Anda di halaman 1dari 12

RANCANG BANGUN MESIN PENGIRIS TEMPE

KAPASITAS 30 KG/JAM

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Menyelesaikan

Program Pendidikan Diploma III

Spesialisasi Teknik Produksi, Perawatan dan Perbaikan

Program Studi Teknik Mesin

Oleh :

1. BORIS BONA PASOGIT SIMBOLON NIM : 0905012124


2. JHON FERY SIHOMBING NIM : 1005012160
3. PANDAPOTAN B PANJAITAN NIM : 1005012180
4. RISWAN MARULAK S NIM : 1005012186

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

JURUSAN TEKNIK MESIN

POLITEKNIK NEGERI MEDAN

MEDAN

2013
INTI SARI

Kebutuhan akan keripik tempe dimasyarakat kian hari kian meningkat jumlah
permintaanya, jenis pengirisan tempe yang beredar di pasar juga semakin banyak macam
dan ukurannya. Akibat pembuatan keripik tempe yang masih sangat sederhana sehingga
hasil produk dan kualitas tidak dapat dicapai seperti yang diharapkan. Disamping itu
pekerjaan yang cukup lama dan membutuhkan banyak tenaga kerja, dan dinilai dari segi
efisiensi tentu tidak ekonomis. Sehingga dalam penelitian ini dibuat rancang bangun
mesin pengiris keripik tempe dengan kapasitas 30 kg/jam, yang mampu membuat
keripik tempe dengan hasil produksi yang lebih besar dan kualitas bentuk yang seragam.
Untuk memahami terjadinya pengirisan untuk mendapatkan keripik tempe,
terlebih dahulu perlu dijelaskan cara kerja mesin sebagai berikut. Tempe dipotong sesuai
dengan ukuran corong, kemudian tempe tersebut dimasukkan kedalam tabung
pengumpan atau pelandasan pemotong sambil menekan tempe tersebut, lalu mesin
tersebut dihidupkan bersamaan dengan itu rumah mata pisau berputar melalui perantaran
batang poros yang dihubungkan melalui puli ke motor listrik. Maka tempe akan teriris
dengan sendirinya disebabkan oleh mata pisau yang berputar, selanjutnya hasil irisan
keripik tempe akan jatuh melalui saluran pengumpan. Demikian selanjutnya proses ini
terus berlangsung secara berulang-ulang.
Dari hasil pengujian didapatkan data bahwa motor yang digunakan 0,25 Hp
dengan putaran motor sebesar 179 rpm. Putaran tersebut tidak boleh melebihi karena
akan merusak tempe saat diiris karena terlau cepat. Ukuran poros yang sesuai adalah 16
mm dan juga mengunakan 2 puli yang berukuran 2 inchi dan 16 inchi, ukuran tersebut
juga untuk menentukan kecepatan putaran motor untuk mengiris tempe sebanyak 30
kg/jam.

Kata Kunci : Tempe, Putaran motor, Pengirisan, Puli, Sabuk


ABSTRACT

The requirement on tempeh crispy for the consumer is increase for the higher of
demand. There are any type of chops and size in the market. For the simple process of
tempe crispy is product and quality is not so good. In addition a long time process and
required more worker, it is not efficient and economic. Therefore in this research, it
design a machine for chop the tempeh crispy in capacity 30 kg/hour that make a tempeh
crispy with the higher production and the uniform shape and quality.
In order to understand the chopping of tempeh crispy, it is important to describe
the work process of the machine. Tempeh is chopped based on the size of funnel and the
tempeh put into the coagulation tuber or chopping base while to pressure the tempeh and
turn on the machine so the knife edge turning through the crankshaft that connected by
pulley to electrical motor. Tempeh wil chopped by the turning knife edge and the
chopped tempe fall into the coagulation tube. And this process is continues in cycle.
Based on experiment it obtain the data the motor has power 0,25 Hp and rotation
for 179 rpm. The rotation must not ever because it will damage the tempeh when
chopped. The size of that is 16 mm and using 2 mm pulley in size 2 inch and 16 inch in
which the size will determine the velocity of rotation to chop the tempeh for 30 kg/hour.

Keywords : Tempeh, Rotation of motor, Chopping, Pulley, Belt


DAFTAR ISI

Halaman

INTI SARI …………………………………………………………………… i

ABSTRACK …………………………………………………………………. ii

KATA PENGANTAR ……………………………………………………..... iii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………..….. v

DAFTAR TABEL …………………………………………………………... viii

DAFTAR NOTASI ………………………………………………………….. ix

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………….. 1

1.1. Latar Belakang ………………………………………………….. 1


1.2.Rumusan Masalah ………………………………………….......... 3
1.3. Batasan Masalah ………………………………………………… 3
1.4. Tujuan …………………………………………………………… 4
1.5. Manfaat …………………………………………………………. 4
1.6. Metodologi Pengumpulan Data ………………………………… 5

BAB II LANDASAN TEORI …………………………………………….... 6

2.1. Pengertian Umum ………………………………………………… 6


2.2. Konsep Rancangan ……………………………………………… 6
2.3. Faktor Penentu Pembuatan Produk yang Baik ………………….. 8
2.4. Bagian-bagian Utama Mesin yang Akan Dirancang ……………. 8
2.5. Cara Kerja Mesin ……………………………………………….. 10
2.6. Rumusan dan Komponen Perancangan Mesin …………....….… 10
2.6.1. Motor Penggerak ……………………………………….….10
2.6.2. Poros ……………………………………………………..... 12
2.6.3. Bantalan …………………………………………………… 15
2.6.4. Sistem Transmisi Puli dan Sabuk ………………………… 17
2.6.5. Baut ………………………………………………………. 20
2.6.6. Pengelasan ………………………………………………… 24
2.6.6.1. Sambungan T ……………………………………... 25
2.7. Tempe yang akan diiris ………………………………………….. 25
2.8. Perencanaan Kapasitas Mesin Pengiris Tempe ………………….. 26
2.9. Perencanaan Sistem Transmisi …………………………………... 26
2.10. Spesifikasi Perencanaan ……………………………………….... 26
2.11. Gambar bagian-bagian Utama Mesin …………………………... 26
2.11.1. Rangka mesin ……………………………………………... 26
2.11.2. Rumah mata pisau ……………………………………….... 27
2.11.3. Mata pisau ………………………………………………… 27
2.11.4. Corong Pengumpan ……………………………………….. 28
2.11.5. Corong penampung ……………………………………….. 28

BAB III ANALISA PERANCANGAN

DAN KEKUATAN BAHAN …………………………………..….. 30

3.1. Analisa Daya Motor Penggerak ………………………………….. 30


3.2. Sistem Transmisi dan Puli ……………………………………….. 31
3.3. Poros ……………………………………………………………... 33
3.3.1. Analisa Kekuatan Poros Pada Motor Penggerak …………… 33
3.3.2. Analisa Kekuatan Poros Pada Puli Pengiris ……………….. 35
3.3.3. Menentukan/Pemeriksaan Puntir yang Terjadi ……………. 36
3.4. Analisa Kekuatan Baut …………………………………………... 37
3.5. Analisa Umur Bantalan …………………………………………... 39
3.6. Perhitungan gaya-gaya pada puli pengiris tempe ………………... 40
3.7. Kapasitas Mesin Pengiris Tempe ………………………………… 41

BAB IV PROSES PEMBUATAN

DAN ANALISIS BIAYA MESIN ………………………………… 42

4.1. Proses Pembuatan ………………………………………………… 42


4.2. Analisa Biaya ……………………………………………………... 45
4.3. Titik Impas (BEP) ……………………………………………….... 51

BAB V PERAWATAN DAN PERBAIKAN ………………………………... 53

5.1. Pengertian dan Tujuan Umum Perawatan ………………………... 53


5.2. Perawatan Bagian-bagian Utama Mesin …………………………. 54
5.2.1. Motor ……………………………………………………….. 54
5.2.2. Puli dan Sabuk ……………………………………………… 55
5.2.3. Poros ………………………………………………………... 55
5.2.4. Bantalan/Bearing …………………………………………… 55
5.2.5. Mata Pisau ………………………………………………….. 55
5.2.6. Corong Penampung ………………………………………… 56

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………... 57

6.1. Kesimpulan ……………………………………………………….. 57


6.2. Saran ……………………………………………………………… 58

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

GAMBAR TEKNIK

 
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai atau
beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus, seperti
Rhizopus oligosporus, Rh. oryzae, Rh. stolonifer (kapang roti), atau Rh. arrhizus.
Sediaan fermentasi ini secara umum dikenal sebagai "ragi tempe". Kapang yang tumbuh
pada kedelai menghidrolisis senyawa-senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana
yang mudah dicerna oleh manusia. Tempe kaya akan serat pangan, kalsium, vitamin B
dan zat besi. Berbagai macam kandungan dalam tempe mempunyai nilai obat, seperti
antibiotika untuk menyembuhkan infeksi dan antioksidan pencegah penyakit
degeneratif.
Secara umum, tempe berwarna putih karena pertumbuhan miselia kapang yang
merekatkan biji-biji kedelai sehingga terbentuk tekstur yang memadat. Degradasi
komponen-komponen kedelai pada fermentasi membuat tempe memiliki rasa dan aroma
khas. Berbeda dengan tahu, tempe terasa agak masam.
Tempe banyak dikonsumsi di Indonesia, tetapi sekarang telah mendunia. Kaum
vegetarian di seluruh dunia banyak yang telah menggunakan tempe sebagai pengganti
daging. Akibatnya sekarang tempe diproduksi di banyak tempat di dunia, tidak hanya di
Indonesia. Berbagai penelitian di sejumlah negara, seperti Jerman, Jepang, dan Amerika
Serikat. Indonesia juga sekarang berusaha mengembangkan galur (strain) unggul
Rhizopus untuk menghasilkan tempe yang lebih cepat, berkualitas, atau memperbaiki
kandungan gizi tempe. Beberapa pihak mengkhawatirkan kegiatan ini dapat mengancam
keberadaan tempe sebagai bahan pangan milik umum karena galur-galur ragi tempe
unggul dapat didaftarkan hak patennya sehingga penggunaannya dilindungi undang-
undang (memerlukan lisensi dari pemegang hak paten).
Tempe memiliki kandungan gizi nabati seimbang yang sangat sesuai untuk
metabolisme tubuh manusia. Makanan ringan berbahan baku tempe (disebut: Keripik
tempe) adalah makanan yang banyak digemari masyarakat. Keripik tempe memiliki
kelebihan dari segi keawetan, dan kepraktisan untuk dibawa sebagai buah tangan (oleh-
oleh).

Perkembangan teknologi telah banyak membantu umat manusia dalam memudahkan


melakukan pekerjaan yang dihadapi sehingga diperoleh efesiensi kerja yang tinggi.
Adanya penemuan baru di bidang teknologi adalah salah satu bukti bahwa kebutuhan
umat manusia selalu bertambah dari waktu ke waktu di samping untuk memenuhi
kebutuhan manusia menculnya penemuan baru dilatar belakangi oleh penggunaan tenaga
manusia yang terbatas seperti halnya dalam penanganan proses pembentukan dari
pengiris tempe yang selama ini masih dilakukan sangat tradisional. Kebutuhan akan
keripik tempe dimasyarakat kian hari kian meningkat jumlah permintaanya, jenis
pengirisan tempe yang beredar di pasar juga semakin banyak macam dan ukurannya.
Seperti yang telah dituliskan di atas, penangananya masih dilakukan sangat sederhana,
diantaranya adalah dengan menggunakan pisau dapur ataupun pisau khusus yang
diharapkan akan menghasilkan lebih baik lagi. Sistem pemotongan mesin didominasi
dengan cara manual, sehingga hasil yang dicapai kurang memenuhi harapan seperti
bentuk hasil pengirisan tempe serta ketebalan produk yang tidak seragam, lama waktu
pembuatan. Sehingga hal ini merupakan suatu halangan dan kebatasan dalam
peningkatan mutu dan jumlah produk. Peranan berbagai pihak juga telah dilakukan
termasuk pemerintah daerah, untuk mencari solusinya, namun hasilnya belum memadai.

Akibat pembuatan keripik tempe yang masih sangat sederhana sehingga hasil produk
dan kualitas tidak dapat dicapai seperti yang diharapkan. Disamping itu pekerjaan yang
cukup lama dan membutuhkan banyak tenaga kerja, dan dinilai dari segi efisiensi tentu
tidak ekonomis. Hal ini mendasari dan melatar belakangi, maka dirancang suatu mesin
yang mampu membuat keripik tempe dengan hasil produk yang lebih besar dan kualitas
bentuk yang baik dan seragam.

Oleh sebab itu diperlukan sebuah mesin yang memiliki daya guna optimal, secara
garis besar pertimbangan tersebut didasarkan pada :

1. Secara teknis dapat dipertanggung jawabkan, dalam hal ini masih harus :
a. Mampu meningkatkan produktivitas bila dibandingkan dengan cara
yang digunakan dengan alat tradisional.
b. Mampu meningkatkan hasil olah tanpa mengurangi mutu.
2. Secara ekonomis menguntungkan, hal ini terkait dalam hal :
a. Memiliki hasil kwalitas dan hasil yang baik
b. Hasil produk dapat meningkat
3. Secara social dapat diterima, dalam arti kata pengoperasian permesinan atau
peralatan tidak menyulitkan.

Standart eknis untuk tempe telah ditetapkan dalam Standar Nasional Indonesia dan
yang berlaku sejak 9 Oktober 2009 ialah SNI 3144:2009. Dalam standar tersebut, tempe
kedelai didefinisikan sebagai "produk yang diperoleh dari fermentasi biji kedelai dengan
menggunakan kacang Rhizopus sp, berbentuk padatan kompak, berwarna putih sedikit
keabu-abuan da nberbau khas tempe".
1.2.Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas dapat diambil suatu perumusan masalah yaitu
bagaimana merancang mesin kripik tempe kapasitas 30kg/jam.

1.3.Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah, sebagai berikut:

1. Perancangan alat pemotong tempe;


2. Komponen-komponen yang digunakan dalam alat pemotong tempe tersebut;
3. Perbandingan variasi tebal pemotongan terhadap hasil pemotongan;
4. Perbandingan efisiensi pemotongan secara manual dengan menggunakan mesin;
5. Analisa biaya pembuatan mesin kripik tempe.

1.4.Tujuan

Adapun tujuan dari perancangan mesin pemotong tempe ini adalah:

1. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan mekanisme pemotong tempe sebagai bagian dari proses
produksi keripik tempe, yang dapat menggantikan pekerjaan manual yang selama ini
ada di beberapa UKM. Target yang akan dicapai adalah peningkatan efisiensi dari
produksi tersebut.

2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui prinsip kerja mesin kripik tempe kapasitas 30kg/jam;

b. Untuk mengetahui daya yang dibutuhkan pada mesin kripik tempe;

c. Untuk mengetahui perhitungan komponen mesin;

d. Untuk mengetahui dimensi potong dan gaya potong mesin;


e. Perawatan dan perbaikan mesin;

f. Untuk mengetahui biaya yang dibutuhkan dalam pembuatan mesin.

3. Tujuan Akedemis

a. Salah satu syarat dalam menyelesaikan program Diploma III Jurusan

Teknik Mesin Politeknik Negeri Medan;

b. Sebagai aplikasi dari ilmu pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan di


PoliteknikNegeri Medan.

1.5. Manfaat
Adapun manfaat dari mesin tersebut adalah, sebagai berikut:

1. Mesin bersifat Portable (mudah dipindahkan dalam waktu yang cepat),


2. Lockdown (mudah dibongkar pasang),
3. Kontribusi hasil penelitian dalam dunia pendidikan adalah untuk mengembangkan
ilmu yang berkaitan dengan mesin produksi baik bagi mahasiswa maupun kalangan
akademisi.
4. Mesin hasil rancang bangun ini juga dapat diaktifkan sebagai paket praktikum pada
Jurusan Mesin, Politeknik Negeri Medan.

1.6. Metodologi Pengumpulan Data

Dalam melaksanakan tugas akhir dilakukan kegiatan-kegiatan yang meliputi :


1 Persiapan dan orientasi
Mempersiapkan hal-hal yang perlu untuk penelitian, membuat permohonan tugas
akhir, membuat proposal dan konsultasi pada dosen pembimbing.
2 Studi kepustakaan
Studi litaratur yaitu mempelajari buku-buku karangan ilmiah yang berhubungan
dengan masalah yang dihadapi.

3 Pengumpulan data
Pengumpulan data yang akan digunakan penyusunan laporan tugas akhir dengan
cara melihat buku-buku yang bersangkutan dengan judul tugas akhir.

4 Analisa dan evaluasi data


Yakni data yang diperoleh dianalisa dan dievaluasi bersama-sama dosen
pembimbing.

5 Asistensi
Melaporkan hasil penulisan tugas akhir kepada dosen pembimbing siap untuk diketik
dan dijilid.

 
 

Anda mungkin juga menyukai