Anda di halaman 1dari 13

BAB II

PEMBAHASAN
A. Sejarah
Trypanosoma rhodesiense erat hubungannya dengan Trypanosoma gambiense,
morfologinya sulit dibedakan. Stephans dan fantham pada tahun 1910 menemukan Trypanosoma
rhodesiense dalam darah seorang pasien penyakit tidur. Mereka membedakannya
dari Trypanosoma gambiense berdasarkan vektor penularnya, virulensinya dalam tikus, dan
ditemukannya varian morfologi yang belum ada pada Trypanosoma gambiense.
Trypanosoma rhodesiense atau penyakit tidur Afrika Timur distribusinya lebih terbatas
daripada Trypanosoma gambiense, yaitu ditemukan di Afrika Timur bagian tengah. Infeksinya
lebih cepat fatal daripada infeksi Trypanosoma gambiense, dan binatang buruan seperti rusa
semak (bushbuck) merupakan hospes reservoar alamiahnya.
Gambar 1. Lalat tsetse.
Menurut perkiraan baru-baru ini, tahun-tahun kehidupan cacat disesuaikan (9 sampai 10
tahun) (DALYs) hilang karena penyakit tidur adalah 2,0 juta.
Perkiraan terakhir menunjukkan bahwa lebih dari 60 juta orang yang tinggal di sekitar 250
lokasi beresiko tertular penyakit, dan ada sekitar 300.000 kasus baru setiap tahun.
Penyakit ini telah dicatat sebagai terjadi di 36 negara, semua di sub-Sahara Afrika. Hal ini
endemik di tenggara barat Uganda dan Kenya dan membunuh lebih dari 40.000 Afrika tahun.
Menurut penelitian, penyakit unik ini berasal dari Afrika dan sudah menjadi wabah
mematikan di beberapa negara di Afrika. Hingga saat ini tercatat 50.000 sampai 70.000 orang di
Sub-Sahara Afrika terserang penyakit tidur atau Human african trypanosomiasis, yang menyebar
melalui gigitan lalat tsetse. Setiap tahunnya juga dilaporkan sekitar 300.000 orang meninggal
akibat penyakit ini di Afrika.
B. Penyebaran

Penyakit ini menyebar didaerah tropis benua Afrika antara 150LU dan 200LS, sesuai
dengan daerah penyebaran lalat tsetse. Di daerah endemis 0,1% - 2% penduduk terineksi. Pada
saat terjadi KB prevalensi penyakit ini bisa mencapai 70%. KLB dapat terjadi apabila karena
sesuatu hal terjadi peningkatan intensitas kontak antara manusia dan lalat tsetse atau strain
tripanosoma yang virulen masuk kedaerah dimana densitas lalat tsetse sangat padat. Masuknya
strain virulen dimungkinkan oleh karena adanya pergerakan hospes manusia atau
lalat tsetse yang terinfeksi ke suatu daerah. Lalat Glossina palpalis merupakan vector utama,
dibagian barat dan bagian tengah Afrika. Infeksi biasanya terjadi disepanjang aliran sungai atau
anak sungai yang berbatasan dengan daerah yang berhutan.
Di Afrika bagian timur dan danau victoria vector utamanya adalah kelompok G. Morsitans,
infeksi terjadi didaerah savana yang kering.
G. fuscipes yang termasuk dalam kelompok palpalis merupakan vector penular penyakit
pada saat KLB penyakit tidur jenis rhodiense yang terjadi di Kenya dan Zaire dan vector ini juga
sejak tahun 1976 diketahui sebagai vector pada penularan peridomestik di Uganda.

C. Taksonomi
Taksonomi lalat tsetse yang menyebabkan Trypanosoma rhodesiense :
Kingdom : animalia
Filum : arthropoda
Kelas : insecta
Ordo : diptera
Famili : glossinidae (theoblad, 1903)
Genus : wiedemann, 1830)
Spesies : Trypanosoma rhodesiense
D. Morfologi
Morfologi Trypanosoma mempunyai ukuran 14-33 x 1,5-3,5 µm (rata-rata 15-20 µm)
Membran bergelombang terdapat pada seluruh tubuh, mempunyai 1 flagella pada ujung anterior,
kinetoplas letaknya lebih ke posterior dekat axonema, letak nukleus di tengah-tengah atau
sentral. Bentuk ini terdapat di dalam tuan rumah perantara maupun sebenarnya. Trypanosoma
masuk didalam tuan rumah perantara pada waktu mengisap darah sebagai makanannya. Di dalam
tubuh manusia Trypanosoma hidup ekstra sellul¬er di dalam darah, limfe dan cairan otak.
Terdapat granula spesifik, tidak berwarna, bergerak aktif, berkembang biak membe¬lah
memanjang, bila diwarnai dengan Giemsa atau Wright, inti akan ber¬warna merah udang, dan
sitoplasma berwarna biru. Bentuk kritidia berukuran 15-20 µm (rata-rata 15 µm). Membran
bergelombang terdapat pada bagian tubuh kean¬terior, kinetoplas letaknya lebih ketengah
dengan axonema, letak nukleus di tengah-tengah, terdapat granula spesifik (seperti
trypanosoma). Terdapat sebagai stadium sementara pada lalat Genus glossina untuk
T.gambiense, T.rhodesiense, sedangkan untuk T.cruzi adalah serangga Genus triatoma.
Berkembang biak membelah dua dan memanjang, dan di dalam kelenjar ludah lalat glossina tadi,
kritidia tersebut mengalami metamorfose menjadi trypanosoma yang siap ditularkan.

E. Habitat
T.b. gambiense, manusia merupakan reservoir utama, sedangkan peranan binatang
peliharaan dan binatang buas sebagai reservoir tidak jelas. Binatang buas terutama babi hutan
dan sapi peliharaan merupakan reservoir utamaT.b. rhodiense. Adapun habitatnya berada dalam
darah.

F. Siklus Hidup

Gambar 2. Siklus hidup lalat tsetse.

Lalat tsetse menjalani metamorfosis sempurna yang terdiri 4 fase :Fase telur, larva
belatung ( maggot ), kepompong, dan lalat dewasa. Jika diamati secara seksama dan kemudian
dibandingkan dengan siklus hidup lalat lain, siklus hidup dari lalat tsetse biasa dikatakan unik.
Contoh keunikan dari siklus hidup lalat tsetse adalah saat sudah wktunya bertelur, induk lalat
tsetse akan tetap menyimpan telur tersebut di dalam tubuhnya sehingga menetas menjadi larva
yang baru menetas tersebut tetap berada di dalam tubuh induknya dan hidup dengan
mengkomsumsi senyawa mirip cairan susu yang dihasilkan oleh kelenjar induknya.
Jika larva sudah memasuki ukuran tertentu, barulah larva lalat tsetse keluar dari tubuh
induknya dan “lahir” ke dunia. Masa hidup larva di dunia relatif singkat karena hanyya dalam
waktu beberapa jam usai keluar dari tubuh induknya, larva lalat tsetse segera mencari tempat
yang terlindung untuk berubah menjadi pupa. Masa pupa atau kepompong berlangsung selama
beberapa hari dan sesudah itu lalat tsetse dewasa akan keluar. Di fase dewasa ini, lalat tsetse
hanya hidup dari mengisap darah mamalia dan bisahidup hingga usia 4 bulan.

G. Penyebab Penyakit
Tidur adalah keadaan dimana kita merelaksasikan semua organ tubuh yang lelah.
Hampir semua manusia menghabiskan sepertiga dari waktu hidupnya dengan tidur. Tidur bukan
saja karena kelelahan tetapi juga karena kebiasaan dan pola hidup.

Penyebab penyakit adalah Trypanosoma brucei gambiense dan T.b. rhodesiense,flagelata


darah. Kriteria untuk diferensiasi spesies tidaklah mutlak; isolat yang diambil dari kasus virulen
dengan perjalanan penyakit yang sangat progresif dianggap sebagai T. B rhodesiense, terutama
apabila infeksi terjadi di Afrika bagian timur. Sedangkan jika infeksi didapatkan di Afrika bagian
barat dan tengah, biasanya perjalanan penyakit lebih kronis biasanya disebabkan oleh T.b.
gambiense.
Penyakit ini disebut African trypanosomiasisatau nama lainnya penyakit tidur. Penyakit ini
adalah penyakit yang menyerang sistem syaraf dan disebabkan oleh protozoatrypanosoma yang
masuk ke dalam tubuh melalui gigitan lalat tsetse. Lalat tsetse adalah salah satu spesies lalat
yang menghisap darah mamalia.

kit. Gambar 4. Orang yang terkena penyakit trypanosomiasis.

Menurut penelitian, penyakit unik ini berasal dari Afrika dan sudah menjadi wabah
mematikan di beberapa negara di Afrika. Hingga saat ini tercatat 50.000 sampai 70.000 orang di
Sub-Sahara Afrika terserang penyakit tidur atau Human african trypanosomiasis, yang menyebar
melalui gigitan lalat tsetse. Setiap tahunnya juga dilaporkan sekitar 300.000 orang meninggal
akibat penyakit ini di Afrika.

Gigitan lalat ini menyebabkan rasa sakit dan bengkak merah di bekas gigitan. Infeksi ini
akan menyebar melalui darah dan mengakibatkan gejala awal demam, sakit kepala, sakit sendi,
gatal-gatal pada kulit, dan lemas. Kemudian bakteri ini menyerang otak dan menyebabkan
penyakit-penyakit serius lainnya seperi pembengkakan kelenjar limfa, anemia, dan penyakit
ginjal.

Orang yang terjangkit akan mengalami kejang-kejang dan sulit berpikir. Serta pola tidur
yang lebih lama dari biasanya. Penyakit ini sangat sulit dideteksi karena memiliki gejala awal
seperti penyakit malaria.

Apabila seseorang terjangkit, penderita akan merasakan kantuk yang sangat hebat disiang
hari. Tetapi penderita akan menjadi insomnia atau susah tidur pada malam hari. Apabila pola
tidur semakin sulit dikendalikan, penderita bisa mengalami koma bahkan hingga kematian.
Penyakit ini tidak hanya menyerang manusia tetapi juga mamalia lainnya. Hewan yang
terserang penyakit ini akan mengalami penurunan produktifitas dan akhirnya mati.

Metode penyebaran penyakit ini mirip dengan penyebaran penyakit lain yang
membutuhkan perantara. Ketika lalat tsetse menghisap darah penderita penyakit tidur,
mikroba trypanosoma akan ikut terhisap. Mikroba yang terhisap akan tinggal dan tidak mati di
dalam tubuh lalat.

Ketika lalat yang sama menghisap darah orang yang sehat, mikroba trypanosomatanpa
sengaja masuk kedalam tubuh orang yang dihisap darahnya. Selain melalui lalat tsetse, penyakit
ini juga bisa ditularkan melalui transfusi darah.

Gambar 5. Bakteri trypanosoma dalam darah.

Sebelumnya, menurut penelitian untuk menyembuhkan penyakit ini harus melakukan


terapi. Selain itu, penderita juga di harapkan meminum obat untuk menyembuhkan penyakit ini.
Namu cara yang kedua ini sangat beresiko karena 5%-20% penderita meninggal akibat
komplikasi dari obat yang digunakan.

Pada akhir Maret 2010 lalu, ilmuwan asal Kanada dan Inggris berhasil menemukan obat
yang bisa menyerang enzim parasit tersebut yang diharapkan bisa mempertahankan hidup
seseorang. Obat itu sudah di uji klinis (percobaan pada manusia) dalam 18 bulan.

Ilmuan asal Belgia juga menemukan cara untuk menyembuhkan penyakit yang disebabkan
lalat tsetse ini. Para ilmuwan menjelaskan bahwa ada sebuah bakteri yang disebut Sodalis
Glossinidius yang hidup pada lalat tsetse yang dapat menyembuhkan penyakit tersebut. Gen
bakteri akan diubah untuk mendapatkan antibodi yang dapat melawan parasit yang menyebar di
tubuh manusia. Dr David Horn dari London School of Hygiene and Tropical Medicine
mengatakan, “Ini adalah konsep yang menjanjikan, dan sekarang sedang diupayakan untuk
membuat anti-trypanosomal.”

Karena penyakit yang berbahaya ini, manusia berusaha menekan keberadaan lalat tsetse
yang menjadi perantara ini. Beberapa metode dilakukan seperti melakukan penyemprotan
memakai insektisida, pemasangan jebakan, dan melepaskan lalat jantan steril (mandul) ke alam
liar agar telur hasil perkawinan tidak dapat menetas.

H. Pencegahan

1. Cara-cara Pencegahan
Memilih cara pencegahan yang tepat harus di dasari pada pengetahuan dan pengenalan
ekologi dari vektor dan penyebab penyakit disuatu wilayah. Dengan pengetahuan tersebut, maka
suatu daerah dengan keadaan geografis tertentu, dapat dilakukan satu atau beberapa langkah
berikut sebagai langkah prioritas dalam upaya pencegahan :
a. Berikan Penyuluhan kepada masyarakat tentang cara-cara perlindungan diri terhadap gigitan
lalat tsetse.
b. Menurunkan populasi parasit melalui survei masyarakat untuk menemukan mereka yang
terinfeksi, obati mereka yang terinfeksi.
c. Bila perlu hancurkan habitat lalat tsetse, namun tidak dianjurkan untuk menghancurkan vegetasi
secara tidak merata. Membersihkan semak-semak dan memotong rumput disekitar desa sangat
bermanfaat pada saat terjadi penularan peridomestik. Apabila pada wilayah yang telah
dibersihkan dari vegetasi liar dilakukan reklamasi dan dimanfaatkan untuk lahan pertanian maka
masalah vektor teratasi untuk selamanya.
d. Mengurangi kepadatan lalat dengan menggunakan perangkap dan kelambu yang sudah dicelup
dengan deltametrin serta dengan penyemprotan insektisida residual (perythroid sintetik 5%,
DDT, dan dieldrin 3% merupakan insektidida yang efektif). Dalam situasi darurat gunakan
insektisida aerosol yang disemprotkan dari udara.
e. Melarang orang-orang yang pernah tinggal atau pernah mengunjungi daerah endemis di Afrika
untuk menjadi donor darah.
2. Penanggulangan Wabah
Dalam keadaan KLB lakukkan survei massal yang terorganisasikan dengan baik dan
berikan pengobatan bagi penderita yang ditemukan serta lakukan pengendalian lalat tsetse.
Bila terjadi lagi KLB di daerah yang sama walaupun sudah melaksanakan upaya-upaya
pemberantasan, maka upaya-upaya yang tercantum pada butir 9A harus dilakukan dengan lebih
giat.

3. Penanganan Internasional
Meningkatkan upaya kerjasama lintas sektor di daerah endemis. Penyebar luasan informasi
dan meningkatkan tersedianya bahan dan alat diagnosa sederhana untuk skrining dan upaya
sederhana pengendalian vektor.
Kembangkan sistem yang efektif pendistribusian reagen dan obat-obatan. Kembangkan
sistem pelatihan pada tingkat nasional dan internasional. Manfaatkan pusat-pusat kerjasama
WHO.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Trypanosoma brucei rhodiensis, parasit ini lebih agresif dan memiliki kemampuan
berkembang biak lebih cepat dibandingkan Trypanosoma brucei gabiensis. Penyakit ini dapat
mengakibatkan fatal setelah 9 sampai 12 bulan terinfeksi. Efeknya pada sistem syaraf berupa
penurunan nafsu makan, dan gangguan mental. Penyakit ini jarang dalam bentuk kronis (dalam
jangka waktu lama)' karena menyerang ginjal, dan otot-otot jantung yang dampaknya sangat fatal
bagi kelangsungan hidup penderita.

B. Saran

Semoga dengan adanya makalah ini, mahasiswa dapat mengetahui trypanosoma


rhodesiense serta agar pembaca dapat mengetahui cara-cara yang dapat dilakukan untuk
mencegah penyakit tersebut. Kritik dan saran penulis tetap harapkan demi perbaikan selanjutnya.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah LeishmaniaTropica.
Leishmaniatropica adalah parasit yang menginfeksi manusia dan tikus (hewan pengeret).
Hal ini dapat menyebabkan penyakit yang disebut Leishmaniasis kulit. Leishmaniatropicabersel
tunggal trypanosome parasit yang bertanggung jawab untuk kulit menyebabkan Leishmaniasis.
Leishmaniasisditemukan disekitar 88 negara di seluruh dunia. Deskripsi pertama tentang parasit
ini dilakukan oleh Boroshy (1898) dan Wright (1903). Pemberian nama Leishmaniatropica
dilakukan oleh Luke (1906). Sinonimnya adalah Helcosomatropica, Herpetomonastropica,
Herpetomonasfuruncolosa.

Gambar 1.1 Parasit Leismania tropica

B. Penyebaran
Penyebaran dari parasit ini hampir sama dengan Leishmaniadonovani, hanya saja
dilaporkan bahwa tidak ditemukan satu daerah yang sama kedua parasit ini secara bersamaan.
Eropa : sepanjang pantai mediterania.
Afrika : Barat, Sudan, Tunisia, Ethiopia.
Asia : Asia Tengah, India, Israel, Turki dan lain-lain.
Amerika tengan dan selatan.
Parasit Leishmania ditularkan melalui gigitan lalat pasir betina. 7-10 hari setelah lalat
pasir menggigit penderita Leishmaniasis, parasit yang ada pada lalat pasir dapat ditularkan
keorang yang digigit oleh lalat pasir tersebut. Setelah masuk kedalam tubuh penderita, parasit ini
menginfeksi sel darah putih dan mengalami inkubasi selama berminggu-minggu hingga
berbulan-bulan sebelum meninggalkan gejala.

Gambar 1.2 lalat pasir

C. Taxonomi
Kingdom : protista
Subkingdom : Protozoa
Phylum : Sarcomastigophora
Subphylum : Mastigophora
Class : Zoomastigophora
Order : Kinetplastida
Family : Trypanosomatidae
Genus : Leishmania
Species : Tropica

D. Marfologi
Leishmaniatropicaberbentuk oval, berdiameter 2 mikron atau dengan ukuran 3x4 2
mikron, tidak mempunyai flagella, terdapat axonema, 1 nukleus, 1 blefaroplas dan 1 kinetoplas.
Bila organism tersebut diwarnai dengan Giemsa atau Wright, maka nucleus dan kinetoplas akan
berwarna merah, sedang sitoplasma akan berwarna biru. Stadium leishmania hanya terdapat
didalam tubuh tuan rumah (manusia), leishmania hidup intra seluler dan berkembang biak
dengan membelah diri.
Marfologi parasit ini cara mengifeksinya sama yaitu pada manusia, parasit ini hidup
intraseluler dalam darah, yaitu dalam sel retikulo-endotel (re) sebagai stadium amastigot. Parasit
ini berkembang biak secara belah pasang dan berukuran kira-kira 2 mikron. Sel RE dapat terisi
penuh oleh parasit, sehingga sel itu pecah
Stadium amastigot sementara berada dalam peredaran darah tepi, kemudian masuk atau
mencari sel RE yang lain, sehingga stadium ini dapat ditemukan dalam sel RE hati, limpa,
sumsum tulang dan kilenjar limfe visceral. Dilambungphlebotomus, stadium amastigot ini
berubah menjadi stadium promastigot yang kemudian bermigrasi ke proboscis. Infeksi terjadi
dengan tusukan lalat phlebotomus yang memasukkan stadium promastigot melalui prombosisnya
kedalam badan manusia.

E. Siklus Hidup
1. Sandfly menggigit kulit manusia dan menginfeksikan fase promastigote pada protozoa ke dalam
minang.
2. Macrophage akan memphagositositpromastigote.
3. Didalam Macrohage, promastogote akan berkembang menjadi Amastigote.
4. Amastigote terus memperbanyak diri didalam sehingga macrophage pecah dan terjadinya
penyebaran pada macrophage lain.
5. (Fase pada Sandfly) sandfly menggigit manusia yang terinfeksi, tahap amastogote di manusia.
6. Berkembang biak dan bertambah banyak diusus lalat pasir.
7. Amastigote kemudian akan berkembang ke tahap selanjutnya yaitu tahap promastigote di dalam
midgut.
8. Dari midgut akan masuk menuju kelenjar ludah sandfly.
Siklus hidup Leishmaniatropicaidentik dengan parasit terkait lainnya dari genus yang
sama dan meliputi baik sebuah amastigote dan tahap promastigote. Paris lalat menyuntikkan
tahap infektif promastigote. Tahap promastigote dianggap bagian dari tahap infeksi, dimana lalat
pasir menginfeksi host dengan parasit melalui makan, amastigote ini merupakan bagian dari
jaringan tahap dimana parasit mengubah setelah ditelan oleh makrofag seorang.

F. Penyebab Penyakit.
lalat pasir kecil yang terinfeksi menyebarkan protozoa ketika mereka menggigit orang
atau hewan, seperti anjing atau tikus. Jarang infeksi menyebar di dalam transfuse darah, melalui
suntikan dengan jarum yang pernah digunakan oleh orang yang terinfeksi, dari ibu ke anak
ketika lahir, atau melalui hubungan seks.
Bentuk yang mempengaruhi organ bagian dalam (visceral leishmaniasis, atau kala-azar)
terjadi di India, afrika (terutama kali sudan), asia tengah, daerah sekitar mediterania, amerika
selatan dan tengah, dan tidak sering di cina. Parasit menyebar dari kulit menuju batang getah
bening, limfa, hati, dan sumsum tulang. Bentuk yang mempengaruhi kulit (cutaneous
leishmaniasis) terjadi di eropa selatan, asia, afrika, meksiko, dan amerika selatan dan pusat.
Perjangkitan telah terjadi diantara personil militer amerika serikat yang berlatih di panama atau
melayani di irak dan afganistan. Kadangkala, wisatawan menuju daerah yang terkena mengalami
gangguan tersebut. Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang dilemahkan. Terutama sekali
mereka yang menderita AIDS, lebih rentan terhadap leishmaniasis.
Penyebab leishmaniasis adalah protozoa leishmaniasis. Penyakit ini disebarkan oleh lalat
pasir yang terinfeksi, yaitu dengan menggigit manusia atau hewan, misalnya anjing atau hewan
pengerat. Pada kasus yang jarang, infeksi dapat menyebar melalui transfuse darah, jarum suntik
yang sebelumnya dipakai oleh orang yang terinfeksi, dari ibu ke bayinya saat dilahirkan, atau
melalui hubungan seksual. Hospes definitifnya adalah manusia dan hodpesreservoarnya adalah
anjing. Dibeberapa daerah, penyakit ini dapat merupakan penyakit pada anjing yang sewaktu-
waktu dapat ditularkan kepada manusia. Lalat Phlebotomus merupakan hospes perantara atau
vektornya.

G. Pencegahan
Metode terbaik adalah penyemprotan insektisida untuk membunuh vector. Orang yang
melaukan perjalanan jauh di daerah endemic harus mengenakan pakaian pelindung dan
menggunakan anti serangga. Kelambu dan pintu dan jendela pada ruma harus dimaksimalkan.
Jaring harus sangat baik untuk menjadi efektif sebagai lalat pasir sekitar satu ukuran sepertiga
dari nyamuk.
Upaya pencegahan berbeda dari satu tempat ke tempat lain, tergantung kepada kebiasaan
dari hospes mamalia dan bionomic vector phlebotomine. Begitu kebiasaan hospes ini diketahui,
maka langkah pencegahan yang tetap dapat dilakukan yang meliputi :
1. Lakukan deteksi kasus secara dini untuk semua bentuk leishmaniasis dan merupakan salah satu
cara penanggulangan terpenting untuk mencegah lesi selaput lender memburuk, di belahan bumi
bagian barat dan menengah, bentuk “recidivans” dibelahan bumi bagian timur, pada situasi
dimana reservoir penyakit terutama atau hanya manusia.
2. Gunakan insektisida yang mempunyai dampak residual secara rutin. Lalat pasir phlebotomine
mempunyai jarak terbang yang relative pendek dan sangat rentan untuk ditanggulangi dengan
penyemprotan secara sistematis menggunakan insektisida yang bersifat residual. Penyemprotan
harus meliputi bagian dalam dan bagian luar pintu dan lubang anginnya jika penularan terjadi di
pemukiman. Tempat-tempat lain di belahan bumi bagian timur yang mungkin menjadi tempat
berkembangbiaknya lalat pasir seperti dinding/tembok batu, kadang hewan dan tumpukan
sampah harus juga disemprot. Menghalangi (menapis) vector dengan menggunakan kelambu
dengan 10-12 lubang tiap cm2 atau 25-30 lubang per inci persegi. Dengan ukuran lubang tidak
lebih dari 0,89 mm atau 0,035 inci. Saat ini sedang dilakukan uji coba kelambu yang direndam
dengan insektisida.
3. Bersihkan timbunan sampah dan sarang lain untuk phlebotomines di Belahan Bumi bagian
Timur.
4. Musnahkan binatang sejenis tikus dan hancurkan lubang serta sarang mereka dengan cara
menggalinya dalam-dalam. Di daerah tertentu perlu dilakukan pengawasan terhadap anjing.
5. Di Belahan Bumi bagian Barat, orang agar menghindari datang kedaerah yang dihuni oleh lalat
pasir seperti daerah yang berhutan, terutama pada waktu sore hari. Jika harus datang ketempat
tersebut gunakan pelindung yang memadai serta gunakan repelan agar terhindar dari gigitan lalat
pasir.
6. Lakukan manajemen lingkungan dengan baik dan bersihkan hutan secara berkala.
Kemitraan antara WHO, lembaga-lembaga riset di wilayah ini dan industry farmasi telah
membantu dalam pembuatan alat baru untuk diagnose dini (‘rk39) dan (miltefosine) yang aman
dan paromomycin yang dapat diinjeksi. WHO telah memberikan dukungannya untuk
membangun komitmen politik yang menghasilkan penandatanganan MOU guna meningkatkan
kerjasama antara Negara-negara endemic dan telah melanjutkan melibatkan pimpinan politik
demi kelanjutan komitmen politik. WHO telah mendirikan Kelopok Penasehat Teknis
Regional(KPTR) untuk memberikan bimbingan teknis terhadap pemberantasan kala azar. WHO
menyiapkan rencana strategis regional dan membantu Negara-negara dalam penyusunan rencana
tersebut untuk pelaksanaan dan menuangkan rencana tersebut kedalam dokumen-dokume
proyek.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Leishmaniatropica adalah parasit yang menginfeksi manusia dan tikus(hewan pengerat).
Marfologi parasit ini cara infeksinya yaitu pada manusia, parasit ini hidup intraseluler dalam
darah, yaitu dalam sel Retikulo-Endotel(RE) sebagai stadium amastigot.
2. Parasit ini berkembangbiak secara belah pasang dan berukuran kira-kira 2 mikron. Siklus hidup
leishmaniatropica adalah indentik dengan parasit terkait lainnya dari genus yang sama dan
meliputi baik sebuah amastigote dan tahap promastigote.
3. Metode pencegahan terbaik adalah penyemprotan insektisida untuk membunuh vector. Orang
yang melakukan perjalanan jauh di daerah endemic harus mengenakan pakaian pelindung dan
menggunakan anti serangga.

B. Saran
Untuk mencegah kontak dengan vector penyakit (lalat pasir) yang menyebarkan parasit
tersebut, dapat dilakukan beberapa hal sebagai berikut :
1. Gunakan penolak serangga (repellent) yang mengandung DEET (doethytoluamide) pada kulit.
2. Gunakan insektisida (misalnya permethry) pada kasa serangga, kelambu, dan pakaian.
3. Gunakan pakaian lengan panjang, celana panjang, dan kaus kaki, untuk meminimalkan bagian
kulit yang terpapar.

BAB II

PEMBAHASAN
A. Sejarah LeishmaniaTropica.
Leishmaniatropica adalah parasit yang menginfeksi manusia dan tikus (hewan pengeret).
Hal ini dapat menyebabkan penyakit yang disebut Leishmaniasis kulit. Leishmaniatropicabersel
tunggal trypanosome parasit yang bertanggung jawab untuk kulit menyebabkan Leishmaniasis.
Leishmaniasisditemukan disekitar 88 negara di seluruh dunia. Deskripsi pertama tentang parasit
ini dilakukan oleh Boroshy (1898) dan Wright (1903). Pemberian nama Leishmaniatropica
dilakukan oleh Luke (1906). Sinonimnya adalah Helcosomatropica, Herpetomonastropica,
Herpetomonasfuruncolosa.

Gambar 1.1 Parasit Leismania tropica

B. Penyebaran
Penyebaran dari parasit ini hampir sama dengan Leishmaniadonovani, hanya saja
dilaporkan bahwa tidak ditemukan satu daerah yang sama kedua parasit ini secara bersamaan.
Eropa : sepanjang pantai mediterania.
Afrika : Barat, Sudan, Tunisia, Ethiopia.
Asia : Asia Tengah, India, Israel, Turki dan lain-lain.
Amerika tengan dan selatan.
Parasit Leishmania ditularkan melalui gigitan lalat pasir betina. 7-10 hari setelah lalat
pasir menggigit penderita Leishmaniasis, parasit yang ada pada lalat pasir dapat ditularkan
keorang yang digigit oleh lalat pasir tersebut. Setelah masuk kedalam tubuh penderita, parasit ini
menginfeksi sel darah putih dan mengalami inkubasi selama berminggu-minggu hingga
berbulan-bulan sebelum meninggalkan gejala.

Gambar 1.2 lalat pasir

C. Taxonomi
Kingdom : protista
Subkingdom : Protozoa
Phylum : Sarcomastigophora
Subphylum : Mastigophora
Class : Zoomastigophora
Order : Kinetplastida
Family : Trypanosomatidae
Genus : Leishmania
Species : Tropica

D. Marfologi
Leishmaniatropicaberbentuk oval, berdiameter 2 mikron atau dengan ukuran 3x4 2
mikron, tidak mempunyai flagella, terdapat axonema, 1 nukleus, 1 blefaroplas dan 1 kinetoplas.
Bila organism tersebut diwarnai dengan Giemsa atau Wright, maka nucleus dan kinetoplas akan
berwarna merah, sedang sitoplasma akan berwarna biru. Stadium leishmania hanya terdapat
didalam tubuh tuan rumah (manusia), leishmania hidup intra seluler dan berkembang biak
dengan membelah diri.
Marfologi parasit ini cara mengifeksinya sama yaitu pada manusia, parasit ini hidup
intraseluler dalam darah, yaitu dalam sel retikulo-endotel (re) sebagai stadium amastigot. Parasit
ini berkembang biak secara belah pasang dan berukuran kira-kira 2 mikron. Sel RE dapat terisi
penuh oleh parasit, sehingga sel itu pecah
Stadium amastigot sementara berada dalam peredaran darah tepi, kemudian masuk atau
mencari sel RE yang lain, sehingga stadium ini dapat ditemukan dalam sel RE hati, limpa,
sumsum tulang dan kilenjar limfe visceral. Dilambungphlebotomus, stadium amastigot ini
berubah menjadi stadium promastigot yang kemudian bermigrasi ke proboscis. Infeksi terjadi
dengan tusukan lalat phlebotomus yang memasukkan stadium promastigot melalui prombosisnya
kedalam badan manusia.

E. Siklus Hidup
1. Sandfly menggigit kulit manusia dan menginfeksikan fase promastigote pada protozoa ke dalam
minang.
2. Macrophage akan memphagositositpromastigote.
3. Didalam Macrohage, promastogote akan berkembang menjadi Amastigote.
4. Amastigote terus memperbanyak diri didalam sehingga macrophage pecah dan terjadinya
penyebaran pada macrophage lain.
5. (Fase pada Sandfly) sandfly menggigit manusia yang terinfeksi, tahap amastogote di manusia.
6. Berkembang biak dan bertambah banyak diusus lalat pasir.
7. Amastigote kemudian akan berkembang ke tahap selanjutnya yaitu tahap promastigote di dalam
midgut.
8. Dari midgut akan masuk menuju kelenjar ludah sandfly.
Siklus hidup Leishmaniatropicaidentik dengan parasit terkait lainnya dari genus yang
sama dan meliputi baik sebuah amastigote dan tahap promastigote. Paris lalat menyuntikkan
tahap infektif promastigote. Tahap promastigote dianggap bagian dari tahap infeksi, dimana lalat
pasir menginfeksi host dengan parasit melalui makan, amastigote ini merupakan bagian dari
jaringan tahap dimana parasit mengubah setelah ditelan oleh makrofag seorang.

F. Penyebab Penyakit.
lalat pasir kecil yang terinfeksi menyebarkan protozoa ketika mereka menggigit orang
atau hewan, seperti anjing atau tikus. Jarang infeksi menyebar di dalam transfuse darah, melalui
suntikan dengan jarum yang pernah digunakan oleh orang yang terinfeksi, dari ibu ke anak
ketika lahir, atau melalui hubungan seks.
Bentuk yang mempengaruhi organ bagian dalam (visceral leishmaniasis, atau kala-azar)
terjadi di India, afrika (terutama kali sudan), asia tengah, daerah sekitar mediterania, amerika
selatan dan tengah, dan tidak sering di cina. Parasit menyebar dari kulit menuju batang getah
bening, limfa, hati, dan sumsum tulang. Bentuk yang mempengaruhi kulit (cutaneous
leishmaniasis) terjadi di eropa selatan, asia, afrika, meksiko, dan amerika selatan dan pusat.
Perjangkitan telah terjadi diantara personil militer amerika serikat yang berlatih di panama atau
melayani di irak dan afganistan. Kadangkala, wisatawan menuju daerah yang terkena mengalami
gangguan tersebut. Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang dilemahkan. Terutama sekali
mereka yang menderita AIDS, lebih rentan terhadap leishmaniasis.
Penyebab leishmaniasis adalah protozoa leishmaniasis. Penyakit ini disebarkan oleh lalat
pasir yang terinfeksi, yaitu dengan menggigit manusia atau hewan, misalnya anjing atau hewan
pengerat. Pada kasus yang jarang, infeksi dapat menyebar melalui transfuse darah, jarum suntik
yang sebelumnya dipakai oleh orang yang terinfeksi, dari ibu ke bayinya saat dilahirkan, atau
melalui hubungan seksual. Hospes definitifnya adalah manusia dan hodpesreservoarnya adalah
anjing. Dibeberapa daerah, penyakit ini dapat merupakan penyakit pada anjing yang sewaktu-
waktu dapat ditularkan kepada manusia. Lalat Phlebotomus merupakan hospes perantara atau
vektornya.

G. Pencegahan
Metode terbaik adalah penyemprotan insektisida untuk membunuh vector. Orang yang
melaukan perjalanan jauh di daerah endemic harus mengenakan pakaian pelindung dan
menggunakan anti serangga. Kelambu dan pintu dan jendela pada ruma harus dimaksimalkan.
Jaring harus sangat baik untuk menjadi efektif sebagai lalat pasir sekitar satu ukuran sepertiga
dari nyamuk.
Upaya pencegahan berbeda dari satu tempat ke tempat lain, tergantung kepada kebiasaan
dari hospes mamalia dan bionomic vector phlebotomine. Begitu kebiasaan hospes ini diketahui,
maka langkah pencegahan yang tetap dapat dilakukan yang meliputi :
1. Lakukan deteksi kasus secara dini untuk semua bentuk leishmaniasis dan merupakan salah satu
cara penanggulangan terpenting untuk mencegah lesi selaput lender memburuk, di belahan bumi
bagian barat dan menengah, bentuk “recidivans” dibelahan bumi bagian timur, pada situasi
dimana reservoir penyakit terutama atau hanya manusia.
2. Gunakan insektisida yang mempunyai dampak residual secara rutin. Lalat pasir phlebotomine
mempunyai jarak terbang yang relative pendek dan sangat rentan untuk ditanggulangi dengan
penyemprotan secara sistematis menggunakan insektisida yang bersifat residual. Penyemprotan
harus meliputi bagian dalam dan bagian luar pintu dan lubang anginnya jika penularan terjadi di
pemukiman. Tempat-tempat lain di belahan bumi bagian timur yang mungkin menjadi tempat
berkembangbiaknya lalat pasir seperti dinding/tembok batu, kadang hewan dan tumpukan
sampah harus juga disemprot. Menghalangi (menapis) vector dengan menggunakan kelambu
dengan 10-12 lubang tiap cm2 atau 25-30 lubang per inci persegi. Dengan ukuran lubang tidak
lebih dari 0,89 mm atau 0,035 inci. Saat ini sedang dilakukan uji coba kelambu yang direndam
dengan insektisida.
3. Bersihkan timbunan sampah dan sarang lain untuk phlebotomines di Belahan Bumi bagian
Timur.
4. Musnahkan binatang sejenis tikus dan hancurkan lubang serta sarang mereka dengan cara
menggalinya dalam-dalam. Di daerah tertentu perlu dilakukan pengawasan terhadap anjing.
5. Di Belahan Bumi bagian Barat, orang agar menghindari datang kedaerah yang dihuni oleh lalat
pasir seperti daerah yang berhutan, terutama pada waktu sore hari. Jika harus datang ketempat
tersebut gunakan pelindung yang memadai serta gunakan repelan agar terhindar dari gigitan lalat
pasir.
6. Lakukan manajemen lingkungan dengan baik dan bersihkan hutan secara berkala.
Kemitraan antara WHO, lembaga-lembaga riset di wilayah ini dan industry farmasi telah
membantu dalam pembuatan alat baru untuk diagnose dini (‘rk39) dan (miltefosine) yang aman
dan paromomycin yang dapat diinjeksi. WHO telah memberikan dukungannya untuk
membangun komitmen politik yang menghasilkan penandatanganan MOU guna meningkatkan
kerjasama antara Negara-negara endemic dan telah melanjutkan melibatkan pimpinan politik
demi kelanjutan komitmen politik. WHO telah mendirikan Kelopok Penasehat Teknis
Regional(KPTR) untuk memberikan bimbingan teknis terhadap pemberantasan kala azar. WHO
menyiapkan rencana strategis regional dan membantu Negara-negara dalam penyusunan rencana
tersebut untuk pelaksanaan dan menuangkan rencana tersebut kedalam dokumen-dokume
proyek.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Leishmaniatropica adalah parasit yang menginfeksi manusia dan tikus(hewan pengerat).
Marfologi parasit ini cara infeksinya yaitu pada manusia, parasit ini hidup intraseluler dalam
darah, yaitu dalam sel Retikulo-Endotel(RE) sebagai stadium amastigot.
2. Parasit ini berkembangbiak secara belah pasang dan berukuran kira-kira 2 mikron. Siklus hidup
leishmaniatropica adalah indentik dengan parasit terkait lainnya dari genus yang sama dan
meliputi baik sebuah amastigote dan tahap promastigote.
3. Metode pencegahan terbaik adalah penyemprotan insektisida untuk membunuh vector. Orang
yang melakukan perjalanan jauh di daerah endemic harus mengenakan pakaian pelindung dan
menggunakan anti serangga.

B. Saran
Untuk mencegah kontak dengan vector penyakit (lalat pasir) yang menyebarkan parasit
tersebut, dapat dilakukan beberapa hal sebagai berikut :
1. Gunakan penolak serangga (repellent) yang mengandung DEET (doethytoluamide) pada kulit.
2. Gunakan insektisida (misalnya permethry) pada kasa serangga, kelambu, dan pakaian.
3. Gunakan pakaian lengan panjang, celana panjang, dan kaus kaki, untuk meminimalkan bagian
kulit yang terpapar.

Anda mungkin juga menyukai