PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
PuskesmasKedungbanteng terletak di Jl. Raya Kedungbanteng 380. Memiliki
wilayah kerja 14 desa yaitu Desa Kedungbanteng, Keniten, Dawuhan Kulon,
Dawuhan Wetan, Kalisalak, Baseh, Kalikesur, Windujaya, Melung, Karangnangka,
Kutaliman, Beji, Karangsalam, dan Kebocoran.
Secara umum Puskesmas merupakan satuan organisasi yang memberikan
kewenangan kemandirian oleh dinas kesehatan untuk melaksanakan satuan tugas
operasional pembangunan di wilayah kerja. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat,
pada Pasal 4 disebutkan bahwasanya puskesmas mempunyai tugas melaksanakan
kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
Adapun fungsi puskesmas sebagaimana tertuang pada Pasal 5 Permenkes RI
No 75/2014 meliputi:
1. Penyelenggaraan UKM (upaya kesehatan masyarakat) tingkat pertama di wilayah
kerjanya
2. Penyelenggaraan UKP (upaya kesehatan perorangan) tingkat pertama di wilayah
kerjanya
Selain dua fungsi yang terdapat pada pasal 5, selanjutnya pasal 8
menyebutkan bahwa puskesmas juga dapat berfungsi sebagai wahana pendidikan
tenaga kesehatan.
Puskesmas sebagai salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama memiliki peranan penting dalam sistem kesehatan nasional, khususnya
subsistem upaya kesehatan; Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan nasional
diselenggarakan berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan
terpadu. Upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama di Puskesmas
Kedungbantengmeliputi:
a. Rawat jalan
b. Pelayanan gawat darurat
B. Tujuan Pedoman
Pedoman pelayanan klinisbertujuan untuk menjadi acuan bagi seluruh
aktifitas pelayanan klinis yang dilaksanakan di Puskesmas Kedungbanteng, sehingga
pada akhirnya pelayanan klinis dapat meningkatkan kepuasan pelanggan yang pada
akhirnya dapat mendukung pencapaian standar pelayanan minimal (SPM).
1
C. Ruang Lingkup Pelayanan
Ruang lingkup pelayanan klinis di Puskesmas Kedungbanteng meliputi:
1. Pendaftaran pasien
Sebelum mendapatkan pelayanan pemeriksaan atau konsultasi kesehatan, pasien
terlebih dahulu mendaftarkan diri di bagian pendafaran untuk dicatatkan data
sosialnya dan dibuatkan rekam mediknya. Selanjutnya pasien akan diarahkan ke poli
yang dituju.
2. Pemeriksaan pasien Rawat Jalan
Pemeriksaan pasien dilakukan di poliklinik sesuai dengan keluhan dan kondisi pasien.
Pemeriksaan dilakukan di Poli umum, Poli gigi, KIA jika pasien dengan kondisi
membutuhkanrujukan, maka dilakukan rujukan rawat inap atau Tindakan di UGD
3. Pemeriksaan penunjang
Apabila dianggap perlu maka dokter yang memeriksa kondisi pasien dapat merujuk
pasien ke unit penunjang (laboratorium) untuk mendapatkan pemeriksaan penunjang
yang sesuai demi mendapatkan informasi lebih lengkap mengenai kondisi pasien.
4. Pelayanan kefarmasian
Apabila pasien sudah selesai diperiksa dan membutuhkan obat, maka pasien akan
diberi resep yang akan dibawa ke bagian farmasi untuk mendapatkan obat sesuai
dengan yang tertera dalam resep
5. Konsultasi pasien
Pasien yang membutuhkan penjelasan mengenai kondisi kesehatan yang lebih rinci
akan dirujuk ke unit terkait, misalnya konsultasi Gizi atau sanitasi.
D. Batasan Operasional
1. Rawat jalan adalah pelayanan medis yang diberikan kepada pasien untuk
tujuan pengamatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi dan pelayanan
kesehatan lainnya tanpa mengharuskan rawat inap.
2. Pelayanan gawat darurat adalah pelayanan kesehatan yang harus diberikan
secepatnya untuk mencegah terjadinya kematian, keparahan dan kecacatan
sesuai dengan kemampuan puskesmas.
3. Pasien rawat jalan
Pasien puskesmas yang setelah mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
dengan kondisinya dapat pulang ke rumah.
4. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan tambahan terhadap pemeriksaan kesehatan yang dilakukan
dokter untuk mendapatkan kepastian diagnosa dan ketepatan terapi terhadap
pasien.
5. Konsultasi
2
Upaya memberikan pengertian dan pengetahuan kepada pasien mengenai hal
hal yang harus diketahui berhubungan dengan kondisi kesehatannya.
E. Landasan Hukum
1. Undang Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang Undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
3. Peraturan menteri Kesehatan No.75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
4
Dokter setiap hari bertugas di balai pengobatan umum dan UGD. Jumlah
dokter ada 2 (dua) yang masing-masing mempunyai tugasnya sendiri-
sendiri sesuai jadwal. Bila ada pertemuan yang menyangkut upaya klinis
yang menjadi tugas keseharian dokter atau yang berkaitan dengan tugas
integrasinya, maka akan didisposisi untuk melakukan pertemuan, sehingga
pelayanan dilayani oleh 1 (satu) dokter dan perawat yang diberi
pelimpahan wewenang. Sedangkan dokter yang satu lagi menangani pasien
di UGD.
Dokter gigi setiap hari bertugas di BP Gigi atau poli gigi. Jumlah dokter
gigi ada 1 (satu) menempati ruang gigi.Bidan setiap hari melakukan
pelayanan diruangan KIA. Jumlah bidan ada 22 (dua puluh dua) terdiri dari
13 bidan PNS, 8 bidan PTT dan 1 bidan kontrak. Masing-masing bidan
mempunyai spesifikasi ketugasan yang berbeda, misalnya sebagai
koordinator KIA, penanggung jawab kesehatan anak atau penanggung
jawab pelayanan KB (Keluarga Berencana) dan Penanggung jawab
PONED. Jika ada undangan pertemuan untuk bidan maka yang ditugasi
adalah disesuaikan dengan ketugasannya, sedangkan untuk kegiatan
puskesmas keliling dilakukan penjadwalan sesuai anggota tim. Untuk
melakukan kegiatan luar gedung, misalnya kunjungan ibu hamil risiko
tinggi, maka bidan akan menyesuaikan dengan kondisi pelayanan yang ada
di puskesmas.
Perawat setiap hari melakukan ketugasan sesuai jadwal yang dibuat oleh
penanggung jawab keperawatan. Dalam pembuatan jadwal perawat yang
bertugas pada rawat jalan dibuat oleh penanggung jawab keperawatan.Ada
dua jenis pelayanan dalam gedung yang dilakukan perawat yaitu di BP dan
UGD. Jumlah perawat ada 4 (empat) orang. Perawat dibagi menjadi 2
bagian tempat kerja yakni 2 ( dua) orang di rawat jalan dan 2 (dua) orang di
UGD. Setiap perawat mempunyai tugas integrasi atau tugas lain yang
diberikan kepala puskesmas. Sehingga jika ada undangan yang
menyangkut ketugasanya perawat yang bersangkutan akan didisposisi
mengikuti kegiatan tersebut. Untuk kegiatan puskesmas keliling, jadwal
perawat sesuai dengan angggota tim. Pelayanan di Pustu Kutaliman
dilakukan oleh seorang perawat.
Perawat gigi setiap hari bertugas di poli gigi bersama dokter gigi. Jumlah
perawat gigi ada 1 (satu) yang memiliki tugas integrasi.
Nutrisionis setiap hari bertugas di poli gizi. Jumlah nutrisionis ada 1 (satu)
dengan mempunyai tugas integrasi.
Analis laboratorium setiap hari bertugas di ruang laboratorium. Jumlah
analis ada 1 (satu) ada yang mempunyai tugas integrasi.
5
Apoteker setiap hari bertugas di pelayanan farmasi. Jumlah apoteker ada 1
(satu) yang setiap hari dibantu petugas lain yang diberi wewenang
mengelola apotik. Jika petugas Apoteker ada undangan pertemuan maka
pelayanan farmasi dilayani oleh petugas yang diberi wewenang di apotik..
6
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
DAPUR WC
PARKIR KARYAWAN
RUANG
VAKSIN
KIA
WC LOKET PENDAFTARAN
POJOK
LAKTASI
WC
RUANG TATA
LANSIA
ANAK UMUM USAHA
LABORAT
RUANG
KEPALA
PUSKESM
AS
APOTEK BP GIGI
IGD
PARKIR UMUM
B. Standar Fasilitas
1. Fasilitas dan sarana
Ruang pelayanan pasien di bagi menjadi 2 gedung dipisahkan berdasarkan
tujuan pasien datang. Gedung 1 Puskesmas terbagi menjadi beberapa ruangan untuk
pendaftaran, pemerikasaan umum, ruang tindakan, pemeriksaan gigi, pelayanan
farmasi, pelayanan laboratorium, ruang pojok asi, klinik sanitasi dan gizi. Gedung 2
(dua) berlokasi di belakang gedung pertama digunakan untuk pelayanan KIA.
Poli umum merupakan ruangan dengan ruang pemeriksaan dokter, termasuk
didalamnya terdapat bed/tempat tidur pasien. Di poli umum terdapat 1 (satu) meja
untuk melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital pada pasien dan1 (satu) meja di
dalam poli umum digunakan untuk pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter atau
perawat. Poli umum ini ada 2 dimana poli pertama untuk periksa pasien umum selain
lansia dan balita sedangkan poli kedua digunakan untuk lansia dan balita.
7
Ruangan ini memiliki seperangkat komputer sebagai bagian dari sistem
informasi puskesmas yang terhubung dengan server untuk memasukkan data pasien
pada sistem informasi puskesmas.
Ruang KIA bersebelahan dengan ruang KB, sisi depan ruang KIA adalah
ruang laktasi. Ketiganya saling terkait, sehingga memudahkan pemberian pelayanan
KIA, seperti pemeriksaan ibu hamil, pelayanan KB, pemeriksaan calon pengantin
serta pemberian imunisasi pada balita. Ruangan KIA , dilengkapi dengan meja
administrasi, 2 (dua) bed pemeriksaan, lemari peralatan dan perangkat komputer
pendukung sistem informasi puskesmas yang diletakkan di atas meja dekat pintu
masuk ruang KIA. Ruang KB terdapat 1 (satu) tempat tidur tindakan dan 1 (satu)
tempat tidur ginekologi, sterilisator, wastafel dan lemari. Untuk penimbangan dan
tinggi badan serta tensi darah dilakukan di meja depan KIA dilakukan setiap hari
Rabu.
Ruang pelayanan Gigi dilakukan oleh 1 (satu) dokter gigi dan 1 (satu)
perawat gigi. Ruangan ini dilengkapi peralatan yang sudah memadai seperti satu
dental unit, almari alat, sterilisator, wastafel dan 2 (dua) meja administrasi.
Dilengkapi dengan komputer sebagai pendukung sistem informasi Puskesmas
Ruang Konsultasi Gizi digabung bersamaan dengan kesling memiliki ruang
tersendiri sehingga memberikan privasi kepada pasien untuk dapat berkonsultasi
kepada petugas dengan nyaman. Selain itu petugas juga lebih mudah dan nyaman
ketika menyusun program maupun menyusun laporan karena memiliki ruangan
tersendiri yang akan menunjang kinerjanya. Ruang ini terdiri dari dua meja kerja
untuk konsultasi, timbangan, wastafel, seperangkat alat bantu peraga seperti food
model yang diletakkan di dalam lemari dan dilengkapi dengan ruang bermain anak.
Ruang laboratorium terdiri dari 2bagian terdiri dari : 1 ruangan untuk
menerima pasien, konsultasi dan pengambilan sampel darah. Ruang kedua untuk
melakukan pemeriksaan yang infeksius. Pengambilan sampel BTA dilakukan di
rumah masing-masing pasien dengan membawakan POT.
Ruang farmasi terdiri dari 2 ruangan, yaitu ruang untuk pelayanan obat dan
ruang tempat penyimpanan obat. Ruang pelayanan obat terletak bersebelahan dengan
tempat penyimpanan obat, dilengkapi dengan almari obat, meja peracikan obat dan
seperangkat komputer untuk pendukung sistem informasi Puskesmas.Ruang
penyimpanan obat dilengkapi dengan AC dan rak-rak penyimpanan obat.
Ruang tindakan terdapat 1 ruangan. Terdapat 1 bed tindakan, lemari obat dan
alat, troly dan dilengkapi peralatan yang lain.
8
2. Peralatan
Ruang Alat
Poli Umum Tensimeter
stetoskop
termometer
senter
timbangan
pengukur tinggi badan
pita pengukur
9
Tabung
Mikroskop
Spuit
Ruang farmasi Timbangan obat
Blender
Laminator
Kalkulator
Plastik obat
Mesin puyer
Kertas puyer
Label obat
Sendok obat
Pendaftaran alat tulis
buku register
rak status
komputer
nomor antrian
Lemari
Rawat Tindakan Tabung O2 dan humidifier
Nebulizer set
Lampu tindakan
Sterilisator
Heacting set
Spuit
Aligator
Nierbeken
Kom
Tromol kassa
Timbangan bayi
Timbangan dewasa
Stetoscope
Tensimeter
Termometer
10
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
A. BP Umum
1. Petugas Penanggung jawab
Dokter
2. Perangkat Kerja
Tensimeter
Stetoskop
Termometer
3. Tatalaksana
Petugas melakukan pemanggilan pasien.
Petugas melakukan anamnese untuk mengetahui keluhan dan kondisi
pasien lebih lanjut dan memeriksa tanda vital pasien, kemudian
mencatatkannya di rekam medis. Pasien dipersilakan menuju meja
dokter.
Dokter melakukan pemeriksaan terhadap pasien dan mencatatkannya
di rekam medis. Bila dokter merasa pasien perlu mendapatkan
pemeriksaan lebih lanjut, maka dokter akan membuat surat rujukan
baik internal atau eksternal dan memberikannya kepada pasien. Bila
tidak, maka pasien mendapatkan resep sesuai kondisi penyakitnya.
B. BP Gigi
1. Petugas Penanggung jawab
Dokter gigi
Perawat gigi
2. Perangkat kerja
Tensi meter
Stetoskop
Dental unit
3. Tatalaksana
Petugas memanggil pasien.
Pasien masuk ke dalam ruangan poli gigi.
Petugas melakukan anamnese dan pemeriksaan tanda vital pasien
dan mencatatkannya di rekam medis. Pasien disiapkan di kursi gigi
untuk diperiksa dokter.
Dokter memeriksa kondisi kesehatan mulut pasien dan
mencatatkannya di rekam medis. Bila pasien memerlukan tindakan
11
perawatan gigi, maka dokter gigi akan melakukan tindakan. Bila
tidak dan pasien membutuhan obat, maka dokter akan menuliskan
resep untuk pengambilan obat di farmasi.
C. KIA dan KB
1. Petugas Penanggung jawab
Bidan
2. Perangkat Kerja
Tensi meter
Stetoskop
Doppler
Spuit
USG
3. Tatalaksana
Petugas memanggil pasien.
Pasien masuk ke poli KIA.
Petugas akan melakukan anamnese dan pemeriksaan tanda vital
serta mencatatakannya di rekam medis.
Pasien ibu hamil yang akan memeriksakan kehamilannya akan
dipersilakan naik ke bed periksa untuk dilakukan pemeriksaan
kondisi kehamilannya. Hasil pemeriksaan akan dicatat di rekam
medis.
Bila memerlukan pemeriksaan penunjang yang lain, ibu hamil akan
dirujuk internal. Bila memerlukan imunisasi akan diberi
immunisasi.
Bila sudah selesai ibu hamil diberi resep untuk pengambilan
vitamin atau obat lainnya.
Pasien bayi yang akan immunisasi akan diperiksa dulu apakah
cukup sehat untuk mendapatkan immunisasi hari ini.
Bila kondisi bayi sehat, maka bayi akan diberi jenis immunisasi
sesuai jadwalnya. Untuk jenis immunisasi yang dapat menimbulkan
demam, kepada orang tua bayi akan deberi resep pengambilan obat
penurun panas.
Pasien peserta KB akan dilakukan pemeriksaan dan konsultasi,
kemudian akan diberikan pelayanan KB sesuai keinginan pasien.
Pasien yang akan dilakukan tindakan KB segera menuju ke poli KB
untuk mendapatkan tindakan.
12
Pasien calon pengantin akan dilakukan pemeriksaan dan konsultasi.
Bila memerlukan immunisasi, maka calon pengantin akan diberi
immunisasi.
D. Laboratorium
13
Petugas memberikan hasil laboratorium kepada petugas rawat inap
untuk di follow up.
E. Farmasi
1. Petugas Penanggung jawab
Apoteker
2. Perangkat Kerja
Alat tulis
Blender obat
Kertas pembungkus obat
Plastik pembungkus obat
Alat pembungkus obat
3. Tatalaksana
Pasien meletakkan lembar resep di keranjang yang telah disediakan
dan menunggu obat disiapkan.
Petugas mengambil lembar resep dan membacanya untuk memastikan
resep dapat dibaca dengan jelas dan obat-obat yang tertulis di dalam
lembar resep tersedia.
Apabila ada keraguan atau kekurangjelasan, maka petugas akan
menanyakan kepada petugas yangmenulis resep.
Petugas kemudian menyiapkan obat yang tertera di resep dan
memasukkannya ke dalam bungkus plastik, menuliskan informasi
penggunaan obat di bungkusnya dan kemudian menyerahkannya
kepada pasien.
Sambil menyerahkan obat, petugas juga menyampaikan informasi
yang perlu diketahui pasien atau keluarganya sehubungan dengan
penggunaan obat.
F. Ruang Tindakan
1. Petugas Penanggung Jawab
Dokter
2. Perangkat Kerja
Stetoskop
Tensimeter
Termometer
Heacting set
Nebulizer
Dll
3. Tatalaksana
14
Pasien masuk ruang tindakan
Petugas menyarankan pasien tidur ditempat tidur tindakan
Petugas/dokter melakukan anamnesa dan pemeriksaan TTV.
Petugas / dokter melakukan pemeriksaan lain secara head to toe
Petugas / dokter melakukan tindakan yang diperlukan.
Pasien yang tidak indikasi rujuk di perbolehkan pulang setelah
menyelesaikan administrasi.
Sebelum pulang pasien diberi informasi tentang kapan kontrol,
apa yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan selama perawatan
di rumah.
15
BAB V
LOGISTIK
16
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
17
7. Saat pasien menyebutkan nama lengkapnya, petugas mencocokkan
dengan identitas pasien.
8. Petugas Puskesmas memberikan pertanyaan terbuka menanyakan tanggal
lahir pasien/ umur ; “Kapan tanggal lahir/ umur Bapak / Ibu?”
9. Saat pasien menyebutkan tanggal lahirnya, Petugas Puskesmas
mencocokkan dengan identitas pasien.
10. Petugas Puskesmas dapat melanjutkan pelayanan medis yang akan
diberikannya bila kedua identitas yang disebutkan pasien telah sesuai
dengan yang tercantum dalam identitas,
11. Petugas Puskesmas melakukan konfirmasi dengan keluarga bila salah satu
identitas yang disebutkan pasien tidak sesuai dengan yang tercantum dalam
identitas,
12. Petugas Puskesmas menjelaskan kepada pasien mengenai pelayanan medis
yang akan diberikannya.
13. Pada kondisi pasien yang tidak dapat berkomunikasi misalkan pada pasien
tidak sadar , tidak dapat berkomunikasi karena terhalangmasalah bahasa
dan tidak ada penterjemah, karena usia (bayi), gangguan kognitif
(dementia atau kelainan mental), Identifikasi dilakukan dengan memeriksa
nama lengkap pasien dan identitas lain pada tanda pengenal pasien atau
menanyakan pada keluarga pasien, dicocokan dengan informasi yang telah
dimiliki (rekam medis, resep, atau tabung specimen).
14. Petugas Puskesmas dalam mengidentifikasi pasien terlantar/ tidak ada
keluarga (Mr X1, Mr X2 dst) dengan mencocokkan identitas pasien yang
meliputi nama pasien, tanggal dan jam masuk Puskesmas dan nomor rekam
medis,
15. Dalam mengidentifikasi bayi baru lahir petugas Puskesmas memberikan
gelang identitas bayi lahir denganmemberikan nama lengkap ibu (Contoh:
By Ny. Ana Suryana) dan nomor rekam medis ibu. Dalam waktu 24 jam
pada gelang identitas bayi ditambahkan nomor rekam medis bayi dan
dibuatkan rekam medik baru dan terpisah dari ibu,
16. Petugas Puskesmas memberikan gelang identitas sesuai waktu bayi lahir
dengan memberikan nama ibu dan nomor rekam medis ibu ditambah
nomor urut kelahiran (Contoh: By Ny. Ana Suryana 1, By. Ny Ana
Suryana 2) untuk mengidentifikasi bayi kembar baru lahir,
2. Pemasangan Gelang Identifikasi Pasien (Pada Pasien Persalinan)
Prosedur pemasangan gelang pasien yang benar adalah
a) Petugas Puskesmas menganamnesa identitas pasien pada saat proses
identifikasi pasien,
18
b) Petugas Puskesmas membuat label pada gelang identitas pasien memuat 4
(empat) identitas pasien, yaitu nama lengkap di sisi kiri atas, tanggal lahir/
umur di sisi kiri bawah, jenis kelamin (P untuk perempuan dan L untuk
laki-laki) di sisi kanan bawah, dan nomor rekam medis di sisi kanan atas.
Tn. Abdul Ghofur 313.10.88
13 Februari 1986 (28) L
19
a) Petugas membuang gelang yang sudah digunting ke tempat sampah,
b) Bila pasien menolak pemasangan gelang identitas maka pasien harus
menandatangani formulir penolakan tindakan,
c) Koordinator persalinan melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan
pemasangan gelang identifikasi pasien.
d) Koordinator persalinan merencanakan tindak lanjut jika pelaksanaan tidak
sesuai dengan tujuan.
20
11. Dokter menuliskan harus menuliskan nama lengkap dan tanda tangan
penulis, serta tanggal dan waktu penulisan instruksi setiap penulisan
instruksi,
12. Dalam menuliskan instruksi dokter hendaknya menghindari penggunaan
singkatan, akronim, dan simbol yang berpotensi menimbulkan masalah
dalam penulisan instruksi dan dokumentasi medis (misalnya catatan
lanjutan keperawatan, anamnesis, pemeriksaan fisis, pengkajian awal
keperawatan,).
Prosedur
a. Benar Pasien:
1. Petugas menggunakan minimal 2 identitas pasien dalam
mengidentifikasi pasien,
2. Petugas mencocokkan obat yang akan diberikan dengan instruksi terapi
tertulis,
3. Petugasmenganamnesis riwayat alergi pasien,
4. Petugasmenganamnesis kehamilan/ menyusui,
5. Petugas menganamnesis lengkap riwayat obat/ penggunaan obat saat ini
dan membuat daftar obat- obat tersebut,
6. Petugasmembandingkan pemberian obat saat ini dengan daftar obat
yang digunakan pasien di rumah (termasuk kelalaian, duplikasi,
penyesuaian, kehilangan/ menghilangkan, interaksi, atau tambahan
obat).
7. Petugasmengidentifikasi pasien yang akan mendapat obat dengan
kewaspadaan tinggi dilakukan oleh dua orang yang kompeten double
check.
b. Benar Obat
8. Petugasmemberi label semua obat dan tempat obat (syringes, cangkir
obat, baskom obat), dan larutan lain.
9. Petugasmenuliskan pada label nama obat, kekuatan, jumlah,
kuantitas, pengenceran dan volume, tanggal persiapan, tanggal
kadaluarsa jika tidak digunakan dalam 24 jam dan tanggal kadaluarsa
jika kurang dari 24 jam.
10. Petugas melakukan verifikasi semua obat dan larutan minimal 2 orang
secara verbal dan visual jika orang yang menyiapkan obat bukan yang
memberikannya ke pasien,
21
11. Petugasmelakukan pemberian label tiap obat atau larutan segera setelah
obat disiapkan jika tidak segera diberikan,
12. Petugas memberi label pada syringes setelah obat disiapkan/diisi (
jangan pada saat syringe masih kosong)
13. Petugasmenyiapkan satu obat atau larutan pada satu saat. Beri label
hanya untuk satu obat atau larutan pada satu saat,
14. Petugasmembuang segera setiap obat atau larutan yang tidak ada
labelnya,
15. Saat pergantian tugas/ jaga, petugas mereview semua obat dan larutan
oleh petugas lama dan petugas baru secara bersama,
16. Petugas mengubah daftar obat/ kardeks jika terdapat perubahan obat,
17. Dua petugas yang berkompeten mengecek kebenaran jenis obat yang
perlu kewaspadaan tinggi ,
c. Benar Dosis
18. Dua orang yang berkompeten mengngecek dan menghitung (double
cek) jika ada untuk dosis/ volume obat, terutama yang memerlukan
kewaspadaan tinggi,
19. Petugas mengkonsultasikan dengan dokter yang menuliskan resep jika
ragu,.
20. Petugas saat menyiapkan obat berkonsentrasi penuh untuk menghindari
gangguan.
d. Benar Waktu
21. Petugas memberikan obat dan menginformasikan sesuai waktu yang
ditentukan:
sebelum makan, setelah makan, saat makan.
Perhatikan waktu pemberian:
3 x sehari tiap 8 jam.
2 x sehari tiap 12 jam. Sehari sekali tiap 24 jam. Selang sehari
tiap 48 jam
22. Petugas memberikan obat dengan segera setelah diinstruksikan oleh
dokter,
23. Petugas meneliti dengan benar bahwa obat belum memasuki masa
kadaluarsa.
e. Benar Cara/ Route Pemberian
24. Petugas memberikan obat sesuai dengan cara pemberian obat, bentuk
dan jenis obat :
Slow-Release tidak boleh digerus
Enteric coated tidak boleh digerus.
22
Obat-obat yang akan diberikan per NGT sebaiknya adalah obat cair/
sirup,
25. Petugas dalam memberikan obat obat sedapat mungkin berjarak dan
jadwal pemberian obat dan nutrisi juga berjarak.
f. Benar Dokumentasi
26. Petugas mendokumentasikan setiap perubahan yang terjadi pada pasien
setelah mendapat obat,
27. Petugas langsung menuliskan bukti nama dan tanda tangan/ paraf
setelah memberikan obat pada dokumen rekam medik,
28. Petugas/ dokter menuliskan nama dan paraf jika ada perubahan jenis/
dosis/ jadwal/ cara pemberian obat
29. Dokter memberikan coretan dan terakhir garis( ujungnya) diberi paraf
jika penulisan resep salah,
Contoh:
Lasix tab, 1 x 40 mg Jcmd Lasix inj, 1 x 40 mg iv.
30. Petugas mendokumentasikan respon pasien terhadap pengobatan: Efek
Samping Obat (ESO) dicatat dalam rekam medik & Form Pelaporan
Insiden + Formulir Pelaporan Efek Samping Obat
31. Petugas melaporkan Insiden dikirim ke Tim Keselamatan Pasien di Unit
Pelayanan Jaminan Mutu. Pelaporan Efek Samping Obat dikirim ke
Komite Farmasi dan Terapi,
32. Petugas mendokumentasikan KNC terkait pengobatan, :
Format PelaporanInsiden ke Tim Keselamatan Pasien.
Dokumentasikan Kejadian Tidak Diharapkan
Format Pelaporan Insiden ke Tim Keselamatan Pasien.
g. Benar Informasi
33. Petugas mengkomunikasikan semua rencana tindakan/ pengobatan harus
dikomunikasikan pada pasien & atau keluarganya,
34. Petugas menjelaskan tujuan & cara mengkonsumsi obat yang benar,
35. Petugas menjelaskan efek samping yang mungkin timbul.
36. Petugas mengkomunikasikan rencana lama terapi pada pasien,
23
2. Petugas memeriksa kelengkapan resep: diagnosis, nama dokter yang
merawat, nama obat, bentuksediaan obat, jumlah obat, dan aturan
pakai,
3. Jika tertera pada aturan pakai “p.r.n” (“pro re nata” atau jika perlu),
maka petugas mengkonfirmasi kedokter yang bersangkutan untuk
mengetahui dosis maksimal seharisehingga etiket bisa dilengkapi dan
diketahui jumlah obat yang dibutuhkan,
4. Petugas memeriksa adanya masalah lain seperti masalah keuangan atau
kelengkapan persyaratanresep jaminan,
5. Petugas memeriksa adanya kesesuaian dengan pedoman
pelayanan/peraturan yang berlaku,
24
1) Dokter mencatat terapi obat injeksi di dalam rekam medis
2) Petugas selalu melakukan skin test dengan memasukkan obat yang akan
diberikan secara intra kutan
3) Petugas mengecek hasil test setelah 3-5 menit
4) Jika terdapat tanda – tanda alergi misal durasi membesar, kemerahan dan
pasien merasakan gatal disekeliling tempat suntikan, maka dinyatakan hasil
skin test positif
5) Jika tanda-tanda di atas tidak ada, maka dinyatakan negatif dan obat bisa
diberikan melalui intra vena.
25
4. Semua petugas dan Mahasiswa harus melakukan kebersihan tangan setelah
terpajan dengan cairan tubuh pasien,
5. Semua petugas dan Mahasiswa harus melakukan kebersihan tangan setelah
kontak dengan area sekitar pasien,
6. Keluarga, pegunjung, relawan dan individu yang berkunjung harus
melakukankebersihan tangan sebelum makan, setelah makan, setelah dari
kamar mandi, setelahkontak dengan pasien, setelah kontak dengan
lingkungan sekitar pasien,
7. Koordinator rawat inap mengecek ketersediaan adanya handrub , poster
tentang kebersihan tangan didinding setiap ruangan pasien,
8. Semua petugas dan Mahasiswa melepaskan perhiasan atau jam tangan saat
mencuci tangan,
9. Semua petugas dan mahas iswa harus memotong kuku jika kuku panjang,
10. Semua petugas dan mahasiswa Mencuci tangan dengan air yang mengalir
dibutuhkan waktu 40-60 detik dengan handrub cukup 20-30 detik,
11. Semua petugas dan mahasiswa melakukan kebersihan tangan dengan enam
langkah sesuai dengan langkah yang sudah ditetapkan.
26
8. Penilaian pasien jatuh pada anak, dewasa dan geriatri
Indikator usaha menurunkan risiko cedera karena jatuh :
1. Semua pasien baru dinilai risiko jatuhnya dan penilaian diulang jika
diindikasikan oleh perubahan kondisi pasien atau pengobatan, dan
lainnya.
2. Hasil pengukuran dimonitor dan ditindak lanjuti sesuai derajat risiko jatuh
pasien guna mencegah pasien jatuh serta akibat tak terduga lainnya.
27
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
28
3. Peralatan pembersih
4. Obat-obatan
5. Kapas
6. Plaster pembalut
Aturan umum dalam tata tertib keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
a. Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya untuk
memudahkan pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja.
b. Pakailah jas (dokter, dokter gigi, analis) saat bekerja
c. Harus mengetahui cara pemakaian alat darurat seperti pemadam kebakaran, eye
shower, respirator, dan alat keselamatan kerja yang lainnya.
d. Buanglah sampah pada tempatnya.
e. Lakukan latihan keselamatan kerja secara periodik.
f. Dilarang merokok
29
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
30
BAB IX
PENUTUP
31