PROPOSAL SKRIPSI
OLEH
NURUL FAJRIYAH
NIM: 1493064008
Oleh
NURUL FAJRIYAH
NIM: 1493064008
telah diperiksa, disetujui, dan layak untuk diseminarkan pasa sidang seminar proposal skripsi.
Demikian surat keterangan ini dibuat agar digunakan sebagaimana mestinya.
(Jasminto, M. Pd.I)
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
seni, bahkan setiap aspek kehidupan manusia. Untuk menghadapi berbagai perubahan maka
diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, antara lain melalui peningkatan
Karena itulah pendidikan adalah salah satu ujung tombak kemajuan suatu bangsa. Negara-
negara yang maju seperti Amerika, Jepang , Korea Selatan maupun Singapura telah
Pendidikan yang berkualitas dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan
produktif. Hal tersebut mendorong suatu negara yang maju dan pesat dalam perkembangan
ilmu dan teknologi. Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber daya
Berbicara tentang pendidikan tentu tidak bisa dipisahkan dari sosok keberadaan guru
atau pendidik. Guru juga bisa disebut dengan pendidik karena guru mempunyai arti orang
yang memiliki tugas mendidik. Guru merupakan unsur manusiawi yang menempati posisi
paling penting dalam pendidikan. Tanpa peran guru, pendidikan tidak akan berjalan sama
sekali karena proses transfer sebuah ilmu dilakukan oleh dua pihak yaitu guru dan murid.
Selain itu dalam UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 39 dijelaskan bahwa
pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas melaksanakan proses pembelajaran,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.
1
Tugas seorang pendidik dalam dunia pendidikan Islam pada khususnya tidak hanya
terbatas pada transformasi ilmu pengetahuan yang menjurus pada kemampuan intelektual
semata “transfer of knowledge”, tetapi juga internalisasi nilai-nilai spiritual religius dan
moral etika. 2 Pendidikan Islam adalah pendidikan yang melatih sensibilitas peserta didik
sedemikian rupa sehingga dalam sikap dan perilaku mereka harus didasarkan dalam nilai-
nilai Islam. Ini berarti dalam pendidikan Islam diperlukan moral yang positif yang
bersumber pada agama Islam disamping terikat pula dengan aturan-aturan yang lain.3
KH. Muhammad Hasyim Asy’ari merupakan salah satu dari sekian ulama yang ikut
memberikan sumbangan pemikiran yang mengarahkan pendidik dan peserta didik dalam
melaksanakan aktifitas belajarnya agar dapat mencapai tujuan pendidikan Islam. Pemikiran
beliau berkaitan dengan etika dalam pendidikan Islam bisa dipahami melalui karyanya yaitu
Secara umum etika dapat diartikan sebagai suatu disiplin filosofis yang sangat
diperlukan dalam interaksi sesama manusia dalam memilih dan memutuskan pola-pola
adanya etika, manusia dapat memilih dan memutuskan perilaku yang paling baik sesuai
dengan norma-norma moral yang berlaku. Dengan demikian akan terciptanya suatu pola-
1
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009),
hlm.32.
2
Suwito Fauzan, Sejarah Pemikiran Para Tokoh Pendidikan (Bandung: Ar- Ruzz Media,2009), hlm.138.
3
Silaban, Pendidikan Indonesia (Jakarta: Dasa Media, 1973), hlm. 179.
pola hubungan antar manusia yang baik dan harmonis, seperti saling menghormati, saling
Sedangkan profesi itu pada hakikatnya adalah suatu pernyataan atau janji terbuka,
bahwa seseorang akan mengabdikan dirinya kepada suatu jabatan atau pekerjaan dalam arti
biasa, karena orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan itu.(Sikun Pribadi,
1976)
Pada waktu-waktu yang lalu kita sering mendengar ada beberapa etika buruk seorang
guru diberitakan di berbagai media. Dalam hal ini ada berbagai macam kasus seperti
kekerasan, hujatan, perlakuan seksual dan yang lainnya. Hal ini sangat berbanding terbalik
jika disandingan dengan peraturan yang tertuang di dalam UU nomor 14 tahun 2003 dan
kitab karangan KH. Muhammad Hasyim Asy’ari yaitu Adabu al ‘Alim Wa al Muta’allim.
tahun 2003 dan kitab Adabu al ‘Alim Wa al Muta’allim karya KH. Muhammad Hasyim
Asy’ari sebagai objek kajian dalam penulisan ini. Karena dalam UU nomor 14 tahun 203
dan kitab Adabu al ‘Alim Wa al Muta’allim karya KH. Muhammad Hasyim Asy’ari sama-
sama berbicara tentang etika seorang guru. Penulis memilih UU nomor 14 tahun 2003
karena undang-undang tersebut memuat segala yang berkaitan dengan guru dan dosen
sebagai tenaga pendidik yang ditandatangani langsung oleh Presiden Republik Indonesia.
Dan penulis memilih karangan KH. Muhammad Hasyim Asy’ari karena beliau adalah
seorang pendidik, ulama besar yang masyhur dan disegani. Beliau juga melahirkan banyak
ulama-ulama besar di tanah Jawa yang tidak diragukan lagi kapasitas keilmuannya.
satunya dalam bidang pendidikan, KH. Muhammad Hasyim Asy’ari menulis bagaimana
etika seorang guru dan murid dalam karangan beliau yang berjudul Adabu al ‘Alim Wa al
Muta’allim.
B. Fokus Penelitian
2. Bagaimana etika profesi guru dalam kitab Adabul ‘Alim wal Muta’alim?
3. Bagaimana relevansi etika profesi guru dalam UU RI nomor 14 tahun 2005 dengan
C. Tujuan Penelitian
2. Untuk mengetahui etika profesi guru dalam kitab Adabul ‘Alim wal Muta’alim.
3. Untuk mengetahui relevansi etika profesi guru dalam UU RI nomor 14 tahun 2005
D. Manfaat Penelitian
Penulis berharap karya ini dapat bermanfaat, bagi penulis khususnya, dan bagi
1. Manfaat Umum
Secara umum, penelitian ini dapat memberikan pengetahuan lebih luas tentang etika
profesi guru kepada pembaca. Selain itu juga diharapkan dapat berkontribusi dalam
2. Manfaat Khusus
a. Teoritis
pengetahuan. Dengan ini penulis berharap semoga tulisan ini bermanfaat bagi
siapa saja yang membahas tentang etika profesi guru. Penelitian ini juga
pendidikan di Indonesia.
b. Praktis
Untuk memperluas pengetahuan masyarakat terhadap etika profesi guru yang ada
di dalam UU RI nomor 14 tahun 2005 dan kitab Adabul ‘Alim wal Muta’alim.
E. Definisi Istilah
definisi istilah dalam skripsi yang berjudul “ETIKA PROFESI GURU (STUDI
Etika : Ahmad Amin mengartikan etika sebagai ilmu yang menjelaskan arti baik
dan buruk, menerangkan apa yang sebenarnya dilakukan oleh manusia, menyatakan
tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan
bentuk pekerjaan.5
4
Ramayulis, Profesi dan Etika Keguruan, (Jakarta: Kalam Mulia, 2013), hlm.428.
5
Ibid, 27
Guru : Guru merupakan jabatan profesional dengan tugas
F. Sistematika Pembahasan Commented [AJ2]: Sistematika sampai bab ahir itu lebih baik
Hasil penelitian ini ditulisa dalam tiga bab dan masing-masing bab dibahas ke dalam
BAB I : PENDAHULUAN
menjawab pertanyaan apa yang diteliti, untuk apa dan mengapa penelitian ini
tentang etika profesi guru. Pada bab ini membahas antara lain pengertian etika
pendekatan dan jenis penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data
KAJIAN PUSTAKA
Secara bahasa, etika berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang berarti watak,
kesusilaan, atau adat. Dalam Encyclopedia Britanica dijelaskan bahwa etika berasal dari
bahasa Yunani “ethos” yang berarti karakter dan studi yang sistematis tentang pengertian
dan hakikat nilai baik dan buruk, benar dan salah, seharusnya dan tidak sepantasnya,
serta prinsip umum yang membenarkan kita melakukan atau menggunakan sesuatu.
Dalam bahasa belanda “eticha” berarti ilmu moral atau etika, “ethisch” berarti sesuatu
yang berhubungan dengan moral, sedangkan “étiquette” adalah tata tertib dalam
pergaulan.7
Menurut Hamzah Ya’qub, etika ialah ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan
mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat
Profesi berasal dari bahasa Latin “proffesio” yang mempunyai dua pengertian,
yaitu janji/ikrar dan pekerjaan. Dalam arti sempit, profesi berarti kegiatan yang
norma-norma sosial dengan baik. Arti lebih luas dari profesi adalah kegiatan apa saja
dan siapa saja untuk memperoleh nafkah yang dilakukan dengan suatu keahlian tertentu.9
7
Depag, Etika Berkeluarga, Bermasyarakat, dan Berpolitik, (jakarta: Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an, 2009),
hlm. 6.
8
Amirullah Syarbini, Pendidikan Karakter Berbasis Keluarga, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016), hlm. 34.
9
Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional, (Jogjakarta: Ar-Ruz Media, 2016), hlm. 45.
Sehubungan dengan kata “profesi” ada beberapa istilah yang berkaitan dengan itu,
Dari beberapa pengertian dai atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa etika profesi
adalah suatu tata tertib pergaulan dalam suatu pekerjaan atau keahlian yang menyangkut
penilaian baik dan benar ditinjau dari sisi moralitas. Dalam segala profesi pasti ada etika,
2. Profesionalisme Guru
Guru dikenal dengan al-mu’alim atau al-ustadz dalam bahasa Arab, yang bertugas
10
memberikan ilmu dalam majelis taklim. Artinya, guru adalah seorang yang
memberikan ilmu. Orang yang disebut guru adalah orang yang mempunyai kemampuan
merancang program pembelajaran, serta mampu menata dan mengelola kelas agar siswa
dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir
Guru profesional adalah guru yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta
memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya. Pengertian terdidik dan terlatih bukan
hanya memperoleh pendidikan formal, melainkan pula harus menguasai berbagai strategi
bidang studi yang akan diajarkan.12 Commented [AJ4]: Penulisan footnote usahakan maksimal 2
kali saja, ketiganya bisa nyari refrens yang lain
10
Suprihatiningrum, Jamil, Guru Profesional, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media: 2016), hlm. 23.
11
Suprihatiningrum, Jamil, Guru Profesional, hlm. 24.
12
Suprihatiningrum, Jamil, Guru Profesional, hlm. 70.
Guru yang profesional harus memiliki beberapa kompetensi dipersyaratkan
sebagai seorang guru. Kompetensi tersebut ditunjukkan dalam bentuk unjuk kerja yang
dapat dipertanggung jawabkan dalam upaya mencapai suatu tujuan . kompetensi tersebut
Menurut Surya (2005), guru yang profesional akan tercermin dalam pelaksanaan
pengabdian tugas-tugas dan ditandai dengan keahlian baik dalam materi maupun dalam
metode. Selain itu, juga ditunjukkan melalui tanggung jawabnya dalam melaksanakan
melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepada peserta didik, orang tua, masyarakat,
dan spiritual. Tanggung jawab pribadi yang mandiri yang mampu memahami dirinya,
dirinya. Tanggung jawab sosial diwujudkan melalui kompetensi guru dalam memahami
dirinya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari lingkungan sosial serta memiliki
Etika profesi seorang guru akan sangat terlihat implementasinya dalam kehidupan
sehari-hari seorang guru tersebut. Baik dan buruk seorang guru akan langsung mendapat
sorotan dari murid dan masyarakat. Etika seseorang yang berprofesi sebagai guru tidak
13
Ramayulis, Profesi dan Etika Keguruan, (Jakarta: Kalam Mulia, 2013), hlm. 53.
hanya dilihat saat ia mengajar di kelas atau sekolah, guru akan terus dituntut supaya
berkelakuan baik terutama ditinjau dari akhlaknya. Karena guru adalah seorang publik
figure yang akan dicontoh oleh muridnya. Tentu ini bukan hal yang mudah mengingat
guru adalah manusia biasa yang sangat wajar jika ia berbuat kesalahan.
ETIKA
PROFESI
GURU
HASIL
METODE PENELITIAN
menyelesaikan masalah yang timbul. Dalam upaya pengumpulan data yang dibutuhkan
1. Pendekatan
2. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan di dalam skripsi ini merupakan penelitian pustaka (library
research) yang bersifat deskriptif analitis. Karena sumber-sumber data yang digunakan
oleh peneliti adalah data literatur. Tujuan dari desain penelitian ini adalah untuk melatih
penulis untuk membaca secara ktiris segala literatur yang ada. Penulis menganalisis isi
UU RI nomor 14 tahun 2005 dan pemikiran tokoh, dalam hal ini adalah Hadratussyaikh
KH. M. Hasyim Asy’ari tentang etika profesi guru, didukung dengan pendapat dan
Pola penelitian dari skripsi ini mengacu pada kajian kepustakaan (library
research). Data yang diserap melalui referensi kitab kuning, buku-buku dan karya ilmiah
lain nya yang ada kaitannya dengan penelitian ini, adapun sumber data tersebut memiliki
dua sifat:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan
menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai
sumber informasi yang dicari.14 Adapun sumber primer dalam penelitian tersebut yaitu:
Asy’ari
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh
oleh peneliti dari subjek penelitiannya. Data sekunder biasanya berwujud data
dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia.15 Pada umumnya, data sekunder ini
sebagai penunjang data primer. Dalam hal ini seluruh karya, artikel yang berkaitan
dengan pokok penelitian serta interpretasi pihak lain terhadap isi UU RI nomor 14 tahun
Unruk memudahkan pengumpulan data, fakta dan informasi yang mengungkapkan dan
penelitian studi dokumentasi, yaitu mengumpulkan data, fakta dan informasi berupa
perpustakaan,16 misalnya berupa buku-buku, naskah, catatan kisah sejarah, dan sumber
14
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), 91.
15
Ibid,91.
16
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: PT Alfabeta,
2008), hlm.329.
D. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik Analisis Isi (conten analysis) dalam Commented [AJ6]: Ditambahi refrensi ya biar lebih kuat
bentuk deskriptif yaitu berupa catatan informasi faktual yang menggambarkan segala
sesuatu apa adanya dan mencakup penggambaran secara rinci dan akurat terhadap
berbagai dimensi yang terkait dengan semua aspek yang diteliti. Maka, di sini penulis
suatu kesimpulan.17 Teknik analisis ini digunakan untuk menganalisis data yang berhasil
dihimpun. Karena penelitian dalam skripsi ini bersifat kualitatif literer murni, maka
analisi yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif. Dimana data yang telah
17
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, (cet. 3;
Jakarta: Kencana, 2008), hlm. 155-159
DAFTAR PUSTAKA