Jmlh
Ket.
No Kegiatan Bulan Minggu
Libur hari Raya Iduk Fitri 1438H dan
1 Juli 3
PPDB 2017
Ujian Semester dan Libur Ganjil
3 Desember 4
2017
Jumlah 7
B. Semester Genap
Jmlh
Ket.
No Kegiatan Bulan Minggu
1 Ujian sekolah Kls XII Maret 1
2 Ujian Nasional Kls XII April 1
Ujian Semester Libur Awal
3 Mei
Ramadhan 1.5
Ujian Semester, Libur 'Id dan Libur
4 Juni
Semester 2 4
Jumlah 7.5
Tabel 4.3 Jadwal Libur Semester Ganjil dan Genap
123
Kelender Pendidikan SMA Negeri 1 Pelepat Ilir
Gambar 4.1 Kalender Pendidikan SMAN 1 Pelepat Ilir
124
BAB V
PENUTUP
125
LAMPIRAN – LAMPIRAN
126