Anda di halaman 1dari 9

ANALISA TEORI UNTUK PENJABARAN HUKUM NEWTON DAN

MEKANIKA LAGRANGIA PADA KASUS HOLAHOOP


Mukhamad Faisal Ghojali, teknik tekstil 16010034, mfaisalghojali@gmail.com, 081221843585
Muhammad Nur Ramadhan, teknik tekstil 16010054, ramanoer51@gmail.com, 081329918652

Abstrak
Perhitungan untuk mengetahui gaya angkat minimal agar manik-manik yang terdapat pada holahoop agar
dapat mengangkat holahoop,yang akan dijabarkan dengan menggunakan hukum newton dan lagrangia.
Kata kunci : Hukum Newton dan Mekanika Lagrangia
PENDAHULUAN fungsi dari posisi. Jika didefinisikan Lagrangian
Newton, sudah tidak asing bagi kita untuk sebagai selisih antara energi kinetik dan energi
mendengar nama tersebut. Bukan sekedar nama potensial. Jika ditinjau gerak partikel yang
saja yang terkenal,tetapi juga hukumnya dalam terkendala pada suatu permukaan bidang, maka
mengatur setiap tipe gerak yang dialami suatu diperlukan adanya gaya tertentu yakni gaya
benda. Gerak dapat timbul karena adanya gaya konstrain yang berperan mempertahankan kontak
yang bekerja. Gaya beserta perilaku dan antara partikel dengan permukaan bidang.
interaksinya dibahas dalam Mekanika. Gaya atau Namun, tak selamanya gaya konstrain yang
F timbul akibat adanya momentum dan gaya beraksi terhadap partikel dapat diketahui.
yang berpindah dapat menimbulkan Usaha Pendekatan Newton memerlukan informasi gaya
maupun energi. Tapi, pasti sangat asing bagi kita total yang beraksi pada partikel. Gaya total ini
dengan nama Lagrangian dan Hamiltonian. merupakan keseluruhan gaya yang beraksi pada
Lagrangian dan Hamiltonian merupakan partikel, termasuk juga gaya konstrain. Oleh
formulasi Mekanika klasik yang lebih lengkap karena itu, jika dalam kondisi khusus terdapat
dan rinci sehingga pendekatannya lebih gaya yang tak dapat diketahui, maka pendekatan
mempermudah kita untuk memecahkan kasus Newton tidak berlaku. Sehingga diperlukan
dari gejala mekanika klasik yang bentuknya lebih pendekatan baru dengan meninjau kuantitas fisis
khusus. Persamaan gerak partikel yang lain yang merupakan karakteristik partikel, misal
dinyatakan oleh persamaan Lagrange dapat energi totalnya. Persamaan Lagrange merupakan
diperoleh dengan meninjau energi kinetik dan persamaan gerak partikel sebagai fungsi dari
energi potensial partikel tanpa perlu meninjau koordinat umum, kecepatan umum, dan mungkin
gaya yang beraksi pada partikel. Energi kinetik waktu. Ketergantungan Lagrangian terhadap
partikel dalam koordinat kartesian adalah fungsi waktu merupakan konsekuensi dari hubungan
dari kecepatan, energi potensial partikel yang konstrain terhadap waktu atau dikarenakan
bergerak dalam medan gaya konservatif adalah persamaan transformasi yang menghubungkan
koordinat kartesian dan koordinat umum momentum. Perubahan momentum ini bukanlah
mengandung fungsi waktu. Pada dasarnya, akibat dari gaya. Untuk menghitung sistem
persamaan Lagrange ekivalen dengan persamaan dengan massa yang bisa berubah-ubah,
gerak Newton, jika koordinat yang digunakan diperlukan persamaan yang berbeda.
adalah koordinat kartesian. Berikut adalah ketiga
relasi teori-teori dalam Mekanika. Sesuai dengan hukum pertama, turunan

(https://www.academia.edu/9879129/Teori_Lagr momentum terhadap waktu tidak nol ketika

angia_dan_Hamilton_dalam_Mekanika_Klasik) terjadi perubahan arah, walaupun tidak terjadi


perubahan besaran. Contohnya adalah gerak
DASAR TEORI
melingkar beraturan. Hubungan ini juga secara
Hukum kedua Newton
tidak langsung menyatakan kekekalan

Hukum kedua menyatakan bahwa total momentum: Ketika resultan gaya yang bekerja

gaya pada sebuah partikel sama dengan pada benda nol, momentum benda tersebut

banyaknya perubahan momentum linier p konstan. Setiap perubahan gaya berbanding lurus

terhadap waktu : dengan perubahan momentum tiap satuan waktu.

Hukum kedua ini perlu perubahan jika relativitas


𝑑𝑝 𝑑 (𝑚 𝑣 )
𝐹= = … (1) khusus diperhitungkan, karena dalam kecepatan
𝑑𝑡 𝑑𝑡
sangat tinggi hasil kali massa dengan kecepatan
Karena hukumnya hanya berlaku untuk sistem tidak mendekati momentum sebenarnya.
[13][14][15]
dengan massa konstan, variabel massa
(sebuah konstan) dapat dikeluarkan dari operator Impuls
diferensial dengan menggunakan aturan
Impuls J muncul ketika sebuah gaya F bekerja
diferensiasi. Maka,
pada suatu interval waktu Δt, dan dirumuskan
sebagai[16][17]
𝑑𝑣
𝐹= 𝑚 𝑑𝑡 = 𝑚𝑣 … (2)
𝐽 = ∫ ∆𝑡 𝐹𝑑𝑡. . . (3)
Dengan F adalah total gaya yang bekerja, m
adalah massa benda, dan a adalah percepatan Impuls adalah suatu konsep yang digunakan

benda. Maka total gaya yang bekerja pada suatu untuk menganalisis tumbukan.[18]

benda menghasilkan percepatan yang berbanding


Sistem dengan massa berubah
lurus.

Sistem dengan massa berubah, seperti roket yang


Massa yang bertambah atau berkurang dari suatu
bahan bakarnya digunakan dan mengeluarkan gas
sistem akan mengakibatkan perubahan dalam
sisa, tidak termasduk dalam sistem tertutup dan dengan u adalah kecepatan dari massa yang
tidak dapat dihitung dengan hanya mengubah masuk atau keluar relatif terhadap pusat massa
massa menjadi sebuah fungsi dari waktu di dari objek utama. Dalam beberapa konvensi,
hukum kedua.[14] Alasannya, seperti yang tertulis besar (u dm/dt) di sebelah kiri persamaan, yang
dalam An Introduction to Mechanics karya juga disebut dorongan, didefinisikan sebagai
Kleppner dan Kolenkow, adalah bahwa hukum gaya (gaya yang dikeluarkan oleh suatu benda
kedua Newton berlaku terhadap partikel-partikel sesuai dengan berubahnya massa, seperti
secara mendasar.Pada mekanika klasik, partikel dorongan roket) dan dimasukan dalam besarnya
memiliki massa yang konstant. Dalam kasus F. Maka dengan mengubah definisi percepatan,
partikel-partikel dalam suatu sistem yang persamaan tadi menjadi
terdefinisikan dengan jelas, hukum Newton dapat
digunakan dengan menjumlahkan semua partikel 𝐹 = 𝑚 𝑎. . . . . . (6)

dalam sistem:
Sejarah

𝐹𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑀𝑎𝑝𝑚 … … (4)


Hukum kedua Newton dalam bahasa aslinya
(latin) berbunyi:
dengan Ftotal adalah total gaya yang bekerja pada
sistem, M adalah total massa dari sistem, dan apm
Lex II: Mutationem motus proportionalem esse vi
adalah percepatan dari pusat massa sistem.
motrici impressae, et fieri secundum lineam

Sistem dengan massa yang berubah-ubah seperti rectam qua vis illa imprimitur.

roket atau ember yang berlubang biasanya tidak


Diterjmahkan dengan cukup tepat oleh Motte
dapat dihitung seperti sistem partikel, maka
pada tahun 1729 menjadi:
hukum kedua Newton tidak dapat digunakan
langsung. Persamaan baru digunakan untuk
Law II: The alteration of motion is ever
menyelesaikan soal seperti itu dengan cara
proportional to the motive force impress'd; and
menata ulang hukum kedua dan menghitung
is made in the direction of the right line in which
momentum yang dibawa oleh massa yang masuk
that force is impress'd.
atau keluar dari sistem

Yang dalam Bahasa Indonesia berarti:

𝑑𝑚 𝑑𝑣
𝐹+𝑈 =𝑚 . . . . . . . . (5) Hukum Kedua: Perubahan dari gerak selalu
𝑑𝑡 𝑑𝑡
berbanding lurus terhadap gaya yang dihasilkan
/ bekerja, dan memiliki arah yang sama dengan x i  x i (q1 , q 2 ,..., q n , t )
garis normal dari titik singgung gaya dan benda.
dan selanjutnya
(https://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_gerak_Ne
x i x i
wton) x i   q k
q k 
t
. . . . . . . . .(4)

Persamaan Lagrangia
Dalam pembahasan selanjutnya, kita
Untuk mencari persamaan diferensial
tetapkan bahwa harga i adalah 1,2, …..3N dimana
gerak sebuah benda yang dinyatakan dalam
N menyatakan jumlah partikel dalam sistem, dan
koordinat rampatan, kita dapat memulai dengan
harga k adalah 1,2, . ….n; dimana n menyatakan
persamaan berikut:
jumlah koordinat rampatan (derajat kebebasan)
Fi  mi x i . . . . . . (1) sistem. Oleh karena itu kita dapat melihat bahwa
energi kinetik sebagai fungsi koordinat rampatan,
dan selanjutnya kita akan mencoba menyatakan
turunannya terhadap waktu, atau mungkin dalam
persamaan tersebut dalam q. Pendekatan pertama
waktu. Dalam banyak hal, waktu t tidak secara
yang akan kita pakai adalah dari persamaan
eksplisit terkait hubungan antara xi dan qk,
energi. Kita akan menghitung energi kinetik T
sehingga xi/t = 0. Jelaslah bahwa energi kinetik
dalam bentuk koordinat Kartesian dan
T merupakan fungsi kuadrat yang homogen dari
selanjutnya kita akan nyatakan dalam koordinat
kecepatan rampatan q k .
rampatan dan turunannya terhadap waktu. Energi
kinetik T dari sebuah sistem yang mengandung N
x i x i
partikel dapat dinyatakan dengan Dari persamaan  . . . . . .(5)
q k q k

Kalikan kedua ruas (ruas kiri dan kanan) dengan

  m (x 
k
T 1 2
 y i2  z i2 . . . . . . (2) x i dan diferensialkan terhadap t, akan diperoleh:
2 i 1
i 1

d  x i  d  x i 
 x i    x i 
dt  q k
atau dalam bentuk yang lebih ringkas ditulis
 dt  q k 
sebagai berikut
x i x
3N
 x i  x i i
T 
i 1
1
2
2
m i x . . . . . . . (3)
i q k q k

Mari kita mencoba menyatakan hubungan antara


atau
koordinat x dan q yang juga mengandung waktu
t secara eksplisit. Kita dapat misalkan
d   x i2  x   x i2 
   x i i   
 
dt  q k 2  q k q k  2 
  Lakukan penjumlahan terhadap i akan diperoleh :

Jika selanjutnya kita kalikan mi dan kita gunakan 


d T x i  T
hubungan mi x i  Fi , kita dapat peroleh dt q k
  F q
i
i
k 
 
q k

d   m i x i2  x   m i x i2 
   Fi i   
dt q k  2  q k q k  2 
 

Dari definisi gaya rampatan kita peroleh

L T L T V
 dan  
q k q k q k q k q k
d T T
 Qk 
dt q k q k Persamaan Lagrange dapat ditulis

d L L

dt q k q k
Ini adalah persamaan diferensial gerak yang
dinyatakan dalam koordinat rampatan dan
dikenal dengan persamaan Lagrange untuk gerak.
Persamaan diferensial gerak untuk suatu sistem
Dalam kasus gerakannya adalah konservatif dapat dicari jika kita ketahui fungsi
konservatif, persamaan Lagrange dapat ditulis Lagrangian dalam bentuk koordinat tertentu. Di
sebagai berikut: sisi lain, jika gaya rampatan tidak konservatif,

d T T V misalkan nilainya adalah Q 'k , maka kita dapat


 
dt q k q k q k menuliskan

Persamaan ini biasanya ditulis dalam bentuk yang V


Q k  Q 'k 
lebih singkat dengan mendefinisikan fungsi q k
Lagrangian L yakni
Selanjutnya kita dapat mendefinisikan sebuah
L=T-V fungsi Lagrangian L = T - V, dan menuliskan
persamaan diferensial gerak dalam bentuk
Yang berarti bahwa kita dapat menyatakaan T
dan V dalam koordinat rampatan. Oleh karena V d L L
 Q 'k 
= V(qk) dan V / q k  0 , kita peroleh dt q k q k
d L L (https://www.academia.edu/9879129/Teori_Lagr
  Qk'
dt qk qk angia_dan_Hamilton_dalam_Mekanika_Klasik)

Bentuk di atas lebih mudah dipakai jika gaya


gesekan diperhitungkan.

PEMBAHASAN 𝑣0 = 𝑚𝑔𝑅
A. Dengan Hukum Newton : 1
𝑇 = 𝑚𝑣 2
Tinjau manik-manik 2
𝑣 = 𝑚𝑔𝑅𝑐𝑜𝑠𝜃
Maka:
𝑇0 + 𝑣0 = 𝑇 + 𝑣
1
𝑚𝑔𝑅 = 𝑚𝑣 2 + 𝑚𝑔𝑅𝑐𝑜𝑠𝜃
2
1
𝑚𝑔𝑅(1 − 𝑐𝑜𝑠𝜃) = 𝑚𝑣 2
2
𝑣 2 = 2𝑔𝑅(1 − 𝑐𝑜𝑠𝜃) … (2)

Substitusikan persamaan (2) ke persamaan (1)


2𝑔𝑅(1 − 𝑐𝑜𝑠𝜃)
𝑁 + 𝑚𝑔𝑐𝑜𝑠𝜃 = 𝑚
𝑅
𝑁 = 2𝑚𝑔(1 − 𝑐𝑜𝑠𝜃) − 𝑚𝑔𝑐𝑜𝑠𝜃
∑ 𝐹 = 𝑚𝑎
𝑁 = 𝑚𝑔(2 − 3𝑐𝑜𝑠𝜃)
Arah radial,
Gaya angkat total dari 2 manik-manik dengan
𝑣2
𝑁 + 𝑚𝑔𝑐𝑜𝑠𝜃 = 𝑚 … (1) arah jatuh manik-manik diproyeksikan pada
𝑅
sumbu y
Menggunakan persamaan diatas dimaksudkan
agar manik-manik tetap pada jalur lintasannya.
Misalkan manik-manik membentuk sudut 𝜃
terhadap vertikal, maka tinggi jatuhnya adalah:
𝑅 = ℎ + 𝑅𝑐𝑜𝑠𝜃
ℎ = 𝑅(1 − 𝑐𝑜𝑠𝜃)
Diketahui:
1
𝑡0 = 𝑚𝑣02
2
= 2𝑚𝑔(2𝑐𝑜𝑠𝜃 − 3𝑐𝑜𝑠 2 𝜃)
1 1 2
= 2𝑚𝑔 [2 ( ) − 3 ( ) ]
3 3
2 3
= 2𝑚𝑔 [( ) − ( )]
3 9
2𝑚𝑔
=
3
Hoop terangkat jika Fangkat> mhoop
2𝑚𝑔
> 𝑚𝑔
3
𝑚 3
>
𝑀 2
𝐹𝑦 = 2𝑁𝑐𝑜𝑠𝜃
B. Dengan Mekanika lagrange
= 2𝑚𝑔(2 − 3𝑐𝑜𝑠𝜃)𝑐𝑜𝑠𝜃
= 2𝑚𝑔(2𝑐𝑜𝑠𝜃 − 3𝑐𝑜𝑠 2 𝜃)
Gaya angkat maksimum:
𝑑2𝑐𝑜𝑠𝜃
= = −2𝑠𝑖𝑛𝜃
𝑑𝜃
Misalkan:
𝑐𝑜𝑠𝜃 = 𝑢
𝑑3𝑐𝑜𝑠 2 𝜃
=
𝑑𝜃
𝑑3𝑢2 𝜕3𝑢2 𝜕𝑢
= =
𝑑𝜃 𝜕𝑢 𝜕𝜃
= 6𝑢 − 𝑠𝑖𝑛𝜃
= −6𝑐𝑜𝑠𝜃𝑠𝑖𝑛𝜃 𝑁 + 𝑚 𝑔 cos 𝜃 − 𝑚 𝑟 𝜃̇ 2 = 0
Maka: 𝑚 𝑟 𝜃̇ 2 = 𝑚 𝑟 𝑤 2
𝑑 = 𝑚 𝑟 𝑤2
= (2𝑐𝑜𝑠𝜃 − 3𝑐𝑜𝑠 2 𝜃)
𝑑𝑡 𝑣=𝑤𝑟
= −2𝑠𝑖𝑛𝜃 + 6𝑐𝑜𝑠𝜃𝑠𝑖𝑛𝜃
𝑚 𝑣2 𝑤2
2𝑠𝑖𝑛𝜃 = 6𝑠𝑖𝑛𝜃𝑐𝑜𝑠𝜃 =
𝑟
2𝑠𝑖𝑛𝜃 𝑚 𝑣2
𝑐𝑜𝑠𝜃 = =
6𝑠𝑖𝑛𝜃 𝑟
1 𝑣2
𝑐𝑜𝑠𝜃 = 𝑁 + 𝑚 𝑔 cos 𝜃̇ = 𝑚 . . . . . . . . . . . . . (1)
3 𝑟

𝐹𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 :
𝐹𝑦 = 2𝑁𝑐𝑜𝑠𝜃 = 2𝑚𝑔(2 − 3𝑐𝑜𝑠𝜃)𝑐𝑜𝑠𝜃 𝑥 = r sin 𝜃
𝑦 = r cos 𝜃 𝑥̇ 2 = 𝑟 2 𝜃̇ 2 𝑐𝑜𝑠 2 𝜃
𝑥̇ = r 𝜃̇ cos 𝜃 𝑦̇ 2 = 𝑟 2 𝜃̇ 2 𝑠𝑖𝑛2 𝜃
𝑦̇ = r 𝜃̇ sin 𝜃 𝑥̇ 2 + 𝑦̇ 2 = 𝑣 2 = 𝑟 2 𝜃 2

1 1 1
𝑇 = 𝑚𝑣 2 = 𝑚𝑟 2 𝜃̇ 2 𝑟 = 𝑚𝑟 2 𝜃̇ 2
2 2 2
𝑉 = 𝑚𝑔ℎ = 𝑚𝑔𝑟 cos 𝜃̇ 𝑉0 = 𝑚𝑔𝑟
𝑉 = 𝑚𝑔𝑟 𝑐𝑜𝑠𝜃
𝐿 =𝑇+𝑉 𝜃 𝜕𝑙 𝜕𝑙
=( )=
1 𝜃𝑡 𝜕𝜃̇ 𝜕𝜃
= 𝑚𝑟 2 𝜃̇ 2 + 𝑚𝑔𝑟 cos 𝜃 𝜃
2 (𝑚𝑟 2 𝜃̇ ) = 𝑚𝑔𝑟𝑠𝑖𝑛𝜃
𝜃 𝜕𝑙 𝜃𝑡
= =
𝜃𝑡 𝜕𝑟 𝑚𝑟 2 𝜃̈ = 𝑚𝑔𝑟𝑠𝑖𝑛𝜃
1 𝜕𝑟 2 𝜕𝑟
0 = 𝑚𝜃̇ 2 + 𝑚𝑔𝑐𝑜𝑠𝜃
2 𝜕𝑟 𝜕𝑟 𝑔
𝜃̈ = 𝑟
sin 𝜃 . . . . . . . . (2)
= 𝑚𝜃̇ + 𝑁 + 𝑚𝑔𝑐𝑜𝑠𝜃 = 0
2

𝑇0 = 0
𝑚𝑔
𝑁= sin 𝜃 − 𝑚𝑔 cos 𝜃
𝑟2
Subtitusi persaman (2) ke persamaan (1)
𝑚𝑔
𝑔 𝑁 = 2 (sin 𝜃 − cos 𝜃)
𝑚 sin 𝜃 𝑟
𝑁 + 𝑚𝑔 cos 𝜃̇ = 𝑟
𝑟 𝑁 = 𝑚𝑔(2 − 3𝑐𝑜𝑠𝜃)
𝑚𝑔
𝑁 + 𝑚𝑔 cos 𝜃̇ = 2 sin 𝜃
𝑟

𝐹𝑦 = 2𝑁𝑐𝑜𝑠𝜃
= 2 𝑁 cos 𝜃 2𝑠𝑖𝑛𝜃
𝑐𝑜𝑠𝜃 =
(𝑚𝑔(sin 𝜃 − cos 𝜃) cos 𝜃) 6𝑠𝑖𝑛𝜃
=2 1
𝑟2 𝑐𝑜𝑠𝜃 =
= 2 𝑚𝑔 (sin 𝜃 cos 𝜃 − 𝑐𝑜𝑠 2 𝜃) 3
𝐹𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 :
Gaya angkat maksimum:
𝑑2𝑐𝑜𝑠𝜃 𝐹𝑦 = 2𝑁𝑐𝑜𝑠𝜃 = 2𝑚𝑔(2 − 3𝑐𝑜𝑠𝜃)𝑐𝑜𝑠𝜃
= = −2𝑠𝑖𝑛𝜃
𝑑𝜃 = 2𝑚𝑔(2𝑐𝑜𝑠𝜃 − 3𝑐𝑜𝑠 2 𝜃)
Misalkan: 1 1 2
= 2𝑚𝑔 [2 ( ) − 3 ( ) ]
𝑐𝑜𝑠𝜃 = 𝑢 3 3
𝑑3𝑐𝑜𝑠 2 𝜃 2 3
= = 2𝑚𝑔 [( ) − ( )]
𝑑𝜃 3 9
𝑑3𝑢2 𝜕3𝑢2 𝜕𝑢 2𝑚𝑔
= = =
𝑑𝜃 𝜕𝑢 𝜕𝜃 3
= 6𝑢 − 𝑠𝑖𝑛𝜃 Hoop terangkat jika Fangkat> mhoop
= −6𝑐𝑜𝑠𝜃𝑠𝑖𝑛𝜃 2𝑚𝑔
> 𝑚𝑔
3
Maka:
𝑚 3
𝑑 >
= (2𝑐𝑜𝑠𝜃 − 3𝑐𝑜𝑠 2 𝜃) 𝑀 2
𝑑𝑡
= −2𝑠𝑖𝑛𝜃 + 6𝑐𝑜𝑠𝜃𝑠𝑖𝑛𝜃
2𝑠𝑖𝑛𝜃 = 6𝑠𝑖𝑛𝜃𝑐𝑜𝑠𝜃

KESIMPULAN
Pada penjabaran rumus diatas terbukti hasil
antara metode Newton dan mekanika lagrania
adalah sama.Tetapi kami disini belum terlalu
pasti terhadap rumus dalam penjabaran pada
metode lagrangian, karena kami belum paham
betul pada metode ini.
DAFTAR PUSTAKA
[1](https://www.academia.edu/9879129/Teori_L
agrangia_dan_Hamilton_dalam_Mekanika_Klas
ik)
[2](https://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_gerak_
Newton)

Anda mungkin juga menyukai