Anda di halaman 1dari 12

Makalah Etika Profesi

“Whistel Blowing dan HAKI”

Alwi

D42114025
Universitas Hasanuddin Teknik Gowa
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Etika Profesi ini yang
berjudul whistle blowing dan HAKI dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai bagaimana cara yang besikap menghadapi dilema-dilema yang
kemungkinan besar akan kita temukann nantinya saat kita bekerja atau dalam kondisi dimana kita
memiliki pipimpinan yang perintahnya melanggar atau memiliki dampak buruk pada masyarakat
lainnya dan mengetahui bagaimana cara menjaga atau mengetahui hak cipta dari sebuah produk
atau barang. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya juga makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa
depan.

Gowa, 20 Desember 2016


Penulis

DAFTAR ISI ii

Halaman sampul................................................................................................................ i
Kata pengantar…............................................................................................................... ii
Daftar isi............................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar belakang ........................................................................................................ 1
I.2 Rumusan masalah .................................................................................................. 2
I.3 Tujuan .................................................................................................................... 2
I.4 Manfaat ................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
II.1 Pengetian Whistle Blowing ................................................................................... 3
II.2 Aspek-Aspek Whistle Blowing ............................................................................. 3
II.3 Macam-Macam Whitle Blowing ........................................................................... 4
II.4 Pengertian HAKI .................................................................................................. 4
II.5 Macam-macam HAKI .......................................................................................... 5
BAB III PENUTUP
III.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 8
III.2 Saran ..................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I iii
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Etika profesi menjadi topik pembicaraan yang sangat penting dalam masyarakat
sekarang ini. Terjadinya krisis multidimensi di Indonesia menyadarkan masyarakat untuk
mengutamakan perilaku etis karena selama ini perilaku etis selalu diabaikan. Etis menjadi
kebutuhan penting bagi semua profesi yang ada agar tidak melakukan tindakan yang
menyimpang dari hukum.

Untuk lebih mendalami mengenai dunia kerja dan cara bersikap atau etika yang
ppatutnya dilakukan, perlu lebih mendalami topik-topik yang berkaitan dengan peningkatan
kualitas diri dan pribadi sebagai seorang pekerja maupun sebagai seorang profesional . Dalam
melaukukan perkerjaan perlu juga dibatasi dengan kode etik, yang mana seorang pekerja
dalam melakukan kinerjanya. Maka etika profesi seorang pekerja yang dalam menjalankan
tugas akan berjalan dengan secara profesional dan tepat sesuai dengan tujuan pekerjaannya.

Dalam menghadapi dunia kerja kita pasti menemukan kendala yang berhubungan
dengan prinsip kita sebagai seorang profesionalis, kita akan menhadapi dimana kita akan
dintuntut untuk berfikir atau memilah-milah kebijakan yang baik dan yang buruk atau
kebijakan yang dapat merugikan orang lain, untuk lebih memahami cara-cara itu, melalui
makalah ini kami akan membahas tentang cara menyikapi kebijakan yang dapat merugikan
perusahaan, masyarakat atau orang sekita kita yaitu dapat kita sebut dengan whistle blowing
dan dalam makalah ini pula kita akan membahas penting mengetahui hak-hak yang perlu kita
berikan kepada produk atau barang yang kita ciptakan, agar nantinya barang atau produk yang
kita ciptakan tidak diakui oleh orang lain sebagai barang atau produk milik mereka, dalam
pembahasan ini akan dijelaskan mengenai hak atas kekayaan intelektual dari sebuh produk
atau HAKI.
I.2. Rumusan Masalah
1
Rumusan masalah dalam makalah ini dapat kita paparkan sebagai berikut :

1. Apakah yang dimaksud dengan Whistle blowing ?


2. Bagaimana sebuah tindakan itu disebut dengan whitle blowing ?
3. Apakah Macam-macam whistle blowing ?
4. Apakah yang dimaksud dengan HAKI ?
5. Bagaimana pembagian dari HAKI ?

I.3. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Whistle blowing .


2. Mengerti tentang Bagaimana sebuah tindakan itu disebut dengan whitle blowing.
3. Dapat membedakan dari macam-macam whistle blowing.
4. Memahami apa yang dimaksud dengan HAKI untuk sebuah pengakuan hak milik suatu
barang ataup roduk yang kita ciptakan.
5. Mengetahui Bagaimana pembagian dari HAKI tersebut.
BAB II 2

PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Whistle Blowing


Whistle Blowing adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang pekerja untuk
memberitahukan kecurangan yang dilakukan oleh perusahaan ataupun atasan secara pribadi
kepada pihak lain, baik itu umum ataupun instansi atau atasan yang berkaitan langsung dengan
yang melakukan kecurangan tersebut. Jadi tujuan Whistle Blowing disini untuk memperbaiki
atau mencegah suatu tindakan yang merugikan.

II.2 Aspek-Aspek Whistle Blowing


Ada empat aspek dalam Whistle Blowing, yaitu:
1. Dasar pengungkapan : Dasar untuk pengungkapan mungkin disengaja, atau di bawah
tekanan dari atasan atau orang lain untuk tidak mengungkapkan.
2. Relevansi topik : Whistle Blower percaya bahwa informasi tentang masalah yang
signifikan bagi organisasi atau sekutu bisnisnya. Hal ini dapat menjadi ancaman bagi
masyarakat atau karyawan, kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan atau aktivitas
kriminal, atau kebijakan tidak etis.
3. Agen : Orang yang mengungkapkan informasi tersebut dapat menjadi karyawan atau
mantan atau seorang yang memiliki link dekat dengan organisasi.
4. Penerima : Orang atau organisasi, yang menerima informasi tersebut, berada dalam
posisi untuk memperbaiki masalah atau mengingatkan pihak-pihak yang terkena
dampak. Biasanya, penerima tidak mengetahui informasi yang lengkap atau bahkan
sebagian.
II.3 Macam-Macam Whistle Blowing 3
Ada dua macam Whistle Blowing, yaitu :
1. Whistle Blowing Internal, ini terjadi dalam lingkup internal perusahaan, dimana yang
melakukan kecurangan adalah individual di dalam perusahaan kemudian dilaporkan ke
atasan yang bersangkutan, karena tindakaannya dapat merugikan perusahaan.
2. Whistle Blowing eksternal, Whistle blowing eksternal terjadi ketika seorang karyawan
mengetahui kecurangan yang dilakukan oleh perusahaan lalu membocorkannya kepada
masyarakat karena kecurangan itu akan merugikan masyarakat.
Velasque (2005) menyebutkan bahwa Whistle Blowing eksternal secara moral
dibenarkan jika :
a. Ada bukti yang jelas, dan kuat bahwa suatu organisasi melakukan aktivitas yang
melanggar hukum atau berakibat serius pada pihak lain.
b. Usaha-usaha lain telah di lakukan untuk mencegahnya melalui Whistle Blowing
Internal dan gagal.
c. Dapat dipastikan bahwa tindakan Whistle Blowing eksternal akan mampu mencegah
kerugian tersebut.
d. Pelanggaran tersebut cukup serius dan lebih buruk di bandingkan akibat
tindakan Whistle Blowing pada diri seseorang, keluarganya, dan pihak-pihak lain.

II.4 Pengertian HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual)


HAKI merupakan hak eksklusif yang diberikan negara kepada seseorang,
sekelompok orang, maupun lembaga untuk memegang kuasa dalam menggunakan dan
mendapatkan manfaat dari kekayaan intelektual yang dimiliki atau diciptakan.

Bentuk-bentuk (karya) kekayaan intelektual yaitu mencakup : Penemuan, Desain


Produk, Literatur, Seni, Pengetahuan, Software, Nama dan Merek Usaha, Know-How &
Informasi Rahasia, Desain Tata Letak IC, dan Varietas Baru Tanaman.

Tujuan penerapan HAKI tujuan penerapan haki


 Antisipasi kemungkinan melanggar HAKI milik pihak lain .
 Meningkatkan daya kompetisi dan pangsa pasar dalam komersialisasi pasar dalam
komersialisasi kekayaan kekayaan intelektual intelektual.
 Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan strategi penelitian,
4
usaha dan industri di Indonesia

Peraturan Perundang-undangan HaKI di Indonesia antara lain :

 UU No. 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta.


 UU No. 14 tahun 2001 tentang Paten
 UU No. 15 tahun 2001 tentang Merek
 UU No. 30 tahun 2000 tentang Rahasia Dagang
 UU No. 31 tahun 2000 tentang Desain Industri
 UU No. 32 tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
 UU No. 29 tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman

II.5 Macam-Macam HAKI

HAKI dapt kita kelompokan kedalam 2 hal yaitu Hak Cipta dan Hak Kekayaan Industri :

1. Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau
memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi
pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. (Undang-
undang Nomor 19 Tahun 2002).

Ciptaan yang dapat dilindungi oleh UU Hak Cipta yaitu :

a. Buku, program komputer, pamflet, perwajahan (lay out) karya tulis yang diterbitkan dan
semua hasil karya tulis lain.
b. Ceramah, kuliah, pidato dan ciptaan lain yang diwujudkan dengan cara diucapkan.
c. Karya Seni:
 Seni rupa dengan segala bentuk seperti seni lukis, gambar, seni ukir, seni kaligrafi,
seni pahat, seni patung, kolase dan seni terapan, seni batik, fotografi,
 ciptaan lagu atau musik dengan atau tanpa teks.
 Drama, drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, pantomim, sinematografi. –
Arsitektur, Peta
d. Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, database dan karya lain dari hasil
5
pengalihwujudan.

Sedangkan barang atau karya yang tidak dapat didaftarkan sebagai Ciptaan meliputi :

a. Ciptaan di luar bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra.


b. Ciptaan yang tidak orisinil.
c. Ciptaan yang tidak diwujudkan dalam suatu bentuk yang nyata.
d. Ciptaan yang sudah merupakan milik umum.
e. Ketentuan yang diatur dalam pasal 13 UU tentang Hak Cipta (UUHC).

Periode Perlindungan atas suatu ciptaan berlaku selama pencipta hidup dan ditambah
50 tahun setelah pencipta meninggal dunia. Jika pencipta lebih dari 1 orang, maka hak tersebut
diberikan selama hidup ditambah 50 tahun pencipta terakhir meninggal dunia. Hak Cipta atas
ciptaan program komputer, sinematografi, fotografi, database dan karya hasil
pengalihwujudan berlaku selama 50 tahun sejak pertama kali diumumkan.

2. Hak Kekayaan Industri antaralain :


1. Paten hak khusus yang diberikan negara kepada penemu atas hasil penemuannya di bidang
teknologi, untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri penemuannya tersebut atau
memberikan pesetujuannya kepada orang lain untuk melaksanakannya.
Paten memiliki fungsi sebagai berikut :
a. Alat perlindungan menjamin hak komersialisasi
b. Peringatan kepada pihak yang berniat melanggar
c. Advertensi untuk meningkatkan value produk
d. Alat monopoli perdagangan
e. Informasi paten sebagai referensi pengembangan lebih lanjut
f. Informasi paten merupakan informasi strategi riset suatu perusahaan
2. Merk adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan
warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan
dipergunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa, Merek terdaftar mendapat

6
perlindungan hukum untuk jangka waktu 10 (sepuluh) tahun, sejak tanggal penerimaan dan
jangka waktu perlindungan itu dapat diperpanjang.
3. Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang teknologi atau
bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha, dan dijaga
kerahasiaannya oleh pemilik Rahasia Dagang (Berdasarkan Pasal 1 Ayat 1 Undang-
Undang Nomor 30 tahun 2000 tentang Rahasia Dagang).
Lingkup perlindungan Rahasia Dagang meliputi metode produksi, metode
pengolahan, metode penjualan, atau informasi lain di bidang teknologi atau bisnis yang
memiliki nilai ekonomi dan tidak diketahui oleh masyarakat umum.
BAB III
7
PENUTUP

III.1 kesimpulan
Whistle Blowing adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang pekerja untuk
memberitahukan kecurangan yang dilakukan oleh perusahaan ataupun atasan secara pribadi
kepada pihak lain.
Whistle Blowing terbagi 2 yaitu :
 Whistle blowing internal
 Whistle blowing eksternal
HAKI merupakan hak eksklusif yang diberikan negara kepada seseorang,
sekelompok orang, maupun lembaga untuk memegang kuasa dalam menggunakan dan
mendapatkan manfaat dari kekayaan intelektual yang dimiliki atau diciptakan. HAKI terbagi
atas 2 yaitu :
 Hak Cipta
 Hak Kekayaan Industri

III.2 Saran

Saran penulis kepada pembaca makalah ini agar lebih berhati-hati dalam dunia kerja
ini, dan untuk lebih waspada terhadapt pelanggaran hak cipta nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
8

Naagarazan R S. 2016. A Textbook on Professional Ethic and human Value. New Delhi : New
Age International.
Dehn, guy. http://iacconference.org/documents/cs60a.pdf diakses pada 28 November 2016
Nurjannah.http://nurjannah.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/29951/HAK+KEKAYAAN+INTELEKT
UAL.pdf. diakses pada tanggal 28, November 2016.

Dinus. http://eprints.dinus.ac.id/6225/1/ETIKA_PROFESI_6.pdf. Diakses pada 28 November 2016

Anda mungkin juga menyukai